Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Chikungunya adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan


oleh virus,yaitu virus chikungunya. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk
aedes aegypti, yang merupakan nyamuk penyebar penyakit demam
berdarah.
Penyakit ini banyak dijumpai didaerah tropis, umumnya didaerah padat
penduduk,mobilitas penduduk yang tinggi, curah hujan yang tinggi dan
banyak tempat yang memungkinkan berkembang biakannya nyamuk
penular.
Gejala klinis penyakit chikungunya juga mirip dengan demam
berdarah namun pada penyakit chikungunya tidak terjadi shock dan
kematian. Salah satu gejala khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu,
juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, sehingga ada yang menamainya
sebagi demam tulang atau flu tulang.
Masih banyak anggapan dikalangan masyarakat, bahwa demam
Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang
berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini
bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Sebenarnya penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak
menimbulkan kematian seperti demam berdarah. Bahkan penyakit
Chikungunya ini dapat sembuh sendiri (self limiting disease).
Kasus Chikungunya di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2011
sebanyak 175 kasus dan pada tahun 2012 terdapat 100 kasus dan pada
tahun 2013 sampai minggu ke-9 terdapat 54 kasus.
Pada desa Suruh Kalang sendiri setelah dilakukan penyelidikan
epidemologi terdapat jumlah kasus Chikungunya sebanyak 15 kasus.

Sebagaimana diketahui bahwa sampai saat ini obat untuk membasmi


virus dan vaksin untuk mencegah penyakit Chikungunya belum tersedia.
Cara yang tepat guna untuk menanggulangi penyakit ini secara tuntas adalah

1
memberantas vektor/nyamuk penular. Vektor Demam Berdarah Dengue
mempunyai tempat perkembangbiakan yakni di lingkungan tempat tinggal
manusia terutama di dalam stan diluar rumah. Nyamuk Aedes aegypti
berkembangbiak di tempat penampungan air seperti bak mandi, drum,
tempayan dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti
kaleng bekas, tempurung kelapa , dan lain-lain yang dibuang sembarangan.
Pemberantasan vektor Demam Berdarah Dengue dilaksanakan dengan
memberantas sarang nyamuk untuk membasmi jentik nyamuk Aedes aegypti.
Mengingat nyamuk Aedes aegypti tersebar luas diseluruh tanah air baik
dirumah maupun tempat-tempat umum, maka untuk memberantasnya
diperlukan peran serta seluruh masyarakat. (Faizah, 2004)

B. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori dilapangan dan mengetahui
program P2PL di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar

2. Khusus

a. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian


Chikungunya.
b. Untuk mengetahui keberhasilan program PSN terhadap
penanggulangan penyakit Chikungunya.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah dan memperluas pengetahuan penulis mengenai beberapa
faktor yang berhubungan dengan kejadian Chikungunnya.
b. Mendapatkan kemampuan dalam pengumpulan data, prioritas masalah dan
metode analisis masalah yang tepat terhadap permasalahan yang ada di
tempat magang.
c. Kemampuan untuk menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan.

2. Bagi Instansi Tempat Magang

2
Dapat dijadikan landasan dalam intervensi dan pemecahan masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat sehingga kasus Chikungunya tidak
menjadi KLB.

BAB II

ANALISIS SITUASI UMUM

A. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar (DKK


Karanganyar)

3
1. Keadaan Geografi

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/


Kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak 11040-10070 Bujur Timur
dan 728-746 Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas
permukaan laut, beriklim tropis dengan temperature 22C-31C. Dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sragen.

Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan


Kabupaten Wonogiri.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Surakarta dan


Kabupaten Boyolali.

2. Situasi Sumber Daya Kesehatan

a. Sarana Kesehatan

1) Puskesmas

Jumlah puskesmas di Kab.Karanganyar tahun 2013 masih sama


dengan tahun sebelumnya, yaitu 21 Puskesmas, yang meliputi 13
Puskesmas perawatan dan 8 Puskesmas non perawatan. Jumlah
Puskesmas pembantu (pustu) adalah 57 dan puskesmas keliling
(pusling) sebanyak 40. Sarana pelayanan kesehatan dasar di desa
yaitu PKD sebanyak 171. Posyandu Balita sebanyak 1371. Jumlah
DS3 sejumlah 177 desa yang ada.

4
2) Rumah Sakit

Tahun 2011 RSU di Kab.Karanganyar berjumlah 6 buah dengan


perincian 4 rumah Sakit milik wasta dan 2 Rumah Sakit khusus.

3. Jenis Tenaga Kesehatan

Tabel 1 Jumlah Tenaga Kesehatan di DKK Karanganyar tahun 2012

No Jenis Tenaga Kerja Jumlah

1 Dokter 72

2 Dokter Gigi 27

3 Apoteker 12

4 Nutrisionnis 25

5 Perawat 130

6 Bidan 214

7 Asisten Apoteker 22

8 Sanitarian 25

9 Perawat Gigi 24

10 Pranatasa Lab.Kes 27

11 PKM 2

12 Psikolog 1

13 Rekam Medik 4

5
14 Administrasi Kes 1

15 SKM 19

16 Fisioterapi 9

Berdasarkan tabel diatas jumlah kepegawain di DKK karanganyar terdiri dari


Dokter 72, Dokter Gigi 27, Apoteker 12, Nutrisionnis 25, Perawat 130, Bidan
210, Asisten Apoteker 22, sanitarian 25, Perawat Gigi 25, Pranata Lab.Kes 27,
PKM 2, Psikolog 1, Rekam Medik 4, Administrasi Kes 1, SKM 19, Fisioterapi 19.

4. Struktur Organisasi DKK Karanganyar

6
Berdasarkan Gambar 1. Struktur organisasi DKK Karanganyar meliputi:
Kepala DKK Karanganyar Kelompok jabatan fungsional, Sekretariat (Sub. Bagian
Perencanaan, Sub. Bagian Keuangan, Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian), ada
4 bidang: Bidang Promosi dan Kesehatan Institusi (Seksi Promosi Kesehatan,
Seksi UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat) dan Kesehatan Institusi,
dan Seksi Pengembangan Perlindungan Jaminan Kesehatan), Bidang Pelayanan
Kesehatan (Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan, Seksi Kefarmasian dan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) , dan Seksi Akreditasi Sertifikasi dan
Lisensi), UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) , Bidang Bina Kesehatan Keluarga
(Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat dan Seksi
Reproduksi Remaja dan Lansia), Bidang P2PL (Pencegahan, Pemberantasan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) (Seksi Pengamatan dan Pencegahan
Penyakit, Seksi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit dan Seksi Penyehatan
Lingkungan)

5. Program Pembangunan Kesehatan Kabupaten Karanganyar tahun 2012:

7
a. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, meliputi:
1) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
2) Penyediaan bahan medis dan non medis habis pakai
b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, kegiatan meliputi:
1) Jasa sarana dan jasa pelayanan untuk kapitasi askes PNS
2) Peningkatan Pelayanan Kesehatan
3) Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
4) Pengadaan Bahan Makanan untuk pasien
5) Jasa tindakan
6) Penunjang puskesmas
7) Intensifikasi pendapatan puskesmas
c. Program Pengawasan Obat dan makanan, meliputi:
1) Pengawasan Produk Farmasi dan Makanan
d. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
meliputi:
1) Percepatan Pencapaian Desa Siaga Sehat dan Sejahtera
2) Gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3) Promosi kesehatan pencegahan dan penanggulangan bahaya
merokok
4) Penyebarluasan tentang informasi kesehatan
5) Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
6) Pengadaan Alkes dan non Alkes pencegahan dan penanggulangan
bahaya merokok
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, meliputi:
1) Pendapatan keluarga sadar gizi
2) Upaya perbaikan Gizi Masyarakat
3) Upaya Kesehatan Anak Sekolah
4) Bahan Makanan Tambahan (BMT)
5) Operasional Insentif Kader Posyandu

f. Program Pengembangan Lingkungan Sehat:


1) Peningkatan Sanitasi
2) Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
g. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular,
meliputi:
1) Penanggulangan vektor penyakit
2) Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
3) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Langsung
4) Pengamatan dan pencegahan penyakit
h. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, meliputi:
1) Monitoring dan evaluasi pembangunan kesehatan
2) Peningkatan manajemen Sistem Informasi Kesehatan
3) Pengembangan kebijakan program kesehatan
4) Pengembangan manajemen kepegawaian

8
i. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, meliputi:
1) Pelayanan Kasus Emergency
2) Pembiayaan Jainan Kesehatan Daerah
j. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas dan Jaringannya, meliputi:
1) Pembangunan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)
2) Pengadaan alat kesehatan dan non kesehatan
k. Program Penataan Peraturan Peundang-undangan, meliputi:
1) Penyusunan Raperda bidang Kesehatan
l. Program Pengawasan dan Pengendalian Makanan, meliputi:
1) Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan hasil Produksi Rumah Tangga
m. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak,
meliputi:
1) Gerakan Sayang Ibu dan Anak
2) Peningkatan Manajemen Kesehatan Remaja

B. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar

1. Visi

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar adalah menjadi


motor penggerak utama dan pendorong terwujudnya Karanganyar Sehat
yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah.

2. Misi

Misi Dinas Kabupaten Karanganyar yaitu:

a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, meningkatkan


kualitas kesehatan lingkungan, mendorong kemandirian dan
keberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

b) Menggerakkan dan mendorong peningkatan kinerja dan mutu upaya


kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

9
c) Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel.

BAB III
ANALISIS KHUSUS PADA UNIT KERJA

A. Gambaran Umum Bidang P2PL


1. Visi dan Misi Program P2PL
a. Visi
Terwujudnya masyarakat yang bebas dari penularan penyakit dengan
memiliki perilaku sehat dan didukung oleh lingkungan sehat.
b. Misi
1) Meningkatkan upaya penemuan kasus dan pengobatan penyakit
menular.
2) Meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan terhadap
penyakit.
3) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam
penanggulangan KLB dan bencana.

10
4) Meningkatkan dan mengembangkan perencanaan berdasarkan
fakta.
5) Meningkatkan dan mengembangkan penggalangan kemitraan
dalam upaya pencegahan dan pemberdayaan penyakit.
2. Tujuan Program Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan
Penyehatan lingkungan
a. Tujuan Jangka Panjang
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan mengurangi resiko
kecacatan.
b. Tujuan Jangka Pendek
1) Mengembangkan kompetensi Petugas Kesehatan untuk
melaksanakan surveilans penyakit di UPK.
2) Meningkatkan pengendalian factor resiko penyakit dengan
menggalang kerjasama lintas sector dan masyarakat.
BIDANG PENYENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
3) Meningkatkan cakupan KEPALA
pemberian kekebalan terhadap penyakit
pada kelompok masyarakat
Fathur Munir, yang M.kes.
S.KM., beresiko.
B. Struktur Organisasi Bidang P2PL

SEKSI PENGAMATAN, PENCEGAHAN PENYAKITSEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN


SEKSI PEMBERANTASAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

KEPALA KEPALA KEPALA


RITA SARI DEWI, SKM., M.Kes. ENDANG SULARSIH, SKM.,M.Kes. WARSITO, SKM.

Cold chain : NaniPengawasan


Iriani, SH. dan Pembinaan Makanan Minuman : Sri Marindahyani,AMKL
Program P2 DBD dan Surveilaris Widodo
Program Imunisasi:
Pengawasan
Tri Yuliastuti,
dan Pembinaaan
SKM Penyehatan
ProgramTempat-tempat
P2 Rabies, Flu Umum
Burung,: Joko
Filaria,
purnomo,
Leptospirosis,
SKM. Antrak, Chikungunya
Surveilans PD3 I dan kesehatan Haji : Eko Prabowo,
Pengawasan
AMKKualitas Air : Rohman Bunturo,
Program
S.SosP2 TB dan Kusta : Abdul Rohman, SKM.
PTM : Eko Prabowo, AMK danPenyehatan
Wardiningsih,
lingkungan
SE Pemukiman : Emma Purwantiningsih,
ProgramSKM.HIV-AIDS : Rina Surani, AMK.
Administrasi : Sutaryo dan Wardiningsih, SE. Administrasi : Sumarno
Program P2 ISPA, Diare, Malaria dan PMDT : Enis Sri Hartati, A
Operasional Fogging : Hartono
Administrasi : Sumarni

11
Gambar. 2 Struktur Organisasi Bidang P2PL

C. Program P2PL Yang di Lapangan Selama Magang


a. Deteksi dini kangker servic di klinik IVA
b. RHA Bencana
c. PE Flu Burung
d. Pelatihan Imunisasi
e. Pemantuan Jentik Berkala

D. Tugas Pokok Bidang P2PL antara lain :


a. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko.
b. Peningkatan Imunisasi.
c. Penemuan dan tatalaksana penderita.
d. Peningkatan SE dan penanggulangan wabah.
e. Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit.
f. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
g. Pemeliharaan dan Pengawasan kualitas lingkungan
h. Pengendalian Dampak Resiko Pencemaran Lingkungan
i. Pengembangan wilayah sehat

BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

A. Identifikasi Masalah

12
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari DKK karanganyar jumlah
kasus Chikungunya pada tahun 2011 terdapat 175 kasus, tahun 2012 terdapat 100
kasus terjadi pada bulan Februari-Maret dan pada tahun 2013 sampai minggu ke-9
terjadi 54 kasus. Dari data yang di peroleh dapat dimungkinkan terjadi penurunan
kasus. Berikut adalah grafik jumlah kasus Chikungunya tahun 2011-2013.

Kasus Chikungunya di Kabupaten Karanganyar tahun 2011-2013


175

100

54

2011 2012 2013

Grafik 1. Grafik distribusi kasus Chikungunya tahun 2011-2013 sampai minggu


ke- 9.

13
Grafik 2. Grafik distribusi kasus Chikungunya berdasarkan golongan umur tahun
2012

Berdasarkan data diatas jumlah kasus Chikungunya paling banyak pada


golongan umur 20-24 tahun menduduki peringkat pertama, kemudian pada
golongan umur 45-54 tahun dan yang ketiga pada golongan umur 60-69 .

Dari data yang diperoleh saat penyelidikan epidemiologi (PE) di Desa Suruh
Kalang RT 03,04/RW 06 Kabupaten Karanganyar terdapat kasus Chikungunya
sebanyak 15 kasus Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan di Desa Suruh
Kalang pada tanggal 3April 2013 ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kejadian Chikungunya sebagai berikut:

14
1. Berdasarkan PE yang di lakukan dilapangan program PSN tidak
jalan,karena kurangnya penggerak program PSN dan warga merasa
dirinya sibuk bekerja sehinga tidak sempat melakukan PSN.
2. Berdasarkan PE dilapangan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
Cikungunya.
3. Berdasarkan PE di lapangan PHBS masih kurang dengan masih
banyaknya penampungan air yang kotor, kebiasaan menggantungkan
pakaian kotor yang dapat menjadikan sarang nyamuk.

B. Prioritas Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas maka prioritas dipilih dengan menggunakan


Metode Hanlon cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah dengan
menggunakan 4 kelompok criteria, yakni:
1. Besarnya masalah (magnitude).
2. Kegawatan masalah (emergency).
3. Kemudahan penanggulangan masalah (causability).
4. Faktor yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor).
Dari metode diatas Masalah di fokuskan pada program PSN yang tidak jalan
sebagai upaya pemberantasan penyakit Chikungunya. Hal ini disebabkan karena
kurangnya penggerak program PSN.

C. Kegiatan Lapangan

Setelah menerima laporan dari Desa Suruh Kalang kepada DKK Karanganyar.
Kegiatan yang dilakukan dilapangan oleh DKK dan mahasiswa magang adalah
melakukan PE dengan cara melakukan identifikasi, pemantauan jentik,
pencatatan, dan wawancara dengan Warga Dukuh Suruh Kalang RT 3, 4 / RW 6
Desa Jaten Kecamatan Jaten diambil sampel secara acak sebesar 16 rumah dengan
cara door to door.

BAB V

HASIL DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

15
A. HASIL

Dari hasil penyelidikan epidemologi di Desa suruh kalang hari rabu tanggal 3
April 2013 yang dilakukan di RT 03,04/RW 06. Dapat disimpulakn bahwa desa
suruh kalang terjangkit penyakit Chikungunya. Dengan rendahnya tingkat ABJ
yang diperoleh.

Jumla h ruma h yang tidak ada jentik


x 100
ABJ= Jumla h rumah yang diperiksa

7
ABJ = 16 x100%

ABJ = 45 %

Dari hasil ABJ yang diperoleh 45% masih kurang dari standar >95%. Oleh
karena itu perlu adanya peningkatan ABJ.

Tingginya ABJ dapat diperoleh dari Keberhasilan PSN. PSN Chikungunya


adalah kegiatan memberantas telur, jentik,kepompong dan nyamuk penular
Chikungunya di tempat-tempat perkembangbiakannya. Menurut Depkes RI, PSN
dapat dilakukan melalui cara:
a. Fisik: cara ini dikenal dengan kegiatan 3M yaitu menguras tmpat
penampuangan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur
barang bekas.
b. Kimia: cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan mengguna

kan insektisida pembasmi jentik (larvasida).


c. Biologi: cara ini dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala
timah, ikan gupi dan ikan cupang.

B. Aternatif Pemecahan Masalah.

16
Dengan memperhatikan masalah-masalah yang ada maka ada beberapa
alternatif pemecahan masalah melalui program-program yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan, diantaranya adalah:
1. Melibatkan tokoh masyarakat dalam melakuakan PSN sehingga
masyarakan mau bergerak dalam program PSN.
2. Pembentukan jumantik cilik yang dilakukan pada anak-anak SD.

C. Penyelesaian Masalah

Dari alternatif pemecahan masalah yang dapat dijadikan bahan


pertimbangan untuk mengendalikan persebaran penyakit Chikungunya agar
tidak timbul KLB, maka perlu dilakukan Pemantauan jentik berkala(PJB)
yang dilakukan secara rutin dengan melibatkan tokoh masyarakat yang
mendampingi karena mereka dianggap orang penting dan disegani di
masyarakat,sehingga dengan melibatkan tokoh masyarakat diharapkan warga
mau bergerak untuk melakukan PSN.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sehubungan dengan pelaksanaan magang yang dilakukan mahasiswa di
kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, dapat disimpulkan :
1. Mahasiswa mengetahui program apa saja yang ada di DKK Karanganyar.

17
2. Peran serta masyarakat dalam program PSN untuk mencegah penyakit
Chikungunya di wilayah Kabupaten Karanganyar pada tahun 2012 sudah
cukup baik dengan penurunan kasus dari 2011 terdapat 175 menjadi 100
pada tahun 2012.

B. Saran

Dari semua kegiatan magang di DKK Karanganyar yang berlangsung selama


satu bulan sudah berjalan dengan cukup baik, namun penyusun merasa ada
yang perlu menjadi perhatian dengan program magang yang dilakukan, dan
dengan saran ini semoga dapat menjadi masukan agar bisa lebih baik untuk
kedepan.

1. Kepada DKK Karanganyar program program yang ada untuk


penanggulangan penyakit cikungunya sudah baik tetapi perlu ditingkatkan
lagi dalam pelaksanaannya.

2. Kepada Puskesmas Perlu lebih ditingkatkannya peran serta kader


masyarakat sebagai tim PJB.

3. Kepada masyarakat agar selalu melakukan gerakan PSN secara rutin .

18

Anda mungkin juga menyukai