Anda di halaman 1dari 5

Permasalahan Komunikasi yang terjadi dalam

PT.Freeport
Diajukan Guna Mememenuhi Tugas Mata Kuliah

Komunikasi dan Etika Profesi


Dosen: May Hana Balqis,SE,Ak, M.Si

Oleh: Kelompok
Nurdiah Br Tumanggor

Meri Indriyani Gurning

Tira Hutauruk

Dian Anggry Any

PROGRAM STUDI akuntansi (Group b)


Fakultas ekonomi
Universitas medan area (UMA)
T.A 2017
Hambatan Komunikasi
Seperti yang kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan
mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Komunikasi merupakan
keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi
dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan
dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal,
karena pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas
hubungan antara manusia atau kelompok.

Komunikasi tak luput dari permasalahan, antara lain yang paling terkenal seperti MisKom (Miss
Komunikasi). Miss komunikasi adalah Kesalahan pengertian sehingga menghasilkan respon
yang berlawanan dengan tujuan atau maksud yang diharapkan. Salah satu contoh dari miss
komunikasi adalah saat kita sedang berbicara dengan seorang teman tentang suatu topik, tapi
ternyata teman kita memberi respon tentang topik yang lain yang akhirnya malah membuat kita
bingung sendiri apa sebenarnya yang sedang kita bicarakan.

Untuk permasalahan komunikasi yang sering terjadi dalam perusahaan teknik sipil bermacam-
macam bentuknya. Ada yang bersifat internal dari perusahaan tersebut dan ada juga yang bersifat
eksternal dari perusahaan tersebut.
CONTOH KASUS

Hari Buruh, Buruh PT.Freeport Indonesia Tuntut Kenaikan dan


Kesetraan Upah dengan Mogok Kerja

Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) akan menggelar aksi demonstrasi damai pada hari
Kamis 6 Oktober 2011, di Bunderan Hotel Indonesia, sebagai dukungan penuh organisasi kami
terhadap perjuangan buruh PT Freeport Indonesia yang telah dirampas haknya. Terjadi
pelanggaran terhadap hak-hak buruh yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia selama pemogokan
berlangsung. Berbagai tindakan pelanggaran hukum berupa intimidasi, teror dan ancaman telah
dilakukan oleh pihak management PT Freeport Indonesia. Ancaman pembunuhan bahkan diterima oleh
Sdr. Sudiro, Ketua Serikat Pekerja PT. Freeport Indonesia pada tanggal 11 September 2011, sebelum aksi
mogok ini dilakukan.

Tidak hanya itu, manajemen PT Freeport Indonesia juga memaksa karyawan staf dan kontraktor kembali
ke Tembagapura untuk bekerja dengan menggunakan helicopter, melakukan sweeping ke barak untuk
mencari pekerja yang tinggal dikamar dan memaksa pekerja menandatangani surat pernyataan untuk
masuk kerja dan tidak mendukung mogok kerja.

Bukti lainnya, PT Freeport Indonesia telah menggantikan buruh yang sedang mogok kerja dengan cara
mendatangkan buruh dari Luar Papua secara besar-besaran. Buruh kontraktor (baik yang sudah bekerja
di Proyek PT FI selama ini maupun yang baru didatangkan dari luar Papua) dipaksakan untuk bekerja
selama 12 jam demi mengejar produksi yang hilang selama mogok kerja berlangsung, termasuk tidak
membayarkan upah bagi buruh yang melakukan mogok kerja dan mengancam mereka dengan PHK.
Penyebab terjadinya kasus tersebut dalam perusahaan

Analisa kasus di atas menampakkan bahwa adanya hubungan kausal yang fundamental antara
PT. Freepot dengan para karyawan berkaitan dengan komunikasi yang tidak efektif, pertukaran
dan penyebaran informasi yang tidak terkoordinir, dan tidak adanya kesamaan tujuan dalam
pencapaian kerja organisasi, pihak perusahaan yang menginginkan karyawan berkerja dan
keinginan karyawan yang bertolak belakang dengan mengadakan aksi mogok kerja.

Pertambangan emas PT Freeport-McMoran Indonesia (Freeport) bercokol di tanah Papua


mengelola tambang terbesar di dunia di berbagai negara, yang didalamnya termasuk 50%
cadangan emas di kepulauan Indonesia. Praktik perampasan tanah ulayat dan pencemaran
lingkungan ini bukan tidak diketahui pemerintah. Berbagai pelanggaran HAM dan kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh PT Freeport Indonesia tersebut bahkan berupaya ditutupi oleh pemerintah
Indonesia di masa Orde Baru. Sebagai contoh, pada tahun 1995, OPIC (Overseas Private Investment
Corporation) menyatakan PT Freeport Indonesia telah mencemari sungai di Papua dengan tailing yang
mengandung asam dan racun.

Para pejabat Indonesia di masa Orde Baru justru terlihat mendukung kepentingan PT Freeport Indonesia
daripada kondisi lingkungan di Papua. Mereka beralasan bahwa PT Freeport Indonesia merupakan
perusahaan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia karena telah menanamkan investasi besar dan
berkontribusi bagi pendapatan Negara.

PT.Freeport memberikan upah gaji yang lebih besar bagi tenaga kerja luar dari pekerja
Indonesia itu sendiri.

Adanya misscommunication antara Satpam PT. Freeport Indonesia dan Polisi dengan pengaman
dari PT Grup 4 Securicor yang mengenakan perlengkapan keamanan lengkap, pada Rabu, 21
September 2011. Satuan pengamanan bayaran tersebut yang keluar dari dalam terminal
pekerja Gorong-gorong bersitegang dengan Satpam dan Polisi yang berjaga-jaga. Menurut
Wakil Komandan Kepolisian Resor Mimika, Komisaris Polisi Mada Indra Laksanta, hanya
terjadi misscommunication. Mereka berniat membantu pengamanan tapi tidak ada komunikasi
dan koordinasi.
SOLUSI

Strategi dalam masalah Internal


Koordinasi dan mediasi. Hubungan antara elemen harus komunikatif , karena dengan
komunikasi yang efektif koordinasi antar semua elemen terkait dapat dimengerti dan tidak
terjadi misscommunication dalam perusahaan secara internal. Perusahaan juga harus mampu
membangun dan mempertahankan hubungan internal yang sangat bermanfaat antara
perusahaan dan dan karyawan. Seperti kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan yang menjadi
penyebab utama konflik, manajemen perusahaanlah yang harus mengidentifikasi masalah
tersebut melalui PR sebagai penghubung komunikasi dan menyelesaiakan dengan karyawan
agar tidak terjadi mogok kerja yang dapat merugikan perusahaan.

Strategi dalam masalah Eksternal


Kerja sama antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat merupakan kekuatan yang utuh
dalam menjaga stabilitas pencapaian tujuan PT. Freeport. Langkah yang pertama adalah
merespon apa yang diinginkan oleh masyarakat Papua dengan memberikan fasilitas-fasilitas
kenyamanan komunikasi seperti opini-opini yang disampaikan oleh masyarakat dapat
ditampung dan dicarikan solusinya agar tidak membengkak dan meledak pada saatnya, yang
dapat menghancurkan perusahaan nantinya.

Sehingga jika perusahaan responsif, maka pencitraan akan lebih mudah diterima oleh
masyarakat. Pentingnya pemerintah sebagai kontrol juga harus dapat mengendalikan
kenyamanan kedua belah pihak dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya jika semua berjalan
dengan baik maka, program-program yang dilancarkan oleh perusahaan dapat diterima semua
kalangan.

Anda mungkin juga menyukai