DISUSUN OLEH :
PANGESTU NANDA PRATAMA
SK 14.3.0439
HUMAS/FISIP
SEMESTER 4
REG. PAGI
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Budaya
Perusahaan di PT. Freeport Indonesia ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Dan juga kami berterima kasih pada selaku Dosen mata kuliah Budaya Perusahaan dan
Keluarga dan teman-teman yang telah mendukung saya dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai seluk beluk Budaya Perusahaan di PT. Freeport Indonesia.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
PT Freeport Indonesia
Merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan. PTFI menambang,
memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan
perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia.
Kami memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru
dunia. Kompleks tambang milik kami di Grasberg merupakan salah satu penghasil tunggal
tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung cadangan tembaga yang dapat diambil
yang terbesar di dunia, selain cadangan tunggal emas terbesar di dunia. Grasberg berada di
jantung suatu wilayah mineral yang sangat melimpah, di mana kegiatan eksplorasi yang
berlanjut membuka peluang untuk terus menambah cadangan kami yang berusia panjang.
Tentang Freeport-McMoRan
Freeport-McMoRan (FCX) merupakan perusahaan tambang internasional utama
dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola beragam aset
besar berusia panjang yang tersebar secara geografis di atas empat benua, dengan cadangan
signifikan terbukti dan terkira dari tembaga, emas dan molybdenum. Mulai dari pegunungan
khatulistiwa di Papua, Indonesia, hingga gurun-gurun di Barat Daya Amerika Serikat, gunung
api megah di Peru, daerah tradisional penghasil tembaga di Chile dan peluang baru
menggairahkan di Republik Demokrasi Kongo, kami berada di garis depan pemasokan logam
yang sangat dibutuhkan di dunia. Freeport-McMoRan merupakan perusahaan publik di
bidang tembaga yang terbesar di dunia, penghasil utama di dunia dari molybdenum logam
yang digunakan pada campuran logam baja berkekuatan tinggi, produk kimia, dan produksi
pelumas serta produsen besar emas. Selaku pemimpin industri, FCX telah menunjukkan
keahlian terbukti untuk teknologi maupun metode produksi menghasilkan tembaga, emas dan
molybdenum. FCX menyelenggarakan kegiatan melalui beberapa anak perusahaan utama;
PTFI, Freeport-McMoRan Corporation dan Atlantic Copper.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBHASAN
A. SEKILAS SEJARAH PT. FREEPORT INDONESIA
Pada 1959 silam, ketika terjadi pergantian kekuasan di Kuba, Freeport yang semula
bernama Freeport Sulphur tengah menghadapi masalah dan nyaris bangkrut. Sebab,
pemimpin Kuba yang baru yaitu Fidel Castro menasionalisasikan seluruh perusahaan asing di
negeri tersebut. Freeport Sulphur pun terkena imbasnya. Di tengah situasi yang tidak pasti
tersebut, pada Agustus 1959 Direktur Freeport Sulphur Forbes Wilson bertemu dengan Jan
van Gruisen, managing director dari East Borneo Company yang merupakan perusahaan
tambang di Kalimantan Timur. Dalam pertemuan tersebut, Gruisen menceritakan, dirinya
baru menemukan laporan yang ditulis Jean Jacques Dozy mengenai sebuah gunung yang
disebut "Ertsberg" atau Gunung Tembaga di Papua Nugini, Irian Barat. Laporan itu
menyebutkan bahwa di wilayah tersebut terdapat gunung yang penuh bijih tembaga. Bahkan,
kandungan bijih tembaga yang ada di sekujur tubuh Gunung Ertsberg terhampar di atas
permukaan tanah, dan tidak tersembunyi di dalam tanah. Wilson pun antusias dan langsung
melakukan survei atas Gunung Ertsberg. Dalam surveinya, Wilson dibuat terkagum-kagum
lantaran tidak hanya menemukan bijih tembaga di wilayah tersebut, namun ternyata Gunung
Ertsberg juga dipenuhi bijih emas dan perak. Freeport pun memutuskan untuk meneken
kontrak eksplorasi dengan East Borneo Company pada 1 Februari 1960. Namun, nyatanya
terjadi perubahan eskalasi politik di Indonesia, khususnya Irian Barat.
Hubungan Indonesia dan Belanda pun kembali memanas, bahkan Soekarno (Presiden
RI saat itu) justru menempatkan pasukan militernya di Irian Barat.Perjanjian kerja sama
antara East Borneo Company dan Freeport pun kembali mentah. Pemerintahan AS yang saat
itu dikuasai John F Kennedy (JFK) justru membela Indonesia, dan mengancam akan
menghentikan bantuan Marshall Plan kepada Belanda jika tetap ngotot mempertahankan Irian
Barat.
Belanda yang saat itu membutuhkan bantuan untuk membangun kembali negaranya pasca
kehancuran di Perang Dunia II, terpaksa hengkang dari Irian Barat. Para petinggi Freeport
pun geram, terlebih saat mendengar JFK justru menawarkan paket bantuan ekonomi kepada
Indonesia sebesar USD11 juta, dengan melibatkan International Monetary Fund (IMF) dan
World Bank. Perbedaan pendapat publik di Senat AS bergolak, apakah terus membantu
Indonesia sementara Partai Komunis di Indonesia tetap kuat. Kennedy pun tetap bertahan,
dan dia menyetujui paket bantuan khusus untuk Indonesia pada 19 November 1963.
Tiga hari kemudian, Soekarno kehilangan sekutu terbaik di Barat. Kennedy mati
terbunuh pada 22 November 1963. Kebijakan luar negeri AS berubah cepat setelah kematian
Kennedy. Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy secara tiba-tiba membatalkan paket
bantuan ekonomi untuk Indonesia yang telah disetujui Kennedy. Ternyata, salah seorang
dibalik keberhasilan Johnson dalam kampanye pemilihan Presiden AS 1964 adalah Augustus
C Long yang merupakan salah seorang direksi Freeport. Long juga menjadi pemimpin di
Texas Company (Texaco) serta Caltex (joint venture dengan Standard Oil of California).
Augustus C Long juga aktif di Presbysterian Hospital, New York yang merupakan salah satu
simpul pertemuan tokoh CIA. Selain itu, Long juga diyakini menjadi salah satu tokoh
perancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah
perwira Angkatan Darat (AD), termasuk Jenderal Soeharto (Presiden RI ke-2) yang
disebutnya sebagai "our local army friend". Dugaan keterlibatan Long dalam kudeta
Soekarno muncul, lantaran Soekarno pada 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak
perminyakan yang mengharuskan 60% labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia.
Caltex, sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul
oleh kebijakan ini.
Kudeta terhadap Soekarno pun benar-benar terjadi, dengan memelintir dan
menyalahartikan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966 yang dibuat Soekarno. Dalam
Supersemar, Soekarno hanya memberi mandat untuk mengatasi keadaan negara yang kacaubalau kepada Soeharto, yang diartikan justru memerintahkan Soeharto menjadi Presiden RI.
Komisi Kebijakan Publik dari Dewan Direksi Freeport-McMoRan Copper & Gold
Inc. membantu dalam memenuhi tanggung jawab/prinsip pengawasan dalam hal
Program lingkungan;
Program hubungan dengan pemerintah dan komunitas;
Kebijakan dan praktik sosial, lapangan pekerjaan, dan hak asasi manusia;
Program kesehatan dan keselamatan kerja; dan
Sumbangan amal dan derma perusahaan melalui pengembangan dan pelaksanaan
kebijakan-kebijakan yang komprehensif.
Landasan dari komitmen kami untuk menjaga integritas adalah Prinsip Perilaku Bisnis
yang kami anut. Prinsip tersebut dirancang untuk memperkuat hal-hal yang penting
dalam kehidupan berkarya sehari-hari yakni kerja keras, kejujuran, memperlakukan
orang dengan adil, dan bekerja dengan aman dan dengan etika. Komitmen kami
terhadap prinsip tersebut menjadi benang merah yang mengikat kami semua dalam
mengejar visi bersama, mulai dari manajemen senior hingga karyawan baru.
Azas Azas Sukarela Untuk Keamanan
Tujuan utama dari Voluntary Principles on Security and Human Rights
(VPSHR) adalah untuk memberikan pedoman kepada perusahaan untuk memelihara
keamanan dan keselamatan operasinya dalam kerangka operasi yang menjamin
penghargaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan hakiki manusia. VPHSR
menciptakan dasar penting sebagai bentuk kerjasama antara Pemerintah, sektor swasta
serta masyarakat madani. Sebagai penandatangan VPSHR, FCX (dan PTFI)
berkewajiban untuk mengikuti praktek etika yang berlaku di Negara tempatnya
beroperasi. Termasuk terhadap aparat keamanan yang membantu pengamanan di
wilayah kerjanya serta dalam menggunakan jasa pengamanan kontrak.
Negeri AS dan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Inggris (U.S. State Department-British
Foreign Office Voluntary Principles on Security and Human Rights). Kami berkomitmen
memastikan bahwa kegiatan kami dijalankan sesuai dengan Deklarasi Universal PBB tentang
Hak Asasi Manusia, undang-undang dan peraturan Indonesia serta budaya dari masyarakat
yang merupakan penduduk asli di wilayah operasi perusahaan. Kami mendukung Extractive
Industries Transparency Initiative (EITI / Prakarsa Transparansi Industri Ekstraksi) dengan
membuat komitmen internasional untuk mengungkapkan pendapatan dan pembayaranpembayaran kepada pemerintah. PTFI melalui Freeport- McMoRan Copper & Gold Inc. ikut
mendukung U.N. Millennium Development Goals (Sasaran Pembangunan Millenium dari
PBB) yang tengah kami evaluasi untuk diselaraskan dengan pendekatan berbasis resiko yang
kami terapkan dalam rangka pembangunan berkelanjutan
E. KEBIJAKAN OPERASI DALAM PT FREEPORT INDONESIA
Kebijakan Operasi
PT Freeport Indonesia (PTFI) berkomitmen kepada tingkat tertinggi dalam
perilaku etis dan ketaatan pada perilaku hukum dalam semua kegiatan bisnisnya.
Prinsip-prinsip Perilaku Bisnis (PBC - Principles Business Conduct) merupakan
penegasan kembali akan komitmen kami terhadap integritas. Prinsip-prinsip ini
mendefinisikan bagaimana kami bekerja dan perilaku yang diharapkan dari kami
semua.
Masing-masing pihak yang bekerja di PTFIteknisi, pengemudi truk,
akuntan, operator pabrik, eksekutif, staf pemeliharaan, asisten administrasi, manajer
keamanan, staf keamananmewakili PTFI. Setiap orang adalah wajah dari PTFI di
masyarakat setempat kami. Siapapun yang melakukan bisnis atas nama PT Freeport
Indonesia atau cabang atau afiliasinya tercakup oleh Prinsip-prinsip ini.
PTFI hanya percaya melakukan bisnis dengan pemasok, kontraktor, konsultan
dan mitra bisnis lainnya yang menunjukkan standar tinggi dalam etika perilaku bisnis.
Kami berupaya menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan
dengan mitra-mitra bisnis yang menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsipprinsip kami.
Prinsip-prinsip Perilaku Bisnis PTFI dirancang untuk menjadi alat yang bisa
digunakan oleh perusahaan. PTFI akan memastikan bahwa seluruh karyawan
membaca, memahami dan mengikuti Prinsip-prinsip tersebut dalam segala hal yang
dikerjakan. Namun, PBC tidak merinci setiap hukum atau kebijakan yang mungkin
berlaku; terdapat terlalu banyak regulasi, situasi dan hukum, untuk dibahas semuanya.
Tanggung jawab karyawan adalah mempelajari tentang persyaratan tambahan yang
berlaku untuk setiap pekerjaan. Setiap karyawan diminta untuk menghubungi manajer
HRD atau kantor HRD untuk melihat kebijakan dan prosedur yang direferensikan
dalam PBC.
Memilih karyawan (termasuk manajer tertentu, penyelia dan personel lainnya)
diperlukan untuk menjamin pemahaman dan kepatuhan mereka terhadap Prinsipprinsip Perilaku Bisnis secara tahunan. Manajer dan penyelia mendapat tanggung
jawab tambahan untuk memastikan bahwa para karyawan yang melapor pada mereka
memahami Prinsip-prinsip ini dan semua kebijakan, prosedur serta hukum yang
berlaku.
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc., perusahaan utama kami, melakukan
bisnis di banyak negara. Banyak hukum, budaya setempat dan standar sosial yang
sangat berbeda dari satu tempat dengan tempat lain. Kebijakan kami adalah untuk
tunduk pada hukum negara tempat kita beroperasi, juga untuk melakukan bisnis
sesuai dengan Prinsip-prinsip dan nilai-nilai kami. Jika budaya setempat atau praktikpraktik setempat berbeda dari standar yang tercantum dalam PBC, yang dilakukan
adalah mengikuti Prinsip-prinsip dalam PCB. Jika ada konflik yang serius dengan
harapan setempat, kami akan berkonsultasi dengan pejabat Kepatuhan yang ditunjuk
untuk menentukan cara yang tepat untuk melakukan bisnis di lokasi tersebut.
PTFI akan melatih semua karyawan dalam Prinsip-prinsip ini. Semua
karyawan baru akan menerima pelatihan seperti ini selama masa orientasi mereka di
perusahaan dan pelatihan tambahan mengenai Prinsip-prinsip akan diberikan secara
berkala.
Strategi
Menjalin dan mendorong kemitraan pembangunan yang berkelanjutan,
berpartisipasi dalam dialog penting dengan para pemangku kepentingan (stakeholder),
serta memastikan adanya efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas guna
mengoptimalkan sumber daya yang di alokasikan untuk program pengembangan
masyarakat sehingga terciptanya kemandirian dan kemampuan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka.
3. Tegakkan hak asasi manusia dan hormati budaya, adat dan nilai-nilai dalam setiap
hubungan dengan karyawan maupun pihak lain yang terkena dampak dari
kegiatan kami
4. Lakukan strategi pengelolaan risiko berdasarkan data yang sah dan ilmu
pengetahuan yang mumpuni
5. Terus tingkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan
6. Terus tingkatkan kinerja lingkungan
7. Beri sumbangan terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan
terpadu dalam perencanaan tata guna lahan
8. Permudah dan dukung rancangan yang bertanggung jawab, pemanfaatan,
pemanfaatan ulang, daur ulang, dan pembuangan dari produk-produk kami
9. Beri sumbangan terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan kelembagaan di
masyarakat di mana kami tengah melakukan kegiatan
10. Lakukan secara efektif dan transparan setiap hubungan, komunikasi, dan
pelaporan yang diverifikasi secara independen bersama pemangku kepentingan
kita
F. INFRASTRUKTUR PENDUKUNG DI PT. FREEPORT INDONESIA
Daya Listrik
Untuk memenuhi kebutuhan operasional terbangunkapasitas pembangkitan sekitar
445MW listrik (250MW kapasitas tetap) terdiri dari PLTU berbahan bakar batubara
berkapasitas 195MW di Portsite dan pembangkit diesel (terutama di pabrik
pengolahan). Jaringan distribusi memasok listrik dari PLTU menuju Pabrik
Pengolahan. Salah satu mitra kerja menyediakan jasa pemeliharaan dan pengoperasian
sarana pembangkit listrik kami.
Perkotaan & Camp
Lokasi kota utama karyawan adalah Tembagapura (berikut daerah huniannya
("suburb") Hidden Valley) di daerah dataran tinggi, dan Kuala Kencana di daerah
dataran rendah. Ada juga camp-camp di Milepost 38/39, Base Camp (dekat Bandara)
dan Ridge Camp. Lokasi kota menyediakan berbagai jasa untuk memenuhi kebutuhan
karyawan kami, mulai dari toko retail, restoran, sarana hunian, sekolah, sarana
kesehatan, perpustakaan, bank, jasa pos, sarana pelatihan, hingga sarana rekreasi.
Kedua lokasi kota tersebut dilengkapi dengan kolam renang, selain itu Kuala Kencana
dilengkapi dengan lapangan golf 18-hole.
Penerbangan
Bandara kami di Timika merupakan sentra bagi penerbangan ke/dari wilayah proyek
kami. Melalui salah satu mitra, kami menjalankan penerbangan charter untuk
mengangkut karyawan antara Papua dan kota asal mereka di bagian lain Indonesia.
Bandara tersebut juga telah menarik beberapa penerbangan komersial. Mitra kami pun
menyediakan pesawat helikopter dan dukungan sarana penerbangan lainnya dalam
rangka upaya operasional dan eksplorasi kami.
Pabrik Pengolahan Batu Gamping
Sebagai bagian dari perluasan Konsentrator #4, kami telah membangun tambang
(quarry) dan pabrik pengolahan batu gamping. Pabrik tersebut menghasilkan batu
gamping yang dikonsumsi di tambang maupun pabrik pengolahan.
Sarana Perbengkelan & Perawatan
Kami memiliki sejumlah bengkel berlokasi di wilayah proyek, mulai dari bengkel
perawatan peralatan hingga bengkel fabrikasi baja di daerah dataran rendah. Beberapa
mitra kami juga telah mendirikan sarana-sarana di daerah dataran rendah dalam
rangka mendukung usaha mereka untuk menyediakan jasa bagi kegiatan operasional
kami.
Logistik
Sebagaimana yang berlaku pada setiap kegiatan operasional berkapasitas besar, rantai
pasokan dan logistik merupakan hal yang sangat penting bagi usaha kami. Kami
mempunyai jaringan terbukti untuk memasok bahan-bahan ke Portsite - berikut
armada kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut bahan-bahan dari Portsite
menuju lokasi operasional kami di seluruh wilayah proyek. Salah satu mitra kami
lainnya menjalankan operasi logistik di lokasi dari pelabuhan kepada pengguna, selain
kegiatan perawatan tertentu untuk peralatan non tambang, perawatan jalan, dan
angkutan bus karyawan.
Jasa Boga
Mengingat jumlah orang yang berada di lokasi, maka salah satu mitra kami
menyediakan jasa boga untuk menyediakan makanan bagi pekerja kami, selain jasa
pengelolaan barak dan pembersihan.
DEWAN KOMISARIS
Richard C. Adkerson
Presiden Komisaris
Andi Mattalatta
Komisaris
Dean T. Falgoust
Komisaris
Gabrielle K. McDonald
Komisaris
Hoediatmo Hoed
Komisaris
J. Taylor Wharton
Komisaris
John G. Amato
Komisaris
Lynne M. Cooney
Komisaris
Marzuki Darusman
Komisaris
Nabiel Makarim
Komisaris
Robert D. Atkinson
Komisaris
Thom Beanal
Komisaris
Titus O. Potereyauw
Komisaris
W. Russell King
Komisaris
DEWAN DIREKSI
Brian D. Clark
Direktur
Brian L. Esser
Direktur
Clementino Lamury
Direktur
Kathleen L. Quirk
Direktur
Richard N. Mohr
Direktur
Robert C. Schroeder
Direktur
Sonny Prasetyo
Direktur
bergerak, dan TPA untuk limbah biodegradable, yang diberi lapisan dalam dan
dilengkapi sistem pengumpulan dan pengolahan lindi. PT FI telah
mengimplementasikan ketentuan pemerintah yang terbaru tentang limbah cair
domestik yang berdampak pada ke sepuluh instalasi pengolahan limbah milik
PT FI. Mutu limbah cair dari seluruh instalasi pengolahan limbah cair dipantau
secara berkala untuk parameter pH (kadar alkali), BOD (biological oxygen
demand), TSS (total suspended solids/total padatan tersuspensi) serta minyak
dan lemak sesuai baku mutu.
Limbah, termasuk limbah berbahaya (B3) dalam jumlah kecil, dipilahpilah pada titik pengumpulan asal. Pengumpulan, pengemasan, dan
penyimpanan limbah B3 yang dihasilkan dari pekerjaan uji coba terhadap
sampel bijih, laboratorium analitis, dan proses-proses lainnya dikelola dengan
menaati ketentuan Pemerintah Indonesia. Limbah B3 dipilah dan disimpan di
gudang-gudang khusus hingga pada saatnya dikirim ke instalasi pembuangan
limbah berbahaya lainnya di Indonesia yang telah disetujui. Limbah medis
dipilah dari limbah lainnya dan ditempatkan di dalam wadah khusus untuk
pemusnahan akhir pada instalasi insinerator limbah medis bersuhu tinggi yang
sudah ada izinnya dan berada di lokasi.
Penutupan Tambang
PT Freeport Indonesia mempunyai rencana penutupan tambang yang
merupakan analisa dan strategi terbaru untuk pengelolaan penutupan. Adapun
strategi penutupan yang dianut PT Freeport Indonesia secara keseluruhan
adalah mengidentifikasi, memantau dan mengurangi dampak, baik terhadap
lingkungan maupun sosial, melalui program-program pengelolaan yang tengah
berjalan selama tahapan operasional. Hal ini guna menjamin agar proses
decommissioning (penutupan kegiatan dan sarana), reklamasi dan kegiatan
pemantauan lingkungan yang diperlukan pada saat penutupan dan bahwa
selama tahapan pasca penutupan, seluruh kegiatan dapat dikelola dengan
efektif; dampak penutupan tambang terhadap ekonomi dan masyarakat
setempat dapat dikelola dengan baik, dan serah-terima setiap aset yang tersisa,
berikut pengalihan tanggung jawab atas kawasan tambang tersebut kepada
pemerintah Indonesia dapat berjalan lancar dan efisien.
Reklamasi dan Penghijauan Kembali
lokal seperti casuarina dan matoa; tanaman pertanian seperti nanas, melon, dan
pisang; serta sayur mayur dan bijih-bijihan seperti cabai, ketimun, tomat, padi,
buncis dan labu. Sejumlah besar spesies tanaman pangan dan buah-buahan
tersebut berhasil dipanen pada tahun 2005.
Pemantauan Lingkungan
Program jangka panjang pemantauan lingkungan hidup PT FI
mengevaluasi potensi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan,
dengan secara rutin mengukur mutu air, biologi, hidrologi, sedimen, mutu
udara dan meteorologi di dalam wilayah kegiatan. Pada tahun 2005, program
pemantauan secara keseluruhan tersebut mencakup pengumpulan hampir
7.500 sampel lingkungan hidup dan pelaksanaan lebih 52.000 analisa secara
terpisah terhadap sampel-sampel tersebut, termasuk biologi akuatik, jaringan
akuatik, jaringan tumbuhan, air tambang, air permukaan, air tanah, air limbah
sanitasi, sedimen sungai, dan tailing.
PT FI tidak menggunakan merkuri ataupun sianida dalam setiap proses
yang dilakukannya, melainkan menggunakan suatu proses flotasi yang
memisahkan secara fisik mineral yang mengandung tembaga dan emas dari
bijih. Pemantauan komprehensif yang dilakukan selama bertahun-tahun tetap
menunjukkan tidak ditemukannya tingkatan merkuri, arsenik ataupun sianida
yang berarti di dalam air, sedimen, ikan atau tumbuh-tumbuhan pada wilayah
kegiatan PT FI.
Audit Lingkungan
alam Kebijakan Lingkungan yang dianut PT FI dimana memiliki komitmen
agar perusahaan melakukan audit internal maupun eksternal terhadap
lingkungan secara berkala guna mengevaluasi kepatuhan, sistem pengelolaan
dan praktik-praktik kegiatan terhadap lingkungan. Audit lingkungan yang
dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI) menghasilkan informasi bagi para
manajer tentang kinerja lingkungan saat ini serta membantu mengidentifikasi
peluang-peluang perbaikan. PT FI menanggapi hasil audit-audit tersebut
dengan rencana kerja untuk mengimplementasikan usulan yang diajukan oleh
para auditor. Pada tahun 2005 telah dilakukan tiga audit terhadap lingkungan,
antara lain :
Perwakilan dari Crescent Technology Inc. yang mewakili Dewan
Direksi dan pimpinan senior Freeport-McMoran Copper & Gold Inc.
melakukan audit terhadap kegiatan PT FI sebagai bagian dari program
tahunan audit internal perusahaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa PT.Freeport Indonesia
memiliki budaya perusahaan yang sangat kuat. Dengan mewajibkan semua yang
berhubungan dengannya harus menjunjung tinggi visi dan misi perusahaan serta prinsipprinsip yang ada dalam perusahaan. PT. Freeport Indonesia juga memberlakukan para
pekerjanya dan masyarakat sekitar dengan baik dengan memberikan jaminan-jaminan
tertentu. Dalam hal utuk melestarikan lingkungan untuk mengimbangi aktivitas
pertambangan yang dilakukan PT. Freeport Indonesia melakukan beberapa tindakan
nyata,misalnya mengolah limbahnya agar tidak mencemari lingkungan,melakukan
penghijauan/penanaman kembali pada lahan bekas tambang yang sudah tidak terpakai,dll
DAFTAR PUSTAKA
http://ekbis.sindonews.com/read/961702/39/awal-mula-freeport-keruk-emas-di-indonesia1423384804/2
https://zyanti.wordpress.com/2009/03/24/pengelolaan-lingkungan-pt-freeport-indonesia-pt-fi/
http://ptfi.co.id