Makalah
Oleh
Durrotun Nafisah
NIM: 200201210005
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadiran Allah SWT dimana pada mata kuliah Mediasi dan
Advokasi dapat terselesainya tugas makalah dengan judul Bentuk-Bentuk Pilihan
Penyelesaian Sengketa: Negoisasi, Mediasi, Konsiliasi dan Arbitrase. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi agung Muhammad SAW yang
telah merubah dari zaman kegelapan menjadi terang benerang.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam ruang lingkup mahasiswa dan dosen agar dapat dikaji lebih
mendalam sehingga muncullah suatu nama disiplin ilmu agar mahasiswa mudah untuk
memahaminya.
Cukup sekian semoga ada manfaatnya dan menjadikan sumber referensi bagi
pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pasuruan, 14 April 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3
A. Pengertian Penyelesaian Non Litigasi ............................................................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Diakses pada tanggal 14 April 2021.
1
pihak tidak merasa dirugikan atau yang biasa disebut dengan win-win solution baik melalui
negoisasi, mediasi, konsiliasi, maupun arbitrase.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyelesaian sengketa non litigasi muncul pertama kali di Amerika Serikat sebagai
bentuk ketidakpuasan terhadap lembaga pengadilan. Persoalan tersebut bersumber pada
persoalan seperti waktu yang dibutuhkan sangat lama dan biaya yang sangat mahal serta
diragukannya kemampuan untuk menyelesaikan kasus-kasus yang bersifat rumit dengan
memuaskan.2
2
Herniati dan Sri Iin Hartini, Sengketa Bisnis dan Proses Penyelesaiannya Melalui Jalur Non Litigasi
(Surabaya:Media Sahabat Cendekia, 2019), 1.
3
B. Bentuk-bentuk penyelesain sengketa Non Litigasi
1. Negoisasi
Negoisasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata to negotiating yang artinya
merundingkan atau membicarakan kemungkinan tentang suatu kondisi atau menawar. Kata
negoisasi memiliki kata turunan negotiation yang berarti discussion in order to come to an
agreement. Artinya menunjukkan suatu proses atau aktivitas untuk merundingkan atau
membicarakan sesuatu untuk mendapatkan kesepakatan. Turunan kata lainnya dari negoisasi
adalah negotiable yang artinya dapat dirundingkan, dapat dibicarakan, atau diapat ditawar.3
Negosiasi sendiri tidak disebutkan secara terperinci dalam Undang-Undang No.30 Tahun
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Akan tetapi dari pengertian
diatas dapat diketahui bahwa negosiasi dilakukan oleh para pihak saja tanpa melibatkan
pihak ketiga.
Tim Hendle dalam bukunya “Negotiating Skill” mengatakan “negosiasi yang baik
adalah usaha 2 (dua) orang (para pihak) untuk mencapai penyelesaian yang dapat diterima
bersama, tidak menghasilkan pemenang dan pecundang”. Inti dari negosiasi adalah tawar-
menawar antara para pihak. Negosiasi terjadai apabila orang lain memiliki apa yang kita
inginkan dan kita bersedia menukarnya dengan apa yang diinginkan mereka.4
Menurut Candra Irawan, ada dua cara pandang orang atau negosiator dalam
melakukan proses negosiasi yaitu:
1) Cara pandang pertama disebut pendirian agresif moderat, yaitu ketika negosiator
berusaha mendayagunakan seluruh kekuatan (power) yang di milki untuk keuntungan
yang sebesar-besarnya dari pihak lawan tanpa mempertimbangkan posisi dan kondisi
pihak lawan.
3
Asti Musman, Sukses Negoisasi dengan Siapa Saja Kapan Saja dan Dimana Saja, (Yogyakarta:Anak Hebat
Indonesia, 2020), 2.
4
I Nyoman Darmadha, “Teknik Negosiasi Perselisihan Hubungan Industrial”, 5
4
2) Cara pandang kedua disebut sama-sama menang (win-win position) yaitu masing-
masing pihak berusaha mempertemukan kepentingan yang berbeda untuk memunculkan
pemecahan yang sama-sama menyenangkan dan menguntungkan. Artinya terbaik bagi
pihak kita juga merupakan yang terbaik bagi pihak lawan.5
1) The Nibble adalah metode negosiasi yang menyampaikan pernyataan kecil yang tidak
pernah dibahas sebelumnya sesaat sebelum kesepakatan. Metode ini mengambil
keuntungan dari pihak yang sudah ingin membuat kesepakatan
2) Snow Job adalah metode negosiasi dimana negosiator memberikan banyak informasi
kepada pihak lain sehingga pihak tersebut kesulitan dalam menentukan mana fakta
yang penting dan mana fakta yang dialihkan. Negosiator mungkin juga menggunakan
bahasa-bahasa teknis ataupun bahasa yang tidak baku untuk menutupi jawaban
sederhana yang ditanyakan oleh orang awam.
3) Good Guy/Bad Guy adalah metode negosiasi yang pendekatannya pada umumnya
dalam suatu tim negosiasi dimana salah satu anggota negosiator membuat tuntutan
yang tidak masuk akal atau keterlaluan dan satu Negosiator lainnya membuat
penawaran dan pendekatan yang masuk akal.
2. Konsiliasi
Pengertian konsiliasi secara umum adalah salah satu cara penyelesaian sengketa
dengan melibatkan pihak ketiga yaitu konsiliator yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan intervensi dengan bersifat aktif dalam menyusun serta merumuskan langkah-
langkah penyelesaian. Meskipun demikian, konsiliator dalam hal ini tidak berwenang
untuk membuat putusan melainkan hanya berwenang untuk membuat rekomendasi. Tetapi
dalam hal para pihak yang bersengketa tidak mampu untuk merumuskan sebuah
5
I Nyoman Darmadha, Teknik Negosiasi Perselisihan Hubungan Industrial, 6
6
Agung Subakti, ,”Tinjauan Yuridis Terhadap Konsep Negosiasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa
Dalam Sengketa Bisnis Di Indonesia Yang Berlandaskan Nilai Pancasila”,Publikasi Ilmiah, 16
5
kesepakatan, maka konsiliator dengan kewenangannya dapat mengajukan usulan-usulan
yang bertujuan untuk menemukan jalan keluar dari sengketa tersebut.7
7
Krishna Darari Hamonangan Putra, “Penyelesaian Sengketa Kontrak dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah”, Jurist-Diction: 2,(Juli 2019)¸ 1311.
8
Nevey Varida Ariani, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis Di Luar Pengadilan”, Jurnal RechtsVinding,
1 (Agustus, 2012), 283.
9
http://e-journal.uajy.ac.id/9695/2/2MIH01803, Skripsi, diakses pada tanggal 04 April 2021.
6
3. Mediasi
Macam-macam mediasi menurut Boulle dibagi menjadi empat bagian yakni 12:
1) Settlement mediation yang juga dikenal sebagai mediasi kompromi merupakan mediasi
yang tujuan utamanya adalah untuk mendorong terwujudnya kompromi dari tuntutan
kedua belah pihak yang sedang bertikai. dalam mediasi model ini tipe mediator yang
dikehendaki adalah yang berstatus tinggi sekalipun tidak terlalu ahli di dalam proses dan
teknik-teknik mediasi.
2) Facilitative mediation yang juga disebut sebagai mediasi yang berbasis kepentingan
(interest-based) dan problem solving merupakan mediasi yang bertujuan untuk
10
Sastiono Kesek, “Studi Komparasi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi Dan
Konsiliasi”, (Fakultas Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus 2015 131.
11
Sastiono Kesek, “Studi Komparasi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi Dan
Konsiliasi”, 133.
12
Korah, Revy S. M. “Mediasi Merupakan Salah Satu Alternatif Penyelesaian Masalah Dalam Sengketa
Perdagangan Internasional”, Jurnal, 2013 , 35.
7
menghindarkan disputants dari posisi mereka dan menegosasikan kebutuhan dan
kepentingan para disputants dari pada hak-hak legal mereka secara kaku.
3) Transformative mediation yang juga dikenal sebagai mediasi terapi dan rekonsiliasi,
merupakan mediasi yang menekankan untuk mencari penyebab yang mendasari
munculnya permasalahan di antara disputants, dengan pertimbangan untuk
meningkatkan hubungan di antara mereka melalui pengakuan dan pemberdayaan
sebagai dasar dari resolusi (jalan keluar) dari pertikaian yang ada.
4) Evaluative mediation yang juga dikenal sebagai mediasi normative merupakan model
mediasi yang bertujuan untuk mencari kesepakatan berdasarkan pada hak-hak legal dari
para disputans dalam wilayah yang diantisipasi oleh pengadilan.
4. Arbitrase
Menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa disebutkan bahwasannya yang dimaksud dengan arbitrase
adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan
pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Dari
perspektif doktrin, beberapa ahli telah pula memberikan pendapatnya mengenai definisi dari
arbitrase. Priyatna Abdurrasyid menjelaskan bahwa arbitrase merupakan suatu bentuk lain
dari proses ajudikasi privat. Penyelesaian melalui arbitrase umumnya dipilih untuk sengketa
kontraktual, baik yang bersifat sederhana maupun kompleks.13
Pada dasarnya, arbitrase merupakan cara penyelesaian sengketa di luar peradilan,
berdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak, dan dilakukan oleh arbiter
yang dipilih dan diberi kewenangan mengambil keputusan. Arbitrase merupakan pilihan
yang paling menarik, khususnya bagi kalangan pengusaha. Bahkan, arbitrase dinilai sebagai
suatu "pengadilan pengusaha" yang independen guna menyelesaikan sengketa yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan mereka.14
Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa (untuk selanjutnya disingkat UU No. 30 Tahun 1999)
disebutkan bahwa: “Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di
13
Kikin Nopiandri, Peran Lembaga Arbitrase Dalam penyelesaian sengketa bisnis Internasional: Tinjauan
dari perspektif teori sistem hukum, jurnal Legal Reasoning, 1,(Desember 2018), 52,.
14
R.M. Gatot P. Soemartono, “Arbitrase Mediasi Dan Negosiasi”, Modul Pembelajaran, ,9
8
bidang perdagangan dan hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan
dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa.” Dengan demikian, sengketa seperti
kasus-kasus keluarga atau perceraian, yang hak atas harta kekayaan tidak sepenuhnya
dikuasai oleh masing-masing pihak, tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase.15
3) Sifat konfidensialitas
Arbitrase hanya bermanfaat unutk para pihak atau pengusaha yang bona fide
(bonafid) atau jujur dan dapat dipercaya. Para pihak yang bonafid adalah mereka yang
memiliki kredibilitas dan integritas, artinya patuh terhadap kesepakatan, pihak yang
dikalahkan harus secara sukarela melaksanakan putusan arbitrase, perkara melalui
arbitrase justru akan memakan lebih banyak biaya, bahkan lebih lama daripada proses
di pengadilan. Tidak jarang ditemui di dalam praktik bahwa para pihak, walaupun
15
Helmi Kasim, “Arbitrase Sebagai Mekanisme Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal (Arbitration as
Investment Dispute Settlement Mechanism)” Jurnal RechtsVinding, 7 (April, 2018) 83.
16
Helmi Kasim, “Arbitrase Sebagai Mekanisme Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal (Arbitration as
Investment Dispute Settlement Mechanism)” Ibid , 84.
17
Gideon Hendrik Sulat, “ Tata Cara Pemeriksaan Sengketa Arbitrase Menurut Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999”, Lex Crimen, 5, (Sep,2016), 59.
9
mereka telah memuat klausul arbitrase dalam perjanjian bisnisnya, tetap saja mereka
mengajukan perkara ke pengadilan. Anehnya, meskipun telah ada klausul arbitrase di
dalam perjanjian, cukup banyak pengadilan negeri yang menerima gugatan perkara
tersebut padahal dalam pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwasannya “Pengadilan Negeri
wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang
telah ditetapkan melalui arbitrase. 18
18
R.M Gatot Soebroto P. Soemartono, Arbitrase dan Mediasi, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2006),
14.
19
R.M Gatot Soebroto P. Soemartono, Arbitrase dan Mediasi,,Ibid, 15.
20
R.M Gatot Soebroto P. Soemartono, Arbitrase dan Mediasi,,Ibid, 15.
21
R.M Gatot Soebroto P. Soemartono, Arbitrase dan Mediasi,,Ibid, 15.
10
C. Perbandingan Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, dan Arbitrase
Penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi seperti dibahas sebelumnya terdiri
dari beberapa bentuk penyelesai diantaranya adalah negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan
arbitrase yang di sebutkan pada Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa pada Pasal 1 poin 10. Proses penyelesaian non litigasi
pun memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
22
Afrik Yunari, “Alternative Dispute Resolution (Adr) Sebagai Penyelesaian Sengketa Non Litigasi”,
Inovatif, 2, 1, (Pebruari 2016), 140.
23
https://www.pn-kabanjahe.go.id/2015-06-22-15-03-59/materi-mediasi.html #:~:text= Kelebihan %20
Mediasi%3A,Efisien&text=Berkekuatan%20hukum%20tetap,bersengketa%20untuk%20memperoleh%20rasa%20k
eadilan, diakses pada tanggal 14 April 2021.
11
tidak ada jaminan due process, sukar dieksekusi, hasil menjadi tidak penting, tidak ada
aplikasi/ perkembangan.
24
Sastiono Kesek, “Studi Komparasi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi Dan
Konsiliasi”, 140.
25
R.M Gatot Soebroto P. Soemartono, Arbitrase dan Mediasi,,Ibid, 15.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penyelesaian non litigasi adalah proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau
menggunakan pihak lain tanpa menunjuk pengadilan sebagai lembaga untuk
menyelesaikan sengketa tersebut. Menurut pasal 1 butir 10 Undang-Undang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menyatakan bahwasannya alternatif penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi,negosiasi, mediasi, konsiliasi
atau penilaian para ahli.
2. Hendle dalam bukunya “Negotiating Skill” mengatakan “negosiasi yang baik adalah
usaha 2 (dua) orang (para pihak) untuk mencapai penyelesaian yang dapat diterima
bersama, tidak menghasilkan pemenang dan pecundang”. Inti dari negosiasi adalah
tawar-menawar antara para pihak. Negosiasi terjadai apabila orang lain memiliki apa
yang kita inginkan dan kita bersedia menukarnya dengan apa yang diinginkan mereka.
Pengertian konsiliasi secara umum adalah salah satu cara penyelesaian sengketa dengan
melibatkan pihak ketiga yaitu konsiliator yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan intervensi dengan bersifat aktif dalam menyusun serta merumuskan langkah-
langkah penyelesaian.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Nevey Varida. “Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis Di Luar Pengadilan”, Jurnal
RechtsVinding, 1 (Agustus, 2012).
Hendrik, Sulat Gideon. “ Tata Cara Pemeriksaan Sengketa Arbitrase Menurut Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 1999”, Lex Crimen, 5, (Sep,2016).
Herniati dan Sri Iin Hartini, Sengketa Bisnis dan Proses Penyelesaiannya Melalui Jalur Non
Litigasi,Surabaya:Media Sahabat Cendekia, 2019.
Korah, Revy S. M. “Mediasi Merupakan Salah Satu Alternatif Penyelesaian Masalah Dalam
Sengketa Perdagangan Internasional”, Jurnal, 2013.
Musman, Asti. Sukses Negoisasi dengan Siapa Saja Kapan Saja dan Dimana Saja,
,Yogyakarta:Anak Hebat Indonesia, 2020.
Nopiandri, Kikin Peran Lembaga Arbitrase Dalam penyelesaian sengketa bisnis Internasional:
Tinjauan dari perspektif teori sistem hukum, jurnal Legal Reasoning, 1,(Desember 2018),
Soemartono, R.M Gatot Soebroto P. Arbitrase dan Mediasi, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,
2006).
Soemartono R.M. Gatot P., “Arbitrase Mediasi Dan Negosiasi”, Modul Pembelajaran.
Yunari, Afrik. “Alternative Dispute Resolution (Adr) Sebagai Penyelesaian Sengketa Non
Litigasi”, Inovatif, 2, 1, (Pebruari 2016), 140.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Diakses pada tanggal 14 April 2021.
14
http://e-journal.uajy.ac.id/9695/2/2MIH01803, Skripsi, diakses pada tanggal 04 April 2021.
15