Anda di halaman 1dari 3

3.

3 Kemungkinan Penanganan

Berdasarkan kasus dituliskan “pihak keluarga mengira itu hanya demam biasa yang
umum terjadi pada bayi usai disuntik vaksin” dan keluarga menyatakn “Namun, tidak lama
kemudian Al Fatah terus menangis dan kejang-kejang. Kami merasa sangat terpukul atas
kejadian ini".
Hal ini penanganan yang dilakukan jika terjadi kejang setelah imunisasi sebaiknya
hal yang dilakukan adalah :
 Tetap tenang dan tidak panik
 Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher
 Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung.
 Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut
 Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
 Tetap bersama pasien selama kejang
 Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
 Berikan diazepam rektal 0,5 - 0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan
berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 10 kg
 Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan
cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit
 Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
Penanganan demam setelah imunisasi adalah :
 Berikan obat penurun panas (antipiretik) paracetamol dengan dosis sesuai berat badan 10
–15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali
 Jika hanya ada ibuprofen, maka bisa diberikan dengan dosis sesuai berat badan 5-10 mg/
kg/kali, 3-4 kali sehari
 Jika demam tidak kunjung turun walaupun sudah diberikan antipiretik, maka perlu
dibawa ke rumah sakit

Pada kasus juga dipaparkan bahwa setelah melakukan imunisasi daerah bekas
suntikan mengeluarkan darah terus menerus, hal ini biasanya terjadi karena ujung jarum
menyentuh pembuluh darah kecil sehingga terjadi perlukaan dan saat jarum di keluarkan
akan terdapat darah yang keluar pada area penyuntikan. Penanganan yang sebaiknya
dilakukan yaitu :
1. Tenang
2. Bersihkan area suntikan yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kassa
steril dan ditekan selama 5-10 menit untuk menyumbat perdarahan
3. Jika belum membaik segera ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan penanganan
segera.
Kepala puskesmas menyangkal bayi meninggal bukan disebabkan karena
imunisasi polio, melainkan meninggal karena penyakit Bronchopenumonia. Penyakit ini
didapatkan sebelum bayi Al-Fatah mendapatkan imunisasi polio. Terkait
bronchopneumonia pada bayi penanganan yang sebaiknya dilakukan tergantung dari apa
yang menyebabkan penyakit ini. Apabila penyebab bronchopneumonia pada bayi adalah
virus, biasanya penyakit ini akan membaik dengan sendirinya. Berikut adalah penanganan
bronchopneumonia yang dapat dilakukan oleh orang tua:
4. Memastikan bayi beristirahat dengan cukup
5. Mendapatkan cairan yang cukup
6. Memberikan obat seperti parasetamol untuk meredakan demam, serta
7. Meredakan batuk dengan obat dari dokter
Selain itu, anak akan mendapatkan obat antibiotik apabila penyebab berasal dari
bakteri. Jika bayi yang mengalami bronchopneumonia dengan masalah pernapasan yang
cukup parah, mungkin perlu perawatan di rumah sakit, termasuk mendapatkan :
1. Antibiotik melalui IV atau mulut
2. Cairan IV lainnya jika anak kurang asupan cairan
3. Terapi oksigen
4. Perawatan mengeluarkan lendir serta pernapasan.
Daftar Pustaka
HaloDokter. (2021). Keluar Darah Pasca Imunisasi.
Pintar, K. (2021). Tips Penanganan Kipi.
Upahita, d. D. (2021). Bronkopneumonia pada anak, Adanya Peradangan di Saluran Napas.

Anda mungkin juga menyukai