Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

PENYAKIT DEMAM THYPOID

KELOMPOK 7 :
ELLA LUQFIYANTI
RENNY SAKLIL
ALIF MUNANDAR
DEFINISI EPIDEMIOLOGI

Demam thypoid adalah penyakit Demam tifoid salah satu masalah


sistemik yang disebabkan oleh bakteri kesehatan utama di Negara berkembang
ditandai dengan demam insidious yang seperti Indonesia, menurut laporan data
berlangsung lama, sakit kepala yang surveilans yang dilakukan oleh sub
berat, badan lemah, anoreksia, Direktorat surveilans Dapertemen
bradikardi relative, splenomegaly, Kesehatan, insiden penyakit menunjukkan
pada penderita kulit putih 25% angka yang terus meningkat yaitu jumlah
diantaranya menunjukkan adanya kasus pada tahun 1990, 1991, 1992, 1993,
dan 1994 berturut-turut adalah 9,2; 13,4;
“rose spot” pada tubuhnya, batuk tidak
15,8; 17,4 per 10.000 penduduk. Data dari
produktif pada awal penyakit.
rumah sakit dan pusat kesehatan
Penderita dewasa lebih banyak terjadi melaporkan bahwa kasus penyakit demam
konstipasi dibandingkan dengan diare. tifoid meningkat dari 92 kasus pada tahun
1994 menjadi 125 kasus pada tahun 1996
per 100.000 penduduk. Kecendurangan
meningkatnya angka kejadian demam
tifoid di Indonesia terjadi karena banyak
factor antara lain: urbanisasi, sanitasi
yang buruk, karier yang tidak terdeteksi
dan keterlambatan diagnosis
GEJALA & MASA INKUBASI

1. Masa inkubasi & klinis


Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21 hari walaupun pada
umumnya adalah 10-12 hari.
ETIOLOGI 2. Masa laten & periode infeksi
• Minggu pertama (awal terinfeksi)
Demam typhoid timbul akibat
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit
dari infeksi oleh bakteri
pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain,
golongan Salmonella yang
seperti demam tinggi yang berkepanjangan yaitu setinggi 39-
memasuki tubuh penderita 40c, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual,
melalui saluran pencernaan. muntah, batuk.
Sumber utama yang terinfeksi
• Minggu kedua
adalah manusia yang selalu
mengeluarkan mikroorganisme minggu kedua suhu tubuh penderita terus-menerus dalam
penyebab penyakit,baik ketika keadaan tinggi (demam).
ia sedang sakit atau sedang • Minggu ketiga
dalam masa penyembuhan.
Suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal kembali di
akhir minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau
berhasil diobati.
• Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal minggu
ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis
vena femoralis.
PATOFISIOLOGI

• Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan
minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang
lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan mengeluarkan
endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan perdangan
setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES
terutama pada organ hati dan limfe. Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif
dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh
darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan
peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga
terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan
demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah
lelah.
• Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada
kulit dan lidah hipermi. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali.
Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perfarasi,
peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik).
PENGOBATAN
PENCEGAHAN
1. Terapi antibiotic

a. Berikan penyuluhan kepada masyarakat 2. Kloramfenikol


tentang pentingnya cuci tangan setelah 3. Deksametason IV
buang air besar & sebelum makanan.
4. Siprofloksasin atau norfloksasin
b. Buanglah kotoran pada tempatnya.
c. Lindungi sumber air masyarakat dari
kemungkinan terkontaminasi.
d. Berantas lalat dengan menghilangkan
KOMPLIKASI
tempat berkembangbiak mereka dengan
sistem pengumpulan dan pembuangan
sampah yang baik.
1. Komplikasi Intestinal
e. Terapkan standar kebersihan pada waktu
menyiapkan dan menangani makanan, - Perdarahan usus
simpan makanan dalam lemari es pada
suhu yang tepat.
- Perforasi usus

f. Berikan penjelasan yang cukup kepada - Ileus paralitik


penderita. 2. Komplikasi Ekstra –Intestinal~
Komplikasi Kardiovaskuler : kegagalan
sirkulasi perifer
(renjatanseptik),miokarditis,trombosis
dan tromboflebitis.

Anda mungkin juga menyukai