Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN BENCANA

“Analisis Persiapan, Mitigasi, dan Kesiapsigaan Bencana”

DESAK PUTU MUUIANI PURNAMA DEWI

CIII8081

VIIC KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-
Nya dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah “Keperawatan Bencana” dengan sebaik-
baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat
waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur
atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus kami sampaikan terimakasi kepada pihak-pihak
yang turut membantu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkam dalam, menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini.

Mangupura, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.........................................................................................................................2
D. Manfaat penulisan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Persiapan Bencana......................................................................................................................3
B. Mitigasi Bencana.........................................................................................................................4
C. Kesiapsiagaan Bencana...............................................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
A. KESIMPULAN............................................................................................................................9
B. SARAN.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Kondisi Indonesia yang berada di garis katulistiwa pada posisi silang antara dua
benua dan dua samudra, berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, biologis,
hidrologis, demografis, dan terletak di atas lempeng benua yang dijejeri deretan gunung
berapi yang sangat aktif yang disebut dengan lingkaran api (Ring of Fire). Dan selain itu
indonesia memiliki penduduk dengan keaneka ragaman suku, bahasa, adat istiadat dan
agama. Dengan kondisi demikian dimiliki oleh Indonesia mendadak adanya karyawan
terhadap semua kejadian jenis kasus gawat darurat bagi itu kasus gawat darurat sehari-hari
(Silent Disaster) maupun gawat darurat korban massal atau bencana (Disaster).
Berdasarkan kondisi tersebut, maka sangatlah penting dilakukan kajian lebih lanjut
untuk dapat diketahui bagaimana upaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana tanah longest
yang ada di wilayah longsor, melihat lokasi mereka yang berada dalam zona kerentanan
tinggi. Penelitian ini mengacu kepada indeks kesiapsiagaan yang dikembangkan oleh
berdasarkan dalam menghadapai bencana sendiri terdiri dari 4 aspek yang meliputi
pengetahuan dan sikap, perencanaan tanggap darurat, sistem peringatan dini dan mobilitas
suber daya. Sedangkan upaya mitigasi bencana terdiri dari 2 aspek yang meliputi mitigasi
bencana struktural dan non struktural. Hal ini

dilakukan untuk meminimalisir teijadinya bencana ulang pasca kejadian (Nur et al.,
2021)

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana persiapan bencana serta contoh kegiatannya ?
2. Bagaimana mitigasi bencana serta contoh kegiatannya ?
3. Bagaimana kesiapsiagaan bencana serta contoh kegiatannya ?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui persiapan bencana serta contoh kegiatannya
2. Mengetahui mitigasi bencana serta contoh kegiatannya
3. Mengetahui kesiapsiagaan bencana serta contoh kegiatannya

D. Manfaat penulisan
Dapat mengetahui bagaimana persiapan, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana serta contoh
nyata yang temasuk pada persiapan, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana

2
BABU

PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Mitigasi Bencana

Persiapan adalah salah satu elemen penting dalam penanggulangan bencana yang
dilakukan sebelum bencana teijadi, mempersiapkan diri dengan tanggap dalam melakukan
keadaan darurat secara cepat dan tepat.
Persiapan bencana merupakan doktrin untuk menyiapkan masyarakat untuk
menghadapi bencana alam atau buatan-manusia. Pertolongan bencana adalah sub-
himpunan dari doktrin yang berpusat pada usaha pertolongan. Hal ini biasanya adalah
kebijakan pemerintah diambil dari pertahanan sipil untuk menyiapkan masyarakat sipil
persiapan sebelum bencana teijadi.
Contoh kegiatannyata Persiapan dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan
Latihan. Dalam persiapan ini yang terutama dilakukan adalah:
1. Briefng-briefng untuk mematangkan perencanaan latihan. Pihak-pihak yang perlu
melakukan briefng antara lain tim perencana, peserta simulasi, dan tim
evaluator/observer. Informasi penting yang harus disampaikan selama kegiatan ini,
yakni:
a. Waktu:
alur waktu dan durasi waktu kegiatan yang ditentukan sesuai PROTAP/
SOP simulasi
b. Lokasi:
tempat di mana kegitan akan dilakukan.
c. Keamanan:
hal-hal yang harus dilakukan untuk keamanan kegiatan dan prosedur darurat
selama simulasi
2. Memberikan poster, leafet, atau surat edaran kepada siapa saja yang terlibat latihan
kesiapsiagaan
3. Menyiapkan gedung dan beberapa peralatan pendukung, khususnya yang berkaitan
dengan keselamatan masyarakat. Misalnya, gedung dan fasilitas medis, persediaan
barang-barang untuk kondisi darurat, dan lain-lain
4. Memasang peta lokasi dan jalur evakuasi di tempat umum yang mudah dilihat
semua orang.
Contoh nyata dalam persiapan bencana adalah seperti membuat leaflet dan
mempersiapkan tas siaga
seperti: surat seperti: sentei;
tanah surat lampu kepala
kendaraan, (headhmp), korek
ijazah akte Uang siapkan
Pakaian untuk 3 hs uang cash
seperti: pakaian secukupnya
dalarn ceiana untuk
panjang, jaket, peibekalan
selimut, handuk selama
jas hujan dsb.
Peluit alat bantu
untuk meminta
seperti: me hstant pertokxigan
biskuit abca saat darurat
coklat, dsb.

setidaknya bisa alat bantu pernafasan


mendukung kebutuhan untiJ< menyaring
selama kurang lebih 3 hari udara kotorAercemar

Kotak obat-obatan/P3K Perlengkapan mandi


Radio/ponsel
seperti obat-obatan seperti: sabun mandi,
radio/ponsel beserta
ptibad dan obat-obatan sikat gigi *odo( sisir;
baterai/
umum lainnya coftonbut dsb.
B. Mitigasi Bencana
1. Pengertian
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko
bencana, patut melewati pembangunan fisisk maupun penyandaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi juga dapat di artika sebagai
upaya yang di tunjukan untuk mengurangi dampak bencana (Malik & Murtianto,
2010)
Terdapat empat hal yang penting dalam mitigasi bencana yaitu:
a. Tersedia informasi dan peta Kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana
b. Sosialisasi untuk menngkatkan pemahaman dan kesadaran warga dalam
menghadapi bencana karena bermukim di daerah bencana
c. Mengetahui apa yang perlu di lakukan dan di hindari, serta megetahui cara
penyelamatan diri jika bencana
d. Pengaturan dan pemantauan Kawasan rawan bencana untuk mengurangi
ancaman bencana.

2. Jenis mitigasi
Mitigasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Mitigasi structural
Mitigasi structural adalah upaya untuk meminimalkan bencana yang
di lakukan melewati pembangunan beragam prasarana fisik dan memakai
pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untik penceahan
banjir, alat pendeteksi kegiatan gunung berapi, konstruksi yang bersifat
tahan gempa, atau pun early waming system yang di pakai untuk
memprediksi teijadinya gelombang tsunami
b. Mitigasi non structural
Upaya mengurang dampak bencana selain upaya di atas tersebut
dan dapat dalam lingkup upaya pembuatankebij akan seperti pembuat
peraturan.
3. Tujuan mitigasi bencana
Bencana bisa teijadi kapanpun dan dimanapun dan dapat menimbulkan kerugian
hingga korban manusia. Tujuan utama mitigasi adalah untuk mengurangi risiko
serta dampak bencana. Adapun tujuan lain dari mitigasi antara lain:
a. Menekan risiko dan/atau dampak yang mungkin teijadi karena suatu
bencana. Misalnya tentang korban jiwa, kerugian ekonomi, serta kerusakan
sumber daya alam.
b. Pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan di
suatu tempat dengan pertimbangan potensi bencana yang akan teijadi.
c. Membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam
menghadapi risiko dan dampak bencana.
4. Tahapan - tahapan mitigasi bencana
Penanganan bencana dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan siklus
waktunya, yaitu:
a. Upaya Mitigasi
Mitigasi dilakukan sebagai tahapan awal penanggulangan bencana alam
untuk memperkecil atau mengurangi dampak bencana. Mitigasi juga bisa
berarti kegiatan sebelum bencana alam teijadi.Contohnya membuat peta
wilayah yang rawan akan bencana, membuat bangunan atau hunian tahan
gempa, menanam pohon bakau untuk mengurangi abrasi, penghijauan
hutan, memberikan penyuluhan agar kesadaran masyarakat meningkat
terhadap bencana.
b. Kesiapsiagaan
Kesiapan dan kesiagaan diperlukan ketika merespon teijadinya bencana.
Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang sebelumnya pernah teijadi

5
serta bencana lain yang kemungkinan teijadi. Tujuannya agar korban jiwa
dan kerusakan sarana-prasarana dapat dihindarkan.
c. Tanggap
Dalam menghadapi bencana, diperlukan upaya tanggap untuk
meminimalkan bahaya akibat bencana. Tahap ini berlangsung sesaat pasca
bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan fokus
upaya pertolongan korban serta antisipasi kerusakan akibat bencana.
d. Pemulihan
Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi masyarakat seperti
sediakala. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal
sementara bagi korban dan membangun kembali sarana- prasarana yang
rusak. Selain itu, evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana juga
perlu dilakukan.
5. Kegiatan dalam Mitigasi Bencana
Berdasarkan siklus waktunya mitigasi bencana memiliki empat kategori. Dari empat
kategori tersebut terdapat kegiatan yang mengacu pada arti mitigasi, antara lain:
• Mengenalkan serta memantau risiko bencana
• Merencanakan partisipasi penanggulangan terhadap bencana
• Menyuluhkan kesadaran bencana pada masyarakat
• Melakukan upaya-upaya fisik, non-fisik, dan mengatur penanggulangan
bencana
• Identifikasi dan pengenalan sumber ancaman bencana
• Memantau penggunaan teknologi tinggi
• Mengawasi pelaksanaan tata ruang serta pengelolaan lingkungan hidup

6. Contoh kegiatan nyata mitigasi


Untuk mencegah teijadinya gelombang tsunami maka dibuatkannya
teknologi seperti alat untuk memprediksi teijadinya gelombang tsunami

6
C. Kesiapsiagaan Bencana
1. Pengertian
Kesiapsiagaan diartikan sebagai bentuk latihan koordinasi, komunikasi dan
evakuasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (pemerintah dan
masyarakat umum). Seluruh pihak yang terlibat mensimulasikan situasi bencana
sesungguhnya menggunakan skenario bencana yang dibuat mendekati atau sesuai
kondisi nyata. Dengan mengacu pada defnisi tersebut diatas, maka pedoman ini
disusun untuk penyelenggaraan latihan yang melibatkan multipihak serta digunakan
untuk membangun dan menyempurnakan system kesiapsiagaan sekaligus
meningkatkan keterampilan dalam koordinasi serta pelaksanaan operasi
penanggulangan bencana.

2. Jenis - jenis kesiapsiagaan


Dalam meningkatkan upaya kesiapsiagaan secara sistematis. Ada tiga tahapan,
yakni tahap pelatihan, tahap simulasi, dan tahap uji sistem. Ketiganya memilik alur,
yakni:
a. Pengertian bertahap dalam latihan kesiapsiagaan dilaksanakan mulai dari
tahap awal analisis kebutuhan, perencanaan, persiapan dan pelaksanaan,
serta monitoring dan evaluasi.
b. Beijenjang, berarti bahwa latihan dilakukan mulai dari tingkat kompleksitas
paling dasar, yakni sosialisasi, hingga kompleksitas paling tinggi, yakni
latihan terpadu/gladi lapang. Semua jenis latihan kesiapsiagaan
dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan, mulai

7
dari peningkatkan pengetahuan, hingga sikap dan keterampilan dalam
menjalankan fungsi dan tanggung jawab saat situasi darurat.
c. Berkelanjutan, dalam arti latihan kesiapsiagaan dilakukan secara terus
menerus dan rutin.

3. Contoh kegiatan nyata kesiapsiagaan


Latihan evakuasi mandiri merupakan aktihitas utama yang di laksanakan
secara serentak yang di ikuti oleh seluruh kalangan dan masyarakat. Evakuasi
mandiri adalah kemampuan dan tindakan individu/masyarakat secara mandiri,
cepat, tepat, dan terarah berdasarkan langkah-langkah keija dalam melakukan
penyelamatan diri dari bencana. Latihan evakuasi mandiri adalah latihan untuk
dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan, hotel, sekolah, desa, dan sebagainya
dalam rangka merespon sistem peringatan dini bencana. Latihan kesiapsiagaan
biasanya dilakukan pada tingkat komunitas, seperti organisasi perusahaan, hotel,
sekolah, desa, dan lain sebagainya

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Persiapan, mitigasi dan kesiapisagaan merukanan persiapan serangkaian untuk
menghadapi bencana serta mengurang resiko yang patut melewati pembangunan fisisk
maupun penyandaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana serta
bentuk latihan koordinasi, komunikasi dan evakuasi dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan (pemerintah dan masyarakat umum).

B. SARAN
Meskipun penulis mengingatkan kemampuan dalam penyusunan ini akan tetapi
pada kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Hal ini di karenakan
masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan sarn yang membangun
dari oara pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Malik, Y., & Murtianto, H. (2010). Mitigasi Bencana. In Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana
(P2MB) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Retrieved from
http ://p2mb. geografi. upi ,edu/Mitigasi_B encana.html

Nur, S., Sholikah, H., Kinasih, S., Prambudi, N., Effendi, M. Y., Safira, L., ... Seti aji, R. (2021).
Analisis Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Ponorogo. JPIG
(Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Geografi), 6(1), 81-90. Retrieved from
http://ejoumal.unikama.ac.id/index.php/JPfG/

BNPB. (2013). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tentang.

Anda mungkin juga menyukai