TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh :
2
LEMBAR PERNYATAAN
NPM : 1441177005020
Apabila terbukti Tugas Akhir ini merupakan plagiat atau replikasi maka penelitian
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun Tugas Akhir
baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibatnya yang timbul dikemudian
menjadi tanggung jawab saya.
Karawang, 28 Maret 2019
3
HALAMAN PERSETUJUAN
DOSEN PENGUJI
UJIAN SIDANG TUGAS AKHIR
ANALISA TEKANAN STATIS PADA CONECTING ROD
MOTOR JENIS KLS 150
Disusun Oleh:
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dalam Sidang Tugas Akhir pada
tanggal ...................... 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar SarjanaTeknik pada Program Studi Teknik Mesin S1, Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang.
Karawang,……………………….
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin S1
4
Oleh., ST., MT.
NIDN. 0425026901
5
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin S1
6
7
ABSTRAK
Conecting rod merupaka sebuah elemen prnghubung Antara silinder deng porong
engkol, connecting rod mengalami beban Tarik dan tekan akibat proses kompresi pada
saat kendaraan bergerak. Material yang digunakan adalah Alumuniun 5052 H32 denga
kekuatan lulih sebesar 69000 Mpa, setelah dilakukan simulasi perhitungan maka didapat
bahwa tegngan yang terjai sebesar 116 Mpa, regngan 0,023 faktor keamanan 4,6 dan
pergerak sebesar 0,091. Dari hasil simulasi tersbut dikatakan bahwa connecting rod
yang dianalisa sangat aman dan jauh terjadinya kegagalan.
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat melewati masa studi
dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang merupakan tahap akhir dari proses untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin di Program Teknik Mesin Universitas
Singaperbangsa Karawang. Dengan judul Laporan Tugas Akhir: “Analisa Tekanan
Statis Pada Conecting Rod Motor Jenis Kls 150”
9
Penulis menyadari bahwa dalam menulis Laporan Tugas Akhir ini terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan dan kemajuan penulis dimasa yang akan datang sangat diharapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
10
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, rezeki dan
semua yang saya butuhkan. Allah SWT sutradara terhebat.
Ibu ku tercinta Hastupi dan Bapak ku Waryanti juga Kakak ku Dian Rahmawati
serta Adik ku Sukma Rahma Palupi, terima kasih atas do’a yang tak pernah
surut, motivasi, semangat, cinta, kasih, sayang, dan pengorbanan yang telah
diberikan.
Diriku sendiri Sahid Nugroho Wajanto., ST., jangan puas hanya sampai di sini,
terus kejar mimpi-mimpi itu, jangan pernah menyerah! Semangat!!!
Calon istriku Nurgita Maharani., yang selalu setia mendampingi, selalu
memberikan motivasi, selalu sabar dalam menghadapi berbagai situasi dan
kondisi, tak kenal lelah, terima kasih atas cinta, kasih, sayang, dan pengorbanan
yang telah diberikan.
Seluruh keluarga besar dari Bapak Alm. Kakek Sujanto dan Alm Nenek
Suminah juga keluarga besar dari Ibu Alm. Kakek Sukamdi dan Alm Nenek
Sukinem terima kasih atas do’a dan dukungannya.
Bapak Aa Santosa., MT., Bapak H. Jojo Sumarjo. Ir., MT dan Bapak Oleh., ST.,
MT., terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, motivasi, dan ilmu-ilmu yang
telah diberikan.
Tedi Nurjen., ST., Adie Triyono., ST., Sutrisno., ST., Teguh Masum., ST, kalian
teman terbaik yang pernah ada. Terima kasih kawan kalian luar biasa ,
Alhamdulillah ini perjuangan kita semua bisa sampai disini. Para pejuang yang
tak kenal lelah, tak pantang menyerah, gigih, ulet, dengan serangkaian
pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan materi. Ingat selalu kawan “It Always
Seem Imposible Until It’s Done”.
E Team (Kelas E), disinilah saya terlahir dari keluarga besar E Team. Saya bangga bisa
bekerja sama dengan orang-orang terhebat yang pernah ada. Terima kasih atas apa yang
11
telah diberikan selama ini, semangat, kekompakan, dan rasa kekeluargaan. “Solidarity,
Unity, Respect”.
12
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................2
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................3
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................4
ABSTRAK........................................................................................................................5
KATA PENGANTAR.......................................................................................................6
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................8
DAFTAR ISI.....................................................................................................................9
BAB I...............................................................................................................................11
PENDAHULUAN...........................................................................................................11
BAB II.............................................................................................................................15
STUDI LITERATUR......................................................................................................15
13
2.4. Kriteria Kegagalan Statik......................................................................................23
BAB III............................................................................................................................28
METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................28
BAB IV............................................................................................................................29
BAB V.............................................................................................................................39
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................39
5.2 Saran.................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................40
DAFTAR GAMBAR
14
Gambar 2.8 Energi regangan yang tersimpan pada elemen terdefleksi......................................28
Gambar 2.9 Grafik referentasi TED dalam kedaan 2 dimensi....................................................28
15
BAB I
PENDAHULUAN
Sepeda Motor seperti juga mobil dan pesawat memerlukan daya untuk bergerak,
melawan hambatan udara, gesekan ban dan hambatan lainnya. Untuk memungkinkan
sebuah sepeda motor yang kita kendarai bergerak, roda sepeda motor harus mempunya
daya untuk bergerak dan untuk mengendarainya diperlukan engine.
Engine merupakan alat untuk membangkitkan tenaga maka disebut sebagai
penggerak utama, terjadi proses pembakaran didalam engine sehingga menghasilkan
daya untuk menggerakan kendaraan. Kendaraan pada saat ini merupakan suatu
kebutuhan primer bagi manusia yang tidak bisa dipungkiri berada pada peringkat
pertama. Dengan mobilisasi kebutuhan manusia memungkinkan setiap manusia
mempunyai beberapa jenis kendaraan. Conecting rod merupakan salah satu komponen
dari bagian engine yang berfungsi untuk mengubah energy mekanik menjadi energy
panas yang selanjutnya terjadi proses pembakaran pada ruang bakar, pada saat terjadi
proses pembakaran temperature akan sangat tinggi karena terjadi pencampuran bahan
bakar dengan oksigen pada tekanan vakum. Untuk hal tersebut saya mencoba
menganalisa kemungkinan terjadi pada connecting rod akibat beban temperature dan
tekanan.
16
persamaan deferensial parsial. Oleh karena itu, metode numerik seperti MEH adalah
metode yang banyak digunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang
komplek tersebut. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode MEH ini
adalah berupa harga pendekatan dari sejumlah titik atau node pada kontinum bodi.
Maka dalam pemodelan di dalam MEH, suatu bodi dibagi menjadi beberapa bodi atau
unit yang lebih kecil yang disebut dengan elemen, yang mana elemen-element tersebut
saling berhubungan dengan elemen lain pada titik-titik simpul elemen atau dikenal
dengan node. Proses pembagian ini disebut dengan diskritisasi.
Maksud dari penulisan Tugas akhir ini merupakan implementasi dari matakuliah
Metode elemen Hingga pada analisa termal beban static pada komponen connecting rod
kendaraan roda dua sepeda motor jenis KLS 150
Tujuan dari penulisan Tugas akhir dengan mengambil topic analisa pada
connecting rod akibat beban terrmal dan tekanan statik
Dari sisi akademis tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Memperhitungkan tegangan, regangan disesuaikan dengan sifat mekanik
material yang digunakan
2. Membandingkan hasil analisis struktur pada softwere dengan melakukan
perhitungan metode elemen hingga secara manual.
1.3 Perumusan Masalah
17
3. Bagaimana menentukan bagian yang kritis pada komponen tersebut.
18
1.4 Batasan Masalah
19
1.6 Sistematika Penulisan
Daftar Pustaka
Lampiran
20
BAB II
STUDI LITERATUR
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang proses pembakarannya terjadi
dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus sebagai
fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara seperti tersebut disebut mesin
pembakaran dalam. Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses
pembakaran di luar disebut mesin pembakaran luar. Sebagai contoh mesin uap, dimana
energi kalor diperoleh dari pembakaran luar, kemudian dipindahkan ke fluida kerja
melalui dinding pemisah.
21
2.1 Jenis-jenis Motor Bakar
Motor bakar adalah mesin yang mengubah energi kimia dari bahan bakar
menjadi energi Mekanik pada gerakan naik turun piston. Dimana energi kimia dari
bahan bakar tersebut menghasilkan energi panas dan menggunakan energi tersebut
untuk melakukan kerja mekanik. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini
(proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu: motor pembakaran luar dan motor pembakaran dalam (Arismunandar, 1978)
22
2.2.1 Motor 4 Langkah (4 -tak)
Motor 4-tak dalam satu siklus kerjanya terdiri dari empat tahap (langkah)
yaitu langkah hisap, langkah tekan, langkah usaha / ekspansi dan langkah buang
yang diselesaikan dalam dua putaran crankshaft. Posisi tertinggi yang dicapai
oleh torak dalam silinder disebut titik mati atas (TMA) dan posisi terendah yang
dicapai torak disebut titik mati bawah (TMB). Jarak geraknya torak antara TMA
dan TMB disebut langkah torak (stroke). Proses menghisap campuran bensin
dan udara ke dalam silinder, mengkompresikan, membakarnya dan
mengeluarkan gas sisa pembakaran dari dalam silinder, disebut satu siklus
(Arismunandar, 1978).
Langkah Hisap
Torak didalam silinder bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju TMB
(titik mati bawah), katup hisap terbuka dan katup buang dalam keadaan
tertutup. Melalui katup hisap, campuran bahan bakar dan udara terhisap
masuk ke dalam silinder (Arismunandar, 1978).
Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, torak bergerak dari TMB menuju TMA, sementara katup
hisap dan katup buang dalam keadaan tertutup. Campuran bahan bakar dan
udara dimampatkan oleh torak yang bergerak menuju TMA. Akibatnya
tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar.
Poros engkol berputar satu kali, ketika torak mencapai TMA (Arismunandar,
1978).
23
Langkah Usaha
Sesaat sebelum torak mencapai TMA campuran bahan bakar dan udara yang
terkompresi dinyalakan oleh loncatan bunga api dari busi, terjadilah proses
pembakaran. Sementara itu torak masih bergerak menuju TMA, maka
volume dalam ruang bakar semakin kecil sehingga tekanan dan temperatur
gas di dalam silinder menjadi semakin tinggi. Akhirnya torak mencapai
TMA dan gas pembakaran mampu mendorong torak dari TMA menuju ke
TMB. Katup hisap dan katup buang masih dalam keadaan tertutup. Selama
torak bergerak dari TMA ke TMB volume gas pembakaran di dalam silinder
bertambah besar dan karena itu tekanannya turun (Arismunandar, 1978).
Langkah Buang
Katup buang terbuka dan katup hisap tertutup, torak bergerak dari TMB ke
TMA, mendorong gas hasil sisa pembakaran keluar dari dalam silinder
melalui saluran katup buang. Setelah langkah buang selesai siklus dimulai
lagi dari langkah hisap dan seterusnya (Arismunandar, 1978).
24
2.2.2 Motor 2 Langkah (2-tak)
Jika pada motor 4-tak memerlukan 2 putaran crankshaft dalam satu
siklus kerjanya, maka untuk motor 2-tak hanya memerlukan satu putaran
saja. Hal ini berarti dalam satu siklus kerja motor 2-tak melakukan satu kali
gerakan naik dari TMB ke TMA dan satu kali gerakan turun dari TMA ke
TMB. Desain dari ruang bakar motor 2 tak memungkinkan terjadinya hal
semacam itu (Arismunandar, 1978).
25
Gambar 2.2 Langkah kerja motor bakar 2 Langkah
Batang torak atau connecting rod adalah suatu komponen utama mesin
yang berfungsi untuk menghubungkan piston ke poros engkol dan
selanjutnya menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran
dan meneruskannya ke poros engkol. Bagian ujung connecting rod yang
berhubungan dengan pin piston disebut small end. Sedangkan yang
berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Poros engkol berputar
pada kecepatan tinggi di dalam big end, dan mengakibatkan temperatur
menjadi naik.
26
Baik pada mesin 4 tak (four stroke) dan 2 tak (two stroke) selalu dilengkapi
dengan batang piston. Batang piston atau juga dikenal dengan stang seker
memiliki fungsi antara lain.
2. Big end
Big end terdapat pada bagian bawah, atau lebih tepatnya pada bagian yang
menghubungkan antara batang biston dengan poros engkol atau tepatnya pada
bagian crank pin (pen engkol).
27
Crank pin ini akan berputar di dalam big end dengan kecepatan tinggi. Hal
tersebut akan berakibat naiknya temperatur pada bagian antara crank pin
dengan big end. Temperatur yang terlalu tinggi (overheating) dapat
menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut.
Untuk menghindari kenaikkan temperatur tersebut maka diantara bagian
big end batang piston dengan crank pin poros engkol maka dipasang bantalan
luncur (metal jalan). Pada bagian metal ini terdapat saluran oli yang berfungsi
untuk melumasi bagian-bagian yang bersinggungan tersebut.
Oleh sebab itu saat melakukan pembongkaran dan pemasangan batang
piston harus diperhatikan tandanya. Tanda pada batang piston harus dipasang
dengan benar karena jika tidak benar maka saluran oli dapat tertutup sehingga
pada bagian big end dan crank pin tidak akan terlumasi. Tanda pada batang
piston tergantung dari buku pedoman reparasi kendaraan tersebut.
Pembuatan batang piston tidak dilakukan sembarangan, namun telah
direncakan sesuai dengan model mesin yang akan dibuat, apakah mesin
tersebut akan digunakan untuk menghasilkan kecepatan yang lebih besar atau
untuk menghasilkan torsi yang lebih besar.
Panjang pendeknya batang piston akan mempengaruhi besar kecilnya
langkah piston. Semakin panjang batang piston maka langkah piston juga
semakin besar dan sebaliknya semakin pendek batang maka semakin kecil
pula langkah piston.
Pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), salah atu
komponen terpenting di dalamnya adalah piston.
Piston atau torak atau seker akan menerima hasil ledakan pembakaran saat
langkah usaha sehingga piston akan bergerak turun dari TMA ke TMB.
Selama mesin beroperasi, piston akan selalu bergerak naik turun.
Bergeraknya piston naik dan turun di dalam silinder dapat terjadi karena
adanya komponen tambahan yaitu batang piston (connecting rod). Tanpa
adanya batang piston maka piston tidak akan dapat bergerak naik turun karena
piston hanya merubah volume dari silinder.
28
Gambar 2.5 Konstruksi batang piston
Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda.
Tegangan dinotasikan dengan σ (sigma), satuannya Nm-2. Secara matematis,
tegangan dirumuskan dengan
Kegagalan pada suatu elemen mesin dapat terjadi dalam berbagai wujud
seperti misalnya yielding, retak, patah, scoring, pitting, korosi, aus, dan lain-
lain. Agen penyebab kegagalan juga bermacam-macam seperti misalnya salah
design, beban operasional, kesalahan maintenance, cacat material, temperatur,
lingkungan, waktu, dan lain-lain. Dengan pengetahuan yang lengkap tentang
kegagalan, maka para insinyur dapat mempertimbangkan berbagai aspek
penyebab kegagalan dalam perancangan sehingga diharapkan kegagalan
tidak akan terjadi selama umur teknisnya. Dalam bab ini hanya akan dibahas
kegagalan elemen mesin yang diakibatkan oleh beban mekanis. Beban mekanis
yang dimaksud adalah beban dalam bentuk gaya, momen, tekanan, dan beban
mekanis lainnya.
29
Gambar 2.6 Kegagalan
akibat tegangan tarik uniaksial dan torsi murni
30
Gambar 2.7 Kurva tegangan-regangan material ulet dan material getas
31
U d = U −U h
Energi regangan total per unit volume, U adalah luas dibawah kurva
tegangan-regangan (gambar 2.9 )
1
U= (❑12+❑22+❑32 −2 v (❑1 ❑2+❑2❑3 +❑1 ❑3))
2E
32
33
Tegangan efektif Von Mises didefinisikan sebagai tegangan tarik
uniaksial yang dapat menghasilkan energy distorsi yang sama dengan yang
dihasilkan oleh kombinasi tegangan yang bekerja.
❑' =√ ❑x 2 +❑ y 2−❑x ❑y +3 xy 2
' Sy
❑
ns
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
35
3.2 Spesifikasi Motor KLS 150
36
3.3 Diagram Alir
Pada dasarnya, perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu membeli connecting rod
baru atau memodifikasi connecting rod yang tidak terpakai agar tetap sesuai dengan
keinginan produksi. Sebelum diputuskan pilihan mana yang akan digunakan dalam
Dimulai dari permasalahan yang ada, pilihan solusi (membeli baru atau
solusi memodifikasi connecting rod yang ada. Analisa dengan software fusion l juga
dilakukan, agar mendukung hasil dari perhitungan manual sehingga dapat disimpulkan
bahwa connecting rod aman digunakan. Semua ini dilakukan guna mendapatkan solusi
37
38
Gambar 3.1 Diagram alir
39
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
40
Desain Conecting Rod
Connecting rod dari motor KLS 150 menggunakan material Alumunium 5052 H32,
dengan Pin menggunakan Baja AISI 1020. Ukuran mesh 0,125 in.
Proses simulasi dilakukan dengan dua tahap yang lebih dikenal dengan proses
studi, yaitu studi 1 dengan fix constrain pada bagia pin besar ini menunjukan proses
penekanan keatasa dari connecting rod, sedanga studi 2 proses ketika connecting rod
turun atau proses langkah buang
4.1.1 STUDI 1
Model ini memiliki kondisi batas dengan cara statis stabil. Pin kecil tetap
pada permukaan ujungnya dan beban diterapkan pada permukaan ujung pin
besar. Kendala tambahan untuk mencegah gerakan batang penghubung Y dan Z
dan pin besar tanpa menghambat defleksi merata di bawah beban. Pengaturan
pada studi 1 rigid body tidak diaktifkan.
41
1. Menentukan jenis Material
Tahap pertama dalam melakukan simulasi ini adalah mamasukan jenis material
yang digunaka. Batang connecting rod terbuat dari Alumunium 5052
Dengan spesifikasi material sebagai berikut:
42
Gambar 4.3 Studi 1
43
Setelah proses menentukan arah dan besarnya gaya maka selanjutnya menetukan
automatic contac dengancleren sebesar 0,1 mm
44
Gambar 4.6 Hasil Proses Simulasi percobaan 1
45
2. Pergeseran yang terjadi akibat beban pada pin besar 0,08 mm
sangat kecil sekali, rata-rata pergeseran yang terjadi untuk semua
komponen sebesar 0,04mm
46
4.1.2 STUDI 2
47
a. Hasil simulasi pada studi 2 menunjukan terjadi penurunanfaktor keamanan
karena terjadi 2 gaya yang bekerja pada pin besar dan pin kecil tetapi masih
dalam kondisi aman
48
c. Hasil simulasi untuk pergerakan akibat gaya maksimal sebesar 0,15 mm dan itu
terjadi pada bagian pin besar
d. Regangan yang terjadi sebesar 0,0023 terjadi pada bagian yang sangat kecil.
bisa dikatakan terjadi regangan yang tidak membahayakan terjadinya kegagalan
49
Karena model studi 2 dilakukan arah beban +X dan –X maka hasil perpindahan X akan
menunjukan nilai positif dan negatif jelas. Daerah nol perpindahan berada pada daerah
connecting rod
50
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan pada kedua model tersebut bisa diambil kesimpulan
sebagai berikut :
2. Tegangan pada model 1 rata - rata sebesar 68 Mpa sedangkan pada model 2
tegangan rata-rata sbesar 116 Mpa. Masih dibawak kekuatan luluh dari
material Alumunium 5052 H32 sebesar 69000 Mpa jadi masih aman.
3. Regangan yang terjadi pada model 1 sebesar 0,0008 sedangkan pada model
2 sebesar 0,023 sangatbkecil sekali bisa dikatakan untuk connecting rod
aman.
4. Faktor keamanan untuk model 1 sebesar 5,12 sedangkan untuk model 2
sebesar 4,6. Dilihat dari besarnya factor keamanan tersbut maka sangat
aman untuk connecting rod tersbut.
5. Pergerakan (Displacement) untuk model 1 sebesar 0,05 mm sedangkan
untuk model 2 0,091 mm. Sangat kecil sekali untuk terjadinya kegagalan
pada connecting rod.
Deformasi rakitan pada studi 2 memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan studi 1
hal ini disebabkan pada studi 2 pin kecil dapat bebas untuk menekuk karena tidak
adanya kendala pada ujung permukaan pin.
5.2 Saran
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar 2010, Wiranto 1973, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Bandung:
ITB.
Irianto, Puspa 2010, Laporan Tugas Akhir Engine Stand Sepeda Motor Viar, Surakarta :
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret.
Chanavi, Ivan 2016, Laporan Tugas Akhir Rancang Bangun dan Pembuatan Rangka
pada Mesin Pengupas serabut Kelapa, Surakarta: Laporan Tugas Akhir Jurusan
Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
Ferdinand P. Beer dan E. Russell Johnston. Jr 1996, Mekanika Untuk Insinyur Statika,
Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
Bintoro Putra, RVB 2016, Laporan Tugas Akhir Analisa Dan Perancangan Pembuatan
Engine Stand Transmisi Toyotakijang4kdengan Menggunakan Software
Solidworks 2014. Yogyakarta : Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin
Otomotif dan Manufaktur Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta
53