Anda di halaman 1dari 55

Critical book report

PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK prodi S1 PPKN-FIS

NAMA : NOVA ULI SIBURIAN

NIM : 3193311018

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU : Dra. ERLINDA S, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, sehingga saya
dapat menyelesaikan Critical Book Report ini dengan baik.
Adapun dalam penyelesaian Critical Book Report ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Terimakasih saya ucapkan kepada Dosen yang mengajarkan mata kuliah perkembangan peserta didik,
Dra. ERLINDA SIMANUNGKALIT yang telah mengajari kami dalam penyusunan Critical Book
Report ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang turut serta membantu kami
dalam penyelesaian Critical Book Report ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan kata,
bahasa, isi maupun segi lainnya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga saya dapat memperbaiki Critical Book Report ini menjadi lebih
baik.
Saya berharap, semoga makalah dapat membantu dan menambah wawasan pembaca tentang
perkembangan pesrta didik. Akhir kata saya ucapkan sekian dan terima kasih.

Medan, september2019

NOVA ULI SIBURIAN


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. I

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................................1


A. LatarBelakang ..........................................................................................................................1
B. Tujuan .......................................................................................................................................1
C. Manfaat .....................................................................................................................................1
D. Identitas Buku...........................................................................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ...........................................................................................................3


2.1 Buku Utama ..............................................................................................................................3
2.2 Buku Pembanding I ................................................................................................................21
2.3 Buku Pembanding II ...............................................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................................49


A. Keunggulan ............................................................................................................................49
B. Kekurangan ............................................................................................................................49

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................50


A. Kesimpulan .............................................................................................................................50
B. Saran .......................................................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................

LAMPIRAN ................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia ini tentu sangat banyak jumlah buku yang membahas tentang pendidikan . dari
mulai filsafat umum hingga yang membahas khusus suatu kajian misalkan demokrasi dan
Pancasila. Kita pasti sudah banyak membaca banyak buku ada yang membuat kita puas
namun ada juga buku yang kurang Memuaskan bisa dikarnakan segi analisis Bahasa . karna
itu lewat critical book report ini saya ingin membantu pembaca untuk referensi buku.

B. Tujuan penulisan CBR

 Untuk menyelesaikan tugas pengembangan peserta didik


 Untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis
 Untuk menambah pengetahuan tentang cara mengajar
 Untuk mengetahui bagaimana model model pembelajaran yang cocok digunakan

C. MANFAAT CBR
Sebagai bahan masukan bagi para pembaca untuk mengetahui tentang bagaimana
proses pengembangan materi perkembangan peserta didk. CBR juga membantu pembaca
untuk mengetahui inti sari dari sebuah buku dengan lebih mudah. Dengan membuat cbr
penulis juga dilatih untuk mampu membandingkan beberapa buku agar melihat kelebihan
dan kekurangan masing masing .
D. Identitas Buku
Buku utama
1. Judul : MEDIA PEMBELAJARAN
2. Edisi : Pertama (1)
3. Penulis : Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A
4. Tahun terbit : 2009
5. Penerbit : Raja Grafindo Persada
6. ISBN : 979-421-547-3
7. Tebal buku : 192 halaman
8. Kota terbit : Jakarta

Buku pembanding 1
1. Judul : PERENCANAAN PEMBELAJARAN
2. Edisi : Pertama (1)
3. Penulis : Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd.
4. Tahun terbit : 2006
5. Penerbit : PT bumi aksara
6. ISBN : 979-526-250-5
7. Tebal buku : 158 halaman
8. Kota terbit : Jakarta

Buku pembanding 2
1. Judul : MODEL MODEL PEMBELAJARAN
2. Edisi : Kedua
3. Penulis : Dr. Rusman,M.Pd.
4. Tahun terbit : 2012
5. Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
6. ISBN : 978-979-769-313-8
7. Tebal buku : 434 halaman
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 BUKU UTAMA
BAB 1 PENGERTIAN MEDIA

1. Pengertian Media

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong dalam upaya pemanfaatan
hasil teknologi dalam pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994;6):

 Media sebagai alat komunikasi


 Pencapaian tujuan pendidikan
 Seluk beluk proses belajar
 Hubungan mengajar dan media pendidikan.
 Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.

Disimpulkan media adalah bagian yang tak bisa terpisahkan dariproses belajar mengajar demi
tercapai tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnnya.

2. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah atau pengantar. Dalam
bahasa arab media adalah perantara. Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan terima.jadi televisi, film,
foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan adalah media komunikasi.

Istilah Pokok Seputar Media Pembelajaran

1. Teknologi pembelajaranatan Pendidikan

Selain istilah media pembelajaran, terdapat istilah lain yang berkaitan dengan teknologi
pembelajaran atau pendidikan. Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik etis untuk
memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan
mengelola proses dan sumber teknologi yang sesuai. ( januszewski dan Molenda 2008:1)

2. Sumber belajar
Sumber yang mendukung belajar termasuk sistem penunjang materi, dan lingkungan
pembelajaran. makadari itu sumberr belajar dan media pembelajaran memiliki kesamaan disuatu
sisi dan juga perbedaan disisi lain. Persamaanya ketika media berfungsi sebagai sumber untuk
membantu individu dalam proses pembelajaran misalnya video digunakan untuk membantu proses
pembelajaran baik dalam ruang kelas ataupun diluar ruang kelas.

3. Alat peraga

Alat peraga ini digunakan untuk memudahkan pembelajaran yangabstrak menjadi lebih sederhana.
Kesimpulan media pembelajaran segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat
siswa dalam belajar.

3. landasan Teoritis Penggunaan Media Pendidikan

Pemerolehan suatu pengetahuan didapat dari pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah
dialami sebelumnya, ada tiga tingkatan utama modus belajar yaitu pengalaman langsung, abstrak,
iconic.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan
media dalam proses belajar adalah dale’s Cone of Experience. Seseorang belajar dari pengalaman
langsung kemudian ke benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas
dipuncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan tersebut.

4. Ciri- Ciri Media Pendidikan


1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan


merekontruksi suau peristiwa atau objek. Ciri ini sangat penting bagi guru karena kejadian objek
yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

2. Ciri Manipulatif (manipulative property)

Suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari, dapat disajikan kepada siswa dengan waktu 2-
3 menit. Dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses
larva menjadi kupu-kupu.

3. Ciri Distributif (Distributive Property)

Disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai
kejadian itu.

BAB 2 FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunaakan dalam rangka penyajian
informasi dihadapan sekelompok siswa isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi
sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latarbelakang, penyajian dapat uga
berbebtuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Manfaat media pembelajaran :

 Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku


 Pembelajaran bisa lebih menarik
 Pembelajaran menjadi lebih interaktif
 Lama pembelajaran dapat disingkat
 Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
 Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diingiinkan.
 Skap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari
 Peran guru dapat berubah kearahyang lebih positif

BAB 3 PENGENALAN BEBERAPA MEDIA

Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut media pembelajaran dapat dikelompokan kedalam


empat kelompok yaitu : (1) Media hasil teknologi cetak (2) media hasil teknologi audio visual, (3)
media hasil teknologi yang berdasarkan komputer dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak
komputer.

Teknologi gabungan cara menyampaikan materi dengan menggabungkan beberapa bentuk media
yang dikendalikan oleh komputer.

Dilihat dari segi perkembangan dibagi kedalam 2 kategori luas pilihan media tradisional dan
teknologi.

 Pilhan Media Tradisional

1. Visual diam yang diproyeksikan

 Proyeksi opaque
 Proyeksi overhead
 Slides
 Filmstrips

1. Visual yang tak diproyeksikan

 Gambar
 Foto
 Charts
 Pameran

1. Audio
 Rekaman piringan
 Pita kaset

1. Penyajian multimedia

 Slides plus suara


 Multi-image

1. Visual dinamis yang diproyeksikan


2. Cetak
3. Permainan
4. Realia

 Pilihan Media Tekbologi Mutakhir

1. Media berbasis telekomunikasi


2. Media berbasis mikropropesor

Teleconference teknik komunikasi yang berada di lokasi geografis menggunakan mikrofon dan
amplifier. Kuliah jarak jauh teknik dengan menggunakan amplifieruntuk mendengarkan.

1. Proyektor Transparansi (OHP)

Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik huruf, lambang, gambar. OHP digunakan
untuk didepan kelas sehingga guru dapat berhadapan dengan muridnya.

2. Rekaman Audio-Tape

Pesan dan isi suara direkam kemudian dapat dibuka sesuai dengan yang diinginkan. Pesan dan isi
yang disampaikan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa.

3. Slide

Film transparasi yang memiliki ukuran 35mm dengan bingkai 2×2 inci bingkai tersebut terbuat
dari karton atau plastik.

4. Film dan Video

Gambar-gambar dalam frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis
sehingga pada layar terlihat gambar hidup.

5. Televisi

Sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel
atau ruang.
6. Komputer

Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik
yang otomatis melakuka pekerjaan dan perhhitungan sederhana dan rumit.

BAB 4 PEMILIHAN MEDIA

Pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor :

 Faktor dana fasilitas yang tersedia


 Persyaratan isi pembelajaran
 Mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
 Tingkat kesenangan
 Mempertimbangkan kemampuan mengakomodasi sistem, respon siswa.
 Media sekunder

Kriteria Sekunder

 Sesuai dengan tujuan yang dicapai


 Tepat dalam mendukung isi pelajaranyang sifatnya fakta
 Praktis luwes dan bertahan
 Guru terampil dalam menggunakannya.
 Pengelompokan sasaran.
 Mutu teknis

BAB 5 PENGGUNAAN MEDIA

Media mengandung pembawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa.

1. Media berbasis Manusia

Media ini termasuk media yang yang paling tua yang mengirimkan dan mengomunikasikan
informasi. Media ini bermanfat untuk mengubah sikap dan ingin terjun secara langsung dengan
pembelajaran siswa. Misalnya media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses
belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis waktu ke waktu apa yang terjadi pada
lingkungan belajar. Media berbasis pada manusia mengajukan dua teknik efektif yang berpusat
pada masalah dan bertanyaala socrates. Langakah media berbasis manusia dibangun berdasarkan
masalah yang harus dipecahkan.

2. Media Berbasis Cetakan

Materi yang berbasis dengan cetakan yang paling umum seperti buku teks, jurnal, majalah, dan
lembaran lepas. Teks yang berbasis cetakan menuntun enan elemen seperti saat merancang yaitu
konsisten, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
3. Media Berbasis Visual

Media visual dapat memperlancar pemahaman misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi
dan memperkuat ingatan. Visual juga dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata. Salah satu bentuk visual dapat berbentuk gambar representansi seperti
gambar, lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana tampaknya.

4. Media Berbasis Audio-Visual

Media yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk


memproduksinya. Salah satu bahan yang penting dalam media audio-visual adalah penulisan
naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian.

5. Media Berbasis Komputer

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses dengan
merencanakan, mengatur, dan mengorganisasikan dan menjadwalkan pengajaran, mengevaluasi
siswa. Simulasi pada komputer memberikan kesempatan uuntuk belajar yang dinamis. Interaktif
dan perorangan.

6. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis, perpustakaan menyediakan bahan pustaka berupa
cetakan seperti buku, majalah atau jurnal, ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis, berupa
monograf yang belum diterbitkan serta bahan non-cetakanseperti micro-fish.

Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan


sebagai berikut (Achsin 1986) :

 Keterampilan mengumpulkan informasi, keterampilan mengambil intisari, dan


mengorganisasikan informasi, keterampilan menganalisis, keterampilan mengumpulkan
informasi.

BAB 6 PENGEMBANGAN MEDIA

Pemilihan media akan berjalan jika dibantu dengan dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan
kemudian memperolehnya. Media tersebut meliputi media berbasis visual yang meliputi gambar,
chart, grafik, transparansi dann slide.

1. Media Berbasis Visual

Visualisasi yang disampaikan kepada siswa untuk dikembangkan dalam berbagai bentuh
misalanya foto, gambar atau ilustrasi. Keberhasilan media ini ditentukan oleh kualitas dan
efektivitas bahan visual dan grafik itu.

Keterpaduan
Elemen yang terkandung saling berkaitan sehingga memudahkan siswa untuk pemahaman pesan
dan informasi.

Pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi tinggi dan
keinginan berekspperimen.

Bentuk, garis, tekstur akan memberikan daya minat kepada siswa jika memiliki unsur grafik yang
aneh. Dengan bantuan unsur tekstur membantu penekanan suatu unsur seperti halnya warna.

2. Media Berbasis Audio-Visual

Media ini merupakan salah satu media yang murah dan terjangkau, sebuah tape recorder, selain
itu audio dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa dan dapat menyampaikan pesan yang
memotivasi. Selain itu audio dapat mengembangkan kreativitas siswa, dan acuanynag mudah ditiru
oleh siswa.

3. Media Berbasis komputer

Salah satu media pembantu dalam media pembelajaran, selain itu komputer dapat membantu
pekerjaan seperti administrasi. Membentu keperluan disekolah dalam menyiapkan segala
keperluan seperti laporan-laporan

4. Multimedia berbasis Komputer dan Interaktive Video.

Berbagai kombinasi grafik, teks, video, suara dan animasi dari pengabungan ini menampilkan
suatu informasi. Multimedia ini menyampaikan informasi dalam bentuk menyenangkan, menarik
dan hidup. hal ini dikarenakan suatu multimedia menyampaikan informasi yang bisa dilihat
dilaya, dapat didengar dan bergerak.

5. Media Microsoft Powerpoint

Suatu media yang ditampilkan dengan menggunakan komputeratau laptop dengan tampilan untuk
mempersentasikan suatu informasi per sub.

6. Media Internet

Media internet mampu memberikan layanan bagia setiap manusia bahkan dengan adanya internet
kini kita bisa berkomunikasi tanpa melihat jarak, kita bisa menggunakan telepon genggam untuk
berkomunikasi dengan orang luar negri tidak cukup dengan itu kini hadir video call berkomunikasi
dengan melihat wajah dilayar hanphone, kemajuan internet memberikan dampak negatif dan
positif pada setiap pemakaii internet. Untuk media pembelajaran internet sangat mempermudah
untuk sistem pembelajaran kini siswa atau mahasiswa tidak perlu repot ke perpustakaan untuk
mengerjakan suatu tugas, internet menyediakan ayan google.com memberikan informasi
mengenai segalahal, salah satunya tugas. Terdapat buku, ebook, jurnal yang dapat didowload oleh
setiap siswa dan mahasiswa yang membutuhkan.
BAB 7 EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

Evaluasi merupakan salah satu bentuk integral dari proses intruksional. Idealnya proses ini diukur
dengan 2 aspek yang pertama bentuk keberhasialn yang dicapai siswa kedua media pelajaran yang
ikut membantu dalam proses pembelajaran. Tujuan dari evaluasi media pembelajaran ini untuk
mengetahui apakah media pembelajaran itu berhasil, menentukan apakan media yang digunakan
sesuai dengan materi yang disampaiakan, menentukan apakah guru mengetahui model
pembelajaran tersebut, mengetahui apakah media tersebut dapat digunakan berkelanjuatan atau
tidak.

2.2 BUKU PEMBANDING PERTAMA

BAB 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Definisi Perencanaan
Rumusan baru tentang perencanaan yang diambil dari beberapa rumusan dapat dikatakan
bahwa Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Perencanaan Pembelajaran
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan
guru sebagai sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan.
C. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1.Untuk memperbaiki kualitas pembelajarn perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
2.Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system
Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar.
3.Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal
ini aka nada tujuan langsung pembelajaran dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
D. Prinsip – Prinsip Umum Tentang Mengajar
1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari
merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan.
2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individu setiap siswa.
4. Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
5.Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.
E. Tipe – Tipe Belajar
1. Belajar isyarat (signal learning)
2. Belajar stimulus (stimulus respon learning)
3. Belajar rangkaian (chaining)
4. Asosiasi verbal (verbal association)
5. Belajar diskriminasi (discrimination learning)
6. Belajar konsep (concept learning)
7. Belajar aturan (rule learning)
8. Belajar pemecahan masalah (problem solving)

BAB 2 PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN


A. Pengertian Sistem
Pengertian system adalah suatu kesatuan unsur – unsur yang saling berinteraksi secara
fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.
B. Tujuan Sistem
Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada yang
membutuhkan. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar mengalami perubahan perilaku
tertentu sesuai dengan tingkat taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dulu.
C. Fungsi-Fungsi Sistem
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang beraktivitas.
D. Komponen-komponen sistem
Bagian suatu system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan
system disebut komponen. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut subsistem,
karena masing – masing bagian atau komponen itu sesungguhnyaadalah suatu system pula.
E. Interaksi atau Saling Hubungan
Semua komponen dalam system pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain.
F. Penggabungan yang Menimbulkan Jaringan Keterpaduan
Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan ini berdasarkan pada hokum Gestalt yang
menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau kemampuan yang lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian.
G. Proses Transformasi
Proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Hasil yang dikeluarkan oleh
suatu system kepada sebuah atau beberapa system lainnya sebagai masukan yang akan diproses
lebih lanjut, dan berlangsung secara berkesinambungan melalui tahapan transformasi

BAB 3 TIGA VARIABEL PEMBELAJARAN


A. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Strategi Pengorganisasian (organizational strategy)
2. .Strategi Penyampaian (delivery strategy)
3. Strategi Pengelolaan (management strategy)
B. Kondisi Pembelajaran
Regeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga (3)
kelompok, yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. Kendala dan karakteristik bidang studi
3. Karakteristik si belajar
C. Hasil Pembelajaran
1. Keefektivan (effectiveness)
2. Efisien (efficiency)
3. Daya Tarik (appeal)

BAB 4 SEPULUH LANGKAH MENDESAIN PEMBELAJARAN MENURUT DICK AND


CARREY
A.Pendahuluan
Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan dengan
proses pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang tiap
komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik.
Desain Pembelajaran Menurut Dick and Carrey Model pengajaran Dick and Carry (1985) dapat
disajikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran
2. Melaksanakan analisis pengajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pengajaran
7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

BAB 5 TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Pendahuluan
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat
Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu
mendalam atau terlalu singkat.
2. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat disajikan dalam setiap jam
pelajaran.
3. Guru dapat menetapkan urutan atau rangkaian materi pelajaran secara tepat (memudahkan
siswa mempelajari isi pelajaran)
4. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi mengajar yang paling
cocok dan menarik
B. Arti Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan dan
keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
C. Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Benyamin S. Bloom dan D. Krathwolh (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan, yakni : kognitif tingkat pengetahuan(knowledge), tingkat pemahaman (comprehension),
tingkat penerapan (application),tingkat analisis (analysis), tingkat sintesis (synthesis), tingkat
evaluasi (evaluation), afektif ( sikap dan perilaku), kemauan menerima, kemauan
menanggapi,berkeyakinan,penerapan karya, ketekunan dan ketelitian, psikomotor, persepsi,
kesiapan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi, originasi format untuk menulis
tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam bentuk ABCD format,
artinya:
A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, dan sasaran didik lainnya)
B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar)
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat dicapai
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)

BAB 6 STRATEGI PEMBELAJARAN


A. Sekilas tentang Strategi Pembelajaran
Paling tidak ada tiga (3) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu:
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

BAB 7 DESAIN PESAN DAN KARAKTERISTIK SISWA DALAM PEMBELAJARAN


A. Konsep Desain dalam Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistemik dan sistematis strategi dan teknik
yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk
keperluan pemecahan masalah pembelajaran.
B. Desain Pesan dalam Teknologi Pembelajaran
Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima (5) kawasan yang menjadi bidang garapan
penelitian.
C. Karakteristik Siswa
Variabel ini didefinisikan sebagai aspek – aspek berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar,
gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah
dimilikinya.Aliran Behaviorisme kaitannya dengan Karakteristik Siswa
Salah satu aspek yang berbeda dari pendekatan metodologi behavioris adalah pada permintaan
untuk data – data eksperimental (manipulative) untuk membenarkan setiap interpretasi dari
perilaku adalah sebab akibat. Observasi secara alamiah, pengalaman pribadi, penilaian harus
berdasar pada bukti-bukti untuk mendukung setiap penjelasan secara psikologis. Formula ini
berarti bahwa setiap pendengar harus membuat respons yang tepat ketika ada rangsangan
(stimulus) yang tepat dan ketika terdapat suatu kondisi yang diperlukan.
D. Analisis Tugas dan Tujuan Perilaku
Kibler dkk (1974) mencatat ada banyak dasar-dasar yang rasional untuk menggunakan tujuan
perilaku. Ini termasuk :
1. Membantu mengevaluasi kinerja pendengar
2. Mendesain dan merancang urutan-urutan dari instruksi
3. Mengkomunikasikan persyaratan dan harapan-harapan
4. Menyediakan dan mengkomunikasikan terlebih dahulu tingkat kinerja dari instruksi
Desain Saat Ini dan Model Penyampaian PSI (Personalized System of Intructional)
Ada 5 karakter PSI, yaitu :
- Menggunakan instruktur atau pengajar
- Penguasaan materi pelajaran
- Menyusun sendiri kecepatan belajarnya
- Guru sebagai motivator
- Menggunakan kata-kata tertulis
- Ketepatan Mengajar (Precision Teaching)
BAB 8 PERLUNYA MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMOSIONAL ANAK DALAM
MERANCANG PEMBELAJARAN

A. Konsep Dasar Emosional


Lawrence Shapiro (1997), kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a) keuletan, (b)
optimism, (c) motivasi diri, dan (d) antusiasme. Kecerdasan emosional pengukurannya bukan
didasarkan pada kepintaran seorang anak, tetapi melalui suatu yang disebut dengan karakteristik
pribadi atau “karakter”.
B. EQ Versus IQ
Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun
keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkat konseptual maupun di dunia nyata.
C. Anatomi Saraf Emosi
Korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir. Korteks terdiri atas empat lobus
(belahan otak), dan kerusakan pada lobus tertentu akan menyebabkan masalah tertentu pula.
Adapun belahan otak tersebut adalah: Lobus Oksipitalis terletak dibagian belakang kepala
merupakan bagian otak yang mengendalikan penglihatan. Lobus Temporalis terletak tepat
dibelakang telinga dikedua sisi kepala, kerusakan bagian ini akan menyebabkan masalah pada
memeori jangka panjang.
Menjadi Orang Tua Ber – EQ Tinggi Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hubungan yang
terbuka dan saling menyayangi dengan anak akan memberikan efek jangka panjang berupa
meningkatnya citra diri, keterampilan menguasai situasi, dan mungkin kesehatan anak.
Bagi anak – anak dibawah 9 tahun, Barkley menganjurkan agar orang tua menetapkan wkatu
khususu untuk berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam kegiatan bermain. Selama waktu itu
orang tua harus menciptakan suasana yang tidak menuntut penilaian tetapi menarik,
menggairahkan, dan menunjukkan penerimaan.
D. Emosi dari Segi Moral
Ada dua kelompok emosi, yaitu: Emosi Negatif, sifatnya dapat memitivasi anak-anak untuk
belajar dan mempraktikan perilaku prososial, termasuk (a) takut dihukum, (b) kekhawatiran tidak
diterima oleh orang lain, (c) rasa bersalah bila gagal memenuhi harapan seseorang, (d) malu bila
berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima orang lain.
Emosi Positif akan membentuk moral anak, adalah empati dan apa yang disebut dengan naluri
pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.
E. Empati dan Kepedulian Kepada Anak
Salah satu unsur dari emosional adalah empati. Empati merupakan suatu sikap kepribadian
seseorang dimana seseorang mampu menempatkan diri dalam posisi orang lain.

F. Mengembangkan Empati dan Kepedulian


Keterampilan memahami sesuatu dengan perspektif orang lain ini memungkinkan seorang anak
mengetahui kapan bias mendekati teman yang sedih dan kapan membiarkannya sendiri.
G. Keterampilan EQ yang Harus Diingat
Hal yang perlu diingat dalam keterampilan EQ ini adalah : Ajarkan nilai kejujuran kepada anak
sejak mereka masih muda dan konsisten dengan pesan anda waktu usia mereka bertambah.
Pemahaman anak mengenai kejujuran bias berubah, tetapi pemahaman anad jangan berubah.
H. Emosi Moral Negatif Rasa Malu dan Rasa Bersalah
Emosi negative rasa malu dan rasa bersalah dapat dimanfaatkan secara konstruktif untuk
membentuk perilaku moral anak:
- Memanfaatkan rasa malu
- Berpikir realistis
- Keuntungan optimis
- Mengubah kelakuan anak dengan mengubah pola piker mereka
- Mendefinisikan masalah sebagai “musuh”
- Membuat kerangka baru suatu masalah dan menuliskannya
I. Aplikasi Pertimbangan Faktor Emosional Anak dalam Perencanaan Pembelajaran
Orang yang tertekan perasaannya akan cenderung untuk melakukan penyimpangan, mungkin
terhadap system social ataupun terhadap pola-pola kebudayaan. Ada beberapa sifat khusus yang
dapat menimbulkan kejahatan, yaitu sebagai berikut: Sakit Jiwa ( konflik mental yang berlebihan,
cenderung antisocial, pernah melakukan dosa besar/berat )
1. Perkembangan Emosional
2. Perkembangan Mental
3. Anomi
Masa anomi ditandai dengan ditinggalkannya keadaan yang lama dan mulai menginjak dalam
keadaan yang baru.
J. Aplikasi Emosi dalam Kehidupan Sehari – hari
Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik, yaitu terjadinya perubahan dalam diri
(visceral change)akibat dipengaruhi system saraf autonomic, kelenjar endokrin, dan system saraf
pusat. Hypothalamus bekerja mengontrol system saraf autonomic, selanjutnya mengawali dan
memulai terjadinya kondisi dasar dan emosi. Cerebral Cortex bertindak sebagai penggerak
perbuatan emosi yang keadaannya tidak teratur.
Takut dan Marah, merupakan akibat dari proses fisiologik berbeda. Saat takut, adrenalin berada
pada aliran darah, respirasi meningkat, reflex kulit galvanis menurun dan tekanan pada otot-otot
terjadi dalam waktu singkat. Saat marah, nonadrenalin dibawa kealiran darah, meningkatnya reflex
skin galvanis, berkurangnya respirasi, tekanan otot menyeluruh dan terjadi tekanan darah yang
meningkat.

BAB 9 MERANCANG EVALUASI HASIL BELAJAR

A. Pendahuluan
Aspek evaluasi sering diabaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.jika membuat alat
evaluasi apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Pengukuran, Penilaian, dan Pengevaluasian Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur,
mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan ke dalam nilai, dan mengambil
keputusan lulus tidaknya seseorang, efektif tidaknya guru mengajar atau baik-buruknya interaksi
antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar.
C. Fungsi ujian sebagai Instrumen Evaluasi
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut: Menguji apa yang hendak diuji.
Dengan perkataan lain, rancangan ujian harus relevan dengan fungsi evaluasi yang diinginkan.
Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik ( valid, relevan, spesifik, representative dan
seimbang)
D. Struktur Soal Ujian
Struktur soal harus representative, seimbang dan relevan dengan sasaran belajar. Perlu dibuat
kisi-kisi spesifikasi soal untuk tingkat kemampuan belajar, membuat pembobotan soal dan
transformasi angka ke nilai.
E. Kriteria Evaluasi
Penilaian tegas dimaksudkan:
- Membedakan secara jelas yang lulus dan tidak lulus
- Mengurangi daerah ketidak pastian
Ada dua acuan penilaian dalam pengambilan keputusan:
- Penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference).
- Penilaian Acuan Norma (Norm Reference).
Beberapa Konsep yang berkaitan dengan Evaluasi.
- Validitas Instrumen
- Validitas Isi, mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan isi pelajaran yang diberikan
- Validitas Konstruksi, butir-butir soal membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
sesuai tujuan instruksional khusus.
- Validitas “ada sekarang” , hasilnya sesuai dengan pengalaman.
- Validitas Prediksi, mampu meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
- Reliabilitas Instrumen
- Jenis Paralel, dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan,
tetapi soalnya berbeda.
- Jenis Tes Ulang, jenis ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri test
- Jenis belah dua, jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan sekali lagi.

BAB 10 MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN


A. Perlunya Penyiapan Rancangan Kegiatan Pembelajaran ( RKP )
Seperangkat ini perlu disiapkan dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat
dilaksanakan sesuai kondisi setempat, secara konkrit dapat diukur sampai seberapa jauh tujuan
yang ditentukan tercapai.
B. Bagaimana Menyusun Rancangan Kegiatan Pembelajaran
- Menuliskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
- Merumuskan TIU untuk tiap pokok bahasan
- Menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan dalam skema hubungan
- Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bhasan
- Merumuskan sasaran belajar
- Membuat matriks rencana kegiatan perkuliahan (RKP)
- Menetukan ujian dan bobot soal
- Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP
- Menyerahkan rencana kegiatan perkuliahan (RKP)
BAB 11 PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM
PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
B. Esensi KBK
1. Guru dan siswa bersifat toleran dalam PBM
2. Guru dan siswa belajar bersama menggali potensinya masing – masing secara optimal.
3. Guru harus mampu mengejawantahkan potensi diri dan bakat peserta didik.
4. Guru harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang mampu membangun, membentuk
serta aplikatif dalam kehidupan.
5. Guru harus mampu mengubah dirinya sendiri
6. Pendekatan yang dilakukan adalah konstruktivisme
7. Sekolah berkewajiban menyelenggarakan bimbingan dan konseling
8. Koordinasi antar personil dan kerjasama secara rutin berkesinambungan perlu dijalin untuk
mewujudkan peran guru.
C. Kompetensi yang diharapkan dalam Pembelajaran
Implikasi penerapan kurikulum berbasis kompetensi adalah perlunya pengembangan silabus
dan system penilaian yang menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mengintegrasikan Life Skill.
D. KBK Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika
- Karakteristik mata pelajaran matematika
- Standar kompetensi mata pelajaran matematika
- Pengembangan silabus dan system penilaian
- Penyusunan dan analisis instrument
- Analisis instrument
- Evaluasi hasil penelitian
- Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya
- Pelaporan hasil penilaian
- Untuk siswa
- Untuk orang tua
- Untuk guru dan kepala sekolah
2.2 BUKU PEMBANDING KEDUA
BAB 1 STANDAR PROSES SATUAAN PENDIDIKAN

Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu standar
yang dikembangkan sejak 2006 oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan pada tahun 2007
diterbitkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,yaitu

Standar proses meliputi :

A. proses pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran


(RPP) yang memuat identitas mata pelajaran yang akan dijalani oleh para siswa.

 Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran membuat
identitas mata pelajaran atau tema mata pelajaran yang akan dijalani oleh siswa
 Rencana pelaksanaan pembelajaran
Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran :
 Identitas mata pelajaran
 Standar kompetensi
 Kompetensi dasar
 Indicator pencapian kompetensi
 Tujuan pembelajaran
 Materi ajar
 Alokasi waktu
 Metode pembelajaran
 Kegiatan pembelajaran
 Penilaian hasil belajar
 Sumber belajar
B. Prinsip prinsip penyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
1. Memerhatikan perbedaan individu peserta didik
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
5. Keterkaitan dan keterpautan
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
C. Pelaksanaan proses pembelajaran
1. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
 Rombongan belajar
 Beban kerja minimal guru
 Buku teks pelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi :
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti
 Eksplorasi
 Elaborasi
 Konfirmasi

c. Kegiatan penutup

D. Penilaian hasil pembelajaran


Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat kemampuan peserta didik,yang digunakan dalam laporan pertanggung
jawaban nilai.
E. Pengawasan proses pembelajaran
 Pemantauan
 Supervise
 Evaluasi
 Pelaporan
 Tindak lanjut

BAB 2 MENJADI GURU PROFESIONAL

A. Pengertian prifesional guru.


Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yag ingin atau akan
ditekuni oleh seseorang. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menurut keahlian
tertentu. Professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang memenuhi mutu dan norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

B. Pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan

Enam asumsi yang melandasi pentingnya profesionalitas dalam pendidikan

 Subjek pendidikan adalah manusia yang mempunyai kemauan.


 Pendidikan dilakukan secara internasional.
 Teori teori pendidikan merupakan kerangka hipotesis.
 Pendidikan bertolak dari asumsi pokok manusia.
 Inti pendidikan terjadi karna proses nya .
 Sering terjadi dilema antara tujuan utama pendidikan.

C. Syarat syarat guru professional

Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru professional adalah :

 Kompetensi pedagogic
 Kompetensi personal
 Kompetensi professional
 Kompetensi social

D. Ciri ciri profesi guru

Menurut Ornstein dan Levine (1984) bahwa profesi guru itu adalah jabatan yang yang
sesuai dengan profesi di bawah ini :

 Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat


 Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak
ramai
 Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik
 Mempunyai komitment dengan jabatan dan kliend
 Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
 Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.

E. Kode etik guru Indonesia

Kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru
guru Indonesia.

Menurut R.Harmawan S.(1979)tujuan umum untuk kode etik professional guru adalah :

 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi


 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
 Untuk meningkatkan pengapdian para anggota profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi
 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

F. Ruang lingkup profesi keguruan.

Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Untuk maksud tersebut maka peranan guru professional
guru mencangkup tiga bidang layanan yaitu :

 Layanan atministrasi
 Layanan bantuan akademik social dan pribadi
 Layanan pelajaran

G. Kinerja guru professional

Kualitas kinerja guru meliputi beberapa hal pokok yang berkaitan dengan, pengertian
kinerja, kualitas kerja guru dan kualitas kerja guru. Standar kompetensi guru dikembangkan secara
utuh kedalam empat kompetensi yaitu :

 Kompetensi pedagogic
 Kompetensi kepribadian
 Kompetensi social
 Kompetensi profesional
H. Ukuran kualitas kerja guru

Menurut T.R.Mitchel (1978), salah satu ukuran standar kinerja adalah quality of works hal
ini memperjelas bahwa ukuran kualitas kinerja guru dapat dilihat dari produktifitas pendidikan
yang telah dicapai menyangkut output siswa yang dihasilkan.

I. Kriteria kualitas kinerja guru

Standar kompetensi guru mencangkup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi
kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA dan SMK/MAK.

J. Peranan guru

1) Peranan guru berkaitan dengan kompetensi guru :


 Guru melakukan diagnosis terhadap pelaku awal siswa
 Guru membuat renacana pelaksanaan pembelajaran
 Guru melaksanakan proses pembelajaran
 Guru sebagai pelaksanaan administrasi sekolah
 Guru sebagai komunikator

K. Kompetensi pofesional guru

Berikut ini adalah klasifikasi keterampilan yang menjadi tugas pokok professional guru,
yaitu :

 keterampilan merencanakan pembelajaran


 keterampilan melaksanakan pembelajaran
 keterampilan menilai pembelajaran

L. Tugas guru

Tugas guru pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi tiga yaitun :

 tugas profensi
 tugas dalam bidang kemanusiaan
 tugas dalam bidang kemasyarakatan
M. Indikator kinerja guru

Kompetensi dasar guru melalui fungsi menejement pendidikan, secara operasional


selanjutnya indicator nilai terhadap kinerja guru dalam hal ini pun dilakukan terhadap tiga
pembelajaran dikelas yaitu :

 perencanaan guru dalam program kegiatan pembelajaran


 pelaksanaan kegiatan pembelajaran
 evaluasi dalam kegiatan

N. Keterampilan dasar mengajar guru

Keterampilan mengajar guru secara indikatornya digambarkan ,melalui Sembilan


keterampilan mngajar yakni :

 keterampilan membuka pelajaran


 keterampilan bertanya
 keterampilan membimbing diskusi
 keterampilan mengelola kelas
 keterampilan pembelajaran perorangan
 keterampilan menutup pembelajaran

O. Penilaian kinerja guru

Indicator jabatan fungsional kinerja guru sesuai dengan rincian keguatan yang terdapat
pada SK Mempan NO.84/1933, dilakukan dengan memfokuskan pada unsur kegiatan berikut :

 pendidikan
 pengembangan profesi
 kegiatan penunjang proses pembelajaran dan bimbingan

P. Pelaksanaan penilaian kinerja guru

Teori dasar yang digunakan untuk penilaian guru berkaitan dengan kualitas kinerja guru
menurut T.R.Mitchell (1978) yaitu:

1. motivasi
2. abilitas

3. kinerja

Q. Indikator penilaian kinerja guru

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh ,menganalisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

1. pendidikan

2. pengembangan profesi

3. kegiatan penunjang proses pembelajaran dan bimbingan

BAB 3 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengertian model pembelajaran

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Sedangkan model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan
berbagai prinsip atau teori pengetahuan.

B. Dasar pertimbangan pemilhan model pembelajaran

Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan


pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilih nya yaitu:

1. pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai, pertanyaan-pertanyaan yang dapat

2. pertimbangan yang berhubungan dengan bahan pembelajaran

3. pertimbangan dari sudut peserta didik

4. pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.


C. Pola pola pembelajaran

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pola tersebut dapat mengambarkan bahwa seiring dengan
majunya perkembangan media pembelajaran.

D. Ciri ciri model pembelajaran

 berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar para ahli


 mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu
 dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki system belajar
 memiliki dampak sebagai terapan model pembelajaran
 membuat persiapan mengajar(desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya.
 Memiliki bagian-bagian model

E. Model pembelajaran berdasarkan teori

1. Model interaksi social

Aplikasi teori gestalt dalam pembelajaran adalah:

a. Pengalaman (insight/tilikan)
b. Pembelajaran yang bermakna
c. Perilaku bertujuan
d. Prinsip ruang hidup

2. Model pemrosesan informasi

Delapan fase proses pembelajaran menurut Robert M. Gagne adalah:

a. Motivasi
b. Pemahaman
c. Pemerolehan
d. Penahanan
e. Ingatan kembali
f. Generalisasi
g. Perlakuan
h. Umpan balik

3. Model personal (personal Models)

Model ini bertitik tolak dari teori humanistic, yaitu berorientasi terhadap pengembangan
diri individu.

4. Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)

Model ini bertitik tolak dari teori belajarj behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan
system yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan
cara memanipulasi penguatan (reinforcement)

F. Kesimpulan

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu

2. mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu

3. dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas

4. memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah-langkah


pembelajaran (syniax): (b) adanya prinsip-prinsip reaksi: (c) system social: dan (d) system
pendukung.

5. memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.

6. membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model


pembelajaran yang dipilihnya

BAB 4 MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN


A. Model PPSI (Prosedur pengembangan system intruksional)

Secara lebih rinci langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Langkah 1: merumuskan tujuan pembelajaran

Langkah 2: mengembangkan alat evaluasi

Langkah 3: menentukan kegiatan belajar-mengajar

Langkah 4: merencanakan program KBM

Langkah 5: pelaksanaan

B. Model Glasser

1. Pendahuluan

Model desain pembelajarn pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang
dilakukann terhadap komponen-komponen pembelajaran. Model Glasser adalah model yang
paling sederhana.

2. Langkah langkah Model R glasser

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan desain pembelajaran


model glasser adalah sebagai berikut:

a. Instructional Goals(system objektif)


b. Entering behaviour(system input)
c. Instructional procedures(system operator)
d. Performance assessment(output monitor)

C. Model Gerlach dan Ely

1. Pendahuluan
Model pembelajaran merupakan suatu cara yang sistematis dalam mengindetifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Komponen-komponen model pembelajarn Gerlach dan Ely

Langkah-langkah yang harus ditemouh mengembangkan desain pembelajaran model


glasser adalah sebagai berikut:

a. merumuskan tujuan pembelajaran (specification of objectives)

b. menentukan isi materi (specification of content)

c. penilaian kemampuan awal siswa (assessment of entering behaviors)

d. menentukan strategi (determination of strategy)

e. pengelompokkan belajar(organization of groups)

f. pembagian waktu (allocation of time)

3. Kelebihan model belajar gerlach dan ely

Model pembelajarn gerlach dan Ely memiliki perbedaan tersendiri disbanding dengan
model pembelajaran lainnya.

4. Kekurangan model belajar Gerlach dan Ely.

Model pembelajaran Gerlach dan Ely memiliki sedikit kekurangan, diantaranya adalah
tidak adnya tahapan pengenalan karakteristik siswa sehingga sedikit akan membuat guru
kewalahan dalam menganalisis kebutuhan belajar siswa selama proses pembelajaran.

5. Aplikasi model gerlach dan Ely dalam penyusunan desain pembelajaran

Berikut adalah contoh dari penerapan model gerlach dan ely dalam penyusunan desain
pembelajaran.

a. merumuskan tujuan pembelajaran


b. menentukan isi pelajaran

c. penilaian kemampuan awal siswa

d. menentukan strategi pembelajaran

e. pengelolaan kelas

g. penyiapan ruang

h. penyediaan media pembelajaran

i. penilaian

Kesimpulan

Model pembelajaran Gerlach dan Ely dikembangkan berdasarkan sepuluh unsur yaitu:

- Spesifikasi isi pokok bahasan (specification of content)


- Spesifikasi tujuan pembelajaran (specification of objectives)
- Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa (assessment of entering behaviors)
- Penentuan cara pendekatan, metode, dan teknik mengajar(determination of strategy)
- Pengelompokan siswa(organization of groups)
- Penyediaan waktu(allocation of time)
- Penganturan ruangan (allocation of space)

D. Model Jerold E.Kemp

1. Pendahuluan

Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran model kemp, terdiri dari delapan


langkah, yakni:

1). Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar,

2). membuat analisis tentang karakteristik siswa

3). menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur(dalam KTSP
adalah indicator).
4). Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional
khusus(indicator) yang telah dirumuskan.’

5). menetapkan penjajagan atau tes awal (preassessment),

6). menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar.

7). mengordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan,
waktu, dan tenaga

8). mengadakan evaluasi

2. Pokok bahasan dan tujuan umum (goals, topics,and general purposes)


A. pokok Bahasa

Pokok Bahasa menjadi dasar dalam pembelajarajn dan mengaambaran ruang lingkup
pembelajaran itu sendiri.

B. Tujuan pembelajaran umum

Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan
belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik.

3. Karakteristik siswa (Learner Characteristic)

Tujuan mengetahui karakteristik siswa adalah untuk mengukur, apakah siswa akan mampu
mencapai tujuan belajar atau tidak.

4. Tujuan pembelajaran khusus (learnig objective)

Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan pembelajaran umum tersebut
dapat lebih dispesifikasikan dan mudah diukur tinkat ketercapaiannya.

a) Klasifikasi tujuan pembelajaran

Menurut bloom dan krathwol dan bloom dan maria (dalam rusman, 2009:24-25)klasifikasi
tujuan terdiri dari tiga domain atau skemata, yaitu:

- Domain kognitif
- Domain afektif
- Domain psikommotorik

5. Materi/bahan pelajaran (subject content)

Subject content adalah materi atau isi pokok bahasan. jadi bila kepada siswa diajarkan fakta
dan konsep, tentu tidak hanya berhenti sampai prinsip, tetapi harus diadakan pula penerapan
prinsip tersebut.

6. Penjajakan terhadap siswa (preassement)

Tujuan dari kegiatan penjajakan terhadap kemampuan siswa adalah untuk menguji, apakah
perencanaan yang telah disusun pada 4 langkah sebelumnya dapat diteruskan kelangkah
selanjutnya yaitu kegiatan pembelajaran (teaching/learning activities and resource)

7. Kegiatan belajar mengajar dan media (teaching/learning activities and resource)

Prinsip-prinsip belajar

Menurut B.F.SKINNER dan kawan-kawan nya ada sepuluh prinsip sebagai berikut ini :

 Persiapan belajar(prelearning prepation)


 Motivasi (motivation)
 Perbedaan individual(individual diference)
 Kondisi pembelajaran(instructional condition)
 Pastisipas aktif(active participation)
 Menyampaikan hasil belajar siswa (succesfull achievement)
 Hasil yang sudah diperoleh(knowledge of resule)

8. pelayanan penunjang (support services)

Pelayanan penunjang tersebut bias berupa petugas, dana, fasilitas, peralatan, teknisi, staf
administrasi, dan lain-lain. Ia digunakan dimulai dari awal penyusunan desain sampai dengan
berakhirnya protes belajar-mengajar.

9. Evaluasi

Ukuran pencapaian (standard of acivement)


Sekurang kurang nya ada dua macam cara mengukur pencapaian hasil belajar siswa, yaitu
dengan:

 Norm referenced Testing


 Criterion refenced testing

BAB 5 MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING)

A. Konsep dasar pembelajaran kontekstual

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar


yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(Nurhadi 2002)

B.Komponen pembelajaran kontekstual

Komponen pelajaran kontekstual meliputi :

 Menjalin hubungan hubungan yang bermakna


 Mengerjakan pekerjaan pekerjaan yang berarti
 Melakukan proses pembelajaran yang diatur sendiri
 Mengadakan kolaborasi
 Berfikir kritis dan kreatif
 Memerikan layanan secara individual
 Mengupayakan pencapaian standar yang tinggi
 Mengguanakan assessment autentik

C. Prinsip pembelajaran kontekstual

CTL, sebagai suatu model, dalam implementasinya tentu saja memerlukan perencanaan
pembelajaran yang mencerminkan konsep dan prinsip CTL.
Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru yaitu :

 Konstruktivisme
 Menemukan
 Bertanya
 Masyarakat belajar
 Permodelan
 Refleksi
 Penilaian sebenarnya

D. Skenario pembelajaran kontekstual

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL,tentu saja terlebih


dahulu guru harus membuat desain pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus
sebagai alat control dalam pelaksanaannya.

BAB 6 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Konsep dasar pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajarar dan
bekerja dalam kelompok kecil secara kolaborasi yang anggotanya terdiri dari beberapa orang yang
bersifat heterogen.

B. Karakteristik model pembelajaran kooperatif

Karakteristik atau ciri ciri pembelajaran kooperatif dapat diperjelas secara berikut ini :

 Pembelajaran secara tim


 Didasarkan pada menejement kooperasi
 Kemampuan untuk bekerja sama
 Keterampilan bekerja sama

C. Prinsip prinsip pembelajaran kooperatif


Menurut Roger dan David (Lie,2008) ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yaitu
:

 Prinsip ketergantungan positif


 Tanggung jawab perorangan
 Interaksi tatap muka
 Partisipasi dan komunikasi
 Evaluasi proses kelompok

D. Prosedur pembelajaran kooperatif

Prosedur atau langkah langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas :

 Penjelasan meteri
 Belajar kelompok
 Penilaian
 Pengakuan tim

E. Model model pembelajaran kooperatif

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip prinsip
dasar dari pembelajaran kooperatif tidak berubah, jenis jenis model tersebut yaitu :

 Model student teams achievement division


 Model jigsaw
 Investasi kelompok
 Model make a match
 Model TGT
 Modelstruktural

BAB 7 MODEL MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)

A. Konsep karakteristik pembelajaran berbasis masalah


Berbagai terobosan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari adanya
keterkaitan.

B. Karakteristik model pembelajaran kooperatif

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. pembelajaran secara tim

2. didasarkan pada manajemen kooperatif

3. kemauan untuk bekerja sama

4. keterampilan bekerja sama

C. prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif

Menurut roger dan david Johnson(Lie,2008) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran
kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut.

1. prinsip ketergantungan positif(positive interdependence)

2. tanggung jawab perseorangan(individual accountability)

3. interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)

4. partisipasi dan komunikasi(participation communication)

5. evaluasi proses kelompok

D. prosedur pembelajaran kooperatif

Prosedur langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat


tahap, yaitu sebagai berikut.

1. penjelasan materi

2. belajar kelompok

3. penilaian
4. pengakuan tim

E.Model-model pembelajaran kooperatif

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar
dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model tersebut,adalah sebagai
berikut.

1. model student teams achievement division(STAD)

2. model jigsaw

3. Investigasi kelompok (Group investigation)

4. model make a match (membuat pasangan)

5.Model tgt (teams games tournaments)

6. Model structural

BAB 8 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)

A . Konsep dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah

Pada umumnya pendidikan dimulai dengan adanya keterikatan dengan masalah, dilanjutkan
dengan menentukan masalah, dan penggunaan berbagai dimensi berpikir.

B . Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah

1. menyiapkan perangkat berpikir siswa

2. menekankan belajar kooperatif

3. memfasilitas pembelajaran kelompok kecil dalam pembelajaran berbasis masalah

4. melaksanakan pembelajaran berbasis masalah.

C . proses belajar berbasis kognitif


Pelatihan dalam pbm membantu dalam menigkatkan konektivitas, pengumpulan data,
elaborasi, dan komunikasi informasi.

1. Memfasilitasi berpikir

2. Menengahi belajar dalam pembelajaran berbasis masalah

D . Desain masalah dalam pembelajaran berbasis masalah

1. Akar desain masalah

2. Menentukan tujuan pembelajaran berbasis masalah

3. Desain masalah

E . Pengembangan kurikulum dalam pembelajaran berbasis masalah

F . Pembelajaran berbasis masalah dan perencanaan kurikulum

G . pembelajaran berbasis masalah dan e-learning

1. pembelajaran berbasis dan system manajemen belajar

2. inovasi e-learning

H. pengalaman siswa dalam pembelajaran berbasis masalah

I. implementasi pembelajaran berbasis masalah

J. intisari pembelajaran berbasis masalah

K. Teori belajar yang melandasi pendekatan pembelajaran berbasis masalah

1. Teori belajar bermakna dari David Ausubel

2. Teori belajar vigotsky

3. Teori belajar Jerome s.bruner


L . petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah

BAB 9 MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

A. Latar belakang pembelajaran tematik

Tema-tema yang bias dikembangkan di kelas awal sekolah dasar mengacu kepada prinsip-
prinsip sebagai berikut:

1. pengalaman mengembangkan tema dalam kurikulum disesuaikan dengan mata pelajaran


yang akan dikembangkan

2. Dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak (expanding community approach)

3. Dimulai dari hal-hal yang mudah menuju yang sulit, dari hal yang sederhana menuju yang
kompleks, dan dari hal yang konkret menuju yang abstrak .

B. Tahap perkembangan belajar anak sekolah dasar

Tahap perkembangan tingkah laku belajar siswa sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh
aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungan yang ada disekitarnya.

C. Belajar dan pembelajaran bermakna (meaningful learning)

Belajar bermakna (meaningfull learning) pada dasarnya merupakan suatu proses


dikaitannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seorang.

D. Pengertian pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pe,belajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik
secara indic-vidual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip keilmuan secara holistic, bermakna, dan autentik.
E. Landasan pembelajaran tematik

Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasi ingin tahunya sangat berperan dalam
perkembangan pengetahuannya.

F. Pentingnya pembelajaran tematik untuk murid sekolah dasar


Melalui pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih
untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari secara holistic,
bermakna, autentik, dan aktif.
G. Karakteristik model pembelajaran tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

2. Memberikan pengalaman langsung

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

4. Menyajikan tematik dari berbagai mata pelajaran

5. Bersifat fleksibel

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermsin dan menyenangkan.

H. Rambu-rambu pembelajaran tematik

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang harus diperhatikan guru adalah sebagai
berikut:

1. tidak semua mata pelajaran harus dipadukan

2. dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester

3. kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan.
Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri
I. ruang lingkup pembelajaran tematik

Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada
kelas I,II dan III sekolah dasar, yaitu pada mata pelajaran pendidikan agama, Bahasa Indonesia,
matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewargenaraan, ilmu pengetahuan social,
seni budaya dan keterampilan, serta pendidikan jasmni, olahraga dan kesehatan

J. Implementasi pembelajaran tematik

Alur atau langkah-langkah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran


tematik meliputi tujuh tahap, yaitu:

1. menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan

2. mempelajari kompetensi dasar dan indicator dari mata pelajaran yang akan dipadukan

3. memilih dan menetapkan tema/topik pemersatu

4. membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu

K. Implikasi model pembelajaran tematik

Penggunaan model pembelajaran tematik disekolah dasar mengarah pada peningkatkan


mutu pendidikan dan memberikan prospek yang sangat mendukung terhadap pelaksanaa
kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi.

L. Implikasi bagi guru

Sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap berhasilnya penerapan model
pembelajaran tematik disekolah dasar, guru dituntun untuk kreatif dan memiliki jiwa inovatif.

BAB 10 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

Persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetisi antarbangsa,
sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah
salah satu hal penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dan bagi Indonesia hal ini
menjadi tantangan dalam meningkatkan mutu system pendidikan.

A. perspektif historis pembelajaran berbasis computer

Sejarah teknologi pembelajaran ini sendiri merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang
terkait, yang pada dasarnya ingin berupaya dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam
menerapkan prinsip didaktik, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik
dalam kemampuan maupun dalam kecepatan.

B.model-model pembelajaran berbasis computer

1. Model drills

2. Model tutorial

3. Model simulasi

4. model instructional games

BAB 11 MODEL PAKEM(PARTISIPATIF,AKTIF,KREATIF,EFEKTIF,DAN


MENYENANGKAN

A. Pengertian pakem

Pakem merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dari model ini terdapat beberapa model model pembelajaran
yaitu :

 Pembelajaran partisipatif
 Pembelajaran aktif
 Pembelajaran kreatif
 Pembelajaran efektif
 Pembelajaran menyenangkan

B. Model model pembelajaran yang mendukung pembelajaran pakem


I. Pembelajaran kuantum
Pembelajaran kuantum ini merupakan bentuk inovasi dari penggubahan bermacam macam
interaksi yang ada saat momen pembelajaran.
II. Pembelajaran kontekstual
Merupakan konsep pembelajaran yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik
jika lingkungan tempat belajar juga baik.

BAB 12 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)

A. Implementasi pelajaran berbasis web

Model pembelajaran diintegrasikan kedalam pembelajaran konvensional tatap muka para


siswa.

B. Interaksi tatap muka dan virtual

Namun sekalipun teknologi sudah sangat jauh kedepan namun tetap harus ada hal yang
dilakukan secara manual salah satunya proses pembelajaran.

C. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran.


Pemamfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai
berikut :
 Pembelajaran dapat didistribusikan ke seluruh penjuru negeri
 Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu
 Adanya keakuratan dan kekinian materi

D.Pengguanaan internet dalam pembelajaran.

Internet merupakan sumber ilmu yang dapat sangat membantu bagi siswa untuk
mengerjakan tugas tugas yang mereka miliki.

E. Internet sebagai sumber belajar.

Karna internet merupakan sumber informasi utama dan pengetahuan,melalui teknologi ini
kita dapat melakukan beberapa hal diantaranya :
 Penelusuran dan pencarian bahan pustaka.
 Membangun program rencana pembelajaran.
 Memberi kemudahan untuk mengakses informasi
 Pemasaran dan promosi hasil karya

F. Internet untuk manajement pembelajaran.

Agar pemanfaatan teknologi informasi tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal,
maka dibutuhkan kemampuan komunikasi dan teknologi yang baik yang diperoleh dari pendidikan
dan pelatihan.

G. Pemanfaatan e-learning untuk pembelajaraan.

E-learning merupakan salah satu cara siswa untuk memperoleh informasi yang kadang
tidak tersedia pada buku buku yang disediakan oleh pihak sekolah.

H. Teknologi pendukung e-learning.

Ada isitilah yang sering muncul sebagai teknologi pendukung yang sering muncul yaitu
computer based learning (CBL) yaitu system pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama
adalah computer.

I. Pengembangan model e-learning.

Pendapat Haughey (Rusman,2007) tentang perkembangan e-learning yang berbasis internet


yaitu :

 Web centric
 Web centric course
 Web enhenced course

BAB 13 MODEL PEBELAJARAN MANDIRI

I. Konsep belajar dan pembelajaran mandiri


Tingkat kemandirian pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan jawaban
atas pertanyaan berikut :
 Otonomi dalam menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Otonomi dalam belajar
 Otonami dlam evaluasi hasil belajar
II. Tingkat kemandirian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
Sampai tingkat tertentu, setiap program pendidikan memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk belajar secara mandiri. Ada program pendidikan yang tingkat
kemandirian peserta didiknya sangat kecil.
III. Belajar mandiri dalam sistem pembelajarn jarak jauh.
Pembelajaran ini mempehatkan aspek aspek yaitu :
 Peserta didik belajar terpisah dengan guru
 Isi pebelajran disampaikan melalui tulisan atau media lain.
 Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan individual.
 Peserta didik bertanggung jawab atas kemajuan pembelajarannya.
IV. Model model pembelajaran mandiri
Model pemblajaran seperti ini membuat peserta didik berfikir lebih mandiri dan
kritis pada saat proses pembelajaran.
V. Bahan bahan mandiri.
 Modul
 Bahan pembelajaran pemrograman
 Digital content berbasis web
VI. Kesimpulan
Model pembelajaran mandiri yang diterapkan secara penuh memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk ikut berperan dalam menentukan tujuan,memilih isi
pembelajarannya,dan cara mempelajarinya.

BAB 13 PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN YANG MENGAKTIFKAN


SISWA

A.Pendahuluan

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
lingkungan sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
B. Pengertian pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan sering merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sangat umum.

C. Jenis jenis pendekatan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran terdiri atas :

 Pendekatan pembelajaran berorientasi oleh guru.


 Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa.
BAB III

PEMBAHASAN
1.KEUNGGULAN

Kelebihan dari buku utama adalah menggunakan kalimat yang mudah dimengerti bagi pembaca.
Penjelasan mengenai media pembelajaran dijelaskan secara rinci dan mendalam. Penyajian
materinya disertai dengan gambar dan tabel. Pada bab terakhir disajikan data evaluasi diri pembaca
mengenai madia pembelajaran. Buku ini layak dibaca oleh tenaga pendidik yang ingin
mengembangkan media pembelajaran di sekolah.

Buku pembanding pertama yaitu adalah menggunakan kalimat singkat tetapi jelas dan maksud
setiap kalimat dapat dipahami dengan mudah. Pemyajian materi disertai dengan penjelasan tabel
dan grafik. Pada halaman terakhir di cantumkan evaluasi bagi pembaca mengenai materi yan
disampaikan oleh buku ini. Buku ini layak dibaca oleh tenaga pendidik maupun calon tenaga
pendidik untuk merancang pembelajaran bagi peserta didik.

Buku pembanding kedua juga sangat membantu kepada para calon pendidik agar dapat
memahami model-model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran dan juga sesuai dengan
kondisi peserta didiknya sendiri. Kelebihan lain dalam buku ini yaitu penggunaan bahasa yang
tidak rumit sehingga mudah dipahami oleh para pendidik maupun calon pendidik

2.KEKURANGAN

Kekurangan dari buku utama adalah penyajian gambar yang tidak tepat dan berlebihan. Terdapat
beberapa bahasa arab yang tidak jelas. Penyajian gambar hitam putih dan tidak jelas. Pada
pertengahan bab terdapat materi yang melenceng dari tema. Buku pembanding pertama juga
memiliki Kekurangan yaitu tidak dijelaskan secara rinci mengenai rencana pembelajaran menurut
jenjang-jenjang pendidikan. Penjelasan setiap bab nya kurang mendalam dan sulit dipahami.
Sedangkan buku pembanding kedua, Kekurangan pada buku ini yaitu kurangnya ilustrasi-ilustrasi
yang seharusnya dapat menunjang minat untuk membaca buku ini, dan walaupun ada beberapa
ilustrasi tetapi kurang menarik karena masih berwarna hitam putih. Dalam buku ini juga terdapat
beberapa istilah yang tidak dicantumkan pengertiannya.
BAB IV

PENUTUP
1.KESIMPULAN

Media pembelajaran yang memuat tentang media berbasiis manusia, video, visual, cetakan,
audio-visual, pemanfaatan sumber belajar, selain itu buku ini berisi mengenai pengembangan
media. Berbagai macam media pelajaran masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Media pelajaran tentu sangat penting bagi kelangsungan belajar, karena dengan
menggunakan media pelajran akan mempermudah proses pembelajaran. murid sangat memerlukan
suatu hal yang baru dalam proses belajar. pengajaran di ruang kelas merupakan salah satu usaha
proses pendidikan kepada siswa . pengetahuan, konsep, dan ketrampilan membaca, menulis,
berhitung, dan sikap yang tepat sebagai alat untuk belajar lebih lanjut yang harus di bangun pada
awal pendidikan siswa secara luas disebut ketrampilan pendidikan dasar.
Menyampaikan informasi-informasi yang terkandung pada pengetahuan ke dala kegiatan
pendidikan sehari-hari bukanlah hal mudah guru harus menyiapakan pengalaman yang siap
pakai . mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan kepada siswa dan
sebagainya . Guru adalah sebuah profesi yang dipersiapkan dan di percaya untuk mengajar,
mendidik dan melatih siswa untuk menghasilkan generasi yang bermutu sebagai aset bangsa.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru di harapkan mampu mengembangkan model-
model pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif, efesien dan inovatif.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah yang bertugas
untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tugas guru bukan semata-mata
mengajar tetapi lebih kepada membelajarakan siswa. Dalam hal ini guru di tuntut mampu
menimbulkan ide yang kreatif dalam proses pembelajaran yang merupakan bukti profesionalisme.
Guru yang profesionalisme mampu melihat, mengamati, dan memahami keadaan kelas, siswa,
waktu, dan materi ajar sehingga seorang bisa menemukan dan menerapkan metode yang tepat
dalam kegiatan proses pembelajaran.

2.SARAN

Sebaiknya bagi seorang guru maupun calon guru dapat menggunakan media pembelajaran
sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar
menjadi lebih meningkat. Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa
agar dapat meningkatkan pemahaman tentang perencanaan pembelajaran standar kompetensi,
kompetensi dasar, indicator dan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru ataupun calon
guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran
yang luas dan menyeluruh untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

B Uno, Hamzah,2006. Perencanaan Pembelajaan. Jakarta. PT Bumi Aksara

Rusman, 2012. Model Model Pembelajaran. Jakarta . PT Raja Grafindo Persada


LAMPIRAN

BUKU UTAMA

PEMBANDING 1

PEMBANDING 2

Anda mungkin juga menyukai