pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai degenerasi kistik villi dan perubahan hidrofik. DIAGNOSIS ANAMNESIS : • Perdarahan pervaginam bisa sedikit2, sekaligus banyak sehingga menimbulkan syok, • Hiperemsis gravidarum, • Preeklampsia, • Tidak dirasakan gerakan anak PEMERIKSAAN FISIS • Anemia • Umumnya uterus lebih besar dari umur kehamilan • Bagian janin tidak teraba • Djj (-). PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Koreksi dehidrasi • Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr%) • Bila ada gejala preeklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati • Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis dikonsulkan ke Bagian Penyakit Dalam Pengeluaran jaringan mola A. Kuretase • Dilakukan setelah pemeriksaan persiapan selesai (pemeriksaan darah rutin, kadar -hCG serta foto toraks) kecuali bila jaringan mola sudah keluar spontan • Bila kanalis servikalis belum terbuka, maka dilakukan pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam kemudian Pengeluaran jaringan mola • Sebelum kuretase terlebih dahulu siapkan darah 500 cc dan pasang infus dengan tetesan Oxytocin’S 10 IU dalam 500 cc Dextrose 5% • Kuretase dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 1 minggu • Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi Pengeluaran jaringan mola
B. Histerektomi • Umur 35 tahun • Anak hidup 3 orang Pemeriksaan tindak lanjut
• Lama 1 sampai 2 tahun
• Dianjurkan pakai kontrasepsi kondom, pil kombinasi • Pemeriksaan fisis setiap kontrol • Pemeriksaan kadar ß-hCG setiap minggu sampai normal 3 kali berturut-turut Pemeriksaan tindak lanjut • Setelah itu pemeriksaan setiap bulan sampai kadar ß-hCG normal 6 kali berturut-turut • Bila terjadi remisi spontan penderita dapat hamil kembali • Bila kadar ß-hCG tetap atau meningkat atau pemeriksaan klinis dan foto toraks terdapat tanda-tanda metastasis mulai pemberian kemoterapi