Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-
jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Dalam konteks Indonesia Pemilu adalah pesta demokrasi yang dinanti – nantikan oleh setiap warga negara Indonesia karena warga dapat memilih pemimpin yang diharapkan mampu membawa masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik. Dengan begitu, warga negara dapat menentukan nasibnya dengan memberikan kekuasaan pada orang – orang yang telah mereka percayai akan dapat mengemban amanat tersebut dengan baik. Tetapi dalam pelaksanaanya tidaklah selalu berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.. Demokrasi ditandai oleh adanya tiga persyaratan yaitu, kompetisi di dalam memperebutkan dan mempertahanakan kekuasaan, parisip[asi masyarakat, dan adanya jaminana hak – hak sipil dan politik. Dalam sistem ini, pemilu ( electronal system) merupakan salah sattu instrument kelmbagaan pemting di dalam negara demokrasi untuk mewujudkan dfan menerje,mahkan perolehan suara di dalam pemilu di dalam pemilu ke dalam kursi – kursi yang dimenangkan oleh partai atau calon, dengan adannya Pemilihan dalam pemilihan suatu sistem Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu keputusan kelembagaan yang penting bagi negara-negara yang berupaya untuk menegakkan keberadaban dan keberkualitasan sistem politik. Karena sistem pemilihan umum akan menghasilkan logika-logika politik, atas laksana administrasi, berjalannya birokrasi, hingga tumbuh dan berkembangnya civil society di dalam sistem itu selanjutnya. Maka dari itu, sejatinya, pemilihan sistem pemilihan umum menjadi pekerjaan yang tidak mudah dan sesederhana seperti yang diwacanakan oleh banyak pihak. Bila boleh jujur, jarang sekali sistem pemilihan umum dipilih secara sadar (rasional) dan disengaja oleh elite-elite politik di banyak negara. Seringkali pemilihan sistem tersebut datang secara kebetulan, karena adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi secara simultan, atau adanya karena trend yang sedang menggejala, atau karena keajaiban semata. Oleh karena jarangnya sistem pemilihan umum yang dirancang secara seksama untuk memenuhi kondisi historis dan sosio-politik suatu negara, maka sistem pemilihan umum yang dikonstruksi oleh suatu lembaga pemerintahan seringkali berorientasi pada kepentingan atas pemenuhan pertahanan status-quo dibandingkan menumbuhkan dan mengembangkan kebermaknaan politik logika-logika yang digunakan oleh rezim berkuasa ketika menetapkan sistem pemilihan umum dalam suatu negara biasanya didasarkan atas logika demokrasi prosedural dibandingkan dengan demokrasi sejati pilihan sistem pemilihan umum dalam demokrasi yang sejati seharusnya dapat memastikan bahwa pembagian politik dari suatu masyarakat (entah itu dilihat dari sisi: religiositas, etnisitas, sosio-kultural, hingga sosio- ekonomi) diperhatikan secara layak oleh kerangka hukum pemilihan umum, sehingga pertentangan dan perbedaan utama yang disediakan dalam iklim demokrasi dapat diakomodasikan melalui sistem perwakilan politik (dalam hal ini sistem pemilihan umum). Sejak pemilihan umum yang pertama diselenggarakan, masyarakat Indonesia telah mengenal demokrasi. Sikap antusias yang terlihat pada saat proses pemilihan menjadi ciri bagaimana masyarakat sudah mencita-citakan dan menunggu sosok pemimpin yang mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia. Di dalam perkembanganya, sistem pemilihan umum yang selalu digunakan di Indonesia adalah sistem proporsional. Sistem pemilu Proposional Sejak tahun 1955 Indonesia menganut sistem proposional yang mana dalam sistem ini alokasi jumlah kursi dilembaga perwakilan didasarkan pada perolehan suara masing-masing peserta pemilu secara proposional yang didasrkan pada jumlah penduduk, tetapi untuk luar pulau jawa tidak sepenuhnya berdasarkan jumlah penduduk dan menggunkan metode the largest remainder dan kota hare. di dalam pemilu menganut ini memiliki kelemahaan yaitu Sistem proporsional tidak begitu mendukung integrasi partai politik,. Jumlah partai yang terus bertambah menghalangi integrasi partai ,Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal ini memberikan kedudukan kuat pada pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di parlemenBanyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk menjadi partai mayoritas. Pemilu Langsung yaitu pemilu yang dilaksanakan oleh pemilih memilih secara langsung tanpa melalui lembaga perwakilan, pemilih akan medatangi tempat pemungutan suara atau TPS didaerah mereka untuk memberikan suara.Secara konvensional, surat suara terbuat dari kertas yang dicetak atau di fotocopy. Pada surat suara tersebut termuat nama, gambar dan nomor urut calon peserta pemilu. Panitia pemilu akan menetapkan cara pemberian suara dalam pemilu baik itu dengan cara menuliskan nama/nomor urut calon, menusuk sehingga kertas berlubang ataupun mencontreng gambar/nama/nomor calon dan/atau partai yang dipilih. Waktu dan biaya anggaran yang membengkak hal ini terjadi karena dalam pemilihan langsung memerukan biaya untuk percetakan , gaji pengawas pemilu , gaji KPU dan lain-lain ini lah yang menjadi alasan untuk di ambil kembali oleh DPRD. Politik uang merupakan hal yang akan selalu ada ketika seseorang yang haus kekuasaan sehingga menimbulkan korupsi alias ingin balik modal. Sering terjadinya konflik sosial horizontal yang terjadi di masyarakat dikarenakan elit politik yang tak memperdulikan pendukungnya sehingga memicu aksi saling serang. 00Sulit diterapkan pada penduduk yang jumlah polulasinya banyak karena akan banyak menguras waktu dan tenaga.