Oleh :
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan...................................................................... 5
D. Metode Penulisan..................................................................... 5
A. Pengertian Hukum.................................................................... 8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana
perekonomian atau bisnis dan dunia pasar modal yang semakin pesat,
1
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
Penjelasan Umum, Alinea (4).
2
dilakukan dan negara harus hadir dan membuat aturan sebagai landasan
bagi para pihak yang melakukan kegiatan di Pasar modal juga untuk
pasar modal.
2
Iza Fadri, “Kebijakan Kriminal Penanggulangan Tindak Pidana Ekonomi di Indonesia”,
Jurnal Hukum, No. 3, Vol. 17, Juli 2010, hlm. 431.
3
efektif mulai berlaku tanggal 1 Januari 1996 jauh telah hadir sebelumnya
modal yang dapat diancam dengan sanksi pidana yang diatur dalam
1. Tindakan Penipuan
2. Manipulasi Pasar
ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dahulu adalah Badan Pengawas
pidana tersebut dan tentunya menjadi lebih tepat dalam hal merumuskan
4
ini.
B. RUMUSAN MASALAH
berlaku?
C. TUJUAN PENULISAN
D. METODE PENULISAN
3
Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Cetakan Kedelapan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 3.
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cetakan ketujuhbelas,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 23.
5
Ibid., hlm. 24.
6
Bambang Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers,
2011, hlm. 113.
7
Republik Indonesia.
buku yang relevan dalam penelitian ini. Bahan hukum tersier yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN HUKUM
1. Pengertian Hukum
bahwa hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang bisa
7
Mochtar Kusumaatmaja, Konsep Hukum dalam Pembangunan, Bandung: Alumni,
Bandung, 2002, hlm. 88.
8
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya, Cetakan Ketiga, Jakarta: Storia Grafika, 2012, hlm. 2.
10
9
Ibid.
10
Ibid., hlm. 6-7.
11
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, Pasal 7 ayat (1).
11
kewenangan.
12
Republik Indonesia, Ibid., Pasal 8 ayat (1).
12
dikeluarkan.14
13
Marzuki Usman, Pengenalan Dasar Pasar Modal, Jakarta: Jurnal Keuangan dan
Moneter dan LBI, 1991, hlm. 11.
14
Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, Jakarta; PT.
Pradinya Piaramik, 1991, hlm. 169.
15
Abdulbasith Anwar, Manajemen dan Usahawan Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, No.
9, Tahun XIX, September 1990, hlm. 12.
13
Efek.
modal.
16
M. Irsan Nasruddin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Prenadi
Media, 2010, hlm. 30.
15
berikut:
4) Bab IV : Reksadana
Penasihat Investasi
Kolektif
Orang Dalam
Keuangan.
Pasar Modal).
17
284/KMK.010/1995.
Pemodal Asing.
modal disetor).
a. Akuntan Publik
b. Konsultan Hukum
independen.
c. Notaris
antara lain:
Saham (RUPS).
penyelenggaraan RUPS.
d. Penilai
1) Penilaian Properti
2) Penilaian Usaha
independen.
terkait.
1) Emiten
3) Lembaga Penunjang
b) Penanggung (Guarantor)
Pialang.
C. HUKUM PIDANA
memerlukannya.17
dengan ius poenale (hukum pidana objektif) dan ius puniend (hukum
pidana subjektif).18
tersebut.
17
Ibid.
18
Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, Jakarta; PT.
Pradinya Piaramik, 1991, hlm. 169.
30
larangan tersebut. 19
proses verbal penegakan hukum jika terjadi tindak pidana. Unsur ini
19
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Cetakan Ketiga, Jakarta: Rineka Cipta,
2008, hlm. 3-4.
20
Andi Sofyan dan Nur Azisa, Hukum Pidana, Makasar: Pustaka Pena Press, 2016, hlm.
3-4.
31
21
Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 5.
22
Andi Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Jakarta: Sinar Grafika, 1995, hlm. 1.
32
23
Ida Bagus Surya Darma Jaya, Hukum Pidana Materiil dan Formiil: Pengantar Hukum
Pidana, Jakarta: USAID-The Asia Foundation-Kemitraan Partnership, 2015, hlm. 2.
24
Mulyati Pawennei dan Rahmanuddin Tomalili, Hukum Pidana, Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2015, hlm. 3.
33
2. Tindak Pidana
3. Tindak Pidana
adalah:
25
Ibid., hlm. 4.
26
Ibid., hlm. 6.
34
person). 27
27
Ibid., hlm. 10-11.
28
Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaruan, Malang:
UMM Press, 2009, hlm. 22.
35
a) Golongan-golongan tertentu.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
bisnis menjadi hal yang biasa dipergunakan sebagai alat untuk mencapai
terdapat dua sisi dari satu mata uang, yaitu di satu sisi terdapat aspek
hukum perdata dan di sisi lain terdapat aspek hukum pidana. Kedua
telah menunjukkan keadaan yang nyata telah terjadi dalam aktifitas atau
dunia bisnis akan tetapi di sisi lain menunjukkan bahwa kegiatan bisnis
sudah tidak ada lagi keramahan atau seakan-akan sudah tidak ada lagi
khas, yaitu antara lain adalah barang yang menjadi obyek dari tindak
29
Titik Suharti, “Kejahatan Pasar Modal dalam Kerangka Good Corporate Governance”,
Perspektif, No. 4, Volume IX, Oktober 2004, hlm. 301.
30
Ibid.
39
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu tindak pidana
berkaitan dengan Efek. Melalui Undang-Undang ini, maka dapat kita lihat
bersama kategori kejahatan atau tindak pidana pasar modal pada Bab XI
mulai dari pasal 90 sampai dengan pasal 99. Yang dapat di bagi menjadi
pasar modal mempunyai bentuk sanksi pidana yang lebih berat, yaitu
40
hanya memptrryai bentuk sanksi pidana kurungan dan denda tidak lebih
1995 tentang Pasar Modal adalah kumulatif, yaitu sanksi pidana yang
1. Tindakan Penipuan
31
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, Pasal 90, huruf (a)-(e).
41
efek atas efek emiten atau perusahaan publik. Dengan kata lain,
atau dalam kegiatan perdagangan efek di bursa. Bisa juga terjadi dan
dilakukan atas efek yang tercatat (listed) di bursa, ataupun atas efek
intinya adalah larangan ini ditujukan pada semua pihak yang terlibat
rupiah).
lantai bursa sendiri pernyataan tidak benar ini dapat muncul baik dari
(penilai) atau isi lain dari prospektus. Salah satu kasus yang belum
fiktif (phony).32
umum tersebut.33
32
Hamud M. Balfas, “Tindak Pidana Pasar Modal dan Pengawasan Perdagangan di
Bursa”, Hukum dan Pembangunan, No. 1-3, Tahun XXVII, Januari-Juni 1998, hlm. 53.
33
Ibid., hlm. 53-54.
44
2. Manipulasi Pasar
dalam hal modal dan teknologi atau sarana yang kemungkinan bisa
34
Republik Indonesia, Op. Cit., Pasal 91.
35
Hasbullah F. Sjawie, “Beberapa Catatan terhadap Tindak PIdana Pasar Modal Sebagai
Bagian dari Tindak Pidana Ekonomi”, Era Hukum, No. 2, Th 16, Oktober 2016, hlm. 359.
46
pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun. Begitu
jual atau penawaran beli pada harga yang kurang lebih sarna.
Penjual dalam kasus ini tidak akan menerima saham dari pihak
lain dalam rangka transaksi dan oleh karena ifu pembeli juga
jual/beli efek yang sama pada harga yang kurang lebih sama. Motif
Dengan kata lain investor ingin apa yang terjadi di pasar memang
dilakukan.
Anggota bursa ini akan membeli pada harga yang lebih rendah dan
stabilisasi harga.
Umum;
Umum.
36
Republik Indonesia, Loc. Cit., Pasal 91.
51
trading dalam 2 (dua) arti, yaitu arti sempit atau klasik dan arti luas
atau modern. Dalam arti sempit atau klasik insider trading dimaknai
owes fiduciary duty to the company. Sedangkan dalam arti luas atau
37
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal, Jakarta: Tatanusa, 2012, hlm. 502.
52
oleh orang dalam (insiders trading) adalah yang paling terkenal dari
modal dan kejahatan tindak pidana yang lain pada umumnya. Karena
orang dalam hanyalah ada dan merupakan ciri khas pasar modal. Hal
38
Hasbullah F. Sjawie, Loc. Cit., hlm. 363.
53
huruf (b) di atas, maka pihak tertentu di luar perusahaan publik atau
54
dalam pasal 96, atau orang luar yang berusaha untuk memperoleh
merupakan haknya.40
39
Asril Sitompul, Pasar Modal: Penawaran Umum dan Permasalahannya, Bandung:
Citra Adytia Bakti, 1996, hlm. 149.
40
Najib A. Gisymar, Insider Trading Dalam Transaksi Efek, Bandung: Citra Adytia Bakti,
1999, hlm. 38.
56
atas.
Tahun 1995);
57
8 Tahun 1995);
orang dalam ini adalah informasi, maka yang dijadikan target oleh
diperolehnya besar.
58
bidang pasar modal sebagai pedoman bagi seluruh pelaku pasar modal.
telah diambil alih oleh OJK. Namun dalam implementasinya tidak seluruh
demikian dalam rangka tetap menjaga pasar modal yang aman, teratur,
dalam sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah suatu
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang
masyarakat.
keuangan.
(OJK).
keuangan.
keuangan.
jasa keuangan;
Kepala Eksekutif;
63
keuangan;
keuangan; dan
a. Izin usaha
f. Pengesahan.
dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas,
tersebut yaitu: 41
41
Diana Wiyanti, et. Al., “Pemeriksaan Tindak Pidana di Bidang Pasar Modal dalam
Rangka Melaksanakan Fungsi Pengawasan Pasca Lahirnya Undang-Undang Nonor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan”, Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan
PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora, No. 1, Vol. 4., Th 2014, 2014, hlm. 109-110.
66
OJK, maka hal ini sejalan dengan prinsip OJK sebagai lembaga
67
pegawai OJK.
peraturan perundang-undangan.
sebagai pihak yang akan menjadi penyidik dengan merekrut penyidik dari
Pemeriksaan.
Perlindungan Konsumen.
Otoritas Jasa Keuangan, yakni dapat kita lihat pada Pasal 2 ayat (2) yang
menerangkan bahwa:42
berikut:43
Pengawas Pasar Modal OJK, Gonthor M. Aziz yang dikutip oleh Diana
44
Diana Wiyanti, et. Al., Op. Cit., hlm. 110.
70
melakukan penyidikan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana
hukum bagi para pihak yang melakukan kegiatan di Pasar modal juga
orang dalam, yang juga dibutuhkan aturan berupa tatanan hukum yang
tentang Pasar Modal yang efektif mulai berlaku tanggal 1 Januari 1996
atas.
72
keuangan, yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain
direkrut oleh OJK. Dan sebagai lembaga negara, OJK juga memiliki
Modal.
74
DAFTAR PUSTAKA
A. Perundang-undangan
B. Buku
Cipta, 2008.
Andi Sofyan dan Nur Azisa, Hukum Pidana, Makasar: Pustaka Pena Press,
2016.
75
Andi Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Jakarta: Sinar Grafika, 1995.
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan
Ida Bagus Surya Darma Jaya, Hukum Pidana Materiil dan Formiil: Pengantar
Partnership, 2015.
Persada, 2006.
Diana Wiyanti, et. Al., “Pemeriksaan Tindak Pidana di Bidang Pasar Modal
Modal Sebagai Bagian dari Tindak Pidana Ekonomi”, Era Hukum, No.