IDENTIFIKASI
PEMASALAHAN
KEKERASAN
TERHADAP
PEREMPUAN & ANAK DI
INDONESIA......
DASAR-DASAR PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
Kasus!
Judul Artikel : “Cerita Anak Kecil Dianiaya Ibu Tiri
di Medan: Ayah Tak di Rumah, Kami
Dihajar!”
Tanggal Terbit : Rabu, 12 Januari 2022
Sumber : Suarasumut.id
Kronologi Kasus
Kekejaman ibu tiri yang disebut menganiaya anak kecil berusia 8 tahun terjadi di Kecamatan Sunggal, Sumatera Utara,
Pelaku : LS (33 tahun) /ibu tiri
Korban : Anak K (8 Tahun) dan kakaknya (14 Tahun)
Sejak di dalam kandungan korban dan kakaknya dipungut oleh bapak angkatnya berinisial S (37) yang sehari-harinya
bekerja sebagai sopir ekspedisi. Ibu kandung dan ayah kandung korban keluarga kurang mampu. Si ibu kandung buat
perjanjian memberikan hak asuh kepada S. Mereka masih ada hubungan kerabat dengan orang tua kandung korban,"
katanya. S selaku orang tua angkat bersama dengan almarhum istrinya menyayangi korban dan kakaknya seperti anak
kandung mereka sendiri. Keceriaan korban berubah drastis saat ibu angkat meninggal. S kemudian menikah lagi dengan
pelaku LS sekitar empat tahun silam. LS juga punya anak kandung perempuan (dari pernikahan sebelumnya). Jadi di
rumah itu ada tiga anak-anak, yakni kakak korban, korban, dan saudaranya anak kandung dari LS. Mulai saat itu korban
mendapatkan perlakuan kejam. Sang kakak dipaksa membersihkan rumah. Jika tidak mau akan mendapatkan sanksi
penyiksaan. Begitu juga dengan korban. Keduanya dihajar ketika ayah angkat mereka tak berada di rumah.
Next
Dari pengakuan korban, mereka dipukul saat ayahnya tidak berada di rumah. Penyiksaan terhadap korban
berakhir setelah guru sekolah melihat wajah sang anak dalam kondisi memar luar biasa. Awal mula
terkuaknya saat si anak datang ke sekolah memakai masker pakai jilbab, namun di situ tetap kelihatan karena
penyiksaannya lumayan luar biasa. Terdapat memar di mata, di tubuh, di tangan juga di leher. Guru yang
curiga langsung menyuruh korban untuk membuka masker dan jilbab. Di situlah semuanya terkuak. Kini LS
menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polrestabes Medan, Rabu(12/1/2022). Dari pemeriksaan terkuak kalau
LS menyiksa korban berulang kali. Bukan hanya wajah korban yang babak belur, tulang bahu korban juga
parah akibat dianiaya. Tingkat keparahan sampai mengakibatkan memar di wajah, mata sampai merah,
tulang bahunya bergeser, Si kakak juga mengalami penganiayaan yang sama, sampai mengalami lumpuh
sementara pada kakinya. Penyebab LS melakukan penyiksaan, kata Jendrial, diduga hanya karena keduanya
bukan anak kandungnya.
……….
Analisis Faktor Penyebab
Kemudian yang kedua, ibu tiri korban hanya sebagai ibu rumah tangga.
Ekonomi keluaraga ini juga bisa dikatakan pas-pasan dan harus
menanggung 3 anak yang mana 2 anak tirinya dan 1 anak kandungnya.
Hal ini yang mendasari ibu ini melakukan kekerasan kepada anak tirinya
Aspek Sosial dan Keluarga
Kemudian juga ayah angkat korban (S) atau suami LS, tidak
dapat mengawasi anaknya secara penuh, (S) bekerja sebagai
sopir ekspedisi sehingga jarang ada waktu di rumah dan
berkumpul dengan anak-anaknya. Hal ini menyebabkan (S)
ayah angkat korban tidak mengetahui apa yang terjadi pada
anaknya di rumah.
Aspek Agama
Ditinjau dari aspek agama, pelaku kekerasan pada anak
sudah pasti disebabkan karena lemahnya iman dan
pemahan tentang agama yang dimiliki pelaku kekerasan
tersebut. Sebab dalam agama sudah sangat jelas bahwa
kekerasan merupakan perbuatan yang sangat dilarang
baik dalam bentuk apapun.
Aspek Budaya
Dari kasus diatas tidak ditemukan hubungan dengan
aspek budaya.
Aspek Hukum
Ditinjau dari aspek hukum, tidak ada yang berani
melaporkan kasus ini karana kurangnya perlindungan
bagi pelapor, hingga akhirnya ayahnya sendiri yang
melaporkan kasus tersebut.