Disusun oleh:
Halaman 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak
yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan sumbangan baik anggapan
maupun materi yang telah mereka kontribusikan.
Kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu
bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Halaman 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................................5
BAB............................................................................................................................................6
II PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
2.1 Pengertian Alternatif Penyelesaian Sengketa..................................................................6
2.2 Pengertian Mediasi, Negosiasi dan Konsiliasi................................................................6
2.2.1 Mediasi.....................................................................................................................6
2.2.2 Negosiasi..................................................................................................................9
2.2.3 Konsiliasi...............................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
Halaman 3
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman 4
Lembaga alternatif penyelesaian sengketa dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Mediasi;
2. Negosiasi; dan
3. Konsilliasi
XXXX
Halaman 5
BAB
II PEMBAHASAN
2.2.1 Mediasi
a. Pengertian Mediasi
Mediasi berasal dari bahasa latin, mediere, yang berarti berada ditengah.
Mediasi yang dipakai sekarang ini diserap dari Bahasa Inggris, mediation. Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mediasi diberi makna sebagai proses
pengikutsertaaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai
penasihat.1 Orang yang melakukan mediasi dinamakan mediator.
Halaman 6
Dalam kaitannya dengan alternatif penyelesaian sengketa, Mediasi adalah
cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan Para Pihak dengan dibantu oleh Mediator.
Mediator adalah Hakim atau pihak lain yang memiliki Sertifikat Mediator
sebagai pihak netral yang membantu Para Pihak dalam proses perundingan guna
mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara
memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.
2) enurut J. Folberg dan A. Taylor, Pengertian Mediasi adalah proses dimana para
peserta, bersama-sama dengan bantuan dari orang yang netral, sistematis
mengisolasi sengketa dalam rangka untuk mengembangkan pilihan,
mempertimbangkan alternatif danmencapai penyelesaian sengketa yang akan
mengakomodasi kebutuhan mereka.
Halaman 7
b. Jenis dan Bentuk Mediasi
Pasal 36 ayat (1), (2), dan (3) PERMA No.1 Tahun 2016 mengatur sebuah
prosedur hukum untuk akta perdamaian dari pengadilan tingkat pertama atas
kesepakatan perdamaian di luar pengadilan. Prosedurnya adalah dengan cara
mengajukan gugatan yang dilampiri oleh naskah atau dokumen kesepakatan
perdamaian para pihak dengan mediasi atau dibantu oleh mediator bersertifikat.
Mengacu pada PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Mediasi, dijelaskan perihal
tahapan-tahapan dalam melakukan Mediasi, yaitu:
1) Tahapan Pra-Mediasi
Para pihak dalam hal ini penggugat mengajukan gugatan dan mendaftarkan
perkara
Ketua Pengadilan Negeri menunjuk majelis hakim
Pada hari pertama sidang majelis hakim wajib mengupayakan perdamaian
kepada para pihak melalui proses mediasi.
Para pihak dapat memilih mediator hakim atau non hakim yang telah
memiliki sertifikat sebagai mediator dalam waktu 1 (satu) hari.
Halaman 8
Apabila dalam waktu 1 (satu) hari belum ditentukan maka majelis
menetapkan mediator dari para hakim.
2) Proses Mediasi
2.2.2 Negosiasi
a. Pengertian Negosiasi
Halaman 9
Melalui negosiasi para pihak yang bersengketa dapat melakukan suatu
proses penjajakan kembali akan hak dan kewajiban para pihak yang bersengketa
dengan suatu situasi yang sama-sama menguntungkan, dengan melepaskan atau
memberikan kelonggaran atas hak-hak tertentu berdasarkan pada asas timbal
balik. Kesepakatan yang telah dicapai kemudian dituangkan secara tertulis untuk
ditandatangani dan dilaksanakan oleh para pihak.
1) Jackman (2005)
Negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang
pada mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga akhirnya mencapai
kesepakatan.
Halaman 10
2) Oliver (dalam Purwanto, 2006)
Negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak
atas hasil akhir. Untuk itu diperlukan persetujuan dari kedua belah pihak
sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk
mencapai suatu kesepakatan bersama.
1) Negosiasi formal
Merupakan kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan
dengan menempuh jalur hukum.
2) Negosiasi informal
Merupakan negosiasi yang bisa dilakukan dimana saja tanpa memerlukan jalur
hukum.
5) Negosiasi kolaborasi
Halaman 11
Merupakan jenis negosiasi dimana seluruh pihak yang terlibat menyuarakan
pendapat dan keinginannya, sehingga terjalin kolaborasi kepentingan dan
keinginan untuk bisa mendapatkan solusi terbaik.
2.2.3 Konsiliasi
Pengertian Konsiliasi
Halaman 12
Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 14 UU PHI, pengertian konsiliator adalah
seorang atau lebih yang memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator ditetapkan oleh
Menteri, yang bertugas melakukan konsiliasi oleh Menteri, yang bertugas
melakukan konsiliasi dan wajib memberikan anjuran tertulis kepada para pihak
yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan kepentingan, perselisihan
pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar pekerja/serikat buruh hanya
dalam satu perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
XXXX
Halaman 13
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Peraturan
XXXX
Sumber Internet
XXXX
Halaman 14