Anda di halaman 1dari 53

ANALISA TEKANAN STATIS PADA CONECTING ROD

MOTOR JENIS KLS 150

TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada Program Studi Teknik Mesin S1 Fakultas Teknik

Universitas Singaperbangsa Karawang

Disusun oleh :

Sahid Nugroho Warjanto


NPM: 1441177005020

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019

2
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sahid Nugroho Warjanto

NPM : 1441177005020

Program Studi : Teknik Mesin S1

Perguruan Tinggi : Universitas Singaperbangsa Karawang

Menyatakan dengan sesungguh-sungguhnya dan sebenar-benarnya bahwa Tuas Akhir


ini yang saya buat dan susun ini adalah hasil pemikiran serta karya saya sendiri. Tugas
Akhir ini tidak dibuat oleh orang lain, duplikat baik sebagian atau keseluruhan. Kutipan-
kutipan pun hanya diambil dari referensi yang telah disebutkan sumbernya.

Apabila terbukti Tugas Akhir ini merupakan plagiat atau replikasi maka penelitian
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun Tugas Akhir
baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibatnya yang timbul dikemudian
menjadi tanggung jawab saya.
Karawang, 28 Maret 2019

Yang membuat pernyataan

(Sahid Nugroho Warjanto)


1441177005020

3
HALAMAN PERSETUJUAN

DOSEN PENGUJI
UJIAN SIDANG TUGAS AKHIR
ANALISA TEKANAN STATIS PADA CONECTING ROD
MOTOR JENIS KLS 150

Disusun Oleh:

Sahid Nugroho Warjanto


NPM: 1441177005020

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dalam Sidang Tugas Akhir pada
tanggal ...................... 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar SarjanaTeknik pada Program Studi Teknik Mesin S1, Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang.

1. Ketua : Aa Santosa.,ST., MT.


NIDN. 0023067204 ………………………..

2. Penguji 1 : Oleh., ST., MT.


NIDN. 0425026901 ………………………...
3. Penguji 2 : Rizal Hanifi., ST., MT.
NIDN. 0425077201 ………………………...

Karawang,……………………….
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin S1

4
Oleh., ST., MT.
NIDN. 0425026901

5
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISA TEKANAN STATIS PADA CONECTING ROD


MOTOR JENIS KLS 150

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada Program Studi Teknik Mesin S1 Fakultas Teknik

Universitas Singaperbangsa Karawang

Karawang, 28 Maret 2019

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Aa Santosa., ST., MT. Oleh., ST., MT.


NIDN. 0023067204 NIDN. 0425026901

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin S1

Oleh., ST., M.T.


NIDN. 0425026901

6
7
ABSTRAK

Conecting rod merupaka sebuah elemen prnghubung Antara silinder deng porong
engkol, connecting rod mengalami beban Tarik dan tekan akibat proses kompresi pada
saat kendaraan bergerak. Material yang digunakan adalah Alumuniun 5052 H32 denga
kekuatan lulih sebesar 69000 Mpa, setelah dilakukan simulasi perhitungan maka didapat
bahwa tegngan yang terjai sebesar 116 Mpa, regngan 0,023 faktor keamanan 4,6 dan
pergerak sebesar 0,091. Dari hasil simulasi tersbut dikatakan bahwa connecting rod
yang dianalisa sangat aman dan jauh terjadinya kegagalan.

Simulasi dilakukan dengan cara menggunakan 2 model, yang membedakan kedua


model tersebut adalah besarnya beban pada kedua pin tersebut.

Kata kunci : Conecting rod, Alumunium

8
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat melewati masa studi
dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang merupakan tahap akhir dari proses untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin di Program Teknik Mesin Universitas
Singaperbangsa Karawang. Dengan judul Laporan Tugas Akhir: “Analisa Tekanan
Statis Pada Conecting Rod Motor Jenis Kls 150”

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan TA ini tidak lepas dari bantuan


orang-orang yang dengan segenap hati memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan,
baik moral maupun material. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Aa Santosa., ST., MT, selaku koordinator Tugas Akhir Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang sekaligus Dosen Pembimbing I, atas
segala arahan, bimbingan dan motivasi yang sangat berarti dalam penyelesaian
Laporan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Oleh., ST., MT. selaku Ketua Program Studi S1 Fakultas Teknik Mesin
Universitas Singaperbangsa Karawang sekaligus Dosen Pembimbing II, atas
segala arahan, bimbingan dan motivasi yang berarti dalam penyelesaian Laporan
Tugas Akhir ini.
3. Bapak H. Jojo Sumarjo.Ir.,MT selaku dosen wali dari awal masuk hingga ahir
perkuliahan, atas segala arahan dan motivasinya yang sangat membantu
meningkatkan semangat penulis dalam belajar
4. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendidik, membimbing dan selalu
memberikan doa restu kepada penulis.
5. Kepada Teman-teman Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin khususnya Angkatan
2014 atas segala bantuan, motivasi dan dukungan yang diberikan kepada
penulis.
6. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan
Tugas Akhir ini.

9
Penulis menyadari bahwa dalam menulis Laporan Tugas Akhir ini terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan dan kemajuan penulis dimasa yang akan datang sangat diharapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Karawang, 28 Maret 2019

Sahid Nugroho Warjanto


1441177005020

10
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk:

 Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, rezeki dan
semua yang saya butuhkan. Allah SWT sutradara terhebat.
 Ibu ku tercinta Hastupi dan Bapak ku Waryanti juga Kakak ku Dian Rahmawati
serta Adik ku Sukma Rahma Palupi, terima kasih atas do’a yang tak pernah
surut, motivasi, semangat, cinta, kasih, sayang, dan pengorbanan yang telah
diberikan.
 Diriku sendiri Sahid Nugroho Wajanto., ST., jangan puas hanya sampai di sini,
terus kejar mimpi-mimpi itu, jangan pernah menyerah! Semangat!!!
 Calon istriku Nurgita Maharani., yang selalu setia mendampingi, selalu
memberikan motivasi, selalu sabar dalam menghadapi berbagai situasi dan
kondisi, tak kenal lelah, terima kasih atas cinta, kasih, sayang, dan pengorbanan
yang telah diberikan.
 Seluruh keluarga besar dari Bapak Alm. Kakek Sujanto dan Alm Nenek
Suminah juga keluarga besar dari Ibu Alm. Kakek Sukamdi dan Alm Nenek
Sukinem terima kasih atas do’a dan dukungannya.
 Bapak Aa Santosa., MT., Bapak H. Jojo Sumarjo. Ir., MT dan Bapak Oleh., ST.,
MT., terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, motivasi, dan ilmu-ilmu yang
telah diberikan.
 Tedi Nurjen., ST., Adie Triyono., ST., Sutrisno., ST., Teguh Masum., ST, kalian
teman terbaik yang pernah ada. Terima kasih kawan kalian luar biasa ,
Alhamdulillah ini perjuangan kita semua bisa sampai disini. Para pejuang yang
tak kenal lelah, tak pantang menyerah, gigih, ulet, dengan serangkaian
pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan materi. Ingat selalu kawan “It Always
Seem Imposible Until It’s Done”.

E Team (Kelas E), disinilah saya terlahir dari keluarga besar E Team. Saya bangga bisa
bekerja sama dengan orang-orang terhebat yang pernah ada. Terima kasih atas apa yang

11
telah diberikan selama ini, semangat, kekompakan, dan rasa kekeluargaan. “Solidarity,
Unity, Respect”.

12
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................2

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................3

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................4

ABSTRAK........................................................................................................................5

KATA PENGANTAR.......................................................................................................6

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................8

DAFTAR ISI.....................................................................................................................9

BAB I...............................................................................................................................11

PENDAHULUAN...........................................................................................................11

I.1 Latar Belakang..................................................................................................11

I.2 Maksud Dan Tujuan..........................................................................................12

I.3 Perumusan Masalah..........................................................................................12

I.4 Batasan Masalah...............................................................................................13

I.5 Metodologi Penelitian.......................................................................................13

I.6 Sistematika Penulisan.......................................................................................14

BAB II.............................................................................................................................15

STUDI LITERATUR......................................................................................................15

2.1 Jenis-jenis Motor Bakar...................................................................................16

2.2 Tentang Motor Diesel dan Motor Otto.............................................................16

2.2.1 Motor 4 Langkah (4 -tak)....................................................................................17

2.2.2 Motor 2 Langkah (2-tak).....................................................................................19

2.2.3 Connecting rod (batang torak)............................................................................20

2.3 Tegangan dan Regangan...................................................................................23

13
2.4. Kriteria Kegagalan Statik......................................................................................23

2.5 Teori Energi Distorsi (Von Mises-Hencky)........................................................25

BAB III............................................................................................................................28

METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................28

3.1 Spesifikasi Motor KLS 150..............................................................................28

BAB IV............................................................................................................................29

ANALISA DAN PEMBAHASAN.................................................................................29

4.1 PROSES SIMULASI........................................................................................30

4.1.1 STUDI 1................................................................................................................30

4.12 STUDI 2................................................................................................................35

BAB V.............................................................................................................................39

KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................39

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................39

5.2 Saran.................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah kerja motor bakar 4 langkah.....................................................................20


Gambar 2.2 Langkah kerja motor bakar 2 Langkah...................................................................22
Gambar 2.3 Conecting Rod........................................................................................................22
Gambar 2.4 Hubungan connecting rod dengan komponen lain..................................................23
Gambar 2.5 Konstruksi batang piston........................................................................................25
Gambar 2.6 Kegagalan akibat tegangan tarik uniaksial dan torsi murni....................................26
Gambar 2.7 Kurva tegangan-regangan material ulet dan material getas....................................27

14
Gambar 2.8 Energi regangan yang tersimpan pada elemen terdefleksi......................................28
Gambar 2.9 Grafik referentasi TED dalam kedaan 2 dimensi....................................................28

Gambar 3.1 Diagram alir............................................................................................................33

Gambar 4.1 Conecting rod.........................................................................................................35


Gambar 4.2 Spesifikasi specimen...............................................................................................36
Gambar 4.3 Studi 1....................................................................................................................37
Gambar 4.4 Penentuan arah gaya...............................................................................................37
Gambar 4.5 Automatic contac....................................................................................................38
Gambar 4.6 Hasil Proses Simulasi percobaan 1.........................................................................39
Gambar 4.7 Faktor keamanan percobaan 1................................................................................39
Gambar 4.8 Eksak displacement percobaan 1............................................................................40
Gambar 4.9 Eksak von mises percobaan 1.................................................................................40
Gambar 4.10 Studi 2 ( penambahan beban pin ).........................................................................41
Gambar 4.11 Hasil simulasi percobaan 2...................................................................................42
Gambar 4.12 Faktor keamanan percobaan 2..............................................................................42
Gambar 4.13 Eksak displacement percobaan 2..........................................................................43
Gambar 4.14 Eksak von mises percobaan 2...............................................................................43

15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepeda Motor seperti juga mobil dan pesawat memerlukan daya untuk bergerak,
melawan hambatan udara, gesekan ban dan hambatan lainnya. Untuk memungkinkan
sebuah sepeda motor yang kita kendarai bergerak, roda sepeda motor harus mempunya
daya untuk bergerak dan untuk mengendarainya diperlukan engine.
Engine merupakan alat untuk membangkitkan tenaga maka disebut sebagai
penggerak utama, terjadi proses pembakaran didalam engine sehingga menghasilkan
daya untuk menggerakan kendaraan. Kendaraan pada saat ini merupakan suatu
kebutuhan primer bagi manusia yang tidak bisa dipungkiri berada pada peringkat
pertama. Dengan mobilisasi kebutuhan manusia memungkinkan setiap manusia
mempunyai beberapa jenis kendaraan. Conecting rod merupakan salah satu komponen
dari bagian engine yang berfungsi untuk mengubah energy mekanik menjadi energy
panas yang selanjutnya terjadi proses pembakaran pada ruang bakar, pada saat terjadi
proses pembakaran temperature akan sangat tinggi karena terjadi pencampuran bahan
bakar dengan oksigen pada tekanan vakum. Untuk hal tersebut saya mencoba
menganalisa kemungkinan terjadi pada connecting rod akibat beban temperature dan
tekanan.

Metode Elemen Hingga, selanjutnya disebut sebagai MEH, adalah metode


numerik yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam bidang rekayasa
atau pun bidang fisik lainnya. Permasalahan-permasalahan dalam bidang rekayasa yang
dapat dipecahkan dengan metodei ini adalah meliputi analisa struktur, analisa
tegangan, perpindahan panas dan masa, dan medan elektromagnetik.Permasalahan-
permsalahan yang melibatkan bentuk geometri, kondis pembebanan dan sifat
mekanik material yang komplek tidak mungkin untuk dipecahkan dengan
menggunakan persamaan atau rumus matematis yang biasanya disebut dengan
penyelesaian analitis. Penyelesaian analitis ini umumnya memerlukan penyelesaian

16
persamaan deferensial parsial. Oleh karena itu, metode numerik seperti MEH adalah
metode yang banyak digunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang
komplek tersebut. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode MEH ini
adalah berupa harga pendekatan dari sejumlah titik atau node pada kontinum bodi.
Maka dalam pemodelan di dalam MEH, suatu bodi dibagi menjadi beberapa bodi atau
unit yang lebih kecil yang disebut dengan elemen, yang mana elemen-element tersebut
saling berhubungan dengan elemen lain pada titik-titik simpul elemen atau dikenal
dengan node. Proses pembagian ini disebut dengan diskritisasi.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penulisan Tugas akhir ini merupakan implementasi dari matakuliah
Metode elemen Hingga pada analisa termal beban static pada komponen connecting rod
kendaraan roda dua sepeda motor jenis KLS 150
Tujuan dari penulisan Tugas akhir dengan mengambil topic analisa pada
connecting rod akibat beban terrmal dan tekanan statik
Dari sisi akademis tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Memperhitungkan tegangan, regangan disesuaikan dengan sifat mekanik
material yang digunakan
2. Membandingkan hasil analisis struktur pada softwere dengan melakukan
perhitungan metode elemen hingga secara manual.
1.3 Perumusan Masalah

Tekanan maupun Termal akan mengakibatkan sifat mekanik suatu material


mengalami penurunan, ini disebabkan karena kekuatan akan sangat dipengaruhi oleh
temperature kerja
Dari topic yang sudah ditentukan, maka untuk mempermudah tujuan akhir dari
permasalahan yang ada maka permusan masalah yang ditentukan adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Menghitung Beban maksimal yang terjadi pada Conecting rod
2. Bagaimana menganalisa kekuatan connecting rod yang mengalami tekanan dan
perubahan temperatur

17
3. Bagaimana menentukan bagian yang kritis pada komponen tersebut.

18
1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Jenis sepeda motor yang dipakai untuk penelitian adalah jenis KLS 150 CC
2. Analisa dilakukan dengan menggunakan softwere fusion 360
3. Metode yang digunakan sebagai pendekatan pada penelitian ini menggunakan
Metode Elemen Hingga.
4. Penelitiaan dilakukan hanya pada bagian connecting rod.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan topic Tugas Akhir


ini adalah :
1. Melakukan Survey terhadap kendaraan yang akan dilakukan penelitian
2. Melakukan wawancara dengan pihak yang mengetahui pada kendaraan tersbut.
3. Mencari literature yang berhubungan dengan topic dan permasalahn.

19
1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :


Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disampaikan latarbelakang penelitian, perumusan masalah,
tujuan penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Teori Dasar
Pada bab ini disampaikan kajian pustaka mengenai mekanika teknik,
FEM.Strukur, Perpindahan panas
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini dijelaskan alur proses penelitian dan analisa terhadap
permasalahan yang akan dibahas
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini disampaikan hasil-hasil perancangan, analisa serta
pembahasannya.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini disampaikan ringkasan hasil analisa yang dikaitkan dengan
tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Daftar Pustaka

Lampiran

20
BAB II

STUDI LITERATUR

Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang proses pembakarannya terjadi
dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus sebagai
fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara seperti tersebut disebut mesin
pembakaran dalam. Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses
pembakaran di luar disebut mesin pembakaran luar. Sebagai contoh mesin uap, dimana
energi kalor diperoleh dari pembakaran luar, kemudian dipindahkan ke fluida kerja
melalui dinding pemisah.

Keuntungan dari mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan mesin


pembakaran luar adalah kontruksinya lebih sederhana, tidak memerlukan fluida kerja
yang banyak dan efesiensi totalnya lebih tinggi. Sedangkan mesin pembakaran luar
keuntungannya adalah bahan bakar yang digunakan lebih beragam, mulai dari bahan
bakar padat sampai bahan-bakar gas, sehingga mesin pembakaran luar banyak dipakai
untuk keluaran daya yang besar dengan banan bakar murah. Pembangkit tenaga listrik
banyak menggunakan mesin uap. Untuk kendaran transpot mesin uap tidak banyak
dipakai dengan pertimbangan kontruksinya yang besar dan memerlukan fluida kerja
yang banyak.

21
2.1 Jenis-jenis Motor Bakar
Motor bakar adalah mesin yang mengubah energi kimia dari bahan bakar
menjadi energi Mekanik pada gerakan naik turun piston. Dimana energi kimia dari
bahan bakar tersebut menghasilkan energi panas dan menggunakan energi tersebut
untuk melakukan kerja mekanik. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini
(proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu: motor pembakaran luar dan motor pembakaran dalam (Arismunandar, 1978)

Pada mesin pembakaran luar (External Combustion Engine), proses pembakaran


terjadi di luar mesin, energi termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida
kerja mesin melalui dinding pemisah. Contohnya mesin uap. Sedangkan pada mesin
pembakaran dalam (Internal Combustion Engine), proses pembakaran berlangsung di
dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi
sebagai fluida kerja. Sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah
menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada turbin gas dan motor bakar torak. Menurut
bahan bakar yang digunakan, motor pembakaran dalam terdiri dari motor otto dan
motor diesel (Arismunandar, 1978).

2.2 Tentang Motor Diesel dan Motor Otto


Pada motor diesel, udara di dalam silinder dikompresikan hingga menjadi panas.
Bahan bakar motor diesel yang berbentuk kabut kemudian disemprotkan dalam silinder-
silinder. Pada motor bensin, bahan bakar dicampur dengan udara, dikompresikan dan
kemudian dibakar dengan loncatan bunga api listrik. Sedangkan pada motor diesel,
bahan bakar dibakar oleh panas udara yang telah dikompresikan di dalam silinder.
Untuk memenuhi kebutuhan pembakaran tersebut, maka temperatur udara yang
dikompresikan dalam ruang bakar harus mencapai suhu 500C (932F) atau lebih. Oleh
karena itu, motor diesel perbandingan kompresinya dibuat (15:1 – 22:1) lebih tinggi dari
pada motor bensin (6:1 – 12:1) dan juga motor diesel dibuat dengan konstruksi yang
lebih kuat dari pada motor Otto (Arismunandar, 1978). Menurut sistem kerjanya, motor
Otto (Bensin) dibagi menjadi 2, yaitu:

22
2.2.1 Motor 4 Langkah (4 -tak)
Motor 4-tak dalam satu siklus kerjanya terdiri dari empat tahap (langkah)
yaitu langkah hisap, langkah tekan, langkah usaha / ekspansi dan langkah buang
yang diselesaikan dalam dua putaran crankshaft. Posisi tertinggi yang dicapai
oleh torak dalam silinder disebut titik mati atas (TMA) dan posisi terendah yang
dicapai torak disebut titik mati bawah (TMB). Jarak geraknya torak antara TMA
dan TMB disebut langkah torak (stroke). Proses menghisap campuran bensin
dan udara ke dalam silinder, mengkompresikan, membakarnya dan
mengeluarkan gas sisa pembakaran dari dalam silinder, disebut satu siklus
(Arismunandar, 1978).
 Langkah Hisap
Torak didalam silinder bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju TMB
(titik mati bawah), katup hisap terbuka dan katup buang dalam keadaan
tertutup. Melalui katup hisap, campuran bahan bakar dan udara terhisap
masuk ke dalam silinder (Arismunandar, 1978).

 Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, torak bergerak dari TMB menuju TMA, sementara katup
hisap dan katup buang dalam keadaan tertutup. Campuran bahan bakar dan
udara dimampatkan oleh torak yang bergerak menuju TMA. Akibatnya
tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar.
Poros engkol berputar satu kali, ketika torak mencapai TMA (Arismunandar,
1978).

23
 Langkah Usaha
Sesaat sebelum torak mencapai TMA campuran bahan bakar dan udara yang
terkompresi dinyalakan oleh loncatan bunga api dari busi, terjadilah proses
pembakaran. Sementara itu torak masih bergerak menuju TMA, maka
volume dalam ruang bakar semakin kecil sehingga tekanan dan temperatur
gas di dalam silinder menjadi semakin tinggi. Akhirnya torak mencapai
TMA dan gas pembakaran mampu mendorong torak dari TMA menuju ke
TMB. Katup hisap dan katup buang masih dalam keadaan tertutup. Selama
torak bergerak dari TMA ke TMB volume gas pembakaran di dalam silinder
bertambah besar dan karena itu tekanannya turun (Arismunandar, 1978).

 Langkah Buang
Katup buang terbuka dan katup hisap tertutup, torak bergerak dari TMB ke
TMA, mendorong gas hasil sisa pembakaran keluar dari dalam silinder
melalui saluran katup buang. Setelah langkah buang selesai siklus dimulai
lagi dari langkah hisap dan seterusnya (Arismunandar, 1978).

Gambar 2.1 Langkah kerja motor bakar 4 langkah

24
2.2.2 Motor 2 Langkah (2-tak)
Jika pada motor 4-tak memerlukan 2 putaran crankshaft dalam satu
siklus kerjanya, maka untuk motor 2-tak hanya memerlukan satu putaran
saja. Hal ini berarti dalam satu siklus kerja motor 2-tak melakukan satu kali
gerakan naik dari TMB ke TMA dan satu kali gerakan turun dari TMA ke
TMB. Desain dari ruang bakar motor 2 tak memungkinkan terjadinya hal
semacam itu (Arismunandar, 1978).

Proses pemasukan campuran bahan bakar dan udara ke dalam


silinder tidak dilakukan oleh gerakan hisap dari torak seperti pada motor
empat langkah, melainkan dari lubang masuk (inlet port) melalui bawah
torak (keadaan torak pada posisi TMA) dan dibantu oleh gerakan putar
crankshaft yang memompa campuran bahan bakar dan udara tersebut naik
melalui transfer port dalam silinder. Sementara torak bergerak dari TMA
menuju TMB. Disebut juga langkah pembilasan dimana proses pembersihan
silinder dari gas buang dan pengisian silinder dengan campuran bahan bakar
dan udara (Arismunandar, 1978).

Torak bergerak dari TMB ke TMA. Gas buang sisa pembakaran


didesak ke luar dari dalam silinder melalui lubang buang (exhaust) oleh
campuran bahan bakar dan udara yang disuplai ke dalam silinder. Campuran
bahan bakar dan udara segar akan ikut keluar dari dalam silinder bersama-
sama dengan gas sisa pembakaran. Khususnya pada motor bensin 2 langkah
hal tersebut merupakan kerugian karena bahan bakar terbuang percuma.
Pada motor diesel hanya udara saja yang dipergunakan untuk melakukan
pembilasan sehingga hanya pada kerugian daya pembilasan saja
(Arismunandar, 1978).

25
Gambar 2.2 Langkah kerja motor bakar 2 Langkah

2.2.3 Connecting rod (batang torak)

Batang torak atau connecting rod adalah suatu komponen utama mesin
yang berfungsi untuk menghubungkan piston ke poros engkol dan
selanjutnya menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran
dan meneruskannya ke poros engkol. Bagian ujung connecting rod yang
berhubungan dengan pin piston disebut small end. Sedangkan yang
berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Poros engkol berputar
pada kecepatan tinggi di dalam big end, dan mengakibatkan temperatur
menjadi naik.

Gambar 2.3 Conecting Rod

26
Baik pada mesin 4 tak (four stroke) dan 2 tak (two stroke) selalu dilengkapi
dengan batang piston. Batang piston atau juga dikenal dengan stang seker
memiliki fungsi antara lain.

Gambar 2.4 Hubungan connecting rod dengan komponen lain


1. Menghubungkan piston dengan poros engkol (crankshaft) sehingga
tenaga yang dihasilkan saat proses pembakaran dapat diteruskan ke
poros engkol.
2. Sebagai pendukung piston agar dapat bergerak naik turun di dalam
silinder.
3. Bersama-sama dengan poros engkol, batang piston dijadikan lengan
untuk mengubah gaya naik turun menjadi gaya putar.
Batang piston memili dua buah ujung yaitu ujung small end (ujung
yang diameter kecil) dan ujung big end (ujung yang diameter besar).
1. Small end
Small end terdapat pada bagian atas, atau lebih tepatnya pada bagian yang
menghubungkan antara batang piston degan piston.
Untuk menghubungkan antara batang piston dengan piston maka digunakan
sebuah pen piston yang dimasukkan di dalam lubang pen pada piston dengan
lubang pada small end batang piston.

2. Big end
Big end terdapat pada bagian bawah, atau lebih tepatnya pada bagian yang
menghubungkan antara batang biston dengan poros engkol atau tepatnya pada
bagian crank pin (pen engkol).

27
Crank pin ini akan berputar di dalam big end dengan kecepatan tinggi. Hal
tersebut akan berakibat naiknya temperatur pada bagian antara crank pin
dengan big end. Temperatur yang terlalu tinggi (overheating) dapat
menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut.
Untuk menghindari kenaikkan temperatur tersebut maka diantara bagian
big end batang piston dengan crank pin poros engkol maka dipasang bantalan
luncur (metal jalan). Pada bagian metal ini terdapat saluran oli yang berfungsi
untuk melumasi bagian-bagian yang bersinggungan tersebut.
Oleh sebab itu saat melakukan pembongkaran dan pemasangan batang
piston harus diperhatikan tandanya. Tanda pada batang piston harus dipasang
dengan benar karena jika tidak benar maka saluran oli dapat tertutup sehingga
pada bagian big end dan crank pin tidak akan terlumasi. Tanda pada batang
piston tergantung dari buku pedoman reparasi kendaraan tersebut.
Pembuatan batang piston tidak dilakukan sembarangan, namun telah
direncakan sesuai dengan model mesin yang akan dibuat, apakah mesin
tersebut akan digunakan untuk menghasilkan kecepatan yang lebih besar atau
untuk menghasilkan torsi yang lebih besar.
Panjang pendeknya batang piston akan mempengaruhi besar kecilnya
langkah piston. Semakin panjang batang piston maka langkah piston juga
semakin besar dan sebaliknya semakin pendek batang maka semakin kecil
pula langkah piston.
Pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), salah atu
komponen terpenting di dalamnya adalah piston.
Piston atau torak atau seker akan menerima hasil ledakan pembakaran saat
langkah usaha sehingga piston akan bergerak turun dari TMA ke TMB.
Selama mesin beroperasi, piston akan selalu bergerak naik turun.
Bergeraknya piston naik dan turun di dalam silinder dapat terjadi karena
adanya komponen tambahan yaitu batang piston (connecting rod). Tanpa
adanya batang piston maka piston tidak akan dapat bergerak naik turun karena
piston hanya merubah volume dari silinder.

28
Gambar 2.5 Konstruksi batang piston

2.3 Tegangan dan Regangan

Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda.
Tegangan dinotasikan dengan σ (sigma), satuannya Nm-2. Secara matematis,
tegangan dirumuskan dengan

2.4. Kriteria Kegagalan Statik

Kegagalan pada suatu elemen mesin dapat terjadi dalam berbagai wujud
seperti misalnya yielding, retak, patah, scoring, pitting, korosi, aus, dan lain-
lain. Agen penyebab kegagalan juga bermacam-macam seperti misalnya salah
design, beban operasional, kesalahan maintenance, cacat material, temperatur,
lingkungan, waktu, dan lain-lain. Dengan pengetahuan yang lengkap tentang
kegagalan, maka para insinyur dapat mempertimbangkan berbagai aspek
penyebab kegagalan dalam perancangan sehingga diharapkan kegagalan
tidak akan terjadi selama umur teknisnya. Dalam bab ini hanya akan dibahas
kegagalan elemen mesin yang diakibatkan oleh beban mekanis. Beban mekanis
yang dimaksud adalah beban dalam bentuk gaya, momen, tekanan, dan beban
mekanis lainnya.

29
Gambar 2.6 Kegagalan
akibat tegangan tarik uniaksial dan torsi murni

Gambar 2.6 (a) menunjukkan lingkaran Mohr untuk spesimen yan


mendapat beban tarik uniaksial. Terlihat bahwa spesimen juga mengalami
tegangan geser dengan nilai maksimum sebesar setengah tegangan normal
maksimum. Hal sebaliknya juga terjadi pada specimen yang mendapat beban
torsi murni, ternyata specimen juga mengalami tegangan normal dengan nilai
maksimum sama dengan tegangan geser maksimum. Jadi tegangan manakah
yang lebih berperan menimbulkan kegagalan.

Uji tarik dapat menjelaskan terjadinya kegagalan pada spesimen yang


mendapat beban uniaksial. Gambar 2.8 menunjukkan kurva tegangan-regangan
pada spesimen material ulet (ductile) dan material getas (brittle). Terlihat
fenomena “yielding” pada material ulet, sedangkan pada material getas,
kegagalan atau patah terjadi tanpa adanya yielding yang signifikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tingkat kegagalan untuk material ulet akan dibatasi oleh
kekuatan yield, dan material getas dibatasi oleh kekuatan ultimate. Analisis
menunjukkan bahwa untuk material ulet, kegagalan lebih ditentukan oleh
kekuatan geser, sedangkan untuk material getas, kegagalan lebih ditentukan oleh
kekuatan tensile. Hal ini mengindikasikan bahwa perlu dikembangkan teori
atau kriteria kegagalan yang berbeda antara material ulet dan material getas.
Variabel yang membedakan apakah material bersifat getas atau ulet dapat di
baca di referensi.

30
Gambar 2.7 Kurva tegangan-regangan material ulet dan material getas

2.5 Teori Energi Distorsi (Von Mises-Hencky)

Teori kegagalan ini diperkenalkan oleh Huber (1904) dan kemudian


disempurnakan melalui kontribusi Von Mises dan Hencky. Teori ini
menyatakan bahwa ”Kegagalan diprediksi terjadi pada keadaan tegangan
multiaksial bilamana energi distorsi per unit volume sama atau lebih besar
dari energi distorsi per unit volume pada saat terjadinya kegagalan dalam
pengujian tegangan uniaksial sederhana terhadap spesimen dari material yang
sama”. Energi regangan akibat distorsi (berkaitan dengan perubahan bentuk)
per unit volume, Ud adalah energi regangan total per unit volume, U
dikurangi energi regangan akibat beban hidrostatik (berkaitan dengan
perubahan volume) per unit volume, Uh

31
U d = U −U h

Energi regangan total per unit volume, U adalah luas dibawah kurva
tegangan-regangan (gambar 2.9 )

Gambar 2.8 Energi regangan yang tersimpan pada elemen


terdefleksi
1
(❑ ❑ +❑2 ❑2+❑3 ❑3 )
2 1 1

1
U= (❑12+❑22+❑32 −2 v (❑1 ❑2+❑2❑3 +❑1 ❑3))
2E

Untuk tegangan 2 dimensi, ❑2=0, maka :

S y = √❑12 +❑1 ❑3+❑32(21)

Gambar 2.9 Grafik referentasi TED dalam kedaan 2 dimensi

32
33
Tegangan efektif Von Mises didefinisikan sebagai tegangan tarik
uniaksial yang dapat menghasilkan energy distorsi yang sama dengan yang
dihasilkan oleh kombinasi tegangan yang bekerja.

❑' =√ ❑12+❑22 +❑32−(¿1 ❑2+❑2 ❑3 +❑1 ❑3)¿

Untuk kasus 2 dimensi :

❑' =√ ❑x 2 +❑ y 2−❑x ❑y +3 xy 2

Kegalan terjadi bila :

' Sy

ns

34
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Conecting Rod merupakan perlatan teknik yang mengandung resiko bahaya


tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau ledakan pada mesin
apabila terjadi patah akibat kelebihan beban atau over Oleh karena itu penulis
merancang sebuah Conecting Rod dengan bantuan softwere Ansys untuk
memudahkan

Dalam Perancangan Conecting Rod ini dilakukan berdasarkan permsalahan


sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang Conecting Rod yang sesuai dengan kondisi mesin
motor.
2. Bagaimana merancang bentuk dari connecting rod supaya hasilnya maskimal
3. Bagaimana menentukan desain pada Conecting Rod.
Hal ini dimaksudkan agar Conecting Rod aman untuk digunakan. Mengingat
bahaya yang akan terjadi jika Conecting Rod mengalami kegagalan.

35
3.2 Spesifikasi Motor KLS 150

Tipe 4-langkah SOHC

Maksimum Power 8,6 kW/8000 rpm

Torsi Maksimum 12 Nm/6500 rpm

Karburator Keihin CV24

Diameter x Langkah 58,0 x 54,4mm

Volume Silinder Satu silinder & 144cc

Sistem Pengapian DC-CDI

Sistem Pendinginan Pendinginan udara

Perbandingan Kompresi 9,5 : 1

Tekanan Pada Conecting Ros 9,5 Bar

36
3.3 Diagram Alir

Pada dasarnya, perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu membeli connecting rod

baru atau memodifikasi connecting rod yang tidak terpakai agar tetap sesuai dengan

keinginan produksi. Sebelum diputuskan pilihan mana yang akan digunakan dalam

pemenuhan permintaan produksi guna memenuhi kebutuhan pasar, dibuatlah flowchart

yang diharapkan dapat mempermudah analisa keputusan yang akan diambil.

Dimulai dari permasalahan yang ada, pilihan solusi (membeli baru atau

memodifikasi), sampai perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan jika memilih

solusi memodifikasi connecting rod yang ada. Analisa dengan software fusion l juga

dilakukan, agar mendukung hasil dari perhitungan manual sehingga dapat disimpulkan

bahwa connecting rod aman digunakan. Semua ini dilakukan guna mendapatkan solusi

terbaik dalam memenuhi kebutuhan produksi untuk pasar.

37
38
Gambar 3.1 Diagram alir

39
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Simulasi dilakukan untuk mempercepat suatu perhitungan dan untuk menambah


ketepatan hasil perhitungan.
Dari hasil simulasi ini didapatkan:
1. Perpindahan (Displacement)
Hasil perpindahan menunjukan besarnya deformasi model dari bentuk
awal.
2. Tegangan Von Mises
Rumus untuk menggabungkan tiga tegangan utama menjadi tegangan
setara untuk dibandingkan dengan sifat tegangan material.
3. Faktor Keamanan
Merupakan rasio yang menyatakan seberapa kuat benda tersebut terhadap
beban yang diterima
Material Yield Strength
Safety Factor=
Maximum Von Mises
Fusio 360 mempunyai kemampuan untuk melakukan hal seperti itu

40
Desain Conecting Rod

Connecting rod dari motor KLS 150 menggunakan material Alumunium 5052 H32,
dengan Pin menggunakan Baja AISI 1020. Ukuran mesh 0,125 in.

Gambar 4.1 Conecting rod

4.1 PROSES SIMULASI

Proses simulasi dilakukan dengan dua tahap yang lebih dikenal dengan proses
studi, yaitu studi 1 dengan fix constrain pada bagia pin besar ini menunjukan proses
penekanan keatasa dari connecting rod, sedanga studi 2 proses ketika connecting rod
turun atau proses langkah buang

4.1.1 STUDI 1

Model ini memiliki kondisi batas dengan cara statis stabil. Pin kecil tetap
pada permukaan ujungnya dan beban diterapkan pada permukaan ujung pin
besar. Kendala tambahan untuk mencegah gerakan batang penghubung Y dan Z
dan pin besar tanpa menghambat defleksi merata di bawah beban. Pengaturan
pada studi 1 rigid body tidak diaktifkan.

41
1. Menentukan jenis Material
Tahap pertama dalam melakukan simulasi ini adalah mamasukan jenis material
yang digunaka. Batang connecting rod terbuat dari Alumunium 5052
Dengan spesifikasi material sebagai berikut:

Gambar 4.2 Spesifikasi specimen

2. Menentukan Bagian yang Fix

Dalam menerapkan semua kendala, perlu dilakukan untuk membuat


model statis stabil tapi tidak menghambat deformasi yang diharapkan.
Umumnya model analisis tegangan statis stabil di semua tiga arah global.
Kemudian menarpkan kendala X,Y,Z. Untuk studi 1 bagian pin besar yang
dikunci dengan meletajan constrain dengan tanda kunci

42
Gambar 4.3 Studi 1

3. Menentukan arah dan besarnya gaya


Gaya yang terjadi kebawah sebesar 9500 N ditunjukan dengan arah panah, gaya
terjadi pada pin besar sedangkan pin kecil tidak mengalami pertambahan gaya

Gambar 4.4 Penentuan arah gaya

43
Setelah proses menentukan arah dan besarnya gaya maka selanjutnya menetukan
automatic contac dengancleren sebesar 0,1 mm

Gambar 4.5 Automatic contac

4. Hasil Proses Simulasi


Tegangan yang terjadi dari hasil simulasi bisa dilihat dengan membandingkan
warna pada connecting rod, pada bagian kritis terjadi pada batang dan pin kecil
hal ini dikarenakan karena dimensi yang lebih kecil dibandingkan dengan pin
besar. Tegangan yang paling besar terjadi sebesar 80 Mpa tetapi masih dibawah
kekuatan luluh dari material tersebut sebesar 69000 Mpa.

44
Gambar 4.6 Hasil Proses Simulasi percobaan 1

1. Faktor keamanan yang terjadi menunjukan bahwa bagian yang


paling kritis mempunyai factor keamanan sebesar 2, hal ini bisa dikatakan
masih sangat aman

Gambar 4.7 Faktor keamanan percobaan 1

45
2. Pergeseran yang terjadi akibat beban pada pin besar 0,08 mm
sangat kecil sekali, rata-rata pergeseran yang terjadi untuk semua
komponen sebesar 0,04mm

Gambar 4.8 Eksak displacement percobaan 1

3. Regangan yang terjadi sebesar 0,0016 tetapi pada bagian tertentu


yang sangat sedikit

Gambar 4.9 Eksak von mises percobaan 1

46
4.1.2 STUDI 2

Pada bagian studi 2 tidak ada perubahan masalah dimensi dari


connecting rod hanya penambahan beban pada pin kecil dengan arah fix yang
bebas y dan dengan mode rigid aktif

Gambar 4.10 Studi 2 ( penambahan beban pin )

47
a. Hasil simulasi pada studi 2 menunjukan terjadi penurunanfaktor keamanan
karena terjadi 2 gaya yang bekerja pada pin besar dan pin kecil tetapi masih
dalam kondisi aman

Gambar 4.11 Hasil simulasi percobaan 2


b. Hasil simulasi untuk tegangan yang terjadi pada studi 2 menghasilkan tegangan
maksimal sebesar 160 Mpa itupun terjadi pada bagian elemen yang kecil, bisa
dikatakan kondisi seperti ini masih aman

Gambar 4.12 Faktor keamanan percobaan 2

48
c. Hasil simulasi untuk pergerakan akibat gaya maksimal sebesar 0,15 mm dan itu
terjadi pada bagian pin besar

Gambar 4.13 Eksak displacement percobaan 2

d. Regangan yang terjadi sebesar 0,0023 terjadi pada bagian yang sangat kecil.
bisa dikatakan terjadi regangan yang tidak membahayakan terjadinya kegagalan

Gambar 4.14 Eksak von mises percobaan 2


Karena salah satu ujung model 1 adalah tetap, dan gaya sepanjang rakitan berada pada
arah X maka hasil semua hasil X perpindahan bernialai negatif

49
Karena model studi 2 dilakukan arah beban +X dan –X maka hasil perpindahan X akan
menunjukan nilai positif dan negatif jelas. Daerah nol perpindahan berada pada daerah
connecting rod

50
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan pada kedua model tersebut bisa diambil kesimpulan
sebagai berikut :

2. Tegangan pada model 1 rata - rata sebesar 68 Mpa sedangkan pada model 2
tegangan rata-rata sbesar 116 Mpa. Masih dibawak kekuatan luluh dari
material Alumunium 5052 H32 sebesar 69000 Mpa jadi masih aman.
3. Regangan yang terjadi pada model 1 sebesar 0,0008 sedangkan pada model
2 sebesar 0,023 sangatbkecil sekali bisa dikatakan untuk connecting rod
aman.
4. Faktor keamanan untuk model 1 sebesar 5,12 sedangkan untuk model 2
sebesar 4,6. Dilihat dari besarnya factor keamanan tersbut maka sangat
aman untuk connecting rod tersbut.
5. Pergerakan (Displacement) untuk model 1 sebesar 0,05 mm sedangkan
untuk model 2 0,091 mm. Sangat kecil sekali untuk terjadinya kegagalan
pada connecting rod.

Deformasi rakitan pada studi 2 memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan studi 1
hal ini disebabkan pada studi 2 pin kecil dapat bebas untuk menekuk karena tidak
adanya kendala pada ujung permukaan pin.

5.2 Saran

Conecting rod merupakan suatu bentuk elemen atau komponen mesin


yang mengalamai beban Tarik maupu beban tekan, akan terjadi keusan,
deformasi karena beban kerja tersebut yang dilakukan pada penelitian ini
menghitung tegangan, regangan dsb nya, disarankan untuk mengubah material
yang digunakan, jadi ada alternative pilihan untuk pemakaian material yang bisa
digunakan untuk connecting rod

51
52
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar 2010, Wiranto 1973, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Bandung:
ITB.

Irianto, Puspa 2010, Laporan Tugas Akhir Engine Stand Sepeda Motor Viar, Surakarta :
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret.

Chanavi, Ivan 2016, Laporan Tugas Akhir Rancang Bangun dan Pembuatan Rangka
pada Mesin Pengupas serabut Kelapa, Surakarta: Laporan Tugas Akhir Jurusan
Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Ferdinand P. Beer dan E. Russell Johnston. Jr 1996, Mekanika Untuk Insinyur Statika,
Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Popov, E.P. 1993. Mechanics of Materials. Erlangga, Jakarta.

Dassault Systemes SolidWorks Corporation 2010, An Introduction to Stress Analysis


Applications with SolidWorks Simulation Student Guide. a Dassaults Systemes
S.A. Company, USA.

Bintoro Putra, RVB 2016, Laporan Tugas Akhir Analisa Dan Perancangan Pembuatan
Engine Stand Transmisi Toyotakijang4kdengan Menggunakan Software
Solidworks 2014. Yogyakarta : Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin
Otomotif dan Manufaktur Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta

53

Anda mungkin juga menyukai