Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
1. Alfian (16.1127.S)
2. Tri Setyo Leksono (16.1195.S)
STIKES MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah perawatan
medikal bedah.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar).
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada
saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan
karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri
melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil
buangan dalam bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan
System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang
merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu
maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat
menimbulkan terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan
dasar klien secara holistic memiliki tanggung jawab untuk membantu pemenuhan
kebutuhan oksigen klien yang tidak adekuat.
Dalam tindakannya, seorang perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan
harus melakukan metode keperawatan berupa pengkajian, diagnose keperawatan,
intervensi, dan evaluasi. Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses
keperawatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi
data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosa keperawatan
memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual)
dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas
wewenang perawat.
Diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sistem respirasi dapat
berupa ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakefektifan pola nafas, gangguan
pertukaran gas, disfungsi respon penyapihan ventilator, dan gangguan ventilasi
spontan.
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system respirasi secara benar.
B. Tujuan Khusus
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Sistem Respirasi
Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
Pertukaran gas antara organel sel (mitokondria) dan medium cairnya. Hal
tersebut menggambarkan proses metabolism intraseluler yang meliputi konsumsi
O2(digunakan untuk oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran CO 2 (terdapat dalam
sitoplasma) sampai menghasilkan energy.
1. Tekanan intrapleural
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran
dikenal sebagai compliance.
C. Patway
1. Klasifikasi kompresi
A. Atelektasi kompresi
Atelektasi kompresi terjadi sewaktu suatu sumber di luar alveolus
menimpakan gaya Atelektasi kompresi terjadi sewaktu suatu
sumber di luar alveolus menimpakan gaya yang cukup besar pada
alveolus sehingga alveolus kolaps. Hal ini terjadi apabila dinding
dada tertusuk atau terbuka ,karena tekanan di atmosfer lebih
besar dari tekanan yang menahan paru (tekanan pleura).
Atelektasis kompresi juga dapat terjadi apabbila suatu tekanan
yang bekerja pada paru atau alveoulus akibat adannya tumor
distensi abdomen ,atau adema dan pembekaan ruang intertisum
yang mengelilingi alveolus.
B. Atelektasis absorpsi
Terjadi akibat tidak adannya udara di dalam alveolus di
hambat ,maka udara yang sedang berada di dalam alveolus
akhirnya akan berdifusi keluar dan alveolus akan kolaps. Hal ini
terjadi biasannya akibat penimbunan mukus , misalnya fiprosis
kristik,pnioumonia,atau bronkitis kronik,meningkatkan risiko
atelektasis absorpsi karena efek anastesi yang menyebabkan
terbentuknya mukus serta keengganan membantukan mukus yang
terkumpul setelah pembedahan, Hal ini terjadi pada pembedahan
abdomen atau thoraks di mana batuk akan menimblkan nyeri
yang hebat . tirah baring berpanjangan setelah pembedahan
meningkatkan risiko terbentuknya atelektasis absorpsi karena
berbaring menyebabkan pengumpulan sekresi mukus di daerah
dependen paru sehingga ventilasi di daerah tersebut berkurang
.penimbunan mukus meningkatkan resiko pneumonia karena
mokus dapat berfungsi sebagai lahan berkembiakan
mikroorganisme.
A. Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif
dari klien.Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat,
lingkungan, atau kebudayaan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara
memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, social kultural, dan spiritual yang
bisa mempengaruhi status kesehatannya.
2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini
bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat
suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien
selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1994)
3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting
dan catatan kesehatan klien.
1. Melakukan wawancara.
2. Riwayat kesehatan/keperawatan.
3. Pemeriksaan fisik.
4. Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta
catatan kesehatan (rekam medik).
Pada pasien dengan gangguan system respirasi yaitu sebagai berikut :
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan yang telah lalu.Perawat
juga mengkaji keadaan pasien dan keluarganya.Kajian tersebut berfokus kepada
manifestasi klinik keluhan utama, kejadian yang membuat kondisi sekarang ini,
riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat
psikososial.Riwayat kesehatan dimulai dari biografi pasien. Aspek yang sangat erat
hubungannya dengan gangguan sistem pernapasan adalah usia, jenis kelamin,
pekerjaan, tempat kerja dan tempat tinggal.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama akan mentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan
pasien tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul antara lain :
a. Batuk (Cough)
Batuk merupakan gejala utama pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan. Tanyakan berapa lama pasien mengalami batuk dan bagaimana hal
tersebut timbul dengan waktu yang spesifik atau hubungannya dengan aktifitas
fisik. Tentukan apakah batuk produktif atau non produktif.
b. Peningkatan Produksi Sputu
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk atau
bersihan tenggorokan. Percabangan trakheobronkial secara normal memproduksi
sekitar 3ons mukus setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan
normal. Produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal. Tanyakan dan catat
warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari sputum. Jika terjadi infeksi, sputum
dapat berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu dan jernih. Pada keadaan
edema paru-paru, sputum berwarna merah muda karena mengandung darah
dengan jumlah yang banyak.
c. Dispnea
Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas pendek dan
merupakan perasaan subjektif pasien.Perawat mengkaji tentang kemampuan
pasien saat melakukan aktivitas.
d. Hemoptisis
Hemoptisis adalah darah yang keluar dari mulut saat batuk. Perawat
mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru-paru, perdarahan hidung atau
perut. Darah yang berasal dari paru-paru biasanya berwarna merah terang karena
darah dalam paru-paru distimulasi segera oleh reflek batuk.
e. Chest Pain
Nyeri dada dapat berhubungan dengan dengan masalah jantung dan paru-
paru.Gambaran lengkap dari nyeri dada dapat menolong perawat untuk
membedakan nyeri pada pleura, muskuloskeletal, kardiak dan gastrointestinal.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Yang perlu ditanyakan perawat kepada pasien tentang riwayat penyakit pernapasan
adalah:
a) Riwayat merokok
Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, emfisemia, dan
bronkitis kronis.Semua keadaan itu sangat jarang menimpa. Anamnesis harus
mencangkup usia mulainya merokok secara rutin, rata-rata jumlah rokok yang
dihisap per hari, dan usia menghentikan kebiasaan merokok.
b) Pengobatan saat ini dan masa lalu
c) Alerg
d) Tempat tinggal
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru ada tiga
hal yaitu:
a. Penyakit infeksi
b. Kelainan alerg
Contohnya asma bronkial
c. Pasien bronkitis kronis
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk
membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir
kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan
pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respons aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
berkompeten untuk mengatasiny. Setelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik,
perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk menetapkan prioritas diagnosa
dengan membuat peringkat dalam urutan kepentingannya.Prioritas ditegakkan untuk
mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah atau
perubahan multiple.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin
keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan
diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang
dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa
keperawatan.
1. Faktor resiko
Adanya faktor risiko yang dapat mengubah fungsi pernapasan (lihat faktor yang
berhubungan)
a) Patofisiologis
1) Berhubungan dengan sekresi yang berlebihan atau kental ,sekunder akibat: infeksi,
inflamasi, alergi, merokok, penyakit jantung atau paru.
2) Berhubungan dengan immobilitas, sekresi yang statis, dan batuk tidak efektif,
sekunder akibat:
2.4 Kuadriplegia
1.7 Kelelahan
3) Untuk bayi, yang berhubungan dengan tidur pada posisi tengkurap
BAB IV
A. KESIMPULAN
Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar).
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada
saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan
karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri
melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil
buangan dalam bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan
System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang
merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu
maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat
menimbulkan terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Filianti, Evi. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit nafas. Jakarta : EGC