Anda di halaman 1dari 24

DIAGNOSTIK HIV

HIV (Human Immunodeficiency Virus) ditemukan pada cairan tubuh


terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan ASI. Penyebab
infeksi terjadi sejak penderita belum menampakkan gejala klinis.

Oleh karena itu diperlukan sistem diagnosis yang baik bagi penderita
sehingga status HIV positif bisa diketahui dan penyebaran infeksi dapat
dikendalikan
Yang memerlukan test HIV
• Setiap orang dewasa, anak, dan remaja dengan kondisi medis yang
diduga mengalami tanda-tanda terjadi infeksi HIV. Terutama yang
memiliki riwayat tuberkulosis (TB) dan penyakit kelamin.
• Asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin.
• Laki-laki dewasa yang meminta sunat sebagai tindakan pencegahan
HIV.
• Anak dengan kondisi penyakit yang berhubungan dengan HIV seperti
TB berat, minum obat TB rutin, mengalami malnutrisi, pneumonia,
dan diare kronis.
• Bayi yang baru lahir dari ibu terinfeksi HIV, meskipun sudah
mendapatkan tindakan pencegahan penularan semasa hamil.
• Anak yang riwayat keluarganya tidak diketahui.
• Orang yang berpotensi memiliki infeksi HIV melalui jarum suntik yang
terkontaminasi, menerima transfusi berulang, dan sebab lainnya.
• Anak yang mengalami kekerasan seksual.
• Pekerja seks komersil, pengguna NAPZA suntik (penasun),
homoseksual (gay), dan transgender. Mereka setidaknya harus
mengulang pemeriksaan HIV dan AIDS minimal setiap 6 bulan sekali.
• Apabila Anda punya pasangan ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS)
• Ibu hamil atau ibu rumah tangga di wilayah epidemi (area yang punya
banyak kasus HIV dan AIDS)
• Pasien TB atau tuberkulosis.
• Semua orang yang berkunjung ke rumah sakit, puskemas, atau balai
kesehatan di daerah yang banyak kasus HIV
• Pasien penyakit kelamin.
• Pasien hepatitis
• Warga binaan permasyarakatan.
bila seseorang pernah melakukan
aktivitas yang berisiko HIV sebaiknya
segera lakukan pemeriksaan kesehatan
• Tes diagnosis HIV yang digunakan di Indonesia adalah tes serologi dan
tes virologi
TES SEROLOGI
• ELISA, Tes HIV ini mendeteksi antibodi untuk HIV yang dilakukan
dengan ELISA (enzyme-linked immunisorbent assay), atau dikenal juga
dengan EIA (enzyme immunoassay). Antibodi adalah protein yang
dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respon terhadap
kehadiran zat asing, seperti virus.
• Untuk melakukan tes ELISA, sampel darah akan diambil, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung khusus. Sampel darah dikirim ke
laboratorium untuk dianalisis. Di laboratorium, sampel darah
dimasukkan ke cawan petri yang berisi antigen HIV. Antigen adalah zat
asing, seperti virus, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
merespon.
• Jika darah Anda mengandung antibodi terhadap HIV, darah akan
mengikat antigen. Kemudian ini akan diperiksa dengan menambahkan
enzim ke cawan petri tersebut, untuk membantu mempercepat reaksi
kimia. Jika isi cawan petri berubah warna, Anda mungkin terinfeksi
HIV.
• Hasil dari tes HIV dengan ELISA bisa didapatkan dalam waktu satu
sampai tiga hari. Namun, seberapa cepat hasilnya keluar akan
bervariasi tergantung pada banyak hal.
• Jika tes Anda menunjukkan ELISA positif, dokter akan menyarankan
tes lanjutan yang lebih spesifik. dengan Western bolt untuk
memastikan diagnosis HIV. Tes lanjutan dianjurkan karena masih
ada kemungkinan kecil bahwa antibodi akan salah menempel pada
protein non-HIV selama tes pertama., maka diperlukan tes kedua.
Tes Western blot
• Tes Western blot hanya dilakukan untuk menindaklanjuti tes skrining
awal yang menunjukkan positif HIV. Biasanya ini disarankan jika tes
ELISA menunjukkan hasil positif HIV. Terkadang, tes ELISA dapat
menunjukkan hasil false positive.
• Pemeriksaan ini juga diperlukan jika Anda memiliki hasil positif HIV
dari tes sebelumnya, tapi diketahui memiliki kondisi lain, seperti
penyakit Lyme, sifilis, atau lupus yang mungkin dapat memengaruhi
hasilnya.
• agar hasil akurat dan lebih pasti, diperlukan konfirmasi lewat tes
Western blot. Tes HIV ini merupakan tes antibodi untuk memastikan
apakah Anda benar terinfeksi virus HIV atau tidak. Dalam tes ini,
protein HIV dipisahkan oleh ukuran dan muatan listrik serta serum
yang dilapisi pada strip tes.
• Jika hasil pemeriksaan HIV lewat Western blot menunjukkan hasil
positif, serangkaian pita (band) yang terdeteksi menandakan adanya
pengikatan spesifik antibodi terhadap protein virus HIV tertentu. Tes
Western blot hanya membutuhkan satu hari untuk pengujian.
Test virologi
• Tes ini mungkin juga membantu dalam mendeteksi infeksi HIV dalam
empat minggu pertama setelah terpapar virus.
• HIV DNA kualitatif (EID) Tes HIV DNA kualitatif dari darah lengkap
atau Dried Blood Spot (DBS adalah pemeriksaan yang fungsinya
mendeteksi keberadaan virus HIV, bukan pada antibodi penangkalnya.
Tes ini digunakan untuk diagnosis pada bayi.
• HIV RNA kuantitatif
• Tes HIV RNA kuantitatif dilakukan dengan menggunakan plasma
darah. Pemeriksaan HIV ini dilakukan untuk memeriksa jumlah virus
di dalam darah (viral load). Terapi ART dilakukan untuk membuat viral
load berkurang, kira-kira sampai pada tingkat yang tidak terdeteksi.
• Metode tes HIV dengan PCR dilakukan dengan bantuan enzim untuk
menggandakan virus HIV dalam darah. Kemudian reaksi kimia akan
menandai seberapa banyak virus. Penanda ini berbentuk pita (band)
yang diukur dan digunakan untuk menghitung jumlah virus. Hasil
pengujian RNA biasanya memakan waktu beberapa hari sampai
seminggu.
• Pada umumnya, viral load Anda akan dinyatakan “tak terdeteksi” jika
berada di bawah 40 sampai 75 kopi dalam 1 cc sampel darah.
Jika viral load tinggi, tandanya Anda memiliki lebih banyak virus HIV
dalam tubuh Anda. Ini dapat menandakan bahwa sistem kekebalan
tubuh Anda gagal melawan HIV dengan baik.
Diagnosis HIV pada Remaja dan Dewasa
• Tanda awal gejala HIV di awal bisa sangat tidak spesifik dan
menyerupai virus lain seperti letargi, malaise, sakit tenggorokan,
mialgia, demam dan berkeringat
Diagnosis pada Bayi dan anak
• Mengingat antibodi ibu bisa dideteksi pada bayi sampai berusia 18
bulan, maka tes elisa dan western bolt akan positif meskipun bayi
tidak terinfeksi HIV karena tes ini berdasarkan ada atau tidaknya
antibodi HIV
• Tes spesifik untuk mendeteksi HIV adalah HIV PCR
Syarat pemerikasaan HIV pada bayi dan anak
• harus seijin orang tua kecuali
• Anak sakit yang berhubungan dengan HIV
• Bayi lahir dengan ibu HIV
• Status bayi dari ibu yang didiagnosis HIV
• Dengan saudara HIV setelah diketahui statusnya
• Berpotensi terisfeksi HIV dari kesalahan prosedur penanganan
kesehatan
• Anak yang mengalami kekerasan seksual

Anda mungkin juga menyukai