A. PENGERTIAN OKSEGENASI
setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi
1
B. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM OKSIGENASI
a) Hidung
faring.
bronchus.
karbondioksida.
2
e) Paru-Paru (Pulmo). Paru-paru merupakan organ
C. FISOLOGI OKSIGEN
3
1. Ventilasi, Merupakan proses keluar masuknya oksigen
atmosfer.
alveoli
RESPIRASI
1. Hypoxia
a. gangguan pernapasan
oksigen (nekrose).
4
2. Hyperventilasi
pernafasan.
a. pusing
b. nyeri kepala
c. henti jantung
d. koma
e. ketidakseimbangan elektrolit
3. Hypoventilasi
5
a. napas pendek
b. nyeri dada
e. baal
4. Cheyne Stokes
Fisiologis :
hyperventilasi
Pathologis :
a. gagal jantung
dari 40mg%)
6
5. Kussmaul’s ( hyperventilasi )
6. Apneustic
7. Biot’s
7
c. Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengkompensasi
lain.
metabolik.
8
h. Cheyne stokes, merupakan siklus pernapasan yang
atelektasis.
teratur.
obstruksi laring.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
hyperventilasi.
9
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
oksigen.
kesehatan .
a. Latihan napas
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
dilakukan
tertutup.
10
5. Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas
meniup.
7. Cuci tangan
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
dilakukan
membungkuk kedepan
diafragma.
11
5. Setelah itu tahan napas selama ± 2 detik
8. Istirahat
c. Pemberian oksigen
terjadinya hipoksia.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
12
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
dengan kondisi pasien.
9. Cuci tangan
d. Fisioterapi dada
2. Kertas tisu
13
4. Satu bantal (untuk postural drainage)
Prosedur Kerja :
Postural drainage
1. Cuci tangan
dilaksanakan
paru-paru kanan)
paru kiri)
tengah)
14
Clapping
1. Cuci tangan
dilaksanakan
rangsangan batuk.
8. Cuci tangan
Vibrating
1. Cuci tangan
dilaksanakan
15
mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu, letakkan
mengeluarkan sputum.
8. Cuci tangan
e. Pengisapan lendir
oksigenasi.
desinfektan
16
3. Pinset steril
desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
dilaksanakan.
ke arah perawat
mengisap
17
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
18
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE
19
tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan
tempat tidur, serta melakukan pemeliharaan kebersihan
lingkungan kesehatan pasien.
- Perawatan Menjelang Tidur. Perawatan diri
yang dilakukan pada saat rnenjelang tidur agar pasien dapat
tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi
(buang air besar dan keeil), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
20
- Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh
untuk menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit,
sentuhan,tekanan, dan suhu
- Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran
air,garam, dan nitrogene
- Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang
bertugasmencegah pengeluaran cairan tubuh yang
berlebihan
- Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubungatau
pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet yang dating
darisinar matahari.
Faktor- faktor yang Memengaruhi kulit
- Usia Perubahan kulit yang dapat ditentukan oleh usia
seseorang. Hal ini dapat terlihat pada bayi yang berusia
relative muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan
terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman.
- Jaringan kulitPerubahan dan keutuhan kulit dapat
dipengaruhi olehstruktur jaringan kulit. Apabila jaringan
kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit.
- Kondisi/keadaan lingkungan Beberapa kondisi atau
keadaan lingkungan dapat memengaruhi keadaan kulit
secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri
akibat sentuhan serta tekanan,dan lain-lain
21
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH PERAWATAN KULIT
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian terhadap masalah kebersihan kulit meliputi
penilaian tentang keadaan kulit. Untuk mengetahui: Kebersihan,
Adakah lesic, Keadaan turgor , Warna kulit, Suhu, Tekstur,
Pertumbuhan bulu.
B. Diagnose keperawatan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan:
Perubahan sirkulasi
Imobilisasi lama
Edema
Inkontinensia urine
Malnutrisi
C. Perencanaan keperawatan
Tujuan:
Menghilangkan atau membersihkan bau badan,keringat
dan sel yang mati.
Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan
membuat rasa aman nyaman.
Rencana tindakan
Menghilangkan atau membersihkan bau, mengurangi
kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan
kulit
Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan
membuat rasa aman nyaman.
22
D. Pelaksanaan Tindakan keperawatan
1. Cara merawat kulit
Adalah tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan
pada kulit yang mengalami atau berisiko terjadi kerusakan
jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami
tekanan (tonjolan)
Tujuannnya adalah untuk mencegah dan mengatasi
terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak
hilang.
Alat dan Bahan :
Baskom cuci
Sabun
Air
Agen pembersih
Balutan
Pelindung kulit
Plester
Sarung tangan
Prosedur Kerja :
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Tutup pintu ruangan
Atur posisi pasien
23
Kaji luka/kulit tertekan dengan memperhatikan
warna,kelembaban, penampilan sekitar kulit, ukur
diameter kulit,dan ukur kedalaman.
Cuci sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci
secara menyeluruh dengan air.
Secara menyeluruh dan perlahan-lahan, keringkan kulit
yang disertai pijatan
Secara menyeluruh, bersihkan luka dengan cairan normal
atau larutan pembersih. Gunakan semprit irigasi luka
pada luka yang dalam.
Setelah selesai, berikan obat atau agen tropikal.
Catat hasil
Cuci tangan
1. Cara Memandikan Pasien di Tempat tidur
Memandikan pasien di tempat tidur dilakukan
pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri.
Tujuannya untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi
infeksi akibat kulit kotor,memperlancar system peredaran
darah, dan menambah kenyamanan pasien
Indikasi
1. Pasien baru yang tidak dapat mandi sendiri, terutama jika
24
Persiapan Alat
3. Waslap 2 buah
Persiapan Pasien
Prosedur Pelaksanaan
b. Cuci tangan
25
c. Pindahkan selimut dan bantal klien dari tempat tidur, jika
mandi
Membasuh muka
kepala
Membasuh lengan
26
Basahi tangan klien dengan waslap air bersih
Membasuh punggung
27
Bentangkan handuk dibawah punggung sampai
bokong klien
tadi
secukupnya
Mambasuh kaki
28
telapak kaki dengan air bersih dalam baskom, lalu
keringkan
tidur
bantal klien
29
j. Cuci tangan
i. Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum untuk menilai kemampuan dalam:
Mempertahankan kebersihan perawatan kulit secara efektif.
Mempertahankan sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan
membuat rasa aman nyaman.
30
Pengkajian terhadap masalah kebersihan kuku meliputi
penilaian tentang keadaan warna, bentuk dan keadaan kuku.
Adanya jari tabu dapat menunjukkkan penyakit pernafasan
kronis atau penyakit jantung dan bentuk kuku yang cekung
atau cembung dapat menunjukkan adanya cedera, defisiensi
besi, dan infeksi
B. Diagnose keperawatan
Resiko terjadi luka (infeksi) berhubungan dengan proses
masuknya kuman akibat garukan dari kuku
C. Perencanaan keperawatan
Tujuan:
Memelihara kebersihan kuku dan rasa nyaman pada
pasien
Mempertahankan integritas kuku dan mencegah infeksi.
Rencana tindakan
lakukan pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara
perawatan kuku
D. Pelaksanaan keperawatan
Cara Perawatan Kuku Merupakan tindakan pada pasien yang tidak
mampumerawat kuku sendiri.
Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah
timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan Bahan:
Alat pemotong kuku
Handuk
31
Baskom berisi air hangat
Bengkok
Sabun
Kapas
Sikat kuku
Prosedur Kerja :
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Cuci tangan
Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau tidur
Tentukan kuku yang akan dipotong
Rendamkan kuku dengan air hangat ± 2 menit.
Lakukan penyikatan dengan beri sabun bila kotor.
Keringkan dengan handuk
Letakkan tangan diatas bengkok dan lakukan pemotongan
kuku.
Cuci tangan.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum untuk menilai kemampuan dalam:
Mempertahankan kebersihan perawatan kuku secara efektif.
32
kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut mudah rontok
sebagai akibat gizi kurang.
Masalah/Gangguan pada Perawatan Rambut
Kutu
Ketombe
Alopecia (botak)
Sehorrheic dermatitis (radang pada kulit di rambut)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH PERAWATAN
RAMBUT
A.Pengkajian keperawatan
Pengkajian dilakukan pada warna, serta susunan rambut.
Selain itu kaji jenis rambut apakah berminyak atau kering,
kaji pertumbuhan rambut apakah pola cepat atau lambat,
jumlah kerontokan.
B. Diagnose keperawatan
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kutu pada
daerah kulit kepala
Resiko gangguan konsep diri (body image) berhubungan
dengan kehilangan rambut (misalnya akibat kemoterapi)
C. Rencana keperawatan
Tujuan
Mencegah infeksi daerah kepala
Meningkatkan konsep diri
Rencana tindakan
33
Mencegah infeksi daerah kepala dengan cara perawatan
rambut seperti mencuci, menyisir atau mencukur rambut.
Meningkatkan konsep diri dengan cara memberikan
motivasi terhadap kemampuan pertumbuhan rambut
D. Tindakan keperawatan
Cara merawat rambut Merupakan tindakan pada pasien
yang tidak mampumemenuhi kebutuhan perawatan diri dengan
menyuci danmenyisir rambut.
Tujuannya adalah membersihkan kuman-kuman yang ada pada
kulit kepala, menambah rasa nyaman,membasmi kutu atau
ketombe yang melekat pada kulit, sertamemperlancar system
peredaran darah di bawah kulit.
Alat dan Bahan
Handuk secukupnya
Perlak atau pengalas
Baskom berisi air hangat
Shampo atau sabun pada tempatnya
Kasa dan kapas
Sisir
Bengkok
Gayung
Ember kosong
Prosedur Kerja
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
34
Cuci tangan
Tutup jendela atau pasang sampiran
Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau berbaring
Letakkan baskom dibawah tempat tidur, tepat dibawah
kepala pasien
Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan
dismbungkankearah bagian baskom dengan pinggir digulung
Tutup telinga dengan kapas
Tutup dada sampai leher dengan handuk
Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan
air hangat. Selanjutnya gunakan shampo dan bilas dengan
air hangat sambil dipijat
Setelah selesai, keringkan
Cuci tangan.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk
mempertahankan kebersihan rambut yang ditandai
dengan keadaan rambut segar, tudak rontok.
35
Masalah/Gangguan pada Gigi dan Mulut
Halitosis, bau napas tidak sedap yang disebabkan
adanyakuman atau lainnya
Ginggivitas, radang pada daerah gusi
Karies, radang pada gigi
Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut
Periodontal disease, gusi yang mudah berdarah dan bengkak
Glostitis, radang pada lidah
Chilosis, bibir yang pecah-pecah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH PERAWATAN
MULUT DAN GIGI
A.Pengkajian keperawatan
Pengkajian pada mulut dan gigi yang perlu diperhatikan
antara lain warna, keadaan permukaan, serta kelengkapan
gigi, pada pipi dalam perlu dilihat warna mukosa serta
keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna ,
tekstur, serta kelembapan.pada daerah lidah dapat dilihat
warna, tekstur dan posisis lidah.
B. Diagnose keperawatan
Nyeri berhubungan dengan radang pada daerah gusi/gigi
Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan )
berhubungandenagn intake (asupan) yang tidak adekuat
(cukup) akibat radang gigi/gusi
C. Perencanaan keperawatan
Tujuan
36
Mengurangi nyeri
Mempertahankan nutrisi yang adekuat
Mempertahankan kebersihan gigi dan mukut
Rencana tindakan
Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara
merawat gigi dan mulut secara teratur
Mempertahankan nutrisi akibat radang gigi/ gusi dapat
dilakukan dengan merawat gigi dan mulut secara
teratur
D. Pelaksanaan keperawatan
Cara Perawatan Gigi dan Mulut
Merupakan tindakan pada pasien yang itdak
mampumempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan
membersihkanserta menyikat gigi dan mulut secara teratur.
Tujuannya untuk mencegah infeksi pada mulut akibat
kerusakan pada daerah gigidan mulut, membantu menambah
nafsu makan, serta menjagakebersihan gigi dan mulut.
Alat dan Bahan
Handuk dan kain pengalas
Gelas kumur berisi air
Air masak/NaCl
Obat kumur
Boraks gliserin
Spatel lidah telah dibungkus dengan kain kasa
Kapas lidi
37
Bengkok
Kain kasa
Pinset atau arteri klem
Sikat gigi dan pasta gigi
Prosedur Kerja
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Cuci tangan
Atur posisi pasien
Pasng handuk di bawah dagu dan pipi pasien
Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air dan NaCl
Anjurkan pasien untuk membuka. Lakukan mulut dengan
sudiplidah bila pasien tidak sadar
Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi,gigi,
lidah, bibir. Bila sudah kootor, letakkan di bengkok
Lakukan hingga bersih. Setelah itu, oleskan boraks gliserin
Untuk perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan geraan
naik turun dan bilas. Lalu keringkan
Cuci tangan
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum untuk menilai adanya kemampuan untuk
mempertahankan kebersihan gigi dan mulut serta kemampuan
untuk mempertahankan status nutrisi.
38
perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah
pada alat kelamin perempuan yaitu perawatan diri pada organ
eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak didepan simpisis
pubis: labia minora yang merupakan dua lipatan kecil diantara
labia mayora : klitoris kemudian bagian yang terkait disekitarnya ,
seperti uretra, vagina, perineum dan anus.
39
D. Tindakan keperawatan
Cara Vulva Higiene Vulva higiene merupakan tindakan
pada pasien yang tidak mampu membersihan vulva sendiri.
Tujuannya adalahmencegah terjadinya infeksi pada vulva
dan menjaga kebersihanvulva
Alat dan Bahan
Kapas sublimate atau desinfektan
Pinset
Bengkok
Pispot
Tempat membersihkan (cebok) yang berisi desinfektan
Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
Pengalas
Sarung tangan Prosedur Kerja
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan
Cuci tangan
Atur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent
Pasang pengalas dan pispot, kemudian letakkan dibawah
glutea pasien
Gunakan sarung tangan
Lakukan tindakan perawatan kebersihan vulva dengan
tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimate dan
tangankanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
40
Kemudian ambil kapas sublimate dengan pinset,
lalu bersihkan vulva dari atas kebawah. Kapas yang telah
kotor dibuang ke bengkok. Hal ini dilakukan hingga bersih.
Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien.
Cuci tangan
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi secara umum untuk menilai adanya kemampuan
untuk mempertahankan kebersihan daerah vulva. hal ini ditandai
dengan ebersihan pada daerah vulva, tidak tampak iritasi dan tidak
ada tanda- tanda radang.
41
KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS NYERI)
A. Pengertian Nyeri
berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
mengalaminya.
42
jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu
B. Fisiologi Nyeri
memiliki sedikit at;iu bahkan myelin yang tersebar pada kulit dan
C. Klasifikasi Nyeri
akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara
43
berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
D. Stimulus Nyeri
antaranya:
3) Tumor,
5) Spasme otot,
44
E. Teori Nyeri
diantaranya:
reaksi sel.
45
besar dan kecil. Keduanya berada dalam akar ganglion
46
lamban dan endogcn opiate sistem supresif. (Barbara C
Long, 1989)
47
pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
dengan cara P Q R S T :
48
P (pemacu), yaitu factor yang memengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
atau tersayat.
nyeri.
0 :Tidak nyeri
dengan baik.
49
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
berkomunikasi, memukul.
2. Diagnosis keperawatan
nyeri, diantaranya :
persendian
3. Perencanaan keperawatan
nyeri
50
3) Memberikan cara- cara untuk mengurangi nyeri yang
Ketidakpercayaan
Kesalahpahaman
Ketakutan
Kelelahan
Kebosanan
– tehnik seperti
Tehnik pengalihan
Tehnik relaksasi
Stimulasi kulit
terhadap nyeri.
51
d) Pemberian stimulator listrik yaitu dengan memblok atau
dirasakan.
5. Evalasi keperawatan
52
PEMBERIAN OBAT
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan)
atau kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak
gejala-gejalanya.
yang lama.
53
dapat di oleskan pada areah yang diobati atau medicated
hidung.
54
Sebelum melaksanakan pemberian obat kepada pasien , sebaiknya
cara di antaranya:
mulut.
a. Tujuannya :
55
Kotak-kotak obat klien lengkap dengan lengkap dengan
Gelas obat
keluarga pasien)
Sedotan/ pipet
Sendok
Serbet
Baki
a. Persiapan klien
pemberian obat
mengkonsumsi obat.
b. Prosedur pelaksanaan
56
Mencuci tangan
diperlukan)
daftar obat.
obat
kalau perlu.
57
Menyimpan kembali obat-obat persediaan milik pasien ke
tempatnya
Mencuci tangan.
Tersedak
Alergi
a. Pengertian
b. Tujuan
58
Membentu menentukan diagnosa terhadap penyakit
tertentu.
c. Persiapan alat
cc).
Nirbekken / bengkok
Sampiran
Tempat sampah
d. Persiapan klien
nama.
e. Prosedur tindakan
59
Cuci tangan
dengan cepat.
Rapikan alat-alat
60
Perawat mencuci tangan
reaksi obat.
a. Pengertian
area :
lutut
b. tujuan
c. Persiapan alat
atau 5 cc).
61
Kapas alkohol dalam tempatnya
Nirbekken / bengkok
Sampiran
Tempat sampah
d. Persiapan klien
nama.
e. Prosedur tindakan
Cuci tangan
62
Buang kapas kedalam bengkok atau tempat sampah
Rapikan alat-alat
reaksi obat.
63
f. Perhatikan :
pemberian obat.
a. Pengertian
os cogsigeus
b. Tujuan
64
Mencegah dan mengobati rasa sakit.
c. Persiapan alat
10 cc).
Nirbekken / bengkok
Sampiran
Tempat sampah
d. Persiapan klien
nama.
65
e. Prosedur tindakan
Cuci tangan
panjang jarum.
66
Rapikan alat-alat
reaksi obat.
f. Perhatikan :
pemberian obat.
a. Pengertian
67
Kepala → vena fontalis, vena temporalis (khusus pada
anak-anak)
b. Tujuan
pembuluh darah.
c. Persiapan alat
1 - 5 cc).
Karet pembendung/torniquet.
Nirbekken / bengkok
Sampiran
Tempat sampah
68
d. Persiapan klien
nama.
e. Prosedur tindakan
Cuci tangan
mengepalkan tangannya.
69
Buang kapas kedalam bengkok atau tempat sampah
dominan.
Rapikan alat-alat
reaksi obat.
f. Perhatikan :
70
6. PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTUM
Sarung tangan
Kain kasa
Vaselin/pelican/pelumas
71
Kertas tisu
Prosedur kerja:
Cuci tangan
dilakukan
Cuci tangan
72
7. PEMBERIAN OBAT MELALUI PERVAGINA
Sarung tangan
Kain kasa
Kertas tisu
Pengalas
Prosedur kerja:
Cuci tangan
dilakukan
73
Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
sampai 7,5- 10 cm
bereaksi.
Cuci tangan
Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau salep
iritasi mata.
74
Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa
salep.
Pipet
Plester
Kain kasa
Kertas tisu
Balutan
Sarung tangan
Prosedur keja:
o Cuci tangan
75
o Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian
o Cuci tangan
76
atau mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat
seprai)
Pinset anatomis
Kain kasa
Kertas tisu
Balutan
Pengalas
Sarung tangan
Prosedur kerja:
Cuci tangan
dilakukan
tindakan
77
Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat
anatomis.
Cuci tangan
pada telinga atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga yang
Penetes
Spekulum telinga
Plester
78
Kain kasa
Kertas tisu
Balutan
Prosedur kerja :
Cuci tangan
dilakukan
pada anak
79
Cuci tangan
nasofaring.
Pipet
Spekulum hidung
Plester
Kain kasa
Kertas tisu
Balutan
Prosedur kerja :
Cuci tangan
dilakukan
80
Atur posisi pasien dengan cara :
hidung
selama 5 m
Cuci tangan
81
terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien, keluarkan
82
KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI
A. PENGERTIAN
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
dan penyakit.
83
Rumus BMI diperhitungkan :
TB(m) TB(inci)2
jumlah itu.
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
fisik
jaringan
84
3. Sebagai pelindung dan pengatur
BMI : 19,8-26
Pria 12,5
Wanita 16,5
Pria 29,3
Wanita 28,5
Pria 25,3
Wanita 23,2
85
2. Nilai normal kebutuhan kalori menurut umur
Pria
(Ringan)
Wanita (Sedang)
2000
86
2050
Hamil 2250
Menyusui (Sedang)
+ 700
+ 500
+ 400
1. Kekurangan Nutrisi
metabolisme
87
Tanda klinis : BB 10-20% dibawah normal, TB di bawah
2. Kelebihan Nutrisi
metabolisme berlebih
pengecapan
88
Malnutrisi dapat disebabkan oleh:
Fe, dll.
secara berlebihan
merokok
89
8. Kanker : Pengkomsusian lemak secara berlebihan
gizi
cukup
90
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI
A. PENGKAJIAN
91
- Keadaan fisik : apatis, lesu
mampu bekerja
menurun
pecah/patah-patah
tidak ada
92
- Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda
infeksi
Nilai normal
Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
Nilai normal
Wanita : 16,5 – 18 cm
4. Laboratorium
93
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
tubuh.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
94
secara mandiri. Biasanya terjadi pada pasien yang memiliki
Piring
Sendok
Garpu
Gelas
Serbet
Pengalas
Berikan penjelasan
Cuci tangan
Pasang pengalas
95
Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi
duduk sbentar
penduga/lambung
Tujuan
gastrointestinal.
gastrointestinalis.
96
5. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke
laboratorium.
indikasi
gangguan jiwa
premature, dismatur.
Persiapan Alat
b) Jeli/pelumas
c) Corong
d) Spuit 20 cc
e) Serbet/lap makan/handuk
f) Tissue
97
g) Bengkok/nierbekken
i) Stetoskop
k) Air masak
Persiapan klien
dilakukan.
Prosedur tindakan
a) Mencuci tangan.
98
c) Membantu klien pada posisi Fowler tinggi dengan
posisi duduk.
sebagainya.
sebelah kiri).
nasogastrik
99
a) Metode tradisional: ukur jarak dari puncak lubang
xifoideus di sternum.
tradisional
i) Mencuci tangan.
menelan.
100
selang betul-betul masuk ke dalam lambung dengan cara
sebagai berikut:
isi lambung.
101
lainnya pada batang hidung klien; lingkarkan pada pipa
ke tempat semula
102
Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian
enteral
Metode pemberian:
1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan
amino
103
3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena
104
KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
A. PENGERTIAN
nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat
paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada
105
elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut) dan zat
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
lainnya.
106
b. cairan ekstraseluler (CES) = 20% dari BB total Adalah cairan
yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan
107
didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk
1. Ginjal
108
keseimbangan asam – basa darah, dan ekskresi bahan buangan
ml/kg/bb/jam.
2. Kulit
109
dan konveksi (pegaliran udara panas ke permukaan yang lebih
3. Paru-paru
kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal
kondisi normal, cairan yang hilang dalam system ini sekitar 100-
200 ml/hari.
5. ADH
110
mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
a. Aldosteron
b. Prostaglandin
c. Glukokortikoid
a.Umur
c.Sex
111
4 tahun 1600-1800 100-110
3. Anak:
sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20% dari berat badannya berada di
1. Difusi
cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi
dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane. Dalam
tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain tejadi melalui
112
bervariasi, bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi
2. Osmosis
intrasel.
113
berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan
3. Transpor Aktif
a. Tekanan cairan
melalui membrane.
b. Membrane semipermeabel
114
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar
antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
1. Asupan cairan
2. Pengeluaran cairan
a. Urine
115
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan Ureter
darah
b. Keringat
c. Feses
116
1. Hipovolume atau Dehidrasi,
a. Dehidrasi isotonic
secara seimbang.
b. Dehidrasi hipertonik
elektrolit.
c. Dehidrasi hipotonik
air.
a. Dehidrasi Berat
Hipotensi
Oliguria
117
Nada dan pernapasan meningkat
b. Dehidrasi Sedang
Mata cekung
c. Dehidrasi Ringan
H. Pengaturan Elektrolit
118
mengatur keseimbanagn cairan. Eskresi dari natrium dapat
air mata.
119
f. Pengaturan Keseimbangan Bikarbonat
mEq/lt.
120
sangat cepat. Sering terjadi pada klien yang mengalami
121
h. Hipermagnesia, Merupakan suatu kondisi berlebihnya
J. Keseimbangan Asam-Basa
122
tejadi kerusakan pada system pernapasan, peningkatan
<7,35.
Elektrolit
1. Usia
123
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh,
disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
4. Stres
5. Sakit
cairan
124
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang
7. Diet
125
KEBUTUHAN ELIMINASI
126