Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asma


Sub Pokok Bahasan : Asma Dalam Kehamilan
Waktu : 30 menit
Hari / Tanggal :
Tempat : Poli Kebidanan RSUD Tanggerang
Sasaran : Ibu Hamil Dengan Asma

A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Ibu dapat menangani asma selama masa kehamilan
2. Tujuan Khusus
a. Dapat menjelaskan pengertian asma dalam kehamilan
b. Menjelaskan penyebab dari timbulnya asma
c. Menjelaskan dan mengenali komplikasi asma dalam kehamilan
d. Melakukan penanganan asma dalam masa kehamilan
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian asma dalam kehamilan
2. Penyebab asma
3. Tanda-tanda klinis asma
4. Komplikasi asma terhadap kehamilan
5. Penanganan asma saat kehamilan dan persalinan
C. Metode
Ceramah, tanya jawab
D. Media
Media yang digunakan adalah :
1. Leaflet
2. Power point

1
3. Pengeras suara, infokus, laptop
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pembuka (5 menit)
a. Salam Pembuka
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan
d. Membagikan leaflet
e. Appersepsi
2. Kegiatan Pelaksanaan Inti (20 menit)
PERAWAT PASIEN
- Perawat menjelaskan  Pasien memperhatikan penjelasan perawat
pengertian asma
- Perawat menjelaskan penyebab  Pasien memperhatikan penjelasan perawat
asma  Pasien memperhatikan penjelasan perawat
- Perawat menjelaskan tanda-
tanda klinis asma  Pasien memperhatikan penjelasan perawat
- Perawat menjelaskan
komplikasi asma terhadap kehamilan  Pasien memperhatikan penjelasan perawat
- Perawat menjelaskan
penanganan asma saat kehamilan dan
persalinan
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
a. Evaluasi memberikan pertanyaan kepada pasien
b. Menarik Kesimpulan
c. Salam Penutup
F. Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Jenis test : Lisan
Butir pertanyaan :

2
1) Apakah pengertian asma dalam kehamilan?
Asma dalam kehamilan adalah gangguan peradangan kronik jalan napas
sehingga menimbulkan gejala periodik berupa sesak napas, dada terasa
berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil.
2) Apakah penyebab asma?
b. zat-zat alergen
c. infeksi saluran napas
d. polusi udara
e. kondisi psikis/stress
3) Apakah tanda klinis asma?
b. Dipsnea
c. Sesak napas
d. Whezing
e. Batuk-batuk
4) komplikasi apa yang dapatkan pada ibu hamil dengan asma?
a. Komplikasi Ibu:
- Keguguran
- Persalinan prematur
- Hipertensi selama kehamilan
- Preeklamsi
- Hiperemesis gravidarum
b. Komplikasi janin
- Kematian perinatal
- Gangguan pertumbuhan janin
- Korioamnionitis
- BBLR

3
G. Daftar Pustaka
Manuaba, I Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Cunningham, F. Gary. 2006. Obstetric Williams. Ed. 21. Vol. 2. EGC

Price, Sylvia & Wilson Lorraine. 2006. Buku Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC

4
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon saluran napas
terhadap berbagai rangsangan dengan adanya penyempitan jalan napas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai
hasil suatu pengobatan. Asma dalam kehamilan adalah gangguan peradangan
kronik jalan napas sehingga menimbulkan gejala periodik berupa sesak napas,
dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil. Kondisi asma
yang memburuk umumnya muncul pada minggu ke 29-36 masa kehamilan.

B. Etiologi
- zat-zat alergen
Alergen adalah sat-zat tertentu bila dihisap atau di makan dapat
menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu rumah
(Dermatophagoides pteronissynus) spora jamur, serpih kulit kucing, bulu
binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.
- infeksi saluran napas
Infeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influenza merupakan
salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asthma
bronkiale. Diperkirakan dua pertiga penderita asthma dewasa serangan
asthmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran nafas
- polusi udara
Pasien asthma  sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik /
kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan
oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.
- kondisi psikis/stress
Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu
keadaan stress yang akan merangsang HPA axis. HPA axis yang

5
terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic hormon (ACTH) dan
kadar kortisol dalam darah. Peningkatan kortisol dalam darah akan
mensupresi immunoglobin A (IgA). Penurunan IgA menyebabkan
kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh
sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus sehingga menimbulkan 
asma bronkiale.
C. Manifestasi klinis
Penilaian secara subyektif tidak dapat secara akurat menentukan derajat asma.

Gejala klinik bervariasi mulai dari wheezing ringan sampai bronkokonstriksi

berat. Pada keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi hiperventilasi.

Namun, bila bertambah berat akan terjadi kelelahan yang menyebabkan

retensi O2 akibat hiperventilasi. Bila terjadi gagal napas, ditandai asidosis,

hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi, pulsus paradoksus,

ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis sentral,

sampai gangguan kesadaran. Keadaan ini bersifat reversible dan dapat

ditoleransi. Namun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat adanya

penurunan kapasitas residu.

Manifestasi klinis asma ditandai dengan dyspnea, kesesakan dada, wheezing,

dan batuk malam hari, di mana hanya menjadi tanda dalam beberapa kasus.

Pasien melaporkan gejala seperti gangguan tidur dan nyeri dada.

Batuk yang memicu spasme atau kesesakan dalam saluran pernapasan, atau

berlanjut terus, dapat berbahaya. Beberapa serangan dimulai dengan batuk

yang menjadi progresif lebih “sesak”, dan kemudian bunyi wheezing terjadi.

6
Ada pula yang berbeda, beberapa penderita asma hanya dimulai wheezing

tanpa batuk. Beberapa yang lain tidak pernah wheezing tetapi hanya batuk

selama serangan asma terjadi.

D. Modifikasi asma
Modifikasi asma berdasarkan National Asthma Education Program (NAEPP)
yaitu :
1. Asma Ringan

- Singkat (< 1 jam ) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu.


- Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala.
2. Asma Sedang
- Gejala asma kambuh >2 kali / mingggu
- Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnya
- Kekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari
- Kemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume
ekspirasi berkisar antara 60-80%.
3. Asma Berat
- Gejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hari
- Puncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi kurang
dari 60% dengan variasi luas
- Diperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala.
E. komplikasi asma terhadap kehamilan
c. Komplikasi Ibu:
- Keguguran
- Persalinan prematur
- Hipertensi selama kehamilan
- Preeklamsi
- Hiperemesis gravidarum

7
d. Komplikasi janin
- Kematian perinatal
- Gangguan pertumbuhan janin
- Korioamnionitis
- BBLR
F. Penanganan asma
1. Penatalaksanaan Asma Pada Kehamilan

Penatalaksanaan asma selama kehamilan membutuhkan pendekatan

kooperatif antara dokter kandungan, bidan, dokter paru serta perawat

yang khusus menangani asma dan ibu hamil itu sendiri. Tujuan serta

terapi pada prinsipnya sama dengan pada penderita asma yang tidak

hamil. Pentingnya pengobatan asma adalah mencegah kematian,

kegagalan pernapasan, status asmatikus, perawatan di ruang emergensi,

dan cacat wheezing.

Penatalaksaan asma kronis pada kehamilan harus mencakup hal-hal

berikut.

- Penilaian obyektif fungsi paru dan kesejahteraan janin

Pasien harus mengukur PEFR 2 kali sehari dengan target 380 – 550

liter/menit. Tiap pasien memiliki nilai baseline masing-masing

sehingga terapi dapat disesuaikan.

- Menghindari faktor pencetus asma

8
Mengenali serta menghindari faktor pencetus asma dapat

meningkatkan kesejahteraan ibu dengan kebutuhan medikasi yang

minimal.

- Edukasi

Mengontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan janin.

Ibu hamil harus mampu mengenali dan mengobati tanda-tanda asma

yang memburuk agar mencegah hipoksia ibu dan janin. Ibu hamil

harus mengerti cara mengurangi paparan agar dapat mengendalikan

faktor-faktor pencetus asma.

- Terapi farmakologi selama kehamilan

Terapi asma modern dengan teofilin, kortikosreoid dan beta agonis

menurunkan risiko komplikasi kehamilan menjadi rendah baik pada

ibu maupun janin. Farmakoterapi tdak boleh bersifat teratogenik pada

janin atau berbahaya pada ibu. Penggunaan beta agonis, seperti

metaproterenol, dan albuterol, dapat digunakan dalam pengobatan

darurat pada asma berat dalam kehamilan, tetapi penggunaan jangka

panjang seharusnya dihindari pada kehamilan muda, terutama sekali

sejak efek pada janin tidak diketahui.

2. Penatalaksanaan Asma Pada Persalinan

Serangan asma akut selama kelahiran dan persalinan sangat jarang

ditemukan. Ibu hamil dapat melanjutkan penggunaan inhaler rutin sampai

persalinan. Pada ibu dengan asma yang selama kehamilan telah

9
menggunakan steroid oral (>7,5 mg prednisolon setiap hari selama lebih

dari 2 minggu) saat awal kelahiran atau persalinan harus mendapatkan

steroid parenteral (hidrokortison 100mg setiap 6-8 jam) selama

persalinan, sampai ia mampu memulai kembali pengobatan oralnya.

Selama persalinan kala I pengobatan asma selama masa prenatal harus

diteruskan, ibu yang sebelum persalinan mendapat pengobatan

kortikosteroid harus hidrokortison 100 mg intravena, dan diulangi tiap 8

jam sampai persalinan. Bila mendapat serangan akut selama persalinan,

penanganannya sama dengan penanganan serangan akut dalam kehamilan

seperti telah diuraikan di atas.

Pada persalinan kala II persalinan per vaginam merupakan pilihan terbaik

untuk penderita asma, kecuali jika indikasi obstetrik menghendaki

dilakukannya seksio sesarea. Jika dilakukan seksio sesarea. Jika

dilakukan seksio sesarea lebih dipilih anestesi regional daripada anestesi

umum karena intubasi trakea dapat memacu terjadinya bronkospasme

yang berat. Pada penderita yang mengalami kesulitan pernapasan selama

persalinan pervaginam, memperpendek, kala II dengan menggunakan

ekstraksi vakum atau forceps akan bermanfaat.

10

Anda mungkin juga menyukai