Anda di halaman 1dari 24

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Ny. J”

DIAGNOSA MEDIS “ULKUS CA MAMMAE”

LONTARA 2 ATAS BELAKANG

Oleh :

ANDI KAMARIAH HAYAT, S.Kep


70900117009

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(.......................................) (.........................................)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2017
Departemen Keperawatan Medikal Bedah

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM INTEGUMEN

“ULKUS CA MAMMAE”

Oleh :

ANDI KAMARIAH HAYAT, S.Kep


70900117009

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(.......................................) (.........................................)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2017
Departemen Keperawatan Medikal Bedah

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM ONKOLOGI DAN SISTEM INTEGUMEN

LONTARA 2 ATAS BELAKANG

Oleh :

ANDI KAMARIAH HAYAT, S.Kep


70900117009

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(.......................................) (.........................................)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2017
LAPORAN PENDAHULUAN

ULKUS CA MAMMAE

A. Definisi

Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di

dalam jaringan mammae. Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan

payudara yang menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk

menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali.

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara,

merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, meskipun

berdassarkan penemuan terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker payudara

ini, walaupun masih sangat jarang terjadi. Jaringan payudara tersebut terdiri

dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air

susu), dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara menyebabkan sel

dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah

banyak secara tidak terkendali.

B. Etiologi

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun, faktor

risiko sebagai pemicu timbulnya kanker payudara antara lain sebagai berikut:

1. Konsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi, tetapi rendah serat

terlalu banyak. Makanan seperti ini mengandung zat karsinogen yang dapat

merangsang pertumbuhan sel kanker

2. Hormon tertentu digunakan secara berlebih, seperti hormon penambah

gairah seksual.
3. Pil kontrasepsi digunakan pada usia muda. Penelitian membuktikan bahwa

wanita usia dini (remaja) yang memakai alat kontrasepsi oral (pil) sangat

tinggi risikonya terserang kanker payudara.

4. Terapi radiasi pada daerah sekitar dada dan payudara pernah dilakukan

5. Kontaminasi senyawa kimia berlebihan, baik langsung maupun tidak

langsung. Wanita yang merokok memiliki risiko paling besar terserang

kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.

6. Wanita bekerja pada malam hari. Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchison

Cancer di Seatle, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa wanita yang bekerja

pada malam hari mempunyai peluang 60% terkenan kanker payudara.

Cahaya lampu yang kusam pada malam hari dapat menekan produksi

melatonin noctural pada otak sehingga hormon estrogen yang diproduksi

oleh ovarium meningkat. Padahal diketahui melatonin dapat menekan

pertumbuhan sel kanker payudara.

7. Wanita mengalami masa menopause setelah umur 50 tahun

8. Wanita tidak pernah melahirkan anak

9. Wanita melahirkan anak setelah umur 35 tahun

10. Wanita tidak pernah menyusui

11. Anggota keluarga pernah terkenan kanker payudara

12. Wanita terlalu cepat mendapat menstruasi pertama, yaitu kurang dari umur

10 tahun

13. Wanita terlalu banyak mengkonsumsi alkohol

C. Manifestasi Klinis
Penderita yang terkenan kanker payudara stadium awal atau dini tidak

merasakan adanya nyeri atau sakit pada payudaranya. Namun demikian, jika

payudara diraba, ada benjolan yang tumbuh di dalamnya. Besar kecilnya

benjolan yang tumbuh tersebut sangat bervariasi, tergantung seberapa cepat

penderita bisa mendeteksinya. Setelah melewati stadium dini atau memasuki

stadium lanjut, gejala serangan kanker payudara semakin banyak seperti

berikut ini:

1. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara

2. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar

3. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul

pembengkakan

4. Mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng atau eksim

5. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk

6. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-hitaman dari

puting susu

D. Patofisiologi

Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada

sistem duktal, mula-mula terjadi hiperflasia sel-sel dengan perkembangan sel-

sel atipik. Sel-sel ini aakn berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi

stroma. Carsinoma membutuhkan waktu tujuh tahun untuk bertumbuh dari sel

unggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira

berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari kanker payudara

telah bermetastatis. Sel kanker akan tumbuh terus menerus dan sulit untuk
dikendalikan. Kanker payudara bermetastatis dengan penyebaran langsung ke

jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.

Sel kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan

pemeabilitas kapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang

pada jaringan kulit. Sel kanker tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit,

menghambat dan merusak pembuluh darah kapiler yang mensuplai darah ke

jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan lapisan kulit akan matai (nekrosis)

kemudia timbul luka kanker.

Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri,

baik yang akteri aeroba atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar

luka kanker sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker

dan proses infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas kapiler kemudian

menimbulkan cairan luka (eksudat) yang banyak. Cairan yang banyak dapat

menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal. Pada jaringan yang rusak

dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor nyeri sebagai respon

tubuh secara fisiolgis akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel kanker itu

sendiri juga merupakan sel imatur yang bersifat rapuh dan merusak pembuluh

darah kapiler yang menyebabkan mudah perdarahan. Adanya luka kanker, bau

yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar akan menyebabkan masalah

psikologis pada pasien. Akhirnya pasien cenderung merasa rendah diri, mudah

tersinggung/marah, menarik diri dan membatasi kegiatannya. Hal tersebut yang

akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker.

E. Tahapan
Tumor mempunyai tahap I-IV tergantung pada ukuran, nodus limfe yang

terkena, dan metastatis. (Tahapan lainnya diekspresikan dalam simbol TNM: T

= tumor primer, N = nodus limfe yang terlibat, M = metastatis)

1. Tahap I : tumor kecil kurang dari 2 cm, nodus limfe negatif, tidak

terdeteksi metastatis

2. Tahap II : tumor lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus

limfe takterfiksasi negatif atau positif, tidak terdeteksi metastatis

3. Tahap III : tumor lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan ukuran

berapa saja dengan invasi kulit atau dinding dada atau nodus limfe terfiksasi

positif dalam area klavikular tanpa bukti metastatis

4. Tahap IV : tumor dalam ukuran berapa saja dengan nodus limfe

positif atau negatif dengan metastatis jauh

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)

Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran 22–

25 gauge melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh

cairan dari kista payudara atau mengambil sekelompok sel dari massa yang

solid pada payudara. Setelah dilakukan FNAB, material sel yang diambil

dari payudara akan diperiksa di bawah mikroskop yang sebelumnya terlebih

dahulu dilakukan pengecatan sampel.

2. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum yang

sangat halus maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil
jaringan. Kemudian jaringan yang diperoleh menggunakan metode insisi

maupun eksisi dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin dan Eosin.

Metode biopsi eksisi maupun insisi ini merupakan pengambilan jaringan

yang dicurigai patologis disertai pengambilan sebagian jaringan normal

sebagai pembandingnya.

Tingkat keakuratan diagnosis metode ini hampir 100% karena pengambilan

sampel jaringan cukup banyak dan kemungkinan kesalahan diagnosis sangat

kecil. Tetapi metode ini memiliki kekurangan seperti harus melibatkan

tenaga ahli anastesi, mahal, membutuhkan waktu pemulihan yang lebih

lama karena harus di insisi, menimbulkan bekas berupa jaringan parut yang

nantinya akan mengganggu gambaran mammografi, serta dapat terjadi

komplikasi berupa perdarahan dan infeksi.

3. Mammografi dan Ultrasonografi

Mammografi dan ultrasonografi berperan dalam membantu diagnosis lesi

payudara yang padat palpable maupun impalpable serta bermanfaat untuk

membedakan tumor solid, kistik dan ganas

G. Penatalaksanaan

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi: keseluruhan jaringan payudara

diangkat bersamaan dengan nodus limfe aksilar.

2. Pembedahan payudara-konservasi: lumpektomi, masektomi segmental, atau

kuadranektomi, dan diseksi aksilaris diikuti dengan terapi radiasi terhadap

penyakit mikroskopik residual


3. Masektomi memberikan kesempatan maksimum pengangkatan tumor dan

nodus yang terkena

4. Serangkaian terapi radiasi sinar eksternal pada massa tumor untuk

mengurangi kemungkinan kekambuhan dan eradikasi kanker residual

5. Kemoterapi diberikan untuk eradikasi penyebaran mikromestatis penyakit,

mis., Cytoxan (C), Metotreksat (M), Fluorourasil (F), dan Adriamycin (A)

6. Regimen CMF atau CAF adalah protokol pengobatan yang sering

7. Transplan sumsum tulang autolog (ABMT) sekarang ini sudah

menunjukkan peningkatan dalam penggunaannya; penggunaan faktor-faktor

pertumbuhan untuk menstimulasi sumsum tulang mempunyai penurunan

mortalitas yang tinggi

8. Terapi hormonal berdasarkan pada indeks reseptor estrogen dan

progesteron. Tamoxifen merupakan agen hormonal utama yang digunakan

untuk menekan tumor yang tergantung pada hormon. Preparat hormonal

lainnya adalah Megace, DES, Halotestin, dan Cytadren

9. Pembedahan rekonstruktif efektif memberikan pertimbangan keuntungan

psikologis, tetapi merupakan kontraindikasi jika kanker merupakan tahap

lanjut setempat, metastatik, atau inflamasi

ASUHAN KEPERAWATAN

ULKUS CA MAMMAE

A. Pengkajian
1. Data Biografi

Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan dan alamat

2. Riwayat kesehatan

Keluhan utama, riwayat keluhan utama, riwayat penyakit masa lalu, keluhan

saat dikaji, riwayat kesehatan keluarga (genogram)

3. Data dasar Pengkajian

a. Aktifitas / istirahat

Gejala: kelemahan dan keletihan, perubahan pola istirahat dan jam

kebiasaan tidur pada malam hari, ada faktor yang mempengaruhi

tidur misalnya : Nyeri, berkeringat malam, keterbatasan

partisipasi, hobi latihan, pekerjaaan dengan pemajanan

karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.

b. Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada dan pengerahan kerja, kebiasaaan perubahan

pada tekanan darah

c. Integritas ego

Gejala: faktor stres, dan cara mengatasi stres. Masalah tentang perubahan

dalam penampilan.Misalnya : alopesia, lesi, cacat, pembedahan

menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak

mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol,

depresi,

Tanda: menyangkal menarik diri

d. Eiliminasi
Gejala: perubahan pda pola defikasi misalnya nyeri pada defikasi,

perubahan eliminasi, urinarius misalnya : rasa nyeri dan

terbakar, pada saat berkemih hematura sering berkemih

Tanda: perubahan pada bising usus distensi abdomen

e. Makanan / cairan

Gejala: Kebiasaan diit buruk misalnya : rendah serat, tinggi lemak, bahan

adiptif, bahan pengawet, anoreksia, mual muntah dan intoleransi

makanan

Tanda: perubahan pola kelembapan / turgor kulit, edema

f. Neuro sensori

Gejala: pusing

g. Nyeri / kenyamanan

Gejala: tidak ada nyeri atau derjat berfariasi misalnya ketidaknyamanan

ringan sampai dengan nyeri berat

h. Pernafasan

Gejala: Merokok dan pemejanan abses

i. Keamanan

Gejala: pemejanan pada kimiatoxis, kartinogen, pemejanan matahari

lama / berlebihan

Tanda: demam, uleserasi

j. Seksualitas

Gejala: Masalah seksual misalnya : dampak pada hubungan, perubahan

tingkat kepuasan
k. Interaksi social

Gejala: ketidak adekuatan / kelemahan sistem pendukung, riwayat

perkawinan

l. Penyuluhan

Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi yang

kanker payudara primer

B. Dianosa Keperawatan

1. Ansietas

Penyebab:

- Krisis situasional

- Kebetuhan tidak terpenuhi

- Ancaman terhadap konsep diri

- Ancaman terhadap kematian

- Kekhawtairan mengalami kegagalan

- Disfungsi sistem keluarga

- Kurang terpapar informasi

2. Defisit Pengetahuan

Penyebab:

- Gangguan fungsi kognitif

- Kekeliruan mengikuti anjuran

- Kurang terpapar informasi

- Kurang minat dalam belajar

- Kurang mampu mengingat


- Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

3. Defisit Nutrisi

Penyebab:

- Ketidakmampuan menelan makanan

- Ketidakmampuan mencerna makanan

- Peningkatan kebutuhan metabolisme

- Faktor ekonomi

- Faktor psikologis

4. Nyeri Kronis

Penyebab:

- Penekanan saraf

- Infiltrasi tumor

- Gangguan imunitas

- Gangguan fungsi metabolik

- Kondisi pasca trauma

- Tekanan emosional

5. Gangguan Integritas Kulit

Penyebab:

- Perubahan sirkulasi

- Perubahan status nutirisi

- Kekurangan/kelebihan volume cairan

- Penurunan mobilitas

- Efek samping terapi radiasi


- Kelembaban

- Proses penuaan

- Perubahan pigmentasi

- Perubahan hormonal

6. Gangguan Citra Tubuh

Penyebab:

- Perubahan struktur/bentuk tubuh

- Perubahan fungsi tubuh

- Perubahan fungsi kognitif

- Gangguan psikososial

- Efek tindakan/pengobatan

C. Intervensi

1. Ansietas

NOC:

- Kontrol kecemasan

- Koping

Kriteria Hasil:

- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk

mengontol cemas

- Vital sign dalam batas normal

- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas

menunjukkan berkurangnya kecemasan


NIC:

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

a. Gunakan pendekatan yang menenangkan

Rasional: Klien mudah untuk mengungkapkan kecemasan.

b. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

Rasional: Klien dapat memahami penyakitnya

c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

Rasional: Klien mampu memahami penyakitnya dan tindakan yang akan

dilakukan.

d. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Rasional: Membuat klien merasa aman

e. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien

Rasional: Dukungan dari keluarga dapat membuat klien lebih tenang dan

optimis

f. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi

Rasional : Teknik relaksasi dapat menurunkan kecemasan

g. Dengarkan dengan penuh perhatian

Rasional: Klien merasa diperhatikan

h. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

Rasional: Memudahkan menghilangkan kecemasan

i. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

Rasional: Perasaan cemas akan berkurang ketika telah diungkapkan.

j. Kolaborasi : Pemberian obat anti cemas


Rasional: Mengurangi kecemasan

2. Defisit Pengetahuan

NOC:

- Knowledge : disease process

- Knowledge : health behavior

Kriteria Hasil:

- Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyaki, kondisi,

prognosis dan program pengobatan

- Pasien dan keluarga mampu melaksanakam prosedur yang dijelaskan

secara benar

- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan lainnya

NIC:

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga

Rasional: menentukan intervensi selanjutnya

b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan

dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang tepat

Rasional: memberika pemahaman yang lebih kepada pasien dan keluarga

c. Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit dengan

cara yang tepat

Rasional: memberikan gambaran agar pasien dan keluarga tidak cemas

dengan gejala yang muncul akibat dari penyakitnya

d. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan


Rasional: pasien mampu memilih terapi sesuai dengan keinginannya

sesuai yang dianjurkan

e. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion

dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Rasional: membantu dalam pengobatan/terapi

3. Defisit Nutrisi

NOC:

- Nutritional status

- Nutritional status: food and fluid

- Intake

- Nutritional status: nutrient intake

- Weight control

Kriteria hasil :

- Turgor baik, intake dapat masuk sesuai kebutuhan, terdapat kemampuan

menelan, , BB meningkat.

- Porsi makan dihabiskan

NIC:

Nutrition Management

a. Kaji faktor penyebab

Rasional: Adanya nyeri dapat menurunkan nafsu makan

b. Ketahui makanan kesukaan pasien


Rasional: Meningkatkan nafsu makan

c. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan

Rasional: Untuk mengetahui intake klien

d. Timbang pasien pada interval yang tepat

Rasional: Penurunan BB mengindikasikan nutrisi kurang

e. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana

memenuhinya

Rasional: Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi klien

f. Berikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering dengan makanan yang

bervariasi

Rasional: Meningkatkan intake nutrisi klien

g. Kolaborasi pemberian obat antiemetik dan atau analgesik sebelum makan

atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.

Rasional:Meningkatkan nafsu makan klien

4. Nyeri Akut

NOC:

- Pain level

- Pain control

- Comfort level

Kriteria hasil:

- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan

tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)


- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen

nyeri.

- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC :

Pain management

a. Monitor tanda-tanda vital, observasi kondisi umum pasien dan keluhan

pasien.

Rasional : Untuk mengetahui perkembangan kesehatan klien.

b. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Rasional : tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala

nyeri

c. Berikan alternatif tindakan kenyamanan. Contoh : pijatan, perubahan

posisi, relaksasi, nafas dalam, imajinasi dan sentuhan terapeutik.

Rasional : Meningkatkan sirkulasi perifer.

d. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi,

distraksi, kompres hangat/ dingin

Rasional : Menurunkan edema dan mengurangi rasa nyeri.

e. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik

Rasional : merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik

berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri

5. Kerusakan Integritas Kulit


NOC:

- Tissue integrity : skin and mucous membranes

- Wound healing : primer dan sekunder

Kriteria Hasil:

- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,

temperatur, hidrasi, pigmentasi)

- Tidak ada luka/lesi pada kulit

- Perfusi jaringan baik

- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan

perawatan alami

- Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka

NIC:

Pressure Management

a. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Rasional: mencegah penumpukan mikroorganisme penyebab infeksi

b. Hindari kerutan ditempat tidur

Rasional: menghindari kulit menjadi lecet

c. Anjurkan memakai pakaian yang longgar

Rasional: mencegah terjadinya tekanan dan lecet di kulit

d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Rasional: mencegah terjadinya luka baru pada kulit

e. Monitor kulit akan adanya kemerahan

Rasional: tanda kemerahan dapat menandakan adanya infeksi


f. Monitor status nutrisi pasien

Rasional: nutrisi yang baik mampu membantu kesehatan tubuh/kulit

g. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

Rasional: menjaga agar kulit/badan tetap bersih

6. Gangguan Citra Tubuh

Kriteria Hasil:

- Percaya diri

NIC:

a. Diskusikan dengan klien tentang perubahan dirinya

Rasional: membina hubungan saling percaya

b. Bantu klien dalam memutuskan tingkat actual perubahan dalam tubuh

atau level fungsi tubuh

Rasional: membuat klien paham tentang peubahan yang terjadi dengan

dirinya

c. Monitor frekuensi pernyataan klien

Rasional: pernyataan negatif yang sering terlontar mengindikasikan

bahwa klien sangat cemas/stres dengan perubahan yang terjadi dengan

dirinya

d. Berikan dukungan dan suport mental serta spiritual

Rasional: meningkatkan citra diri klien

e. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan secara mental dan

spiritual
Rasional: dukungan keluarga dapat membuat klien lebih termotivasi dan

percaya diri dengan keadaannya.


DAFTAR PUSTAKA

Corwin, EJ.Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. EGC: Jakarta. 2009


Mardiana, Lina. Kanker pada Wanita: Pencegahan dan Pengobatan dengan
Tanaman Obat. Wisma Hijau: Depok. 2004
Marylin E doengoes. Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
/pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta. 2000
Nurarif A, H, dkk. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-Noc, Edisi Revisi Jilid 1-3. Mediaction Jogja: Jogjakarta.
2015
Purwoastuti, Endang. Kanker Payudara: Pencegahan Deteksi Dini. Kanisius.
Jogjakarta. 2008
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan
Pengurus Pusat: Jakarta. 2017

Anda mungkin juga menyukai