Anda di halaman 1dari 8

A.

Materi Berkembang dalam Perubahan

Selama beberapa kurun waktu, dunia mengalami perubahan dari era ekonomi industry
menuju era postindustrial atau knowledge economy. Perubahan ini memberikan dampak
drastis bagi kehidupan manusia. Teknologi informasi adalah center dari era postindustrial.
Dalam teknologi informasi data menjadi kunci setiap aspek dalam kehidupan manusia.
Dengan mengetahui pergerakan data, kita menjadi tahu bahwa dunia sudah berubah.
Beberapa contoh bentuk data antara lain:

1. Data terkait dengan jumlah penduduk di dunia.


2. Data pengguna media sosial.
3. Data jumlah tenaga kerja di sebuah perusahaan dan wilayah tertentu.
4. Data kelahiran di setiap belahan dunia

Data tersebut kemudian akan diubah menjadi informasi dan dengan knowledge yang
dimiliki oleh manusia, data menjadi sangat berarti. Informasi pada saat dishare akan sangat
bermakna bagi kehidupan manusia.Contohnya melalui data akan didapatkan informasi
terkait dengan negara dengan populasi terbesar di dunia. Masyarakat mengetahui bahwa
jumlah anak-anak yang berprestasi di Cina sama dengan setengah dari populasi Amerika.
Masyarakat memahami bahwa ragam pekerjaan yang ada di era sekarang ini, tidak muncul
pada sepuluh tahun yang lalu, sehingga pendidikan saat ini sesungguhnya menyiapkan
anak-anak kita untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan data, masyarakat
mendapatkan informasi terkait jumlah pengguna sosial media dan berapa jumlah
keuntungan yang didapat dari owner media sosial. Masyarakat mengetahui bahwa data
bertambah dua kali lipat dari tahun sebelumnya, ini berarti bahwa dunia bergerak dengan
sangat cepat.

Ketika dunia berubah dengan sangat cepat, lalu bagaimana dengan kesiapan manusia yang
hidup dan beraktivitas di dalamnya. Siapkah anda untuk berubah dan berkembang? Kita
sadari di lingkungan kita bahwa reaksi individu terhadap perubahan sangatlah beragam.
Ada yang tergolong positif atau optimis dan ada yang tergolong negatif atau pesimis
Tabel 1.
Perbedaan pandangan dalam menghadapi perubahan

Pandangan Pesimis Pandangan Optimis


Alienasi pekerja Otonomi daerah
Ketidaksetaraan sosial dann ekonomi Global village atau community
Racism Intelektualitas dan penguasaan ilmu sangat
dihargai.
Kemiskinan Social awareness
Defisit anggaran
Inflasi
Pengangguran
Kelangkaan energi
Hubungan yang bersifat maya

Ketika lebih banyak masyarakat yang berpandangan pesimis, maka proses reevaluasi dalam
tataran individu sangatlah diperlukan. Proses reevaluasi sejatinya adalah bentuk dari
introspeksi diri dalam tataran individu. Bentuknya bisa berupa self talk atau pertanyaan
yang diajukan pada diri sendiri terkait dengan kondisi diri sendiri dan lingkungan di sekitar
kita. Contoh klasiknya adalah menanyakan kepada diri sendiri terkait dengan perpektif kita
tentang isi sebuah gelas, apakah setengah penuh atau setengah kosong. Individu yang
berpandangan positif diidentikan dengan mereka yang selalu menilai gelas sebagai
setengah penuh, namun kita jangan lupa bahwa perspektif setengah kosong juga diperlukan
agar individu selalu tertantang untuk berkembang dan meningkatkan kompetensi yang
dimiliki.
Gambar 1. Gelas setengah penuh dan setengah kosong

Dapat disimpulkan bahwa diperlukan kemampuan individu untuk beradaptasi dengan


perubahan sosial yang terjadi di lingkungan. Kemampuan tersebut melipui:
1. Self direction
Memahami diri sendiri, memahami yang terjadi di dunia atau sekeliling kita, dan
mengarahkan tujuan atau individual goal dengan lebih efektif. Bagi Erich Fromm,
individu memiliki personal freedom, yakni bebas dari autoritas ekternal dan bebas
dalam menentukan pilihan. Decidophobia terjadi ketika individu memiliki
ketakutan saat haus membuat keputusan bagi dirinya sendiri (Walter Kaufman,
1973). Truly autonomous people diistilahkan juga dengan self-actualized
individuals.
2. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Ditandai dengan memahami pengambilan keputusan dalam kehidupan,
memutuskan secara mandiri dan melalui proses, bertanggung jawab terhadap
pilihan, dan selfrealization yakni memperhitungkan semua kemungkinan risiko.
Toleran terhadap kesalahan.
3. Self growth
Jourard (dalam Atwarter, 1983) mengemukan tiga siklus dari growth, yakni
kesadaran akan beberapa perubahan pada diri sendiri dan lingkungan sekitar, kondisi
disonan, ketidakpuasan, dan reorganisasi pengalaman (adanya sikap baru terhadap konsep
diri, sikap, keyakinan, nilai – nilai, dan orang lain) A.

B. Latihan soal mandiri (quiz)


1. Sebutkan perubahan-perubahan sosial di sekeliling anda yang terjadi.
2. Jelaskan mengenai perubahan era industrial ke era postindustrial.
MATERI 2

CHARACTER STRENGTHS

A. Materi
Apakah itu karakter? Apakah sesuatu yang tidak dilakukan oleh individu? Apakah
mengandung arti yang lebih aktif? Apakah mengandung arti karakteristik individual? Atau
terdiri dari beberapa aspek? Apakah berderajat? Apakah terberi? Bagaimana cara
terbentuknya? Apakah bisa dipelajari dan diajarkan? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah
serangkaian pertanyaan yang kerap diajukan saat berbicara mengenai karakter. Jika dapat
dipelajari, lalu siapakah guru terbaik dalam hal pembentukan karakter? Apakah orangtua,
apakah guru, ataukah negara?

Ketika ingin mengupas apa dan bagaimana karakter, maka kita perlu memahami beberapa
konsep penting yang terkait dengan karakter, seperti kepribadian, traits, dan temperamen.
Allport (1937) mencatat 50 definisi terkait personality.

“personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical


systems that determine his unique adjustments to his environment”

“an individual’s characteristic patterns of thought, emotion, and behavior, together


with the psychological mechanisms, hidden or not behind those patterns”
(Funder, 2011)

Kepribadian menurut Alport bersifat (a) ascribed to individuals, (b) stable over time, and
(c) psychological in nature, linked to psychological mechanisms. Definisi temperamen
sebaliknya lebih sempit dibandingkan dengan kepribadian.

"constitutionally based individual differences in emotional, motor, and attentional


reactivity and self-regulation“ (Rotbath & Bates, 1998)
Bagaimana dengan karakter? Karakter adalah “personality evaluated”. Karakter berkaitan
dengan moralitas dan nilai-nilai. Ketika kepribadian dinilai berdasarkan nilai-nilai standar
yang berlaku di dalam masyarakat tertentu. Ketika menyebut karakter, maka hal tersebut
adalah sesuatu yang berkaitan dengan strength dan virtues.

Hubungan antara virtues, character strengths, dan situational themes secara hirarki

Virtues adalah karakteristik utama yang dibentuk berdasarkan nilai-nilai moral oleh filosuf
dan pemuka agama. Virtues terdiri dari wisdom, courage, humanity, justice, temperance,
dan transcendence. Character strengths adalah psychological ingredient yang membentuk
virtues. Situational themes adalah kebiasaan spesifik yang membentuk kekuatan karakter
seseorang. Beberapa pertanyaan latihan yang bisa diterapkan untuk mengetahui character
strengths individu adalah sebagai berikut:
1. Apa hal yang paling penting dalam kehidupan anda?
2. Pikirkan satu pengalaman dalam 1 tahun terakhir dimana anda berhadapan dalam
sebuah kesulitan. Hal apa yang menjadi kekuatan anda untuk bangkit dalam situasi
tersebut?
3. Ketika terlibat dalam sebuah aktivitas kelompok, apa peran anda?
4. Ceritakan bagaimana cara anda berhadapan dengan konflik?
5. Saat anda berada di titik nadir kehidupan anda, apa yang anda rasakan dan lakukan?
Setelah didapatkan jawabannya, kita bisa mencocokan evidence-evidence di dalam
jawaban dengan definisi serta karakteristik dari setiap character strengths
Gambar 2. Virtues dan Character Strengths

Klasifikasi Virtues dan Character Strengths


1. Wisdom and knowledge
Kekuatan kognitif yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima dan
menggunakan ilmu atau informasi tertentu. Wisdom and knowledge terdiri dari:
a. Kreativitas (creativity)
b. Keingintahuan (curiosity)
c. Wawasan yang terbuka (open-mindedness)
d. Senang belajar (love of learning)
e. Memiliki perspektif yang positif (perspective)

2. Courage
Will/keinginan atau kesediaan untuk menyelesaikan suatu hal atau mencapai tujuan
walaupun berhadapan dengan tantangan baik eksternal maupun internal. Courage
terdiri dari:
a. Keberanian (bravery)
b. Persistensi (persistence)
c. Integritas (integrity)
d. Vitalitas (vitality)
3. Humanity
Kemampuan interpersonal yang di dalamnya berisikan kemampuan untuk tampil
ramah menjadi teman bagi orang lain. Humanity terdiri dari:
a. Cinta (love)
b. Kebaikan (kindness)
c. Kecerdasan sosial (social intelligence)

4. Justice
Civic strengths yang menjadi dasar bagi kehidupan komunitas yang sehat. Justice
terdiri dari:
a. Tanggung jawab sosial (citizenship)
b. Keadilan (fairness)
c. Kepemimpinan (leadership)

5. Temperance
Kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap suatu respon tertentu. Temperance
terdiri dari:
a. Memaafkan dan mengasihi (forgiveness and mercy)
b. Kerendahan hati dan kesederhanaan (humility and modesty)
c. Kebijaksanaan (prudence)
d. Kontrol diri (self-regulation)

6. Transcendence
Hubungan dengan kekuatan universe yang lebih besar dan makna di baliknya.
Transcendence terdiri dari:
a. Penghargaan terhadap keindahan (appreciation of beauty and
excellence).
b. Rasa syukur (gratitude)
c. Harapan/optimism (hope)
d. Humor
e. Spiritualitas (spirituality)
B. Latihan soal mandiri (quiz)

1. Sebutkan hirarki dari virtues.


2. Jelaskan mengenai courage.
3. Bagaimana cara seseorang mengetahui kekuatannya?

C. Daftar istilah yang penting


Virtues, character strength, situational themes, kepribadian, temperamen.

Anda mungkin juga menyukai