1
Lembar Pernyataan Orisinalitas
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun
yang membuatkan ringkasan ini untuk kami.
Kami mempunyai kopi dari ringkasan ini yang bisa kami reproduksi jika
ringkasan yang dikumpulkan hilang atau rusak
2
Kata Pengantar
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Toddler dalam bahasa inggris berarti anak kecil yang barus belajar
berjalan (John M Echols & Hassan Shadlity,2009). Toddler merupakan anak-
anak yang berusia 1-3 tahun yang bisa dilihat peningkatan ukuran tubuh yang
terjadi secara bertahap yang menunjukan karakteristik percepatan.
1. Anak dengan sehat jiwa dapat melakukan aktivitas yang produktif seperti
bermain dan belajar sesuai dengan kapasitas intelektual dan usianya
2. Anak yang sehat jiwa memiliki berkembangan secara kognitif yang bisa
memadai dan memunculkan kemauan untuk mempelajari hal baru di
sekitarnya
3. Memiliki kreativitas
4. Memiliki kemampuan bahasanya pun berkembang
5. Anak yang sehat mental memiliki kedekatan dalam hubungan dengan
orang tua dan merasa aman berada di lingkungan sekitar tempat tinggal
6
2.4 Masalah kejiwaan dalam perkembangan toddler
Masalah kejiwaan yang biasanya terjadi pada usia anak lebih banyak
berbentuk gangguan perilaku akibat gangguan pertumbuhan dan
perkembangan berikut beberapa masalah yang biasanya sering terjadi pada
masa anak :
1. Retardasi mental
2. Gangguan ketrampilan motoric
3. Gangguan hiperaktif
4. Austisme
2.5 Konsep Asuhan keperawatan
2.5.1 Pengkajian
1. Data subjektif
Klien mengenal dan mengetahui namanya
Klien banyak bertanya tentang hal/benda yang baru
diketahuinya
Klien mampu manyatakan keinginan untuk buang air
besar/kecil
2. Data objektif
Klien mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
7
Klien mau berpisah dengan orang tuanya hanya sebentar
Klien suka membantah dan tidak menuruti perintah
2.5.3 Diagnosa
Resiko Harga Diri rendah
Isolasi social
2.5.4 Intervensi
a. Risiko Harga Diri Rendah
8
semestinya dilakukan anak terhadap
meningkat oleh anak inormasi yang
benar
b. Isolasi Sosial
9
dialami membantu
Jelaskan meningkatkan
respon rasa ingin
keterampilan berinteraksi
sosial yang
dilakukan
Tahap Orientasi
Selamat pagi Bu, Saya May mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surabaya. Nama ibu siapa ya? Oh Ibu Siska.
Gimana kondisi kesehatan si anak bu? Bagaimana bu kalau kita
mengobrol sebentar tentang kesehatannya anak ibu, usianya 2
tahun ya bu? Saya kontrak waktu mengobrol dengan ibu hanya 30
menit bagaimana ibu setuju? Baik kita akan mengobrol kurang
lebih selama 30 menit.
Tahap Kerja
Apakah ibu tahu pentingnya interaksi sosial pada usia 2 tahun?,
ini brosur tentang pentingnya interaksi sosial usia 2 tahun bu.
Saya akan jelaskan satu persatu. Anak usia 2 tahun yang normal
mempunyai kemampuan untuk bergaul dengan temannya,mengatur
kemampuan yang dimiliki tetapi tahu batasanya sehingga anak
tidak merasa dirinya tidak dihargai. Jadi kalau anak ibu masih
tidak mau bergaul dengan teman sebayanya atau kurang percaya
diri itu menjadi tugas kita dalam membantu mencapai kemampuan
tersebut. Sesuai dengan brosur yang tertulis disitu bisa dengan
10
cara memberikan motivasi dan dukungan yang lebih. Apakah ada
sesuatu yang ingin ibu tanyakan ?
Tahap Terminasi
Nahh, bu Siska diskusi kita sudah selesai, bagaimana perasaan ibu
sekarang? Apakah ada yang bisa diserap? Syukurlah kalau begitu.
Apakah ibu masih ingat bagaimana supaya anak ibu bisa
melakukan interaksi sosial dengan baik? Betul sekali pintar. Kalau
begitu minggu depan kita akan mempraktikan cara-cara yang
sudah kita diskusikan pada anak ibu. Baiklah... saya permisi dulu
bu, Selamat Pagi.
BAB 3
11
288
12
Aries Suparmiati dkk: Hubungan ibu bekerja dengan keterlambatan bicara
289
Sari Pediatri, Vol. 14, No. 5, Februari 2013disebutkan
prevalensi
keterlambatan bicara pada anak adalah antara 5%–10% pada anak
sekolah.7Salah satu faktor risiko yang menyebabkan keterlambatan
bicara adalah faktor lingkungan, termasuk peran ibu. 8 Penelitian
sebelumnya menyimpulkan, bahwa ibu bekerja dapat mempengaruhi
keterlambatan bicara pada anak.9 Namun, beberapa penelitian lain
menyebutkan tidak ada hubungan atau pengaruh ibu bekerja terhadap
keterlambatan bicara pada anak.8,10 Sehingga hal tersebut masih
menjadi perdebatan di antara para ahli.
MetodeRancangan penelitian kasus kontrol dilaksanakan pada bulan
Januari 2009 sampai Januari 2010 di Poliklinik Tumbuh Kembang RS Dr
Sardjito, Yogyakarta. Subyek adalah anak usia 2-3 tahun mengalami
keterlambatan bicara tanpa gangguan perkembangan lainnya, dan
tidak terdapat kelainan organik lain pada kelompok kasus, serta
dilakukan matching sesuai umur dan jenis kelamin pada anak normal
sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah anak usia 12-
36 bulan, anak yang mengalami keterlambatan bicara. Kriteria eksklusi
adalah anak dengan gangguan pendengaran yang sudah dilakukan tes
BERA, global developmental delay setelah dilakukan tes DENVER, dan
autism. Besar sampel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus
uji hipotesis untuk uji analitik tidak berpasangan ditetapkan jumlah 45
subyek untuk tiap kelompok11Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi
Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, dan setiap subyek yang terlibat telah
dimintakan informed consent yang ditandatangani orang tua masing-
masing. Data dianalisis dengan uji non parametrik Chi square.
Karakteristik sampel penelitian menggunakan analisis deskriptif.
Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang dicurigai berpengaruh terhadap lua
ran.
13
HasilSembilanpuluh subyek penelitian, 51,1% di antaranya anak usia
12–24 bulan, dan 77,8% berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik dasar
yang lain tertera pada Tabel 1. Hasil analisis bivariat menunjukkan
tidak terdapat hubungan antara ibu bekerja dengan keterlambatan
bicara pada anak. Demikian juga, pada faktor-faktor lain, tidak
berpengaruh terhadap keterlambatan bicara pada anak kecuali faktor
riwayat keluarga yang mengalami keterlambatan bicara. Anak dengan
riwayat keluarga terlambat bicara mempunyai faktor risiko 7,8 untuk
terjadi keterlambatan bicara (OR 7,81 IK 1,636 – 37,36; p=0,04) (Tabel
2). Kami menemukan riwayat keluarga terlambat bicara mempunyai
faktor risiko untuk terjadi keterlambatan bicara pada anak.
PembahasanHasil penelitian kami sama dengan penelitian
sebelumnya, yaitu Cheuk dan Wong, 10 Sylvestre dan Merette,8 yang
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara ibu bekerja dengan
keterlambatan bicara pada anak. Hal yang memengaruhi luaran pada
ibu bekerja dengan keterlambatan bicara pada anak adalah kualitas
pengasuh anak, alokasi waktu yang diberikan ibu, dan kualitas
pengasuhan ibu sendiri.9 Kualitas pengasuh yang baik dapat
memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak, seperti
kemampuan komunikasi yang lebih baik, kemampuan mengingat, dan
memecahkan masalah dengan lebih.
KesimpulanTidak terdapat hubungan yang bermakna antara ibu
bekerja dengan keterlambatan bicara pada anak. Terdapat hubungan
yang bermakna antara riwayat keluarga terlambat bicara dengan
keterlambatan bicara pada anak.
14
BAB 4
3.1 KESIMUPULAN
Toddler merupakan anak-anak yang berusia 1-3 tahun yang bisa
dilihat peningkatan ukuran tubuh yang terjadi secara bertahap yang
menunjukan karakteristik percepatan. Anak yang memiliki kesehatan jiwa
memiliki ciri-ciri Anak dengan sehat jiwa dapat melakukan aktivitas yang
produktif seperti bermain dan belajar sesuai dengan kapasitas intelektual
dan usianya, anak yang sehat jiwa memiliki berkembangan secara
kognitif yang bisa memadai dan memunculkan kemauan untuk
mempelajari hal baru di sekitarnya, memiliki kreativitas, memiliki
kemampuan bahasanya pun berkembang, Anak yang sehat mental
memiliki kedekatan dalam hubungan dengan orang tua dan merasa aman
berada di lingkungan sekitar tempat tinggal
Masalah kejiwaan yang biasanya terjadi pada usia anak lebih
banyak berbentuk gangguan perilaku akibat gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
3.2 SARAN
a. Makalah ini adalah makalah yang membahas tentang asuhan
keperawatan sehat jiwa pada toddler, sehingga diharapkan bermanfaat
bagi pembaca yang membutuhkan.
b. Makalah ini belum memenuhi kesempurnaan, oleh karena itu
dibutuhkan perbaikan makalah ini agar lebih baik dan lengkap.
c. Setelah membaca makalah ini, pembaca dapat menerapkan asuhan
keperawatan sehat jiwa pada toddler.
15
DAFTAR PUSTKA
Gunarsa & D Singgih ,2006, Dasar dan teori perkembangan anak, Jakarta:
Gunung Mulia
16
Lembar Bukti Cek Plagiasi
Similarity Found: 3%
Ciri Sehat Jiwa pada toddler Anak yang memiliki kesehatan jiwa memiliki ciri-
ciri sebagai berikut : Anak dengan sehat jiwa dapat melakukan aktivitas yang
produktif seperti bermain dan belajar sesuai dengan kapasitas intelektual dan
usianya Anak yang sehat jiwa memiliki berkembangan secara kognitif yang bisa
memadai dan memunculkan kemauan untuk mempelajari hal baru di sekitarnya
Memiliki kreativitas Memiliki kemampuan bahasanya pun berkembang Anak
yang sehat mental memiliki kedekatan dalam hubungan dengan orang tua dan
merasa aman berada di lingkungan sekitar tempat tinggal 2.4
17
sendiri, makan sendiri) Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain di
luar Menunjukan rasa suka dan tidak suka Mampu manyatakan keingingan untuk
buang air besar/kecil Mampu membuat garis lurus Mampu menyatakan
keinginannya 2.5.2
Analisis data Data subjektif Klien mengenal dan mengetahui namanya Klien
banyak bertanya tentang hal/benda yang baru diketahuinya Klien mampu
manyatakan keinginan untuk buang air besar/kecil Data objektif Klien mulai
bergaul dengan orang lain tanpa diperintah Klien mau berpisah dengan orang
tuanya hanya sebentar Klien suka membantah dan tidak menuruti perintah
Diagnosa Resiko Harga Diri rendah Isolasi social Intervensi Risiko Harga Diri
Rendah Tujuan dan Kriteria Hasik _Intevensi _Rasional _ _Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama....x24 jam diharapkan Risiko Harga Diri Rendah
meningkat dengan kriteria hasil : Anak mampu membina hubungan saling percaya
meningkat Anak dapat menilai kemampuan yang digunakan meningkat
Anak dapat melakukan kegiatan yang semestinya meningkat _Observasi Beri
kesempatan anak untuk mecoba Teraupetik Bina hubungan saling percaya kepada
anak Diskusikan kemampuan yang dimiliki anak Beri pujian yang tinggi
Kolaborasi Beri informasi yang positif yang sudah dilakukan oleh anak _ Untuk
mengetahui nilai kemampuan anak Untuk membangun kepercayaan dirinya
dengan orang lain Untuk mengetahui level kemampuan anak pada usia Untuk
meningkatkan rasa percaya diri Untuk melatih anak terhadap inormasi yang benar
_ _ Isolasi Sosial Tujuan dan Kriteria Hasik _Intevensi _Rasional _
_Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama....x24 jam diharapkan Isolasi
Sosial menurun dengan kriteria hasil : Verbalisasi isolasi anak menurun
Verbalisasi ketidakamanan ditempat umum menurun Perilaku menarik diri
menurun _Observasi Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan Teraupetik
Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial Beri umpan balik yang positif
Libatkan keluarga dalam berinteraksi sosial Edukasi Anjurkan mengungkapkan
perasaan akibat masalah yang dialami Jelaskan respon keterampilan sosial yang
dilakukan _ Untuk memberikan pelatihan kemampuan keterampilan Untuk
memberikan semangat berlatih kemampuan Untuk menumbuhkan rasa percaya
18
diri Untuk membantu dalam proses interaksi sosial Untuk mengidentifikasi
penyebab yang dialami Untuk membantu meningkatkan rasa ingin berinteraksi _ _
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) “Menjelaskan pentingnya
interaksi sosial pada usia toddler yang baik” Tahap Orientasi Selamat pagi Bu,
Saya May mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya. Nama ibu siapa ya?
Oh Ibu Siska.
Jadi kalau anak ibu masih tidak mau bergaul dengan teman sebayanya atau kurang
percaya diri itu menjadi tugas kita dalam membantu mencapai kemampuan
tersebut. Sesuai dengan brosur yang tertulis disitu bisa dengan cara memberikan
motivasi dan dukungan yang lebih. Apakah ada sesuatu yang ingin ibu tanyakan ?
Tahap Terminasi Nahh, bu Siska diskusi kita sudah selesai, bagaimana perasaan
ibu sekarang? Apakah ada yang bisa diserap? Syukurlah kalau begitu.
Apakah ibu masih ingat bagaimana supaya anak ibu bisa melakukan interaksi
sosial dengan baik? Betul sekali pintar. Kalau begitu minggu depan kita akan
mempraktikan cara-cara yang sudah kita diskusikan pada anak ibu. Baiklah... saya
permisi dulu bu, Selamat Pagi.
19
LEMBAR PENILAIAN MAKALAH
Skor Ket.
No Komponen Bobot
0 1 2
1. Latar belakang sistematis menjelaskan masalah tujuan 15
penyusunan dan deskripsi singkat makalah
2. Penjelasan teori konsep dasar 30
keperawatan/fisiologi/patofisiologi terkait
Analisis peran perawat dalam intervensi serta kaitan
intervensi dengan proses keperawatan
Ide logis dan ringkas
Terdapat sumber referensi pada setiap kutipan, baik
text book, hasil penelitian dan artikel jurnal
Terdapat pembahasan hasil telaah artikel jurnal sesuai
dengan topik makalah yang dibuat
20