Anda di halaman 1dari 23

ASKEP KLIEN DENGAN

GANGGUAN IMUNITAS
Tubuh manusia secara terus menerus terancam
berbagai benda asing, agen infeksi atau sel-sel
abnormal.
Tubuh memiliki mekanisme pertahanan tubuh
baik secara nonspesifik maupun spesifik
- Respon nonspesifik  kulit, air mata bersin,
pagositosis oleh lekosit.
- Respon spesifik  imunitas humoral dan
imunitas cell- mediated
- Sistem imunitas tidak memiliki kemampuan 
penurunan kemampuan berespon  infeksi
berat, immunodeficiency.
Sistem imunitas bereaksi berlebihan  hipersen
sitifitas  alergi , penyakit autoimmun.
Sistem imunitas ad: mekanisme pertahanan utama
yang melawan organisme infeksi, sel abnormal atau
sel yang rusak.
Penting bagi perawat:
pengetahuan fungsi dan respon dari sistem
immunitas  perawat:
- Pencegahan
- peningkatan homeostatis
- membantu klien mempertahankan tkt kes. Secara
optimal.
- Mengantisipasi kemungkinan masalah yang berhub
dgn fungsi imun.
Melalui pengetahuan ttg sistem imunitas 
membantu perawat memberikan penjelasan
klien/keluarga agar mampu mengikuti
pengobatan, meningkatkan/mempertahankan
status kes dan mencegah penyakit.

IMUNITAS
Ad: respon protektif tubuh yang spesifik terhdp
benda asing dan mikroorganisme.
Respon imunitas  3 fungsi (Lewis, 2000)
1. Pertahanan  tubuh menghambat perlawanan
invasi o/ kuman dan mencegah perkembangn
infeksi o/ serangan antigen asing dan
kemampuan patogennya.
2. Homeostatis  merusak substansi selular dgn
cara mencerna dan membuang melelui,
Mekanisme ini, tubuh dgn berbagai selnya tetap
menyatu dan tdk berobah.
3. Penyelidikan (surveillance): Perubahan secara
terus menerus akan dpt mengenal sel-2 asing
dan kemudian dirusak/dihancurkan.

Menurut Lemone (1996)  sistem imunitas


memiliki fungsi:
1. Mempertahankan dan melindungi tubuh dari
infeksi  bakteri, virus, jamur dan parasit
2. Membuang dan merusak atau membunuh sel
Mengidentifikasi dan merusak sel-2 ganas, shg
dpt mencegah perkembangan tumor.
Respon sistem imunitas dpt berupa :

• Respon nonspesifik  mencegah atau


membatasi masuknya benda asing/kuman
kedalam tubuh. Inflamasi adalah bentuk
respon.
• Apabila proses inflamasi tdk dpt merusak
organisme yang masuk, maka akan terjadi
aktivasi respon spesifik.
Macam-macam imunitas :
• Imunitas alami  tdk diproduki o/ respon imun.
Terdpt pd seseorang tanpa kontak dgn antigen
 bayi baru lahir memiliki kemampuan
immunitas utk agen infeksi tertentu.
• Imunitas yang diperoleh  aktif dan pasif.
Imunitas aktif  sbg akibat invasi substansi
asing dan mengakibatkan perkembangan
antibodi dan sensitifitas limfosit. Apabila terjadi
invasi ulang kuman kedlm tubuh maka tubuh
akan berespon secara cepat guna melawan
kuman yang masuk. Immunisasi pemberian
antigen yang virulensinya lemah (aktif).
Imunisasi jenis ini tdk dpt berlangsung lama.
• Imunitas pasif  tubuh menerima
antibodi. Spr pula perpindahan
immunoglobulin melalui membran
plasenta dari ibu ke fetus. Imun

ANTIGEN.
Ad; substansi yang menghasilkan respon
immunitas. Banyak antogen yang
mengandung protein. Semua sel tubuh
memiliki antigen permukaan yang unik dan
cukup bagi tubuh guna mengenal dirinya.
Komponen sistem imunitas :
• Sistem imunitas termasuk molekul, sel dan
organ yang berfungsi memperoduksi respon
immunitas. Komponen ini dpt berupa respon
peradangan nonspesifik, respon immunologi
yang spesifik atau keduanya.
• Leukosit :
- Leukosit mrp sel utama tubuh yang memiliki
respon immunitas spesifik dan nonspesifik
- lekosit berasal dari stem cell yaitu
hemositoblast dlm sumsum tulang.
- lekosit memiliki kemampuan mobilitas mll
sirkulasi menuju kedaerah sasaran yang
berguna mendeteksi, menyerang dan merusak
berbagai benda asing yang dikenalnya.
- Memiliki kemampuan bergerak kedlm
ruang jaringan dimana kerusakan terjadi
atau infeksi guna berespon.
- Jumlah lekosit yang bersirkulasi secara
normal : 4000 – 10.000/mm3 darah.
- Banyak lekosit yang berada dipinggir
dimana dia melekat pd sel epitel dinding
pemb darah, keruang jaringan tubuh atau
kesistem limfe.
- Lekosit granuler atau granulosit (disebut
karena sitoplasmanya terdpt granuler)
mencakup: neutrofil. Eosinofil dan basofil.
60 % - 80 % dari total jml lekosit.
Neutrofil (juga disebut polimorfonuklear/PMN
karena nukleusnya terdiri dari beberapa lobus).
- sel pertama yang tiba pada tempat terjadinya
inflamasi.
- 55 ,5 – 70 % dari total jumlah lekosit yang
bersirkulasi.
- netrofil mrp sel yang bersifat fagosit yang
bertanggungjwb menelan dan merusak benda
asing terutama bakteri dan partikel-2 yang lebih
kecil
- neutrofil diproduksi o/ susmsum tulang dan
dilepas kedlm sirkulasi saat matur.
Eosinofil 
- 1% - 4% dari jumlah lekosit yang
bersirkulasi.
- Matur dlm susmsum tlg selama 3-6 hari
sbl dilepas kedlm sirkulasi.
- Mrp sel fagosit. Ditemukan dlm jumlah
yang banyak pd saluran pernafasan dan
sal cerna
- Bertanggung jwb mencegah adanya
cacing, Juga berperan pd respon
hipersensitifitas.
Basofil
- 0,5% - 1% dr jml lekosit yang bersirkulasi.
- Sel ini tdk fagosit, mengandung protein dan zat kimia
seperti heparin, histamin, bradikinin, serotinin. Substansi
ini dilepaskan kedlm aliran darah pd keadaan reaksi
hipersensitifitas akut atau respon stress.
Monosit dan makrofag.
- Monosit  2% - #% dari lekosit yang bersirkulasi. Stl
dilepaskan dari sumsum tlg akan bertahan selama 1-2
hr. monosit bila sdh matur akan menjadi makrofag sbm
masuk ke jaringan.
- Histiosit ad; jaringan makrofag dlm kulit dan jaringan
subkutan.Sel kuffer ditemukan dlm hati. Alveolar
macrofag dlm paru-2. microglia dalam otak. Jaringan
makrifag juga ditemukan dlm limfe, tonsil, kel. Linfe dan
sumsum tulang..
Monosit dan makrofag aktif fagosit
memiliki kemampuan fagosit terhdp
partikel asing yang lebih besar.
Seperti halnya dgn neutrofil, makrofag
berada didaerah inflamasi dan
melepaskan zat kimia ke jaringan rusak 
kemoktaksis.
Monosit dan makrofag berperan pd infeksi
kronik seperti TBC, infeksi virus dan
infeksi parasit.
Limfosit
- 20% - 40% dari jumlah lekosit yang bersirkulasi.
- Limfosit melindungi tubuh dari mikroorganisme,
jaringan asing, mutasi sel
- Berfungsi utk mengeleminasi dan merusak zat-2
asing
- Berasal dari stem cell dalam sumsum tulg.
- Bersirkulasi secara menetap dlm jaringan limfe
 kel. Limfe, kel.tymus, mucosa usus dan
eppendik.
- Apabila kontak dgn antigen, substansi ini
memeiliki kemampuan menimbulkan respon
immun spesifik. Limfosit dewasa masuk kedlm
efektorsel yaitu pd sel plasma atau sel sitotoksis.
3 jenis limfosit:
- Limfosit T (T cell). Limfosit B ( B cell) dan natural
killer cell (NK cell atau null cell).
- Sel dewasa dlm kel tymus, sedangkan sel B
dewasa dlm sumsum tlg.
- Sel Nk lebih banyak ditemukan dlm limfe, kel
limfe, sumsum tlg, dan darah. 5% - 10% yang
bersirkulasi.
- Sel Nk menimbulkan immunitas dan resisten
terhdp infeksi. Memainkan peranan penting
merusak lebih dini pd sel-sel ganas.
- Seperti halnya dgn sel T dan B, sel Nk bersifat
cytotoksic.
Pengkajian sistem imunitas

Sistem immun menyebar diseluruh tubuh dlm


berbagai jenis.
Fungsi immun secara optimal bergantung pada
kontak pada kulit dan mucosa membran.
Produk sel darah yang adekuat dan berbagai
jenisnya, fungsi sistem limfatik
Kemampuan membedakan jaringan asing dan
tubuh yang normal, oleh berbagai organ dan
fungsinya, maka pengkajian sistem immun
sering diintegrasikan dgn riwayat kesehatan dan
pengkajian fisik.
Batasan Interview.
Data biografi, mencakup usia, jenis kelamin, ras dan
latar belakang etnis. Informasi ini akan memberikan
informasi kemungkinan gangguan sistem immun
misalnya penyakit autoimmun sering terjadi pd wanita
dari pd pria.
Riwayat keluarga juga penting akrena komponen genetik
merupakan penyebab berbgai gangguan yang
mempengaruhi sistem immun. Banyak pertanyaan yang
dpt diajukan tetapi sangat sensitif o/ karena itu
perhatikan kepentingan privasi klien dlm interview.
Ciptakan trust dgn klien, mis pd penggunaan obat-
obatan atau aktifitas selsual.
Pertanyaan yang berhubungan dgn pola
penanganan kesehatan klien dan persepsi klien
ttg kesehatannya:
- Apa yang dirasakan o/ klien, bagaimana klien
menangani kesehatannya.
- perubahan status kesehatan
- pernakah dirawat di RS, saat itu apakah
ditrasfusi, transpalntasi organ, reaksi saat
transfusi
- riwayat alergi; hipersensitifitas terhdp zat
tertentu termasuk obat jenis alergi yang dialami,
apakah klien mengalami asma atau dermatitis.
- status imunisasi
- pekerjaan: lingkungan pekerjaan
- obat yang sering digunakan.
Nutrisi dan metabolik
Tanyakan diet dan perubahan berat badan
Adakah lesi pd kulit, atau adanya luka

Aktifitas dan olah raga.


• Toleransi aktifitas klien dan keluhan yang berlebihan
atau kelelahan yang tdk biasa dirasakan atau kelemahan
• Sering mengalami gangguan tenggorokan dan penyakit
jalan nafas atas
• Pembengkakan kel.pd leher, ketiak atau lipatan paha
• Mudah timbul bisul, atau perdarahan yang berlebihan
bila terjadi trauma atau gusi
• Nyeri pd sendi atau bengkak, kaku pagi hari atau neyri
bagian belakang.
Pola hubungan dan seksual reproduksi.
• Cari info situasi dimana klien hidup termasuk SO
dan hubungan dgn org lain.
• Tanya klien suhubungan dgn hubungan seksual,
tanyakan perilaku seksual misalnya anal
intercuse

Riwayat spiritual.
• Tanyakan klien ttg agama dan bagaimana ia
melakukannya
• Hubungan agama dgn penggunaan obat dan
imunisasi
Pengkajian fisik.
- Tehnik inspeksi dan palpasi penting utk
mengkaji gangguan sistem imun.
- Kajipenampilan umum klien dan hubungkan dgn
usianya
- Bil aterjadi keluhan kelemahan dpt berindikasi
penyakit kronis atau akut atau immunodefisiensi.
- Kaji tinggi badan, berat badan, apakah
kehilangan BB atau kurus.
- Observai gerakan-2 klien, dan catat adanya
kekauan sendi atau kasukaran bergerak.
- Catat tanda-2 vital, kenaikan temperatur dan
berindikasi adanya infeksi atau repon inflamasi.
- Kaji warna kulit, temperatur kulit dan
kelembaban kulit.
- Pucat atau adanya ikterus dapat berindikasi reaksi
hemolitik. Pucat dpt berindikasi supresi pd sumsum
tulang sehubungan dgn immunodefisiensi.
- Inspeksi kulit dan keadaan adanya rash atau lesi,
misalnya petekhia, dan bisul atau luka, catat lokasi dan
distribusi lesi atau rash.
- Inspeksi membran mucosa pd hidung dan mulut 
warna dan kondisi pucat atau edema mukosa hidung
menunjukkan alergi kronik.
- Catat adanya petechia atau luka pd mukosa mulut  dpt
berindikasi hemolisisi atau immunodefisiensi.
- Inspeksi dan palpasi kel limfe leher  limphadenopaty
(bengkak) atau kekerasannya. Palpasi kel pd axilla dan
lipat paha.
- Kaji muskuloskeletal  inspeksi atau palpasi sendi
adanya nampak kemerahan, bengkak, atau deformitas
 rheumatoid artritis atau sistemik lupus eryhematosus
(SLE). Cek ROM sendi termasuk tlg belakang.

Anda mungkin juga menyukai