Anda di halaman 1dari 23

Hera Hijriani, M.

Kep
Definisi
 Suatu bentuk pengelolaan balita yg
mengalami sakit
 Bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan anak serta kualitas pelayanan
kesehatan anak
 Dilaksanakan secara terpadu , yg meliputi:
1. Manajemen anak sakit
2. Pemberian nutrisi
3. Pemberian imunisasi
4. Pencegahan penyakit
5. Promosi untuk tumbuh kembang
Langkah-Langkah (Model)
Pengelolaan
1. Penilaian adanya tanda&gejala dr suatu
penyakit, dgn melakukan pemeriksaan
fisik&anamnesa
2. Membuat klasifikasi, dgn menentukan
tingkat kegawatan penyakit yg digunakan
utk menentukan tindakan, bkn diagnosis
khusus penyakit
3. Menentukan tindakan dan mengobati
4. Memberikan konseling
5. Memberikan pelayanan tindak lanjut pd
kunjungan ulang
Penilaian Tanda dan Gejala
1. Menilai adanya kejang
2. Adanya tanda/gejala gangguan napas
3. Adanya tanda/gejala hipotermia
4. Adanya tanda/gejala kemungkinan infeksi
bakteri
5. Adanya tanda/gejala ikterus
6. Adanya tanda/gejala gangguan saluran
cerna
7. Adanya tanda/gejala diare
8. Adanya tanda/gejala kemungkinan BB
rendah dan masalah pemberian ASI
Penentuan Klasifikasi dan Tingkat
Kegawatan
 Digunakan untuk menentukan sejauh
mana tingkat kegawatan dr keadaan
bayi
 Diperoleh berdasarkan penilaian
terhadap masing-masing tanda dan atau
gejala yg ditunjukkan
Penentuan Tindakan dan
Pengobatan
1. Kejang
• Bebaskan jalan napas dan berikan oksigen
• Pemberian obat anti kejang (fenobarbital)
• Jika tjd tetanus neonatorum, berikan
Diazepam dan Penisilin procain
• Bila kejang tdk disertai penurunan
kesadaran, tdk perlu diberikan obat
• Pertahankan kadar gula darah agar tdk turun
• Pertahankan suhu tubuh bayi tetap hangat
• Lakukan rujukan segera!
2. Gangguan Napas
• Bebaskan jalan napas dan berikan oksegen
bila ada gangguan pernapasan
• Apabila terdapat apnea, lakukan resusitasi
neonatus
• Pertahankan kadar gula darah agar tdk turun
• Berikan dosis pertama antibiotik IM
• Pertahankan bayi tetap hangat
• Lakukan rujukan segera!
3. Hipotermia Berat
• Hangatkan tubuh bayi
• Pertahankan gula darah tdk turun
• Lakukan rujukan segera apabila suhu tubuh tdk naik
stlh 1 jam

4. Hipotermia Sedang
• Hangatkan tubuh bayi (metode Kanguru atau lampu
60 watt dgn jarak min. 60 cm)
• Pertahankan gula darah tdk turun
• Anjurkan untuk tdk memandikan bayi
• Anjurkan pemberian ASI saja
• Lakukan rujukan segera apabila suhu tubuh tdk naik
stlh 2 jam
5. Infeksi Bakteri Sistemik
• Lakukan penanganan kejang bila ada
tanda&gejala kejang
• Lakukan penanganan gangguan napas dan
hipotermia (bila ada)
• Pertahankan kadar gula darah jgn sampai
turun
• Berikan dosis pertama antibiotika secara IM
• Beri penjelasan ibu untuk mempertahankan
bayi tetap hangat
• Lakukan rujukan segera!
6. Ikterus Patologis
• Pertahankan kadar gula darah tetap stabil
• Anjurkan bayi tetap dalam keadaan hangat
• Ambil sampel darah ibu 2,5 ml apabila ikterus muncul
2 hr prtama stlh lahir
• Lakukan rujukan segera

7. Ikterus Fisiologis
• Sinari bayi dgn cahaya matahari pagi (jam 07.00-
08.00) selama 2-4 hari
• Atur posisi kepala agar wajah tdk langsung
menghadap pd sinar matahari
• Lakukan penyinaran selama 30 menit (15 mnt
terlentang, 15 mnt tengkurap)
• Anjurkan bayi telanjang selama penyinaran
• Lakukan asuhan perawatan dasar pd bayi muda
• Beri penjelasan kpn ttg kapan sebaiknya dibawa ke
petugas kesehatan
• Beri penjelasan kpn kunjungan ulang stlh 7 hr
8. Gangguan Saluran Cerna
• Tidak boleh memberikan makanan atau minuman
apapun per oral
• Lakukan pemasangan nasogastric tube utk
mencegah aspirasi krn air liur
• Pertahankan kadar gula darah tdk turun
• Anjurkan bayi tetap dlm keadaan hangat
• Lakukan rujukan segera!

8. Diare dgn Dehidrasi Berat


• Lakukan pemasangan infus
• Berikan cairan IV Ringer Laktat (RL), jika tdk ada
berikan NaCl 0,9%
• ASI sebaiknya tetap diberikan
• Pertahankan agar bayi tetap dlm keadaan hangat
dan kadar gula tdk turun
10. Diare dgn Dehidrasi Ringan/Sedang
• Berikan ASI lbh sering dan lbh lama utk setiap kali
pemberian
• Berikan oralit selama 3 jam
• Ajari ibu cara membuat oralit dan anjurkan utk
meminumkan sedikit tp sering
• Stlh 3 jam, lanjutkan pemberian ASI selama bayi mau
• Berikan penjelasan kpn hrs segera dirujuk dan
kunjungan ulang stlh 2 hr

11. Diare tanpa Dehidrasi


• Berikan ASI lbh sering&lbh lama utk setiap kali
pemberian
• Berikan cairan tambahan (oralit&air matang)
sebanyak bayi mau
• Ajari ibu cara pemberian oralit (6 bungkus)
• Teruskan pemberian ASI sambil diberikan oralit 50 ml
setiap bayi BAB (sedikit tp sering)
14. BB Rendah dan atau Masalah Pemberian
ASI
• Lakukan asuhan dasar bayi muda
• Ajarkan kpd ibu cara memberikan ASI dgn benar
• Kurangi makan dan atau minuman selain ASI
dan lakukan pemberian ASI sesering mungkin
• Jika bayi tdk mendapatkan ASI, lakukan rujukan
utk mendapat konseling ttg laktosa
• Bila terdapat bercak putih (thrush) di mulut,
ajarkan cara mengobati luka atau thrush tsb
• Beri penjelasan kpd ibu kpn segera dibawa ke
petugas kesehatan, dan kunjungan ulang
Pemberian Konseling
 Cara pemberian obat oral di rumah
 Cara mengobati infeksi bakteri lokal di rumah
 Cara menyinari bayi dgn cahaya matahari
 Cara mengobati luka atau bercak putih (thrush) di
mulut
 Cara meningkatkan ASI
 Cara meneteki yg benar
 Cara mencegah infeksi dan pemberian imunisasi
 Cara meningkatkan pemberian cairan selama anak
sakit
 Kapan segera dibawa ke petugas kesehatan
 Kapan kunjungan ulang
 Kesehatan ibu
Penilaian Tanda dan Gejala
1. Ada atau tidaknya tanda bahaya umum
(tdk bs minum/menetek, muntah,
kejang, letargis, atau tdk sadar)
2. Keluhan batuk atau sukar bernapas
3. Keluhan atau tanda adanya diare
4. Demam
5. Masalah telinga
6. Perubahan status gizi (malnutrisi,
anemia, BGM, dll)
Penentuan Tindakan dan
Pengobatan
1. Pneumonia
• Berikan dosis pertama antibiotik, pilihan
pertama adalah kotrimoksazol
(trimetoprim+sulfametoksazol), plihan kedua
amoksilin sesuai BB anak
• Lakukan rujukan segera

2. Dehidrasi
• Penanganan tergantung tingkatan dehidrasi
(berat, sedang, atau ringan)
• Hampir sama dgn MTBS pd bayi umur 2 hr-2
bln, hanya disesuaikan dgn BB
3. Resiko Malaria
• Pemberian kinin (utk malaria dgn penyakit
berat) secara IM
• Anjurkan anak tetap berbaring selama 1 jam
dan ulangi suntikan kina pd 4, 8, dan 12 jam
• Pemberian obat anti malaria oral
• Pemberian antibiotik yg sesuai
• Mencegah penurunan kadar gula darah
• Pemberian parasetamol apabila tjd demam
tinggi (lebih dr 38,5 C)
4. Campak
• Bila campak disertai komplikasi berat, maka
tindakannya adlh pemberian vit. A, antibiotik
yg sesuai, salep mata tetrasiklin atau
kloramfenikol apabila dijumpai kekeruhan pd
kornea, pemberian parasetamol bila disertai
demam tinggi
• Jika campak disertai komplikasi mata dan
mulut, ditambahkan dgn pemberian gentian
violet
• Apabila tdk ada komplikasi (hanya campak,
cukup diberikan vit. A saja)
5. Demam Berdarah Dengue (DBD)
• Apabila ditemukan syok, segera berikan
cairan IV
• Pertahankan kadar gula darah
• Berikan parasetamol jika dijumpai demam
tinggi
• Berikan cairan dan oralit apabila dilakukan
rujukan selama perjalanan, dgn ketentuan
sbb:
1) Berikan RL, bila memungkinkan beri glukosa 5%
ke dlm RL melalui IV, atau oralit/cairan per oral
2) Jika tdk ada, berikan cairan NaCl 10-20 ml/kgBB
dlm 30 mnt
3) Monitor stlh 30 menit, apabila nadi teraba berikan
cairan IV dgn tetesan 10 ml/kgBB dlm 1 jam, dan
apabilanadi tdk teraba berikan tetesan 15-20
ml/kgBB dlm 1 jam
6. Masalah Telinga
• Berikan dosis pertama utk antibiotika yg sesuai
• Pemberian parasetamol apabila dijumpai demam
tinggi
• Jika ada infeksi akut pd telinga sama seperti
pemberian mastoiditis kronis, ditambah dgn
mengeringkan telinga dgn kain penyerap

6. Status Gizi
• Pemberian vit. A bila anak kelihatan sangat kurus dan
bengkak pd kedua kaki
• Apabila dijumpai adanya anemia, diberikan zat besi
• Pada daerah resti malaria, dpt diberikan antimalaria
per oral
• Pirantel pamoat (obat cacing) hanya diberikan pd
anak umur 4 bln atau lebih dan blm pernah diberi dlm
6 bln terakhir, serta hasil pemeriksaan tinja positif
Pemberian Konseling
 Pemberian makan pada anak
 Pemberian cairan selama sakit
 Kunjungan ulang

Anda mungkin juga menyukai