Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SPRINT WEBINAR NASIONAL


PUSAT BELAJAR GURU (PBG) KUDUS

Disusun oleh:

Fani Oktavianti

NIP. 19971025 202012 2 002


BAB I
AWAL

A. IDENTITAS PESERTA
Nama : Fani Oktavianti
Tempat, Tanggal Lahir : Kudus, 25 Oktober 1997
Alamat : Jalan Argopuro 2 Nomor 327 Hadipolo RT 005
RW 001 Jekulo Kudus 59382
Nomor Handphone : 0815-4288-3268
Alamat E-mail : fanioktavianti82@gmail.com
Pekerjaan : Guru Kelas
Unit Kerja : SD 1 Rejosari
BAB II
ISI

A. TUJUAN
Penulis mengikuti rangkaian kegiatan Sprint Webinar Nasional Pusat
Belajar Guru (PBG) Kudus, dengan tujuan:
1. Menambah wawasan tentang berbagai bidang dalam pendidikan,
mengingat sprint webinar yang diadakan oleh PBG Kudus berisi berbagai
jenis webinar dengan narasumber ahli di bidang masing-masing.
2. Mengupgrade diri sebagai guru, supaya bisa mengikuti perkembangan
zaman dan memiliki lebih banyak pengetahuan.
3. Menjalin koneksi dan pertemanan, mengingat peserta sprint webinar yang
diadakan oleh PBG Kudus dari berbagai daerah di Indonesia.

B. DAFTAR WEBINAR YANG DIIKUTI


Daftar dan jadwal rangkaian kegiatan Sprint Webinar Nasional Pusat
Belajar Guru (PBG) Kudus yang diikuti oleh penulis adalah sebagai berikut:

No Koordinator/Narasumbe Tanggal
Nama Kegiatan
. r Penyelenggaraan
Pemanfaatan VR - Hadi Hartanto, S.Pd. Senin, 8 Februari
1. dan AR Clasroom - Anton Prasetiyono, 2021
in Hybrid Learning S.Kom.
Dampak Pandemi - Anas Nuzula R., S.Pd., Kamis, 11
Covid-19 terhadap M.Pd. Februari 2021
Dunia Pendidikan - Wening Damayanti,
2.
S.Pd.AUD.
- Dr. Trubus Raharjo,
S.Psi., M.Si.
Pembuatan Video - Tomy Satria Jatmika, Senin, 22
Pembelajaran S.Pd., M.Pd. Februari 2021
3.
Animasi 3D - Rizky Oktavian
Saputra, S.Pd., M.Pd.
AKM, Survey - Dr. Yustinah, M.Pd. Kamis, 25
Karakter, dan Februari 2021
4.
Lingkungan
Belajar
Teknik Menyusun - Dr. Eni Kuswati, M.Pd. Jum’at, 26
5.
RPP Proyeksi 2021 Februari 2021

C. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut yang akan dilaksanakan penulis setelah mengikuti
rangkaian kegiatan Sprint Webinar Nasional Pusat Belajar Guru (PBG)
Kudus, antara lain:
1. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk keperluan pekerjaan.
2. Membagikan ilmu yang diperoleh kepada guru-guru lain ataupun teman-
teman jika memang dibutuhkan.
3. Melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan ilmu yang telah didapat
selama mengikuti webinar.

D. RINGKASAN MATERI
1. Pemanfaatan VR dan AR Clasroom in Hybrid Learning
a. Pengertian VR dan AR
AR (Augmented Reality) adalah penambahan elemen digital pada
live view yang biasanya ada di kamera smartphone. Contoh: game
Pokemon Go. VR (Virtual Reality) adalah sebuah pengalaman lengkap
dengan dunia digital. Contoh: Oculus, Google Cardboard, atau HTC
Vive.
b. Perbedaan VR dan AR
1) AR membuat ilusi digital ke dalam dunia nyata yang padahal hanya
di layar smartphone.
2) VR membuat experience dunia digital 360 derajat dan
menggunakan perangkat yang menutupi mata dan telinga.
3) Penggunaan AR tidak seperti VR yang harus menggunakan
perangkat yang menutupi mata dan telinga.
c. VR dan AR di Masa Depan
Perkembangan VR masih jauh dari selesai, karena masih banyak
yang bisa di-explore dari VR ini. Dibandingkan dengan tampilan saat
ini yang masih berupa peta, di masa datang sangat mungkin kita akan
diberikan gambaran seperti Google Street View dengan waktu real
time. Membantu bekerja secara kolaboratif tanpa perlu berada di
ruangan yang sama. Bisa saja teknologi VR menyediakan kurikulum
interaktif.
2. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Dunia Pendidikan
Pada saat ini disrupsi teknologi terjadi di dunia
Pendidikan, pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan 100 persen di
sekolah, secara tiba-tiba mengalami perubahan yang sangat drastis.
Dan, tak bisa dipungkiri di atas 50 persen pelajar dan mahasiswa berasal
dari masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.
Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya
berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19
di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah
satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan
physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara
masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan,
perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak
orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan
untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.
Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From
Home. Kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada
masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di
rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang
terdampak akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Di balik masalah dan
keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi pendidikan
di Indonesia. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasai teknologi
untuk menunjang pembelajaran secara online ini. 
Di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru maupun
siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi
pembelajaran. Penguasaan siswa maupun guru terhadap teknologi
pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi
mereka. Dengan adanya kebijakan Work From Home, maka mampu
memaksa dan mempercepat mereka untuk menguasai teknologi
pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan bagi mereka.
Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka dapat mengetahui
media online yang dapat menunjang sebagai pengganti pembelajaran di
kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan
target pencapaian dalam pembelajaran. Berbagai media pembelajaran jarak
jauh pun dicoba dan digunakan. Sarana yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran online antara lain, e-learning, aplikasi zoom, google
classroom, youtube, maupun media sosial whatsapp. Sarana-sarana
tersebut dapat digunakan secara maksimal, sebagai media dalam
melangsungkan pembelajaran seperti di kelas. 
Adanya pandemi covid-19 juga memberikan hikmah yang lainnya.
Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat membuat orang tua lebih
mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan
belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing
dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan
komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan
kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Orang tua dapat
melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi
pembelajaran yang belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang
tua adalah institusi pertama dalam pendidikan anak. 
Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan oleh
guru, maka orang tua dapat memantau sejauh mana kompetensi dan
kemampuan anaknya. Kemudian ketidakjelasan dari materi yang diberikan
oleh guru, membuat komunikasi antara orang tua dengan anak semakin
terjalin dengan baik.

3. Pembuatan Video Pembelajaran Animasi 3D


a. Pengertian Video Pembelajaran Animasi
Media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio
dan visual baik yang berisi konsep prinsip pesan pesan pembelajaran
prosedur teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Sedangkan animasi adalah
perubahan cepat dari gambar yang berurutan untuk menciptakan suatu
ilusi gerakan.
b. Fungsi Video Pembelajaran
1) Mendukung Pembelajaran dan Pengembangan Keterampilan
2) Menyajikan Pengalaman
- Sudut pandang, misal dari udara, big close-up atau dengan
pembesaran.
- Tempat atau lokasi yang jauh
- Proses atau peralatan teknis
- Gerakan lambat / cepat
- Orang / binatang yang berinteraksi baik nyata atau drama
- Peristiwa hanya satu kali atau jarang terjadi
- Urutan dan durasi kronologis
3) Memperbaiki motivasi dan perasaan.
c. Karakteristik Video Pembelajaran
1) Clarity of Massage (kejalasan pesan)
2) Representasi Isi
3) Stand Alone (berdiri sendiri)
4) User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya)
5) Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
6) Dapat digunakan secara klasikal atau individual
d. Tahapan Produksi
1) Pra Produksi
- Telaah Kurikulum
- Pemilihan Materi
- Analisa Target
- Penyusunan Storyline
2) Proses Produksi
- Membuat karakter
- Melakukan dubbing
- Memberi ekspresi karakter
- Menyusun cerita sesuai storyline
3) Pasca Produksi
- Publikasi dalam bentuk file

4. AKM, Survey Karakter, dan Lingkungan Belajar


a. Pengertian Asesmen Nasional (AN)
Asesmen nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh
sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan
menengah. Sedangkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah
penilaian kompetensi yang diperlukan peserta didik mulai dari literasi
hingga numerasi untuk mempelajari materi ajar. Asesmen Nasional
dilaksanakan oleh:
1) Peserta didik, penentuan kriteria didasarkan:
- kelas regular dipilih secara acak, sampel dari kelas 5, 8, dan 11
- kelas kesetaraan warga belajar kelas 6, 9, 12 yang membutuhkan
- setiap peserta mengerjakan AKM, survey karakter, dan survey
lingkungan belajar
2) Guru, penentuan criteria yaitu semua guru mengerjakan survei
lingkungan belajar
3) Satuan Pendidikan, penentuan kriteria yaitu semua kepala satuan
pendidikan mengerjakan survei lingkungan belajar secara mandiri
b. Latar Belakang
1) UU No 20 tahun 2003 Bab XVI pasal 57-59: evaluasi mandiri,
berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematis
2) Pendidikan abad ke-21: peserta didik mampu berinovasi,
berteknologi, bermedia informasi, bekerja & bertahan dengan
kecakapan hidup
3) US based partnership century skills (P21):
- Critical thinking àberpikir kritis & pemecahan
masalah
- Communication àkecakapan berkomunikasi
- Creativity and innovation àkecakapan kreativitas dan inovasi
- Colaboration àkecakapan kolaborasi
=è Literasiàliterasi dasar: baca tulis, numerasi, sains, digital,
finansial, budaya
c. Komponen Asesmen Nasional (AN)
1) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur
kompetensi mendasar literasi membaca dan numerasi siswa. 
2) Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan
kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa.
3) Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek
input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat
sekolah.
d. Bentuk dan Persentase Soal AKM
1) Pilihan ganda, pokok soal dan pilihan jawaban (20%)
Kelas 1-3 (A, B, C); Kelas 4-9 (A, B, C, D); Kelas 10-12 (A, B, C,
D, E)
Skor 1 untuk jawaban benar, 0 untuk jawaban salah
2) Pilihan ganda kompleks, jawaban benar 2 atau lebih (60%)
Skor 2 untuk jawaban benar semua, skor 1 untuk jawaban salah 1
atau 2, skor 0 untuk jawaban salah
3) Menjodohkan, jumlah jawaban lebih dari jumlah soal (10%)
4) Isian/jawaban singkat, jawaban berupa kata/frasa/simbul (5%)
skor penuh, skor sebagian, skor kosong
5) Esai/uraian, kriteria ditentukan sebelumnya (5%)
e. Survey Karakter

f. Survey Lingkungan Belajar


5. Teknik Menyusun RPP Proyeksi 2021
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. 
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD). Cara membuat (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP 1
Halaman yaitu:
a. Menyiapkan Bahan Pembelajaran
1) Buku Guru Tematik
2) Buku Siswa Tematik
3) KKO (Kata Kerja Operasional)
b. Membuat Kerangka RPP
RPP dibuat dengan mengacu pada Surat Edaran Nomor 14 Tahun
2019 Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yaitu:
1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan
dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid. 
2) Bahwa dari 13 (tiga belas) komponen RPP yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan (Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
yang menjadi komponen inti adalah tujuan pcmbelajaran, langkah-
langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian pembelajaran
(assessment) yang wajib dilaksanakan oleh guru, sedangkan
komponen lainnya bersifat pelengkap. 
3) Sekolah, kelompok guru mata pelajaran sejenis dalam sekolah,
(Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(KKG/MGMP), dan individu guru secara bebas dapat memilih,
membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP secara
mandiri untuk sebesar-sebesarnya keberhasilan belajar murid. 
4) Adapun RPP yang rclah dibuat tetap dapat digunakan dan dapat
pula disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
angka l, 2, dan 3.
c. Mengisi Kerangka RPP
Kerangka RPP diisi sesuai dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
1) Satuan Pendidikan, Kelas/Semester, Tema, Sub Tema, dan 
Pembelajaran dibuat sesuai dengan rencana pembelajaran. Alokasi
waktu disesuaikan dengan jadwal kegiatan dan jumlah kegiatan
pembelajaran (harus dikali 35 menit berdasarkan Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah)
2) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran tidak perlu dibuat sendiri, melainkan
bisa dikutip dari buku guru. Tujuan pembelajaran pada buku guru
sudah lengkap, memuat Audiens, Behavior, Condition, dan Degree.

Penjabaran:

 Audiens  Siswa 
 Behavior   Mampu mengidentifikasikan ciri-ciri puisi 
 Condition  Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi
 Degree    Dengan benar

 Audiens   yang diharapkan belajar 


 Behavior  kemampuan yang diharapkan 
 Condition  dalam keadaan tertentu yang mampu membuat
siswa memiliki kemampuan 
 Degree   tingkat kemampuan yang diharapkan
3) Langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran dibuat berdasarkan langkah-langkah
pembelajaran yang ada di buku guru. Guru harus mampu
memangkas atau mengembangkan langkah-langkah pembelajaran
tersebut sehingga singkat dan jelas tanpa menghilangkan makna
pembelajaran. Buku siswa diperlukan untuk memudahkan guru
untuk memangkas atau mengembangkan langkah pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran dijabarkan menjadi tiga yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru
dapat mengelompokkan setiap kegiatan dengan berpedoman pada
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.

4) Penilaian Pembelajaran
Munurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Penilaian proses
pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses,
dan hasil belajar secara utuh. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat:
lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan
refleksi.
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan
metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi
akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil
pembelajaran. KKO (Kata Kerja Operasional) digunakan saat
membuat penilaian kognitif.
BAB III
AKHIR

A. KESAN
Kesan yang dirasakan penulis saat mengikuti rangkaian kegiatan Sprint
Webinar Nasional Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, antara lain:
1. Menyenangkan, webinar yang berlangsung terasa menyenangkan karena
narasumber tidak monoton saat menyampaikan materi.
2. Efektif dan efisien, karena bisa dilakukan dimana saja melalui zoom.
Peserta tidak perlu datang ke lokasi dan bisa mengakses dengan mudah
melalui handphone jika tidak memungkinkan menggunakan komputer.
3. Peserta bisa menambah ilmu dari narasumber-narasumber hebat tanpa
menyisihkan biaya.

B. SARAN
Secara keseluruhan rangkaian kegiatan Sprint Webinar Nasional Pusat
Belajar Guru (PBG) Kudus sudah berhasil dilaksanakan dengan baik, namun
alangkah lebih baik lagi jika saat pelaksanaan webinar lebih tepat waktu,
tidak perlu mengulur-ulur waktu untuk hal lain karena beberapa peserta
mungkin memiliki urusan lain dan akan sangat disayangkan jika tidak bisa
mengikuti webinar secara penuh.

Anda mungkin juga menyukai