Anda di halaman 1dari 22

CBR

MK. PROFESI KEPENDIDIKAN

SKOR NILAI:

PROFESI KEPENDIDIKAN

NAMA : Alvira Widari (2192111004)

KELAS : Reguler E 2109

DOSEN PENGAMPU : DODY FELIKS PANDIMUN AMBARITA, S.Pd.,M.Hum

MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
April 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun materi yang akan penulis
bahas pada makalah ini mengenai“Profesi Pendidikan”.

Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada :


1. Bapak Dody Feliks Pandimun Ambarita, S,Pd., M.Hum yang telah membimbing penulis pada
mata kuliah Profesi Kependidikan.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dana untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman yang membantu dan mendukung selama proses pembuatan makalah.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan yang dilakukan dalam penulisan makalah ini,
dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat kepada kita semua.

Medan, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 1
C. Manfaat .................................................................................................... 1
D. Identitas Buku ........................................................................................... 2

II. RINGKASAN BUKU UTAMA ............................................................. 4


III. RINGKASAN BUKU PEMBANDING 1 ................................................ 7
IV. RINGKASAN BUKU PEMBANDING 2 ................................................ 13

V. PEMBAHASAN ISI BUKU.................................................................. 16


A. Kelebihan & Kekurangan Buku .................................................................. 16

VI. PENUTUP........................................................................................ 17
A. Kesimpulan................................................................................................. 17
B. Rekomendasi............................................................................................... 17

VII. DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 18

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memang memegang peranan
yang strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik dalam
masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran berkembang amat pesat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses
pendidikan, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran yang disarankan oleh pendidikan yang tidak
dapat digantikan oleh teknologi.
Fungsi mereka tidak akan seluruhnya bisa dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi
peserta didiknya. Begitupun dengan tenaga pendidik yang bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan. Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan pada
setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional.

B. Tujuan
1. Mengulas isi sebuah buku secara detail kemudian berusaha untuk memahaminya.
2. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi secara detail yang diberikan oleh
buku
3. Menentukan kelemahan dan kelebihan setiap buku serta menarik serta menentukan
kesimpulan & rekomendasi buku yang lebih layak untuk digunakan.

C. Manfaat
1. Untuk lebih memahami materi dari buku tersebut secara detail.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan
ringkasan buku ,pembahasan  isibuku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-buku yang
dianalisis tersebut.

D.     IDENTITAS BUKU
Buku Utama
1
1. Judul : Profesi Pendidikan
2. Edisi : Revisi 2020
3. Pengarang : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
4. Penerbit : UNIMED PRESS
5. Kota terbit : Medan
6. Tahun terbit : 2020
7. ISBN : 978-602-7938-05-2

Buku Pembanding 1

1. Judul : Administrasi Pendidikan


2. Edisi : ke-5
3. Pengarang : Hadari Nawawi
4. Penerbit : NV Sapdodadi
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 1987
7. ISBN : 979-412-075-8

Buku Pembanding 2

2
1. Judul : MANAJEMEN PENDIDIKAN
2. Edisi :-
3. Pengarang : Lia Yuliana M.Pd
4. Penerbit : UNY Press
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2016

3
II. RINGKASAN BUKU UTAMA

A. Hakekat Manajemen Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris dengan istilah dan/atau kata dasar ''manage''
yang berarti kelola. Management berarti pengelolaan, yang berarti penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan merupakan proses yang memberikan
pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
tujuan.
Manajemen berasal dari kata ''managio'' yaitu pengurusan atau ''managiare'' atau melatih
dalam mengatur langkah-langkah. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi.
Karena itu manajemen merupakan suatu sistem tingkah laku manusia yang kooperatif dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan kepemimpinan yang teratur melaui usaha yang
terus-menerus dilandasi tindakan yang rasional. Parker (Stoner & Freeman, 2002) mendefinisikan
manajemen sebagai proses pencapaian tujuan melalui pendayagunaan sumber daya manusia dan
material secara efisien.
Suwarno (dalam P. Pangaribuan, 2006) menganalisis beberapa pandangan tentang
manajemen, diantaranya: manajemen sebagai suatu sistem, manajemen sebagai suatu proses,
manajemen sebagai suatu fungsi, manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemen sebagai
kumpulan orang, manajemen sebagai kegiatan yang terpisah, manajemen sebagai suatu profesi.
Konsep manajemen berbasis sekolah merupakan konsep manajemen yang baru diterapkan di
Indonesia 2000. Konsep MBS atau School Based Management pertama muncul di AS tahun 1970-
an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah karena tahun-tahun
sebelumnya kinerja sekolah tidak menunjukkan peningkatan dalam memenuhi tuntutan perubahan
lingkungan sekolah, terutama dalam dunia kerja, IPTEK, sosial, hukum dan politik. Sementara di
Indonesia harus disadari bahwa ada 3 faktor utama pentingnya penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah.

2. Fungsi Manajemen Pendidikan


A. Perencanaan (Planning)
Perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-
langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu. Di dalam bidang pendidikan berarti persiapan menyusun keputusan tentang masalah

4
atau pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sejumlah orang dalam rangka membantu orang lain
(terutama anak didik) untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Untuk menetapkan atau menyusun suatu keputusan berupa perencanaan sebagai kegiatan
manajemen administratif dalam semua bidang termasuk juga bidang pendidikan, pada dasarnya
harus mengikuti pola tertentu.

B. Organisasi
Kegiatan administratif manajemen tidak berakhir setelah perencanaan tersusun. Kegiatan
selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan itu secara operasional. Salah satu kegiatan
administratif manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau
pengorganisasian.
Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Langkah pertama dalam pengorganisasian diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan
bidang-bidang / fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan
oleh suatu kelompok kerjasama tertentu. Keseluruhan pembidangan itu sebagai suatu kesatuan
merupakan total sistem yang bergerak ke arah satu tujuan. Dengan demikian setiap pembidangan
kerja dapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlah tugas yang sejenis sebagai
bagian dari keseluruhan kegiatan yang diemban oleh kelompok kerjasama tersebut.
Pembagian atau pembidangan kerja itu harus disusun dalam suatu struktur yang kompak
dengan hubungan kerja yang jelas agar yang satu akan mampu melengkapi yang lain dalam rangka
mencapai tujuan.

C. Penyusunan Pegawai (staffing)


Fungsi staffing lebih difokuskan pada sumber daya manusia yang akan melakukan kegiatan-
kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan
pengorganisasian. Fungsi staffing sebenarnya sudah mulai digarap sejak berlangsungnya fungsi
planning dan organizing. Dalam pengorganisasian dipikirkan dan diusahakan agar sumber daya
manusia yang akan menduduki posisi tertentu dalam suatu organisasi dipilih dan diangkat yang
memilki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan posisi yang dipegangnya.

D. Pengarahan (Directing)
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan
dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Artinya, semua telah direncanakan sebelumnya hendaknya

5
dapat direalisasikan sebagaimana seharusnya. Suharsimi (1989) mengatakan ''pengarahan adalah
sebagai penjelasan, petunjuk serta pertimbangan dan bimbingan terdapat para petugas yang terlibat
baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar''.

E. Koordinasi (Coordinating)
Pengkoordinasian merupakan suatu aktivitas manajer membawa orang-orang yang terlibat
organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Orang-orang yang terlibat tersebut dijadikan
satu kesatuan yang utuh, satu team work yang solid sehingga tidak satupun diantara mereka merasa
terpisah dengan yang lain dalam melaksanakan fungsinya yang berbeda-beda sesuai dengan bidang
masing-masing.
Pengkoordinasian dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan (sekolah) dapat
dilakukan melalui berbagai cara, seperti:1) melaksanakan penjelasan singkat (briefing), 2)
mengadakan rapat kerja, memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dan 3) memberi
balikan tentang hasil suatu kegiatan.

F. Pencatatan Dan Pelaporan (Reporting And Recording)


Segala kegiatan organisasi pendidikan mulai dari perencanan hingga pengawasan bahkan
pemberian umpan balik tidaklah memiliki arti jika tidak direkam secara baik melalui pencatatan
yang benar dan tepat. Semua proses dan atau kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam
organisasi formal seperti lembaga pendidikan pada umumnya selalu dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban ini tidak dapat dilakukan jika tidak didukung dengan data-data tentang apa
yang telah, sedang dan akan dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Data-data tersebut hanya dapat
dipeoleh bila dilakukan pencatatan dan pengdokumentasian yang baik.

G. Pengawasan (Controlling)
Pengendalian manajemen menurut Stoner (1982) ialah proses melaui manajer dapat
memastikan bahwa aktivitas yang aktual sesuai dengan yang direncanakan sedangkan proses
pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi
penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan yang korektif
sebelum terlambat. Seacar umum pengawasan dikaitkan dengan dengan upaya mengendalikan,
membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Melaui pengawasan yang
efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan dan upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik. Pengawasan merupakan fungsi administratif yang mengharapkan
setiap administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan.

6
Bidang Tugas Manajemen Pendidikan
Bidang tugas manajemen pendidikan adalah bidang atau jenis tugas pokok yang harus
dikelola oleh administrator atau manajer pendidikan. Secara opersional bidang tugas ini disebut
sebagai substansi manajemen yang harud diberdayakan sedemikian rupa oleh administrator atau
manajer agar tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Bidang
tugas manajemen disekolah menyangkut berbagai aspek yang melliputi kurikulum, peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan, layanan khusus, ketatausahaan
dan kemitraan antara sekolah dengan masyarakat.

III. RINGKASAN BUKU PEMBANDING 1

B. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan


Secara umum ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam adminsitrasi pendidikan.
Ruang lingkup tersebut meliputi bidang-bidang kegiatan sebagai berikut :
1. Manajemen Administratif (Administrative Management).
Bidang kegiatan ini disebut juga management of administrastrative function yakni
kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi /
kelompok kerjasama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
2. Manajemen operatif (operative management)
Bidang kegiatan ini disebut juga management of operative function yakni kegiatan-
kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan
yang menjadi beban tugas masing-masing, setiap orang melaksanakannya dengan tepat dan
benar.
Uraian selanjutnya di bawah ini akan mengetengahkan pembahasan tentang kedua bidang
tersebut dalam kaitanya dengan pengelolaan atau pengendalian usaha kerjasama sekelompok
manusia di dalam bidang pendidikan, khususnya di lingkungan lembaga pendidikan formal.
Pembahasan mengenai bidang manajemen administratif akan meliputi tentang kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
a. Perencanaan atau planning
b. Organisasi atau organization
c. Bimbingan / Pengarahan atau direction / commanding
d. Koordinasi atau coordination

7
e. Pengawasan atau control
f. Komunikasi atau communication
Di dalam pembahasan tentang bidang manajemen operatif akan diketengahkan kegiatan-
kegiatan yang meliputi :
a. Tata Usaha
b. Perbekalan
c. Kepegawaian
d. Keuangan
e. Hubungan masyarakat
Lembaga pendidikan formal antara lain dalam bentuk sekolah sebagai organisasi / kelompok
kerjasama sejumlah orang, memerlukan kegiatan pengendalian untuk mencapai tujuannya.
Kegiatan-kegiatan itu antara lain bersifat kebijaksanaan atau penentuan policy dalam melakukan
kegiatan operatif dan kegiatan profesional.
Uraian secara satu persatu mengenai kegiatan manajemen administratif di bawah ini tidaklah
berarti kegiatan-kegiatan tersebut terpisah satu dari yang lain. Pembahasannya secara terpisah
sekedar bermaksud mempermudah cara penyajiannya yang bersifat teoritis. Dalam praktek antara
kegiatan yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan saling menunjang atau saling
melengkapi. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

A. Perencanaan atau Planning


Perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-
langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu. Di dalam bidang pendidikan berarti persiapan menyusun keputusan tentang masalah
atau pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sejumlah orang dalam rangka membantu orang lain
(terutama anak didik) untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Untuk menetapkan atau menyusun suatu keputusan berupa perencanaan sebagai kegiatan
manajemen administratif dalam semua bidang termasuk juga bidang pendidikan, pada dasarnya
harus mengikuti pola tertentu.

B. Organisasi
Kegiatan administratif manajemen tidak berakhir setelah perencanaan tersusun. Kegiatan
selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan itu secara operasional. Salah satu kegiatan
administratif manajemen dalam pelaksanaan suatu rencana disebut organisasi atau
pengorganisasian.

8
Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Langkah pertama dalam pengorganisasian diwujudkan melalui perencanaan dengan menetapkan
bidang-bidang / fungsi-fungsi yang termasuk ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan
oleh suatu kelompok kerjasama tertentu. Keseluruhan pembidangan itu sebagai suatu kesatuan
merupakan total sistem yang bergerak ke arah satu tujuan. Dengan demikian setiap pembidangan
kerja dapat ditempatkan sebagai sub sistem yang mengemban sejumlah tugas yang sejenis sebagai
bagian dari keseluruhan kegiatan yang diemban oleh kelompok kerjasama tersebut.
Pembagian atau pembidangan kerja itu harus disusun dalam suatu struktur yang kompak
dengan hubungan kerja yang jelas agar yang satu akan mampu melengkapi yang lain dalam rangka
mencapai tujuan.

C. Bimbingan / Pengarahan
Bilamana organisasi sudah berfungsi, setiap personal sudah melakukan kegiatan-kegiatan
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, maka diperlukan tindakan pemberian
bimbingan dan pengarahan sebagai salah satu kegiatan administratif manajemen. Bimbingan dan
pengarahan harus dilakukan secara kontiyu agar seluruh kegiatan selalu terarah pada pencapaian
tujuan yang telah dirumuskan.
Bimbingan (direction) berarti memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui
setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas
dari usaha mencapai tujuan. Dalam realitasnya kegiatan bimbingan dapat berbentuk sebagai berikut
:
1. Memberikan dan menjelaskan perintah
2. Memberikan petunjuk melaksanakan suatu kegiatan
3. Memberikan kesempatan meningkatan pengetahuan, ketrampilan / kecapakan dan
keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi.
4. Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan
organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing.
5. Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas tugasnya secara efisien.

Di dalam tindakan bimbingan dan pengarahan sulit untuk memisah misahkan antara kegiatan
memelihara dan menjaga dengan kegiatan memajukan dan mengembangkan organisasi, baik secara
struktural maupun fungsional. Secara teoritis perbedaan kedua kegiatan itu adalah sebagai berikut :
a. Memelihara dan menjaga secara struktural adalah bimbingan berupa kegiatan
mempergunakan personal, metode dan alat yang selalu tepat sesuai dengan jenis dan sifat

9
pekerjaan dan ditempatkan pada satuan kerja atau unit kerja yang jenjang atau rangking-
nya tepat pula.
b. Memelihara dan menjaga secara fungsional adalah bimbingan berpa kegiatan
kebijaksanan taktis (policy) yang tepat dalam mendayagunakan setiap personal dan setiap
satuan / unit kerja agar setiap pekerjaan berjalan lancar / efisien dan terarah pada tujuan
yang telah ditetapkan.
c. Memajukan dna mengembangkan secara struktural adalah kegiatan bimbingan berupa
usaha memberikan petunjuk agar setiap personal mempergunakan metode dan alat yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan zaman dan ditempat pada satuan atau unit
kerja yang jenjang atau ranking-nya tepat. Dengan demikian kecakapan dan pengetahuan
personal harus terus menerus ditingkatkan agar mampu mempergunakan metode dan alat
yang paling efektif sesuai dengan hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang mutakhir.
d. Memajukan dan mengembangkan secara fungsional adalah bimbingan berupa kegiatan
menyesuaikan kebijaksanaan

D. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah kegiatan mengatur dan membawa personal, metode, bahan, buah pikiran,
saran-saran, cita-cita dan alat-alat dalam hubungan kerja yang harmoni, saling isi mengisi, dan
saling menunjang sehingga pekerjaan berlangsung efektif dan seluruhnya terarah pada pencapaian
tujuan yang sama.
Pengelompokkan satuan kerja dimaksudkan untuk meningkatkan efisien kerja agar diperoleh
hasil yang maksimal dalam usaha mencapai tujuan. Setiap bidang atau satuan kerja harus bergerak
ke arah tujuan yang sama secara serentak. Oleh karena itu antara unit kerja yang satu dengan yang
lain tidak boleh dipisah-pisahkan secara berkotak-kotak, sehingga timbul perasaan pada para
pelaksanaannya bahwa unit kerja yang satu lebih penting dari unit kerja yang lain. Sebagai satu
kesatuan setiap unit kerja harus ditempatkan sama pentingnya, karena masing-masing memberikan
subangan dalam rangka mencapai tujuan. Salah satu diantaranya bilamana tidak berfungsi secara
baik, maka berarti tujuan tidak akan tercapai secara sempurna.

E. Kontrol dan Evaluasi


Kontrol atau pengawasan dalam administrasi berarti kegiatan mengukur tingkat efektivitas
kerja personel dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai
tujuan. Untuk itu diperlukan kegiatan pengamatan baik langsung maupun tidak langsung terhadap
berbagai aspek atau kegiatan dalam proses pencapaian tujuan.

10
Kegiatan kontrol yang dapat dievaluasi dalam kegiatan administratif manajemen akan sangat
bermanfaat untuk:
a) Memperoleh data yang setelah diolah dapat dijadikan dasar bagi usaha perbaikan kegiaatn di
masa yang akan datang
b) Memperoleh cara bekerja yang paling efisien dan efektif atau yang paling tepat dan paling
berhasil sebagai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan
c) Memperoleh data tentang hambatan-hambatan dan kesukaran-kesukaran yang dihadapi agar
dapat dikurangi atau dihindari
d) Memperoleh data yang dapat digunakan untuk meningkatkan usaha pengembangan
organisasi dan personel dalam berbagai bidang
e) Mengetahui berapa jauh tujuan telah tercapai

F. Komunikasi (Communication)
Komunikasi dalam administrasi adalah proses penyampaian informasi, ide/gagasan,
pendapat dan saran-saran guna melancarkan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dalam suasana kerja yang menyenangkan terdapat komunikasi antar individu yang efektif
sebagai kondisi yang dapat memberikan efek-efek sebagai berikut:
a) Mempermudah mendapatkan informasi yang diperlukan guna mewujudkan kerja yang
menjadi beban tugas organisasi
b) Mempermudah pelaksaan konsepsi dan tugas-tugas yang memerlukan tanggung jawab
c) Mempermudah memberikan dorongan agar setiap personel berfikir dan bekerja dengan
penuh inisiatif, kreatif dan disertai dedikasi yang tinggi
d) Memberikan kepuasan kepada setiap personel karena dapat memenuhi dorongan ingin tau
yang ada pada dirinya sesuai dengan posisi masing-masing

BAB 4 MANAJEMEN OPERATIF


A. Tata Usaha
Di lingkungan setiap lembaga pendidikan dari unit yang terendah sampai yang tertinggi
diperlukan dan diselenggarakan kegiatan tata usaha yang terarah dan tertib yaitu:
1. Penerimaan dan pencatatan murid/mahasiswa
2. Daftar hadir atau absensi
3. Dokumentasi kelas/sekolah dan laporan-laporan
4. Pengaturan proses mengajar-belajar

11
5. Agenda, arsip dan ekspedisi

B. Perbekalan
Kegiatan administrasi perbekalan berupa usaha pengadaan, pengaturan dan pemeliharaan
alat pembantu yang diperlukan dalam melakukan kegiatan pencapaian tujuan. Kebutuhan akan
peralatan tidak sama pada setiap organisasi, perbedaan itu bahkan terdapat juga pada lembaga
pendidikan yang berlainan jenisnya. Akan tetapi sulit untuk dibantah bahwa secara umum di
lingkungan pendidikan diperlukan peralatan minimal yang sama. Misalnya: mesin tulis dan mesin
hitung, kursi dan meja kerja, kertas dalam berbagai jenis dan ukuran, karbon, kapur tulis, dan papan
tulis, kursi dan bangku murid, daftar hadir guru, murid, dll. Peralatan khusus yang berbeda-beda
antara lembaga pendidikan yang satu dengan yang lain terutama karena perbedaan sifat dan
jenisnya. Misalnya antar sekolah umum dan sekolah kejuruan atau antar sekolah kejuruan yang
berbeda, masing-masing memerlukan peralatan khusus yang tidak sama sesuai dengan beban
kerjanya masing-masing dalam mewujudkan proses mengajar-belajar.

C. Kepegawaian
Di lingkungan lembaga pendidikan, tenaga kerja/pegawai dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu:
1. Tenaga teknis atau tenaga professional atau tenaga edukatif/guru/dosen/pengajar, yakni
personal pelaksana proses mengajar-belajar dan kegiatan kependidikan lainnya
2. Tenaga administratif atau tenaga non edukatif/non guru/non dosen, yakni personel yang
tidak langsung bertugas mewujudkan proses mengajar-belajar, antara lain meliputi, pegawai
tata usaha, pegawai laboratorium, keuangan, sopir, pesuruh, jaga malam, pegawai
perpustakaan, dll.

D. Keuangan
Di lingkungan suatu organisasi/lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
untuk mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dalam penyediaan dan penggunaan dana ditempuh
proses yaitu proses penyusunan anggaran (budgeting) terdiri dari fase perencanaan, fase pelaksaan,
fase bertanggung jawab.

E. Hubungan Masyarakat
Beban tugas HUMAS adalah melakukan publisitas tentang kegiatan organisasi kerja yang
patut diketahui oleh pihak luar secara luas. Kegiatannya dilakukan dengan menyebarluaskan

12
informasi dan memberikan penerangan-penerangan untuk menciptakan pemahaman yang sebaik-
baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan fungsi yang diemban organisasi
kerja tersebut termasuk juga mengenai kegiatan yang sudah, sedang dan akan dikerjakan
berdasarkan volume dan beban kerjanya.
Informasi yang disebarkan tidak boleh berlebih-lebihan sehingga bersifat propaganda
dengan maksud mendukungan simpati dan dukungan masyarakat, lebih-lebih bilamana tidak
berpijak pada data yang benar. Propaganda seperti itu hanya patut dilakukan oleh organisasi
komersil melalui iklan-iklan dengan maksud menarik para pembeli untuk memperoleh keuntungan.

IV. RINGKASAN BUKU PEMBANDING 2

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan


PENGERTIAN Manajemen pendidikan:
 Semua kegiatan yang lazim disebut dengan penataan, pengaturan, pengelolaan pendidikan.
 Kegiatan atau proses menata berbagai faktor, unsur, dan atau aspek pendidikan.
 Aplikasi prinsip, konsep, dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
 Untuk menjalankan organisasi pendidikan diperlukan manajemen pendidikan yang efektif.
 Manajemen pendidikan sebagai salah satu kegiatan di dalam sistem pendidikan

Ciri Khas Manajemen Pendidikan


1. Tujuan:
 Bermuara pada tujuan pendidikan.
 Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan
2. Proses:
 Dilandasi sifat edukatif (mendidik).
3. Orientasi:
 Berpusat pada peserta didik.
 Bermuara pada kesuksesan perkembangan peserta didik..

FUNGSI MANAJEMEN
(George Terry) (Luther Gullick) Hersey & Blanchard
1. PLANNING 1. PLANNING 1. PLANNING

13
2. ORGANIZING 2. ORGANIZING 2. ORGANIZING
3. ACTUITING 3. STAFFING 3. MOTIVATING
4. CONTROLLING 4. DIRECTING 4. CONTROLLING
5. COORDINATING
6. REPORTING
7. BUDGETING

PROSES MANAJEMEN
*Perencanaan
Proses penyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang
memperlihatkan cara pencapaian tujuan & sasaran tsb.

*Pengendalian
Proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.

*Pengorganisasian
Proses penghimpunan SDM, modal, dan peralatan - dengan cara yang paling efektif untuk mencapai
tujuan / upaya pemaduan sumber daya.

*Pengarahan
Proses penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud
efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja.

PENGERTIAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK


Personnel Administration adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.

TUJUAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK


Tujuan khusus manajemen peserta didik (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3) :
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.

14
Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta
didik.
Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

Tujuan umum manajemen Peserta Didik (Tim Aministrasi Pendidikan, 2011: 206):
*mengatur kegiatan kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang belajar
mengajar di sekolah.

Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik


 Mengacu pada peraturan yang berlaku
 Dipandang sebagai keseluruhan manajemen sekolah sehingga harus sama tujuannya
 Mengemban misi pendidikan dalam rangka mendidik peserta didik
 Kegiatan peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan keberagaman
 Harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik
 Mendorong dan memacu kemandirian peserta didik
 Fungsional bagi kehidupan peserta didik

A. Pengertian Manajemen Kependidikan


Rangkaian kegiatan menata tentang kependidikan mulai dari merencanakan, membina hingga
pemutusan hubungan kerja agar dapat menyelengarakan secara efektif dan efisien.

B. Pengertian Manajemen Sarana Pendidikan


Manajemen sarana adalah segenap proses penataan yang bersangkutan dengan pengadaan,
pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien.

15
V. PEMBAHASAN ISI BUKU

A. Kelebihan & Kekurangan Buku


Kelebihan
Ketiga buku tersebut sangat menarik untuk dibaca karena memuat berbagai informasi yang
berbeda-beda mengenai manajemen pendidikan. Ketiga buku ini sangat bermanfaat untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana manajemen dalam pendidikan apalagi
untuk calon pendidik. Ketiga buku tersebut menjelaskan secara rinci dan detail setiap babnya sesuai
dengan topik yang tertera di dalam buku tersebut. Selain itu, buku ini sangat layak dibaca untuk
calon pendidik karena buku ini membahas tentang cara ilmu manajemen dalam pendidikan. Ketiga
buku tersebut memuat beberapa contoh yang jelas sehingga pembaca lebih mengerti. Ketiga buku
tersebut juga banyak memaparkan pendapat para ahli sehingga informasi yang dituangkan dalam
buku tersebut sangat valid serta pada buku pembanding kedua menjelaskan tentang manajemen
pendidikan secara terperinci dari yang mendasar hingga ke tingkatan paling akhir.

Kelemahan
Dalam ketiga buku tersebut ada beberapa kalimat yang berbelit-belit dan terdapat nada kata-
kata asing yang sulit dipahami. Selain itu, pada buku utama dan buku pembanding 1 hanya sedikit
membahas mengenai manajemen pendidikan. Kedua buku tersebut tidak menjelaskan mengenai
tujuan dari manajemen pendidikan dan juga masih terdapat kesalahan pengetikan pada buku
pembanding 2 yang seharusnya ''keharusan'' menjadi ''keharusn''

VI. PENUTUP

16
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari ketiga buku tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
suatu sistem, manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai suatu fungsi, manajemen
sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemen sebagai kumpulan orang, manajemen sebagai kegiatan
yang terpisah, manajemen sebagai suatu profesi. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik harus
mampu memanajemen apapun termasuk pendidikan karena untuk menjadi calon pendidik yang baik
sangat dibutuhkan kemampuan manajemen yang baik juga

B. Rekomendasi
Dalam penulisan makalah Critical Book Report ini, penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Penulis berharap bahwa dibalik
ketidaksempurnaannya penulisan dan penyusunan makalah ini ini adalah ditemukan sesuatu yang
bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis maupun pembaca. Sehingga, manajemen pendidikan
bisa menjadikan patokan dan dapat diaplikasikan ketika kita melakukan proses belajar mengajar
kelak.

VII. DAFTAR PUSTAKA

17
Dr. Yasaratodo Wau, M. (2020). Profesi Pendidikan. Medan: UNIMED Press.

M.Pd, L. Y. (2016). MANAJEMEN PENDIDIKAN. Yogyakarta: UNY Press.

Nawawi, H. (1987). Administrasi Pendidikan. Jakarta: NV Sapdodadi.

18

Anda mungkin juga menyukai