Anda di halaman 1dari 10

KONSULTASI

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penyelesaian Sengketa
Non Litigasi Hukum Tata Negara (Siyasah Syar’iyyah)
Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone

Oleh:
Kelompok 5

NURISHAN
NIM. 742352020057

LUTVIA SARI
NIM. 742352020058

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA SIYASAH SYAR’IYYAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِ يْم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ِ‫ِبس ِْم هللا‬
Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah dengan judul “Konsultasi” ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta Salam kita kirimkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw.
Yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan (jahiliyah) ke alam yang
penuh dengan penerangan.

Ucapan terimakasih tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar makalah ini
mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para Pembaca serta
bagi Penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Watampone, 16 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

C. Tujuan Makalah ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian Konsultasi ......................................................................... 3

B. Komponen Konsultasi ........................................................................ 4

C. Contoh Kasus Penyelesaian Sengketa Non Litigasi ............................. 4

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 6

A. Kesimpulan ........................................................................................ 6

B. Saran .................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sengketa adalah kondisi dimana ada pihak yang merasa dirugikan

oleh pihak lain, yang kemudian pihak tersebut menyampaikan

ketidakpuasan tersebut kepada pihak kedua. Dalam konteks hukum,

khususnya hukum kontrak, yang dimaksud dengan sengketa adalah

perselisihan yang terjadi antara pihak karena adanya pelanggaran terhadap

kesepakatan yang telah dituangkan dalam suatu kontrak, baik sebagian


maupun keseluruhan. Sehingga dengan kata lain telah terjadi wanprestasi

oleh pihak pihak atau salah satu pihak, karena tidak dipenuhinya

kewajiban yang harus dilakukan atau dipenuhi namun kurang atau

berlebihan yang akhirnya mengakibatkan pihak satunya dirugikan. 1

Sengketa yang timbul antara pihak harus diselesaikan agar tidak

menimbulkan perselisihan yang berkepanjangan dan agar memberikan

keadilan dan kepastian hukum bagi para pihak. Secara garis besar bentuk

penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu jalur litigasi

maupun jalur non litigasi.

Penyelesaian sengketa melalu jalur non litigasi (di luar pengadilan)

yang biasa disebut dengan Alternative Dispute Resolution (ADR) di

Amerika, di Indonesia biasa disebut dengan Alternatif Penyelesaian

Sengketa selanjutnya disebut (APS). Penyelesaian sengketa di luar

pengadilan pada umumnya menggunakan cara cara yang berbeda. Salah

satu caranya yaitu dengan melalui konsultasi.

1
Nurnaningsih Amriani, “Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 12.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud konsultasi?

2. Bagaimana proses konsultasi?

3. Bagaimana contoh kasus penyelesaian sengketa non litigasi melalui

konsultasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian konsultasi.

2. Untuk mengetahui proses konsultasi.

3. Untuk mengetahui contoh kasus penyelesaian sengketa non litigasi

melalui konsultasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsultasi

Dalam Black’s Law Dictionary dapat kita ketahui bahwa yang

dimaksud dengan konsultasi adalah:

“act of consuling or conferring; e.g. patient with doctor, client

with lawyer. Deliberation of persons on some subject”.

Dari rumusan tersebut dapat dikteahui bahwa pada pinsipnya

konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara satu


pihak tertentu yang disebut dengan klien dengan satu pihak lain yang

merupakan pihak konsultan yang memberikan pendapatnya kepada klien

tersebut untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya tersebut.

Klien dapat menggunakan pendapat yang telah diberikan ataupun memilih

untuk tidak menggunakan adalah bebas, karena tidak terdapat rumusan

yang menyatakan sifat “keterikatan” atau “kewajiban” dalam melakukan

konsultasi. 2

Hal ini berarti konsultasi sebagai bentuk pranata APS, peran dari

konsultan dalam menyeleaikan sengketa atau perselisihan hanyalah sebatas

memberikan pendapat (hukum) saja sebagaimana permintaan klien.

Selanjutnya mengenai keputusan penyelesaian sengketa akan diambil

sendiri oleh para pihak yang bersengketa, maskipun adakalanya pihak

konsultan juga diberikan kesempatan untuk merumuskan bentuk-bentuk

penyelesaian sengketa yang dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa

tersebut.

2
Sri Hajati, Sri Winarsi, dkk. ”Buku Ajar Politk Hukum Pertanahan”. (Surabaya:
Airlangga University Press), h. 429.

3
B. Proses Konsultasi

Proses konsultasi meliputi:

1. Provision, artinya konsultan memberikan layanan langsung kepada

konsultee yang tidak memiliki waktu ataupun keterampilan dalam

menyelesaikan masalahnya. Konsultan memberikan solusi dan

konsultee bebas menentukan cara menyelesaikan masalahnya.

2. Prescription, artinya konsultan memberikan nasehat kepada konsultee.

3. Mediation, artinya konsultan berperan sebagai mediator dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh konsultee.


4. Collaboration, artinya konsultan bersama dengan konsultee

menyelesaikan masalah yang dihadapi.

C. Contoh Kasus Penyelesaian Sengketa Non Litigasi melalui Konsultasi

Arief Budiman adalah pengusaha besi muda yang baru merintis

usahanya di sebuah kota Pekalongan, dia merintis usahanya karena

bantuan dari kakak iparnya yang sudah menjadi pengusaha Besi sukses di
kotanya di Tegal. Saudara iparnya membuka cabang usahanya di Kota

Pekalongan, ia mempercayakannya pada Arief agar bisa berkembang

menjadi bisnis keluarga.

Pada tanggal 3 Maret 2014 dilakukannya transaksi pembelian oleh

pelanggan Sutrisno 3 jenis barang dengan totalin Rp. 28.428.800, (dua

puluh delapan juta empat ratus dua pulu delapan ribu delapan ratus rupiah)

dan dengan catatan dibayar 3 minggu setelah pembuatan nota

ditandatangani juga oleh pihak penjual dan pembeli namun tidak di atas

materai. Pada saat jatuh tempo pembayaran, pembeli tidak dapat melunasi

dan belum ada itikad baik sampai saat ini.\

4
Dalam hal ini pihak penjual pun merasa dirugikan dan merasa

bingung akan penyelesaian dari masalah tersebut. Karena itu pihak penjual

melakukan konsultasi kepada konsultan hukum untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapinya dengan pihak pembeli. Alhasil untuk

penyelesaian kasus pembayaran hutang jatuh tempo diatas diberikan

perpanjangan waktu untuk pelunasan hutang paling lambat sampai 3 bulan

dihitung dari penagihan hutang pertama. Dan apabila pada bulan yang

sudah ditetapkan pihak pembeli tetap tidak ada itikad baik untuk pelunasan

maka penyelesaian kasus akan dibawa ke jalur pengadilan namun apabila


sudah mmpunyai itikad baik untuk menyicil (membayar) maka masalah

tersebut bisa diselesaikan dan damai.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara

satu pihak tertentu yang disebut dengan klien dengan satu pihak lain yang

merupkakan pihak konsultan yang memberikan pendapatnya kepada klien

tersebut untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya tersebut.

Proses konsultasi meliputi: provision, prescription, mediation dan

collaboration.
B. Saran

Demikian makalah ini yang dapat kami susun, apabila terdapat

kesalahan baik beupa sistematika penulisan maupun isi makalah, kami

mengharapkan kritik dan saran sebagai pembangun. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca umunya dan penyusun/penulis

khususnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Armiani, Nurnaningsih, Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di

Pengadilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012.

Sri Hajati dan Sri Winarsi, Buku Ajar Politk Hukum Pertanahan. Surabaya:

Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai