Anda di halaman 1dari 4

Pengkajian kembali materi-materi yang ada pada mata kuliah IPS 1 melalui kelompok kerja

menjadi penting sebagai dasar dalam memahami pembelajaran IPS Terpadu (Mata Kuliah IPS
2). Artinya, mata kuliah Pembelajaran IPS Terpadu sebagai lanjutan dari mata kuliah
Pengembangan Materi IPS, menuntut untuk mengkaji kembali materi-materi IPS yang ada pada:
Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi. Pemahaman terhadap dasar-dasar materi Geografi,
Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi menjadi penting sebagai dasar pemikiran dalam pembelajaran
IPS Terpadu. Yaitu dapat mengethui tentang hakikat, pengertian sejarah dan latar belakang dan
ruang lingkup dalam pendidikan ips.

Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh
pemikiran social studies di Amerika Serikat yang dianggap sebagai salah satu negara yang
memiliki pengalaman panjang dan reputasi akademis yang signifikan dalam bidang itu. Reputasi
tersebut tampak dalam perkembangan pemikiran mengenai bidang itu seperti dapat disimak
dari berbagai karya akademis antara lain diplubikasikan oleh NCSS sejak pertemuan organisasi
tersebut untuk pertama kalinya tanggal 28-30 November 1935 sampai sekarang. Oleh karena
itu, dalam menelusuri sejarah perkembangan pemikiran atau konsep pendidikan IPS di
Indonesia, Anda disarankan untuk secara historis epistemologis mempelajari sejarah
perkembangan pemikiran social studies di Amerika Serikat. Istilah social studies, yang kemudian
di Indonesia diterjemahkan menjadi Pendidikan IPS menunjukkan pemikiran social studies di
Amerika turut mempengaruhi pemikiran Pendidikan IPS di Indonesia.

diajak untuk mengkaji secan mendalam mengenai konsep IPS Terpadu. Konsep pembelajaran
terpadu dalam IPS menjadi penting, sekaitan dengan ciri khas dari kajian IPS itu sendiri dalam
memahami konsep dan memecahkan masalah kajiannya memang perlu dilakukan secara
integratif melalui pendekatan interdisiplin. Model pembelajaran terpadu merupakan model
yang mema-dukan materi dari beberapa mata pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema.
Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dimaksudkan agar pembelajaran IPS lebih bermakna,
efektif, dan efisien.

Namun dalam kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di sekolah sebagian besar
masih dilaksanakan secara terpisah. Pencapaian Standar Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS
masih dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi) tanpa ada keterpaduan di dalamnya. Hal ini tentu saja menghambat ketercapaian
tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan
melalui pendekatan interdisipliner. Atas dasar pemikiran di atas, maka dalam rangka
implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam pembelajaran IPS Terpadu
serta untuk memenuhi ketercapaian pembelajarannya, maka diperlukan pemahaman terhadap
implementasi model pembelajaran terpadu dalam IPS. Hal ini penting untuk memberikan
gambaran tentang pembelajaran terpadu yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret
pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu di persekolahan.

Ilmu Pengetahuan Sosial dengan pendekatan multi-disiplin menggunakan bagian-bagian ilmu-


ilmu sosial guna kepentingan pengajaran. Untuk itu, berbagai konsep dalam ilmu sosial harus

secara terintegratif. Untuk itu pada bab ini, Anda diminta untuk mengkaji secara mendalam
materi IPS sebagai berikut : 1) Interaksi Sosial 2) Saling Ketergantungan 3) Kesinambungan dan
Perubahan (Continuity and Change) 4) Keragaman/Kesamaan/Perbedaan 5) Konflik dan
Konsensus 6) Pola (Patron) 7) Tempat (Lokasi) 8) Kekuasaan (Power) 9) Nilai/Kepercayaan 10)
Keadilan dan Pemerataan 11) kelangkaan (scarcity) 12) kekhususan (soecialization) 13) budaya
(culture) 14) nasionalisme .

Kajian pendidikan nilai dipandang penting, sekaitan dengan tujuan dari Pendidikan IPS itu
sendiri yang salah satunya menekankan pada terbentuknya warga masyarakat yang baik. Untuk
itu pada bagian awal bab ini, Anda diminta untuk dapat memahami konsepsi nilai sebagai
sesuatu yang berharga, menggolongkan jenis-jenis nilai, dan dapat mengimplementasikannya
berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pada bagian lain dalam buku ini juga
dipaparkan esensi implementasi nilai dan kepatuhan terhadap norma pada hakikatnya
merupakan pembelajaran moral dan menjadi bagian dalam pendidikan karakter dalam
pembelajaran IPS. Oleh karena itu, pemahaman tentang nilai, norma dan moral pada bab ini
menjadi dasar bagi Anda dalam mempelajari fungsi Pendidikan IPS sebagai medium sekaligus
sebagai program sistemik pembelajaran nilai dan moral sekaligus sebagai bagian dari
pembentukan warga negara yang baik (a good citizenship).

Karakter yang baik berkaitan dengan mengetahui yang baik (knowing the good), mencintai yang
baik (loving the good), dan melakukan yang baik (acting the good). Mengetahui yang baik
berarti dapat memahami dan membedakan antara yang baik dan yang buruk Mengetahui yang
baik berarti mengembangkan kemampuan untuk menyimpulkan suatu keadaan, dan dengan
sengaja memilih sesuatu yang baik untuk dilakukan, dan kemudian melakukannya (practical
wisdom). Artinya, karakter warga negara yang baik meliputi beberapa aspek yang melibatkan
pengetahuan (moral knowing), perasaan (moral feeling), dan tindakan (moral action). Dengan
demikian esensi dari pendidikan IPS sebagai pendidikan nilai-moral diharapkan dapat
mendukung terhadap pencapaian karakter warga negara yang baik.

Kajian Pendidikan metode dan media pembelajaran IPS dipandang penting kaitan dengan
pembelajaran IPS yang dalam praktiknya menanam penerapan prinsip kontekstual.
Penyampaian materi IPS di kelas, diharapkan tidak lagi bersifat verbalistik, tetapi mengharuskan
guru untuk dapat mengkaitkan sejumlah materi dengan kenyataan kehidupan sosial dan
pengalaman nyata dari peserta didik. Oleh karena ins, pada bagian bab ini, Anda diminta untuk
dapat memahami sejumlah metode dan media serta memilih metode dan media secara tepat
dalam rancangan pembelajaran IPS.

Metode dan media pembelajaran adalah bagian utuh, terpadu, dan integral dari proses
pengajaran dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran. Proses pembelajaran
sebagai kerjasama guru peserta didik secara psiko-pedagogis mengutamakan aktivitas peserta
didik dengan kemandiriannya sebagai bekal pendewasaan diri dalam menumbuhkan
kemampuan dan penguasaan materi. Artinya, dalam proses belajar mengajar IPS peran guru
sebagai fasilitator lebih bersifat tut wuri handayani, berjalan berpuasa untuk bekerjasama,
berkomunikasi, dan berhubungan secara akrab dalam suasana pembelajaran yang kondusif d
dalam. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila guru dapat merancang pembelajaran IPS
melalui pemilihan materi dan media secara tepat, dan dapat mengimplementasikannya sesuai
dengan skenario yang elah dirancangnya. Untuk itu, esensi yang terpenting pada bab ini bukan
saja Anda dapat memahami beberapa metode dan media yang ada, tetapi yang terpenting
dapat memilih metode dan media secara tepat serta dapat menerapkannya dalam
pembelajaran IPS.

Kajian implementasi Pendidikan IPS dalam kurikulum 2013 dipandang penting, sekaitan dengan
pemberlakuan kurikulum 2013 yang dalam praktiknya menuntut guru untuk dapat memahami
dan menguasai bagian-bagian inovatif dari kurikulum 2013 yang pandang baru, seperti:
kompetensi inti, pendekatan saintifik, model-model pembela jaran berbasis masalah, dan
penilaian autentik. Oleh karena itu, pada bagian bab ini, Anda diminta untuk dapat memahami
konsep kurikulum 2013 dan dapat mengimplementasikannya dalam pembelajaran IPS

Prinsip pengembangan kurikulum 2013 perlu dipahami secara utuh bagi mahasiswa sebagai
calon guru IPS yang profesional. Prinsip prinsip tersebut, antara lain: (1) Kurikulum didasarkan
pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai
oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran; (2) Kurikulum
didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan
dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
(mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi; (3) Kurikulum
dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
perbedaan dalam kemampuan dan minat; (3) Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik,
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif
dalam belajar, (4) Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni; (5) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan;
Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat; dan (7) Penilaian hasil belajar melalui
penilaian autentik ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Sejumlah prinsip di atas, perlu dipahami secara utuh sehingga mahasiswa dapat menerapkan
kurikulum 2015 secara benar, khususnya dalam konteks kajian ini ke dalam pembelajaran IPS.

Anda mungkin juga menyukai