Anda di halaman 1dari 20

PENGKAJIAN KEBUTUHAN

ORGANISASI PELAYANAN
KEBIDANAN
Ita Yuliani, SST., M.Keb
Organisasi dalam pelayanan kebidanan
Asal: Organon : Yunani : Alat
3 unsur dasar organisasi dalam yankeb memiliki 3 unsur :
1. Sekumpulan orang (bidan-bidan)
2. Kerjasama (misal: kerjasama dalam memberikan
pelayanan ibu dan anak, persalinan dll)
3. Tujuan yang ingin dicapai (misal: meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan pada ibu dan anak)
Dengan begitu organisasi dalam kebidanan adalah
sarana kerjasama antara bidan-bidan (orang-orang)
dalam mencapai tujuan bersama dengan
mendayagunakan sumber daya yang di miliki.
Organisasi bidan, terdiri dari unsur
1. Unsur Inti ; manusia (bidan)
2. Unsur kerja;
sumber daya manusia, kemampuan untuk bekerja
(kemampuan mempengaruhi orang lain, laksanakan
asas-asas organisasi, kewenangan, koordinasi,
pengawasan dan tujuan yang akan dicapai), sumber
daya bukan manusia (iklim, cuaca, udara dan lain-lain)
Prinsip-prinsip organisasi dalam kebidanan
1. Organisasi mempunyai tujuan yang jelas
2. Skala hierarki
3. Kesatuan perintah
4. Pendelegasian wewenang
5. Pertanggungjawaban
6. Pembagian pekerjaan
7. Rentang pengendalian ( jumlah bawahan/staf harus
dikendalikan oleh seorang atasan/ dibatasi secara rasional)
8. Fungsional (jelas tugas dan wewenangnya)
9. Pemisahan (beban pekerjaan seseorang tidak bisa di
bebankan ke orang lain)
10. Keseimbangan (struktur organisasi harus sesuai
dengan tujuan organisasi)
11. Fleksibilitas (pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan tujuan organisasi)
12. Kepemimpinan (digerakkan oleh pemimpin organisasi)
Organisasi dalam pelayanan kebidanan

Rumah sakit Bersalin, Rumah Sakit Ibu dan Anak,


Puskesmas, PKM pembantu, PKM keliling, UPTP
Polindes, posyandu
Bidan Praktik Mandiri (BPM), Klinik Ibu dan Anak
Organisasi Profesi Bidan
Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
Perbedaan organisasi kesehatan/ bidan dengan organisasi industri

Organisasi-organisasi kesehatan masyarakat mempunyai


keunikan atau perbedaan dengan organisasi industri,
sehingga perbedaan ini mempengaruhi manajemen.
Perbedaan tersebut adalah:
1. Mengukur keluaran sulit
2. Pekerjaan yang dilakukan berubah-ubah dan rumit
3. Pekerjaan yang tidak dapat ditangguhkan/ emergency/
4. Aktivitas pekerjaan dependen/ terikat, koordinasi
yang tinggi (profesional yang bervariasi)
5. Pekerjaan (specialisasi)
6. Organisasi profesi, loyalitas profesi bila dibanding
organisasi
7. Keberadaan kontrol manajerial / organisasi sedikit lebih
efektif
8. Batas ganda dari otoritas beberapa organisasi kesehatan.
Organisasi-organisasi kesehatan
1. Organisasi tingkat pusat (DEPKES RI) :
sekretaris jendral, inspektoral jendral, direktorat jendral
pelayanan kesehatan, direktorat jendral pembinaan
kesmas, direktorat jendral pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, direktorat jendral
pengawasan obat dan makanan, badan penelitian dan
pengembangan kes, pusat pendidikan dan latihan
Organisasi-organisasi kesehatan
2. Organisasi kesehatan di provinsi:
Unit pelaksana teknis (UPT) Depkes Pusat di provinsi. Tugas utama
mengatur pelaksanaan asas dekosentrasi. Untuk melaksanakan
tugas tersebut diperlukan organisasi yang berfungsi:
1. Membina intervensi perseorangan
2. Membina intervensi kepada kelompok risiko tinggi
3. Membina intervensi lingkungan sosbud, fisik dan biologi
(lintas sektoral)
4. Membina dan mengatur masalah obat, makanan dan
alat kesehatan
5. Menyunsun rencana program, rencana pelaksanaan
dan mengadakan evaluasi pelaksanaan
3. Organisasi kesehatan pemerintah daerah;
Dinkes daerah tingkat I, UPTD, UPD pemda Tk I. Tugas utama
desentralisasi, di butuhkan organisasi yang berfungsi:
1. Membina asas desentralisasi yang meliputi intervensi
perseorangan, kelompok resti, masalah lingkungan
2. Melaksanakan asas pembantuan yang emliputi intervensi resti
dan masl lingkungan
3. Melaksanakan sistem rujukan
4. Menampung fungsi penunjang
Organisasi-organisasi kesehatan
4. Rumah sakit kelas A/ kelas B
Di miliki oleh DEPKES RI dan pemda TK I, Departemen
non Depkes, ABRI, organisasi kes swasta
5. Unit pelaksana teknis (UPT)
UPT Depkes dan kanwil Depkes provinsi: balai latihan kes
(Bapelkes), balai pengawasan obat dan makanan (balai
POM). Mis: RS Paru, akademik/sekolah kes.
6. Organisasi kes swasta
4. Organisasi kesehatan tingkat kabupaten/ kota
1. Dinkes daerah Tk II
2. Rumah sakit umum daerah kelas C
3. UPT
4. Organisasi kes swasta (RSS, RSB)
5. Organisasi kes tingkat kecamatan
1. Puskesmas; satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional (pusat
kesmas dan membina peran serta masyarakat). 12 tugas pokok
2. Puskesmas pembantu; unit yankes sederhana berfungsi
menunjang dan membantu PKM (ruang lingkup lebih kecil)
3. Puskesmas keliling; yankes keliling dilEngkapi kendaraan beroda
empat/ perahu dan peralatan komunikasi (nakes dari PKM)
4. Unit pelaksana teknis puskesmas; bila diperlukan , melaksanakan
kes secara terpisah adalah PKM pembantu dan bidan di desa
6. Organisasi kesehatan tingkat desa
1. Puskesmas pembantu (pustu) ; unit pelaksana teknis puskesmas yang
menjalankan sebagian tugas pokok puskesmas
2. Pondok bersalin desa (polindes) dan bidan didesa; tempat yankes ibu dan
anak (KIA) dan KB yang di pimpin oleh bidan desa
3. Pos pelayanan terpadu (posyandu); pos pelayanan KB-kesehatan yang
dikelolah dan di selenggarakan untuk dan oleh masy dg dukungan teknis
nakes mencapai NKKBS, 5 program (KB, KIA, perbaikan gizi, imunisasi,
penangulangan penyakit diare)
4. Pos kesehatan desa dan pos obat desa (POD); yankes dg persediaan obat
sederhana dikelolah kader kes sebelum di rujuk ke polindes, puskesmas
pembantu, puskesmas dll
Daftar Pustaka
Fais dan Siti 2009. organisasi dan manajemen pelayanan
kesehatan serta kebidanan. Salemba medika. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai