Anda di halaman 1dari 2

KKN (kuliah kerja nyata) merupakan suatu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat,

yang merupakan salah satu cara mengaplikasikan apa yang sudah diterima selama di bangku

perkuliahan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dikembangkan oleh fakultas dan jurusan

sebagai salah satu bagian dari program pendidikan di universitas islam negeri alauddin Makassar

secara keseluruhan.

KKN tahun ini merupakan KKN angkatan ke-58 periode 2018/2019. KKN tahun ini berbeda

dengan KKN sebelumnya, karena KKN angkatan ke-58 ini hanya dilaksanakan selama empat

puluh lima hari. Setelah melalui beberapa tahapan seperti pembekalan KKN selama 3 hari

sebagai syarat untuk bisa ikut dalam ber-KKN, pengumuman lokasi KKN dan pemberangkatan

KKN, maka dari sinilah pengalaman dimulai.

KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi saya bukan hanya sekedar kewajiban yang dilakukan mahasiswa

tingkat akhir dari universitas kepada mahasiswa, bukan hanya pengabdian kepada masyarakat

tapi lebih dari itu. KKN mengajarkan ilmu tentang kehidupan langsung bermasyarakat,

memahami masyarakat, melihat masalah yang ada dalam masyarakat dan berusaha untuk

memecahkannya selama empat puluh lima hari.

Desa Karassing Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba merupakan

Berada di tengah-tengah masyarakat Desa Karassing Kecamatan Herlang Kabupaten

Bulukumba. Ada banyak pelajaran yang saya dapatkan, pelajaran yang tidak akan saya temui di

bangku kuliah, yaitu pelajaran tentang arti hidup ini. Kita belajar bagaimana cara menerima dan

menolak tawaran dengan halus, kita belajar bagaimana mengkomunikasikan bahasa ilmiah ke

dalam bahasa sehari-hari agar mudah dipahami, belajar bagaimana mengatur waktu agar rencana

bisa berjalan optimal, mengadakan agenda yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
mengurusi anak-anak yang antusias belajar, kita belajar tentang adat dan budaya setempat dan

kita belajar bagaimana hidup bermasyarakat.

Saya ingat dengan pepatah lama, dimana bumi di pijak, di situ langit dijunjung. Belajar

menghargai adat dan budaya setempat bukan perkara yang mudah. Rasa awal yang saya rasakan

ketika berada di tengah masyarakat itu seperti tersiksa karena saya harus belajar memahami

bagaimana adat dan budaya di desa karassing tetapi seiring berjalannya waktu saya mulai

memahami dan mengerti mengapa penting adat dan budaya itu perlu untuk kita lestarikan. Saya

ingat dengan pengalaman saya ketika kepala desa karassing atau yang biasa kami sapa dengan

sebutan pakde mengajak saya dan teman ke acara syukuran di salah satu rumah warga di desa

karassing. Disini untuk pertama kalinya saya melihat makanan dan kue disediakan di atas

nampan bulat besi dan nasi ketan yang di taruh diatas 2 piring kaca.awalnya saya berfikir kenapa

piring kaca yang disediakan oleh si pemilik rumah memberikan 2 piring kaca kepada saya dan

teman posko.sampai rasa penasaran saya terjawab akhirnya ketika teman saya mengambil salah

satu piring yang tersusun di atas nasi ketan itu lalu pakde memberitahukan kepada kami kalau 2

piring itu tidak oleh dipisahkan karena itu menandakan orang yang ditokohkan.disitulah saya dan

teman saya baru mengerti dan mencoba mengembalikan posisi piring ke tempat semula.

Anda mungkin juga menyukai