Nama Kelompok 1 :
Winda Julyarni
Maretha P S Boky
Maria Deda
Yubelina Dauwe
ATRESIA BILIER
Bayi dengan atresia bilier biasanya muncul sehat ketika mereka lahir. Gejala
penyakit ini biasanya muncul dalam dua minggu pertama setelah hidup. Gejala-
gejala termasuk:
a) Ikterus, kekuningan pada kulit dan mata karena tingkat bilirubin yang sangat
tinggi (pigmen empedu) tertahan di dalam hati dan akan dikeluarkan dalam
aliran darah.
b) Jaundice disebabkan oleh hati yang belum dewasa adalah umum pada bayi baru
lahir. Ini biasanya hilang dalam minggu pertama sampai 10 hari dari kehidupan.
Seorang bayi dengan atresia bilier biasanya tampak normal saat lahir, tapi
ikterus berkembang pada dua atau tiga minggu setelah lahir
c) Urin gelap yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin (produk pemecahan dari
hemoglobin) dalam darah. Bilirubin kemudian disaring oleh ginjal dan dibuang
dalam urin.
d) Tinja berwarna pucat, karena tidak ada empedu atau pewarnaan bilirubin yang
masuk ke dalam usus untuk mewarnai feses. Juga, perut dapat menjadi bengkak
akibat pembesaran hati.
Lanjutan...
Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala
berikut:
a) Gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan gagal tumbuh
dan malnutrisi.
b) Gatal-gatal : karena asam empedu yang menumpuk dan
menyebar kedalam aliran darah
c) yang menyebabkan kulit merasa gatal
d) Rewel
e) splenomegali menunjukkan sirosis yang progresif dengan
hipertensi portal / Tekanan darah tinggi pada vena porta
(pembuluh darah yang mengangkut darah dari lambung, usus
dan limpa ke hati).
Komplikasi
Kolangitis:
a) komunikasi langsung dari saluran empedu intrahepatic ke usus, dengan aliran empedu yang tidak
baik, dapat menyebabkan ascending cholangitis. Hal ini terjadi terutamadalam minggu-minggu
pertama atau bulan setelah prosedur Kasai sebanyak 30-60% kasus.Infeksi ini bisa berat dan
kadang-kadang fulminan. Ada tanda-tanda sepsis (demam, hipotermia,status hemodinamik
terganggu), ikterus yang berulang, feses acholic dan mungkin timbul sakitperut. Diagnosis dapat
dipastikan dengan kultur darah dan / atau biopsi hati.
Hipertensi portal
b) Portal hipertensi terjadi setidaknya pada dua pertiga dari anak-anak setelah portoenterostomy.
Hal paling umum yang terjadi adalah varises esofagus.
Hepatopulmonary syndrome dan hipertensi pulmonal:
c) Seperti pada pasien dengan penyebab lain secara spontan (sirosis atau prehepatic hipertensi
portal) atau diperoleh (bedah) portosystemic shunts, shunts pada arterivenosus pulmo mungkin
terjadi. Biasanya, hal inimenyebabkan hipoksia, sianosis, dan dyspneu.Diagnosis dapat ditegakan
dengan scintigraphyparu.Selain itu, hipertensi pulmonal dapat terjadi pada anak-anak dengan
sirosis yang menjadi penyebab kelesuan dan bahkan kematian mendadak.Diagnosis dalam kasus
ini dapat ditegakan oleh echocardiography. Transplantasi liver dapat membalikan shunts,dan
dapat membalikkan hipertensi pulmonal ke tahap semula.
Pemeriksaan Diagnosis
Terapi medikamentosa
Terapi nutrisi
Terapi bedah
Kasai Prosedur
Berdasarkan treatment yang diberikan :
Palliative treatment
Dilakukan home care untuk meningkatkan drainase empedu dengan
mempertahankan fungsi hati dan mencegah komplikasi kegagalan hati.
Supportive treatment
Managing the bleeding dengan pemberian vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah dan apabila
kekurangan vitamin K dapat menyebabkan perdarahan berlebihan dan kesulitan dalam penyembuhan. Ini
bisa ditemukan pada selada, kubis, kol, bayam, kangkung, susu, dan sayuran berdaun hijau tua adalah
sumber terbaik vitamin ini.
Nutrisi support, terapi ini diberikan karena klien dengan atresia bilier mengalami obstruksi aliran dari hati
ke dalam usus sehingga menyebabkan lemak dan vitamin larut lemak tidak dapat diabsorbsi. Oleh karena
itu diberikan makanan yang mengandung medium chain triglycerides (MCT) seperti minyak kelapa.
Perlindungan kulit bayi secara teratur akibat dari akumulasi toksik yang menyebar ke dalam darah dan kulit
yang mengakibatkan gatal (pruiritis) pada kulit.
Pemberian health edukasi dan emosional support, keluarga juga turut membantu dalam memberikan
stimulasi perkembangan dan pertumbuhan klien.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN ATRESIA DUKTUS HEPATIKUS
1. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Perinatal
a). Antenatal:
Pada anak dengan atresia biliaris, diduga ibu dari anak pernah menderita infeksi penyakit,
seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan infeksi virus rubella.
b). Intra natal:
Pada anak dengan atresia biliaris diduga saat proses kelahiran bayi terinfeksi virus atau
bakteri selama proses persalinan.
c). Post natal:
Pada anak dengan atresia diduga orang tua kurang memperhatikan personal hygiene saat
merawat atau bayinya. Selain itu kebersihan peralatan makan dan peralatan bayi lainnya
juga kurang diperhatikan oleh orang tua ibu
6). Riwayat Kesehatan Keluarga
7). Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
8). Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit
9). Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola Aktivitas/Istirahat
b) Pola Sirkulasi
c) Pola Eliminasi
d) Pola Nutrisi
e) Pola kognitif dan persepsi sensori:
f) Pola konsep diri
g) Pola hubungan-peran
h) Pola seksual-seksualitas
i) Pola nilai dan kepercayaan
Pemeriksaan fisik
1. Laboratorium
2. Pemeriksaan Diagnostik
Mekanisme tubuh
untuk meningkatkan
suhu tubuh
Hypertermi
2 DS : pasien terlihat cairan asam Pola napas tidak
sesak. empedu balik ke efektif
DO : hati
RR= 35x/menit
Penggunaan otot Peradangan sel
bantu pernapasan hati
Napas pendek
Hepatomegali
(pembesaran
hepar)
distensi abdomen
menekan
diafragma
peningkatan
Komplain paru
Kebutuhan oksigen
meningkat
3 DS : - Pembesaran hepar Kekurangan
DO : Penurunan turgor volume cairan
kulit Distensi abdomen
Frekuensi nadi
meningkat >
100x/menit Perut terasa penuh
Produksi keringat
meningkat Mual muntah
Input = 700 ml/hr
Output = 1000 ml/hr cairan banyak yang
keluar
4 DS: Tidak mau makan, Obstruksi aliran dari Gangguan pem
rewel, mual/muntah. hati ke dalam usus enuhan
Do: Nutrisi kurang
Berat badan turun (6 kg gangguan penyerapan dari kebutuhan
menjadi 5,1 kg) ,muntah, lemak dan vitamin larut tubuh
konjungtiva anemis. lemak (A, D, E, dan K)
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
5 Ds:- cairan asam Kerusakan
Do: empedu balik ke integritas kulit
Anak tampak tidak nyaman hati
dengan posisi tidurnya
Terdapat pruritus di daerah
pantat & punggung anak itching dan
Albumin 3,27 g/dL (N:3,8- akumulasi dari
5,4) toksik
tersebar ke
dalam darah
dan kulit
Pruiritis (gatal)
pd kulit
Diagnosa Keperawatan
Hypertermi berhubungan dengan inflamasi akibat kerusakan
progresif pada duktusbilier ekstrahepatik.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
distensi abdomen
Kekurangan volume cairan b.d dengan mual dan muntah
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan
penyerapan lemak, ditandai dengan berat badan turun dan
konjungtiva anemis.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi
garam empedu dalam jaringan, ditandai dengan adanya
pruritis.
N DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATA KRITERIA
N HASIL
1 Hypertermi b.d INTERVENSI
Tujuan : suhu akan
Mandiri: •Dapat membantu
inflamasi akibat kembali normal dalam •Berikan kompres air mengurangi
kerusakan progresif waktu 1x 24 jam. biasa pada aksila, demam.
pada duktusbilier Kriteria hasil: kening, leher dan •Mengetahui
ekstrahepatik Suhu tubuh dalam lipatan paha. kemungkinan
rentang normal •Pantau suhu minimal adanya kenaikan
Nadi dan RR dalam setiap 2 jam sekali, suhu secara
rentang normal sesuai kebutuhan mendadak
Tidak ada perubahan •Berikan pasien •Membantu
warna kulit dan tidak pakaian tipis mengurangi panas
pusing •Manipulasi ditubuh
lingkungan seperti •Memberikan rasa
penggunaan AC/ nyaman dengan
kipas angin mengurangi
keadaan panas
Kolaborasi: akibat suhu
Berikan obat anti pengaruh
piretik sesuai lingkungan
kebutuhan Digunakan untuk
mengurangi
demam dengan
aksi sentralnya
pada hipotalamus.
2 Pola nafas tidak Tujuan : Menunjukkan Mandiri: )dengan
efektif pola nafas yang efektif. 1)Kaji distensi mengukur
b.dpeningkatan kriteria: abdomen lilitan atau
distensi abdomen Mendemonstrasikan 2)KajiRR,kedal lingkar
batuk efektik dan suara aman, dan abdomen
nafas yang efektif. kerja 2)Untuk
Menunjukan jalan nafas pernafasan. mengetahui
yang paten(klien merasa 3)Waspadakan adanya
tidak tercekik,irama klien agar leher gangguan
nafas,frekuensi nafas tidak pernafasan
dalam rentang normal tertekuk/posisi pada pasien
,tidak ada suara nafas kan semi 3)Menghindari
abnormal) ekstensi atau penekanan
Ttv dalam rentang eksensi pada pada jalan
normal saat nafas untuk
beristirahat meminimalkan
Kolaborasi: penyempitan
4).Persiapkan jalan nafas
operasi bila
diperlukan.
3 Kekurangan Tujuan : setelah )Berikan cairan •memberikan
volume cairan diberikan tindakan IV ( biasanya terapi cairan
berhubungan keperawatan glukosa ) dan
dengan mual dan diharapkan intake dan elektrolit. penggantian
muntah ouput cairan menjadi 2)Awasi nilai elektrolit
seimbang. laboraturium, •menunjukkan
Kriteria: contoh Hb/Ht, hidrasi dan
Tanda-tanda vital stabil nat, albumin. mengidentifika
Turgor kulit membaik. sikan retensi
Pengisian kapiler nadi natrium/ kadar
perifer kuat 3)Kaji tanda- protei yang
Haluaran urine tanda vital, dapat
individu sesuai nadi perifer, menimbulkan
pengisian pembentukan
kapiler, turgor edema.
kulit. •indikator
4)Awasi intake volume
dan output, sirkulasi/
bandingkan perfusi.
dengan BB .
misal muntah.
4 Gangguan pemenuhan Tujuan : Mandiri: 1)Distensi abdomen
nutrisi kurang Setelah 1)Kaji distensi
dari kebutuhan dilakukan abdomen merupakan tanda
tubuh berhubungan tindakan 2)Pantau non verbal
dengan anoreksia dan keperawatan masukan
gangguan penyerapan selama proses nutrisi dan gangguan pencerna
lemak, ditandai dengan keperawatan frekuensi an.
berat badan turun dan diharapkan muntah
2)Mengidentifikasi
konjungtiva anemis. polanutrisi 3)Timbang BB
adekuat. setiap hari. kekurangan /
Kriteria: 4)Berikan kebutuhan nutrisi
Ada makanan
peningkatan /minuman dengan mengetahui
berat badan sedikit tapi intake dan output
sesuai dengan sering.
tujuan 5)Berikan klien.
Berat badan kebersihan oral 3)Mengawasi
ideal sesuai sebelum makan
dengan tiggi Kolaborasi: keefektifan
badan 6)Konsul rencana diet
Mampu dengan ahli
mengidentifika diet sesuai 4)Untuk
si kebutuhan indikasi. menurunkan
kebutuhan
rangsang
nutrisi
Tidak ada mual/muntah.
tanda
malnutrisi
Tidak terjadi
5 Kerusakan integritas kulit Tujuan : Mandiri: )Mencegah
berhubungan dengan Setelah 1)Gunakan air kulit
akumulasi garam empedu dilakukan mandi biasa kering berlebih
dalam jaringan, ditandai tindakan atau pemberian an,
dengan adanya pruritis. keperawatan lotion/ cream, memberikan pe
selama proses hindari sabun nghilang rasa
keperawatan alkali. Berikan gatal,
diharapkan minyak Sekaligus
integritas kulit kalamin sesuai menghindari
baik. indikasi. infeksi.
Kriteria: 2)Berikan 2)Bermanfaat
Inetgritas kulit massage pada dalam
yang baik waktu tidur. meningkatkan
Tidak ada Kolaborasi: tidur dan
luka/lesi pada 5)Berikan obat menurunkan
kulit sesuai indikasi integritas kulit.
Perfusi jarigan (antihistamin). 3)Kelembaban
baik 6)Berikan obat meningkatkan
Mampu resin pruritus dan
melindungi kholestiramin meningkatkanr
kulit dan (questian). esiko
mempertahank 7)Pantau kerusakan
an kelembaban pemeriksaan kulit.
kulit dan laboratorium 4)Mencegah
perawatan sesuai indikasi. pasien dari
alami (bilirubin direk cidera
dan indirek) tambahan pada
kulit,khususny
a bila tidur.
Implementasi
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan .
Evaluasi
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan
cara membandingkan antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria hasil yang
telah ditetapkan.
S (Subjective) : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan.
O (Objective) : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis) : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planning) : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.
YO U
AN K
TH