Disusun Oleh :
1. Riskia Anggraini ( 1218098 )
2. Tisa Martiana ( 1218050 )
3. Talib ( 1218086 )
4. Rohmat Yanuar ( 1218068 )
Kelas : HES B
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah arbitrase
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis menyadari makalah kami ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pilihan penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan 2 (dua) proses.
Proses penyelesaian sengketa melalui litigasi di dalam pengadilan, kemudian
berkembang proses penyelesaian sengketa melalui kerja sama (kooperatif) di luar
pengadilan. Proses litigasi menghasilkan kesepakatan yang bersifat adversial yang
belum mampu merangkul kepentingan bersama, cenderung menimbulkan masalah
baru, lambat dalam penyelesaiannya.1 Sebaliknya, melalui proses di luar pengadilan
menghasilkan kesepakatan kesepakatn yang bersifat “win-win solution”, dihindari
dari kelambatan proses penyelesaian yang diakibatkan karena hal prosedural dan
administratif, menyelesaikan komprehensif dalam kebersamaan dan tetap menjaga
hubungan baik. Penggunaan pranata penyelesaian sengketa di luar pengadilan
tersebut kemudian diterapkan di Negara Indonesia yang dibuatkan melalui Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, telah menyediakan beberapa pranata pilihan penyelesaian sengketa (PPS)
secara damai yang dapat ditempuh para pihak untuk menyelesaikan sengketa atau
beda pendapat perdata mereka, apakah pendayagunaan pranata konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.2 Pilihan Penyelesaian Sengketa
(PPS) di luar pengadilan hanya dapat ditempuh bila para pihak menyepakati
penyelesaiannya melalui pranata pilihan penyelesaian penyelesaian sengketa (PPS).
Kemudian pilihan penyelesaian sengketa (PPS) dalam penyelesian sengketa di luar
pengadilan ini berkembang pada kasus-kasus perkara lain seperti kasus-kasus perkara
pidana tertentu dan sengketa tenaga kerja ataupun pada sengketa lingkungan
dan sengketa tanah, sehingga pilihan penyelesaian sengketa di luar pengadilan
tidak hanya berlaku pada kasus-kasus perdata saja. Istilah ADR (Alternative Dispute
Resolution) relatif baru dikenal di Indonesia, akan tetapi sebenarnya penyelesaian-
penyelesaian masalah secara konsensus sudah lama dilakukan oleh masyarakat, yang
intinya menekankan pada upaya musyawarah mufakat, kekeluargaan, perdamaian
dan sebagainya. ADR mempunyai daya tarik khusus di Indonesia karena
keserasiannya dengan sistem sosial budaya tradisional berdasarkan musyawarah
mufakat. Sehubungan dengan itu, istilah ADR perlu dicari padanannya di
Indonesia. Dewasa ini dikenal beberapa istilah untuk ADR, antara lain :
Pilihan Penyelesaian Sengketa (PPS), Mekanisme Alternatif Penyelesaian Sengketa
(MAPS), Pilihan Penyelesaian Masalah di luar pengadilan, dan Mekanisme
penyelesaian masalah secara kooperatif
.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk- bentuk ADR ?
2. Apa definisi dari arbitrase ?
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2
2
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt52897351a003f/litigasi-dan-alternatif-
penyelesaian-sengketa-di-luar-pengadilan/
6
memutuskan kasus perselisihan tertentu dan setelah sengketa telah diputus,
keberadaan dan fungsi Arbitrase ini lenyap dan berakhir begitu saja.
Badan Arbitrase Muamalat Indonesia ( BAMUI ) Badan Arbitrase Muamalat
Indonesia ( BAMUI ) merupakan salah satu wujud dari Arbitrase Islam yang
pertama kali didirikan di Indonesia. Pendirinya diprakarsai oleh Majlis Ulama
Indonesia (MUI), tanggal 5 Jumadil Awal 1414 H, bertepatan dengan tanggal 21
Oktober 1993 M. Badan Arbitrase Muamalat Indonesia ( BAMUI ) didirikan
dalam bentuk badan hukum yayasan sesuai dengan Akta Notaris Yudo Paripurno,
S.H. Nomor 175 tanggal 21 Oktober 1993. Di dalam akta pendirian Badan
Arbitrase Muamalat Indonesia ( BAMUI ), yang dimaksud dengan yayasan ini
bernama: Yayasan Badan Arbitrase Muamalah Indonesia di singkat BAMUI
(Pasal 1). Tujuan berdirinya Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI)
sendiri adalah sebagai badan permanen yang berfungsi menyelesaikan
kemungkinan terjadinya sengketa muamalat yang timbul dalam hubungan
perdagangan, industri keuangan, jasa dan lain-lain di kalangan umat islam.
Namun pada akhirnya peresmian Badan Arbitrase Muamalat Indonesia ( BAMUI
) dilangsungkan tanggal oktober 1993. Nama yang diberikan pada saat
diresmikan adalah Badan Arbitrase Muamalat Indonesia ( BAMUI ) peresmianya
ditandai dengan tanda tangan akta notaris oleh dewan pendiri, yaitu Dewan
Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat yang diwakili K.H.Hasan Basri
dan H.S Prodjokusumo, masing-masing sebagai ketua umum Dewan Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebagai saksi ikut menandatangani akta notaris
masing-masing H.M. Soejono ( Majelis Ulama Indonesia (MUI)) dan H. Zainul
Noor, S.E. (Dirut Bank Muamalat Indonesia) saat itu. 3
3
https://nurmakrufah.blogspot.com/2012/10/adr-alernative-dispute-resolution.html
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa, arbitrase, konsultasi, negosiasi,
mediasi, konsiliasi, merupakan penyelesaian sengketa di luar
pengadilan (non litigasi).
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/40569213/MAKALAH_ALTERNATIF_PENYELESAIAN_SENGKE
TA_Mediasi_
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt52897351a003f/litigasi-dan-
alternatif-penyelesaian-sengketa-di-luar-pengadilan/
https://nurmakrufah.blogspot.com/2012/10/adr-alernative-dispute-resolution.html