KELAS: XI MIPA 2
2023
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH MEDIASI DAN
REKONSILIASI”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan dan pihak-pihak yang telah menyediakan sumber informasi untuk
makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi pembaca
umumnya. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kiranya kita semua menjadi orang yang taat kepada Allah dan Firman
Tuhan.
1
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………….3
BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………………………….4
BAB II : PENUTUP……………………………………………………………………………13
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Bahasa Indonesia (KBBI), rekonsiliasi adalah suatu perbuatan untuk memulihkan
hubungan persahabatan pada keadaan semula, definisi lain yaitu suatu perbuatan untuk
menyelesaikan perbedaan. Dalam buku ‘Manajemen Konflik Sumber Daya Alam’,
rekonsiliasi adalah cara menangani konflik memakai metode berunding secara damai
melalui institusi atau pranata sosial. Cara lain rekonsiliasi melalui pemberian ganti rugi
atau pemaafan. Jadi, dalam kata rekonsiliasi terkandung makna perbaikan kembali suatu
hubungan yang telah rusak. Rekonsiliasi tidak hanya sekedar menyangkut suatu
perjanjian kontrak, tetapi lebih kepada hubungan.
5
5. Prinsip solusi yang unik atau a unique solution. Bahwa solusi yang dihasilkan
mungkin akan lebih banyak mengikuti keinginan para pihak, yang terkait erat
dengan konsep perberdayaan masing-masing pihak.
C. Manfaat Mediasi
Penyelesaian konflik melalui jalur mediasi sangat dirasakan manfaatnya, karena
para pihak telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri konflik mereka secara adi dan
saling menguntungkan. Bahkan dalam mediasi yang gagal pun, dimana para pihak belum
mencapai kesepekatan, sebenarnya juga telah merasakan manfaatnya. Kesediaan para
pihak bertemu di dalam proses mediasi, paling tidak telah mampu mengklarifikasi akar
konflik dan mempersempit perselisihan diantara mereka. Hal ini menunjukkan adanya
keinginan para pihak untuk menyelesaikan konflik, dan dapat memutuskan penyelesaian
seperti apa yang dapat mereka terima daripada mengejar hal-hal yang tidak jelas.
Dasar dari penyelesaian konflik adalah keinginan dan itikad baik dari para pihak
dalam mengakhiri konflik mereka. Keinginan dan itikad baik ini terkadang memerlukan
bantuan dari pihak ketiga dalam perwujudannya. Mediasi merupakan salah satu bentuk
penyelesaian konflik yang melibatkan pihak ketiga, yang memiliki sejumlah manfaat
antara lain:
1. Mediasi diharapkan dapat menyelesaikan konflik secara cepat
2. Mediasi akan memfokuskan perhatian para pihak pada kepentingan mereka
secara nyata dan pada kebutuhan emosi atau psikologis mereka
3. Mediasi memberikan kesempatan para pihak untuk berpartisipasi secara
langsung dan secara informal dalam menyelesaikan perselisihan mereka
4. Mediasi memberikan kemampuan para pihak untuk melakukan kontrol
terhadap proses dan hasilnya
5. Mediasi memberikan hasil yang permanen dan akan mampu menciptakan
saling pengertian yang lebih baik diantara para pihak yang berkonflik karena
mereka sendiri yang memutuskan
6. Mediasi mampu menghilangkan konflik atau permusuhan yang hampir selalu
mengiringi setiap keputusan
6
D. Peran Mediasi dalam Rekonsiliasi
Lebih lanjut untuk mengadakan rekonsiliasi, rekonsiliasi terwujud bila pihak yang
bertikai beritikad baik ingin menyelesaikan masalah. Keinginan menyelesaikan masalah
ini terkadang memerlukan pihak ketiga sebagai penegah antar pihak-pihak yang
berselisih. Sejak awal sudah dijelaskan kepada pihak yang bertikai bahwa tujuan dari
rekonsiliasi adalah membuat segala sesuatu berjalan sebaik mungkin bagi pihak-pihak
yang bertikai dengan cara sejujur mungkin, seseimbang mungkin dan seadil mungkin.
1. Ketidakberpihakan
Orang-orang yang melalkukan intervensi (pihak ketiga) sebaiknya tidak
berpihak oleh semua pihak yang terlibat. Dalam kenyataan hampir tidak
ditemukan ada pihak ketiga yang benar-benar netral.
2. Akses
Mereka yang melakukan intervensi ini sebaiknya orang-orang yang memiliki
akses kepada pemimpin dari kedua belah pihak.
3. Kecocokan
Kelompok yang melakukan intervensi seharusnya merupakan orang yang
cocok dengan kedua pihak.
4. Kecakapan
Untuk intervensi dibutuhkan orang yang memiliki kecapakan untuk
menciptakan kemudahan dalam pertemuan dan benar benar paham mengenai
masalah pihak yang berkonflik.
5. Identitas
Kelompok yang melakukan intervensi sebaiknya merupakan kelompok yang
mempunyai nama atau lembaga yang diterima oleh semua pihak yang
berkonflik
6. Waktu dan Komitmen
Pihak yang melakukan itervensi harus memiliki komitmen untuk menmpuh
proses yang panjang dan melelahkan
7
1. Membangun hubungan dengan pihak-pihak yang terlibat
2. Berinteraksi dengan pihak-pihak yang terlibat untuk mengenal situasi
3. Mengurangi kekerasam
4. Memperbaiki komunikasi
Mengenai tahapan dan proses dalam mediasi, belum terdapat keseragaman dan
pedoman yang baku di antara para sarjana dan praktisi mediasi. Pada umumnya, para sarjana
atau praktisi mediasi, mengemukakan tahapan proses mediasi berdasarkan pengalaman
mereka menjadi mediator. Berikut ini akan dikemukaan beberapa pendapat mengenai
tahapan mediasi. Ada beberapa tahapan mediasi yang dibagi Riskin dan Westbrook kedalam
lima tahap, yaitu:
8
10. Proses tawar-menawar akhir
11. Mencapai penyelesaian formal
Jika mediasi menghasilkan kesepakatan, maka para pihak dengan bantuan mediator
wajib merumuskan secara tertulis kesepakatan yang ditanda tangani oleh para pihak.
Kesepakatan tersebut memuat antara lain:
Uraian diatas digunakan untuk menyusun sejumlah kesepakatan tertulis sebagai hasil
dari proses mediasi, baik mediasi yang terdapat di pengadilan maupun diluar pengadilan.
Bagi mediasi yang dilakukan di pengadilan harus memuat klausul yang terakhir yaitu
“pencabutan perkara atau pernyataan perkara telah selesai”. Adapun kekuatan putusan
perdamaian ini sama dengan putusan biasa. Dan dapat dilaksanakan seperti putusan-putusan
lainnya.
1. Pengakukan
2. Permintaan maaf
9
3. Basis mormal bersama
4. Komitmen
5. Tindakan penyembuhan untuk psikologi
6. Perbaikan atas kerusakan (reparasi)
7. Pelembagaan kerja sama
Syarat rekonsiliasi ini berfungsi menumbuhkan perbaikan relasi, untuk pihak konflik.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan proses rekonsiliasi yang dijabarkan oleh
Heffelower adalah sebagai berikut.
1. Mengakui adanya kesalahan dan luka hati (membangun kesadaran akan adanya
ketidaksepahaman)
Melihat langkah pertama ini, fungsi dari pihak ketiga atau bisa disebut mediator
memiliki kesamaan dengan apa yang disebut coser dengan “katub penyelamat”.
Katub penyelamat ini dapat berupa lembaga yang berfungsi sebagai tempat
penyaluran keluhan-keluhan. Sebagai tempat melupakan permusuhan secara
terarah
2. Memulihkan keseimbangan
Langkah ini dilakukan dengan meminta masing-masing pihak untuk
mengungkapkan apa yang dibutuhkan agar hubungan dapat dipulihkan
3. Menjelaskan niat untuk masa depan
Langkah yang ketiga ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada masing-
masing pihak mengenai apa yang perlu dilakukan agar konflik tidak akan terjadi
lagi di masa yang akan datang.
4. Membuat rangkuman dan menuliskan hasil persetujuan
Untuk melaksanakan langkah ini yang perlu ditanyakan kepada pihak-pihak yang
bertikai, yaitu: Apakah hal-hal yang tidak seimbang disadari oleh kedua pihak?
Apakah persetujuan cukup jelas sehingga perselisihan yang sama tidak akan
terulang lagi? Apakah persetujuan telah memuat penghargaan, membangun rasa
simpati satu sama lain, dapat dipahami dan mempunyai landasan yang jelas dan
dapat diterima oleh semua pihak.
5. Menandatangani, merayakan dan kemudian menindaklanjuti
10
Rekonsiliasi dapat berhubungan dengan setiap cara untuk mengatasi keterasingan
secara terpisah atau bersama-sama. Rekonsiliasi biasa mengambil tempat dalam urutan atau
sebagai sebuah proses-perjalanan yang membutuhkan kesadaran masa lalu, sekarang dan
langkah-langkah untuk masa depan. De Gruchy menyatakan bahwa rekonsiliasi harus
dilakukan melalui identias: memahami identitas seseorang dalam kaitannya dengan identitas
umum “yang lain” dan menemukan identitas baru.
Indonesia, pernah berperan sebagai mediator untuk konflik antara kamboja dan
Vietnam yang terlibat perang. Sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, ketika itu
Indonesia menjadi penengah konflik melalui Jakarta Informal Meeting pada tahun 1987 dan
1989 yang membuahkan hasil gencatan senjata serta diturukannya pasukan perdamaian PBB.
Konflik di Vietnam-Kamboja benar-benar selesai ketika para pihak menandatangani
Perjanjian Paris pada 23 Oktober 1991. Isi perjanjian ini pada intinya adalah para pihak yang
bersengketa sepakat buat menyelesaikan konflik ini secara menyeluruh.
11
2.3 DAMPAK MEDIASI DAN REKONSILIASI
Dampak mediasi memiliki sisi positif. Menurut Bindshedler, mediasi mempunyai sisi
postif sebagai berikut:
Keuntungan yang lain adalah terbukanya kesempatan untuk menelaah lebih dalam
masalah-masalah yang merupakan dasar dari suatu konflik. Terkadang dalam menyikapi
suatu masalah, para pihak yang berkonflik belum mengkaji secara mendalam mengenai
pokok masalah yang ada. Dalam proses mediasi penting bagi pihak yang berkonflik
untuk saling mempercayai bahwa semua pihak akan melaksanakan hasil putusan mediasi
dengan baik sehingga dapat dihindari rasa bermusuhan dan dendam.
Sedangkan dampak negatif dari mediasi adalah bisa saja mediator lebih memihak
kepada salah satu pihak. Selain itu kelemahan dari proses mediasi adalah waktu yang
dibutuhkan sangat lama karena harus mempertemukan kedua pihak dan kepentingan-
kepentingan yang saling bertentangan dan dari pertentangan-pertentangan tersebut harus
dirumuskan sebuah kesepakatan. Tercapai atau tidaknya kesepakatan sangat tergantung
dari itikad baik para pihak untuk menyelesaikan konflik dalam proses mediasi. Jika tidak
ada itikad baik dalam proses mediasi dari kebua belah pihak, kesepakatan tidak akan
pernah tercapai dan konflik pun tidak dapat terselesaikan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mediasi merupakan penyelesaian suatu konflik melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Sedangkan
rekonsiliasi adalah suatu perbuatan untuk memulihkan hubungan persahabatan pada
keadaan semula. Mediasi dan rekonsiliasi ini berhubungan karena rekonsiliasi bisa
terwujud bila pihak yang bertikai beritikad baik ingin menyelesaikan masalah. Keinginan
menyelesaikan masalah tersebut terkadang memerlukan pihak ketiga sebagai penegah
antar pihak-pihak yang berselisih. Jadi proses rekonsiliasi juga memerlukan sebuah
mediasi agar konflik antar pihak bisa diluruskan.
Kemudian tujuan dari adanya mediasi adalah guna menghasilkan kesepakatan
bersama antar pihak, sehingga pandangan antar pihak menjadi sepaham dan tercapainya
sebuah perdamaian. Rekonsiliasi merupakan wujud dari perdamaian antar pihak yang
berkonflik, tujuan rekonsiliasi sendiri untuk memperbaiki hubungan pihak yang
berkonflik menjadi hubungan yang baru.
Proses mediasi sendiri perlu seorang mediator yang harus bersikap netral dan tidak
memihak pihak mana pun serta kehadirannya diterima oleh pihak-pihak yang bertikai.
Mediasi akan lancar bila atas keinginan dan kemauan masing masing pihak bertikai yang
ingin menemukan jalan keluar dari konflik mereka. Dan hasil akhir dari mediasi ada di
tangan oleh pihak pihak yang bertikai. proses mediasi harus dilakukan secara rahasia,
menggunakan pendekatan komunikasi dan penyelesaiannya didasarkan atas kesepakatan
para pihak.
Dan dalam proses rekonsiliasi, harus ada unsur mengakui adanya kesalahan atau luka
hati dari salah atau antar pihak yang bertikai, kemudian masing-masing pihak harus
mengungkapan apa yang dibutuhkan agar hubungan dapat dipulihkan, lalu para pihak
yang bertikai harus menyatakan niat masa depan mereka agar konflik yang terjadi tidak
terulang kembali dan yang terakhir para pihak pun bersepakat berdamai dan menjalankan
kesepakatannya
Dampak dari mediasi dan rekonsiliasi ini berdampak positif bagi mereka yang
berkonflik, dengan adanya mediasi pihak yang berkonflik bisa meluruskan pertikaian
mereka dengan bantuan orang ketiga demi mencapai jalan keluar konflik mereka, setelah
jalan keluar ditemukan para pihak yang berkonflik akan secara tidak langsung mengalami
proses rekonsiliasi karena mereka akan menjalankan hasil dari kesepakatan yang telah
mereka sepakati bersama. Suatu konflik bisa diselesaikan dengan dibantunya pihak yang
ketiga. Adapun konflik ada banyak pilihan penyelesaiannya, Rekonsiliasi adalah salah
13
satu cara dan mediasi adalah salah satu prosesnya. Rekonsiliasi hanya dapat terwujud
jika ada pihak yang mengakui kesalahannya dan meminta maaf, sebaliknya pihak lainnya
memberi maaf. Sehingga terwujud suatu keseimbangan dan kesepahaman.
3.2 SARAN
Jika suatu masalah tidak dapat diselesaikan secara langsung, maka diperlukan
seseorang yang merupakan pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan masalah. Jangan
sungkan untuk mengungkapkan apa yang dipermasalahkan dan apa yang dinginkan,
meminta maaf dan menerima maaf adalah kunci untuk memperbaiki hubungan dan
menyelesaikan sebuah masalah, dengan adanya mediasi pihak yang bertikai bisa
menyelaraskan apa yang mereka inginkan. Kunci utama dari suatu penyelesaian konflik
adalah sebuah komunikasi dan kunci utama suatu hubungan yang rusak adalah mengakui
kesalahan dan memaafkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
- https://sugalilawyer.com/pengertian-mediasi/
- https://www.rumah.com/panduan-properti/mediasi-adalah
75940https://www.rumah.com/panduan-properti/mediasi-adalah-75940
- https://www.merdeka.com/trending/rekonsiliasi-adalah-bentuk-pemecahan-konflik-
ketahui-prinsip-hingga-syaratnya-kln.html?page=5
- https://katadata.co.id/amp/agung/berita/624bd5c84d349/pengertian-rekonsiliasi-syarat-
prinsip-dan-contohnya-di-indonesia
- https://media.neliti.com/media/publications/872-ID-mediasi-merupakan-salah-satu-alternatif-
penyelesaia-masalah-dalam-sengketa-perd.pdf
- http://ac.id/3625/2/1HK09827.pdf
- https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10521/2/T2_752014011_BAB11.pdf
15