Anda di halaman 1dari 17

“PERSIAPAN PELAKSANAAN DIKLAT”

Makalah Ini Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Manajemen Sumber


Daya Manusia
Studi Manajemen Pendidikan Islam
Lokal : 6 MPI A

Dosen Pengampuh :
Dr. AMIRUDDIN, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh : Kelompok V

1.JON PERNANDO SAPUTRA NIM: 2019 153 1151

2. GUSFIRA AMALIA NIM: 2019 153 1147

3. LESTARI NIM: 2019 153 1154

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022/2023
KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Persiapan
Pelaksanaan Diklat”. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok tahun akademik 2022

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami
pasang surut akibat krisis moneter yang terjadi di Negara kita. Selain itu
perlu disadari bahwa Negara berada dalam suatu persaingan yang
semakin ketat dan sebuah tantangan besar yaitu era perdagangan
global. Tantangan bagi setiap perusahaan adalah menyiapkan diri 
menghadapi globalisasi perekonomian untuk mendapatkan keuntungan
secara maksimal sekaligus mengurangi kerugian dari persaingan global
melalui sumber daya yang efektif dan efisien.
Peningkatan kualitas efektifitas dan efisiensi tidak hanya
tergantung pada teknologi mesin-mesin modern, modal yang cukup dan
adanya bahan baku yang bermutu saja. Namun, semua faktor tersebut
tidak akan terjadi apa-apa tanpa adanya dukungan dari sumber daya
manusia yang baik dan bisa mengembangkan kemampuan dan
keahlian mereka serta menunjukkan peningkatan grafik produktivitas
kerja.
Salah satu hal yang kongkrit untuk mendorong produktivitas
tenaga manusia adalah pendidikan dan pelatihan.  Dengan program
pelatihan yang efektif dan efisien, maka kemampuan yang diperoleh
melalui pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki karyawan akan
turut meningkatkan kemampuan dan penguasaan akan pekerjaannya
yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Melakukan Identifikasi Kebutuhan
2. Menyusun Program Latihan
3. Melakukan Rekrutmen Dan seleksi
4. Menyusun Rencana Pelatihan
5. Menyiapkan SDM Dan Fasilitas
6. Menyusun Jadwal Pelatihan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Melakukan Identifikasi Kebutuhan


Upaya untuk mengetahui dan mengumpulkan masalah, data, fakta
dan informasi tentang :1
a. Siapa yang perlu dilatih;
b. Pelatihan tentang kemampuan apa;
c. Mengapa perlu dilatih;
d. Apa faktor pendukung yang diperlukan; dan
e. Materi mana yang bisa dipelajari sendiri; serta
f. Keuntungan yang akan diperoleh lainnya

Identifikasi Kebutuhan Diklat ini memberikan gambaran tentang


kondisi sesungguhnya dari masalah yang dihadapi di lapangan atau
apa yang di rasakan oleh calon peserta pelatihan dalam melaksanakan
tugasnya, jika dibandingkan dengan apa yang menjadi standar

B. Menyusun Program Latihan


Langkah pertama dalam pendidikan dan pelatihan adalah
menetapkan tujuan yang ingin di capai atas penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan.Tujuan dan ruang lingkup rencana pendidikan
dan pelatihan harus ditentukan sebelum pengembangannya dimulai
guna memberikan landasan untuk persetujuan umum dan tindakan
kerjasama.2 Teknik dan mekanisme program pendidikan dan pelatihan
harus dihubungkan secara langsung dengan yang ingin dicapai. Agar
mencapai sasaran yang di harapkan, pendididikan dan pelatihan harus
menggunakan prinsip belajar. Pendidikan dan pelatihan sebaiknya
diselenggarakan dalam lingkup pekerjaan yang sesungguhnya,
sekaligus perbandingan antara teori dan praktik. Prosesnya terbagi
1
Sugiyono. (2002). Manajemen Diklat. Bandung: Alfabeta.hal. 76
2
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.hal. 56
kedalam 3 (tiga) tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
serta tahap evaluasi dan tindak lanjut (follow up).Identifikasi Kebutuhan
pelatihan. Penetapan Tujuan Pelatihan. Perencanaan Pelatihan.
Pelaksanaan Pelatihan. Evaluasi Pelatihan
C. Melakukan Rekrutmen Dan seleksi
Melakukan proses rekrutmen dan seleksi yang benar merupakan
fungsi manajemen yang paling penting dalam organisasi. Tidak ada
fungsi lain yang melebihi pentingnya proses ini. Alasan utama adalah
manusia, sebagai salah satu sumber daya dalam organisasi,
merupakan subjek yang berkuasa atas sumber daya yang lain. Sumber
daya lain (uang, mesin, material, metode, informasi dan lain-lain)
menjadi objek, baik buruknya penggunaan sumber daya lain sangat
tergantung dari manusia yang mengelolanya.3 Jadi tugas utama dan
paling pertama dari manajemen adalah memastikan bahwa orang yang
masuk ke dalam organisasi adalah orang yang tepat.
Namun kerap kali dalam organisasi proses ini tidak mendapatkan
perhatian penuh, dilakukan secara seadanya saja, tidak ada pelatihan
khusus bagi para supervisor-manajer tentang bagaimana melakukan
rekrutmen dan seleksi. Hasil akhirnya, keputusan yang dibuat memilih
orang yang seharusnya ditolak dan menolak orang yang seharusnya
diterima. Kesalahan ini berakibat fatal bagi organisasi. Untuk itu, kami
merancang program pelatihan ini, sehingga setelah mengikutinya, para
peserta mengetahui bagaimana melakukan rekrutmen dam seleksi
yang benar.
Manfaat Lain Pelatihan Bagaimana Melakukan Rekrutmen dan
Seleksi Yang Benar: Dengan mengikuti pelatihan ini, manfaat lain yang
akan diperleh peserta antara lain:

3
Ivor K. Davies. (1987). Pengelolaan Belajar. Diterjemahkan oleh Soedarsono
Sudirjo dkk. Jakarta: CV. Rajawali.hla. 56
 Memahami dampak negatif dan harga malah yang harus dibayar
perusahaan bila salah dalam melakukan rekrutmen dan seleks
 Mengetahui bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi yang benar
(dapat juga dijadikan menjadi prosedur standar operasi di
perusahaan untuk rekrutmen dan seleksi dan juga untuk prosedur
promosi)
 Mengetahui dan mampu menentukan dua jenis kualifikasi
Persyaratan Mutlak dan Peryaratan Ingin (Must and Want) untuk tiap
jabatan yang akan direkru
 Mengetahui bagaimana merancang pertanyaan
 Mengetahui bagaimana bertanya yang baik dan profession
 Mengetahui bagaimana menganalisis hasil-hasil wawancara
 Mengetahu bagaimana menuliskan laporan hasil wawancara
 Mengetahui bagaimana memberikan umpan balik (terutama dalam
hal proses promosi internal) kepada para calon-calon.
D. Menyusun Rencana Pelatihan
Menyusun sebuah program pelatihan kepada karyawan memang
tidak semudah yang dibayangkan. Ada berbagai macam pertimbangan
yang sering dilakukan sebelum memutuskan semua jenis kebutuhan ini.
Pada dasarnya perusahaan bisa bekerja sama dengan pihak dari luar
perusahaan atau menetapkan semua cara menyususn rencana
pelatihan secara mandiri. Rencana pelatihan biasanya meliputi
pengembangan program cara penerapapan program dan hasil akhir
yang harus dicapai dalam sebuah program pelatihan. 4
Pengawasan Kepada Pihak Pembuat Rencana Pelatihan
Ketika anda ingin mengadakan sebuah program pelatihan maka anda
harus melihat pada semua aspek yang kemungkinan digunakan dalam
kegiatan tersebut. Langkah pertama adalah Anda bisa mengawasi
semua hal yang harus berjalan normal dalam perusahaan. Anda bisa

4
Isjoni, dkk. 2008. Pembelajaran Terkini: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.hal. 24
menyaring semua informasi yang dibutuhkan dari karyawan di berbagai
level. Setelah itu anda harus membuat sebuah rencana pelatihan yang
berhubungan dengan sistem kerja perusahaan. Pelatihan terbaik untuk
karyawan adalah berhubungan dengan bidang kerja mereka sehingga
pengetahuan mereka juga akan bertambah. Langkah-langkah tersebut
adalah:
 Lakukan analisis terhadap semua cara menyususn rencana
pelatihan. Anda harus mengerti tentang semua kebutuhan yang
paling diinginkan oleh perusahaan. Langkah ini sangat penting untuk
dilakukan karena bisa membuat waktu yang dipakai menjadi lebih
efektif.
 Setelah anda menentukan jenis pelatihan yang akan diadakan maka
lakukan langkah lanjutan agar semua karyawan yang terlibat dalam
pelatihan dapat menerima semua manfaatnya. Anda harus
menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelatihan.
Pertimbangkan mengenai perangkat dan media yang paling
dibutuhkan dalam membuat pelatihan.
 Tentukan peserta pelatihan. Penting bagi seseorang yang
bertanggung jawab dalam melakukan pelatihan untuk mengtahui
sasaran yang tepat. Banyak pelatihan yang dianggap kurang
bermanfaat karena tidak diikuti oleh peserta yang tepat.

Menentukan Kebutuhan Jenis Pelatihan Mengetahui semua


sumber yang terlibat dalam pelatihan akan membuat program pelatihan
menunjukkan hasil yang lebih bermanfaat. Sebelum anda melangkah
pada proses pelatihan maka anda bisa menentukan jenis pelatihan
yang paling dibutuhkan oleh karyawan. Proses ini bisa dilakukan
dengan memakai jenis perusahaan yang berbeda. 5

5
Saylor J.G. etc. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and Learning.
Fourth Edition. Japan: Holt, Rinehart and Winston.hal. 78
E. Menyiapkan SDM Dan Fasilitas
Langkah langkah penyusunan SDM
 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
 Analisis Organisasi
 Analisis pekerjaan dan tugas
 Analisis pegawai
 Menetapkan Tujuan dan Sasaran Pelatihan/ Pengembangan.
 Menetapkan Kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya.

Dalam sebuah acara diklat, sering terjadi bahwa peserta diklat


yang datang dalam forum tersebut membawa motif yang beragam.
Ada yang hadir sebagaia peserta karena memang sekedar mencari
kesempatan untuk keluar dari rutinitas kerja di lembaganya masing-
masing, ada yang sekedar diperintah oleh pimpinannya, ada yang
memang merasa membutuhkan materi yang akan diperoleh melalui
kegiatan diklat.6

Meskipun siapa saja tidak berhak untuk mengorek isi hati masing-
masing peserta, namun secara ideal (manajemen sistem)
permasalahan ini seharusnya telah diantisipasi pada tahap need
assesment dan seleksi peserta. Untuk itu, pembahasan kali ini
diasumsikan bahwa peserta diklat yang hadir telah memiliki orientasi
dan kebutuhan yang sama yaitu memang benar-benar merasa
membutuhkan materi yang diberikan selama penyelenggaraan diklat
tersebut. diklat dapat berjalan secara lebih efektif? Sebelumnya,
untuk lebih mengefektifkan pembahasan kali ini istilah ”tempat” dan
”ruangan” disamakan artinya.

Fungsi Ruangan Diklat


6
Uno, Hamzah B. Orientasi dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.hal. 87
Tempat adalah salah satu prasayarat dari suatu aktivitas tertentu.
Tempat atau ruangan merupakan hal yang harus disiapkan dalam
pengelolaan sistem pelatihan. Sebagaimana sarana dan prasarana
lainnya, tempat dan ruangan disiapkan dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan kegiatan diklat yang telah direncanakan. Namun
demikian, tidak semua tempat atau ruangan dapat diatur atau
dikendalikan. Hal ini terjadi apabila tempat atau ruangan yang
dimaksud merupakan lingkungan alam atau tempat tertentu yang
memang tidak dapat diubah setingnya. Bila hal ini dialami maka pihak
pengelola diklat hanya tinggal memanfaatkan, atau paling tidak
kegiatan diklatlah yang menyesuaikan dengan tempatnya.7

Seting dapat dimaknai pula sebagai lingkungan di mana


pesan tertentu dapat diterima oleh si belajar. Lingkungan sebagai
sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik
seperti; gedung, sekolah, pusat paket instruksional, perpustakaan,
studio, bengkel, ruang kelas, auditorium, dan sebagainya.
Lingkungan non fisik misalnya; penerangan, sirkulasi udara,
akustik, suhu udara, dan sebagainya.

Pengelolaan Tempat atau Ruangan Diklat

 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Pelaksanaan
 Pengontrolan

Kriteria Ruangan Diklat

Untuk dapat mendukung tujuan dan kebutuhan diklat, maka


tempat atau ruangan yang akan digunakan perlu memperhatikan
7
Sukmadiata, N.S. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan
Kusuma Karya.hal. 67-68
beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh beberapa ahli. Secara
sederhana Raymond mengemukakan tiga hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan tempat diklat : Fleksibilitas, Isolasi,
Pencahayaan, Ventilasi

Pengaturan Ruang Kelas dan Tempat Duduk

Pengaturan ruang kelas dan tempat duduk mempengaruhi


jalannya diskusi, dan pada gilirannya mempengaruhi pula munculnya
pola kepemimpinan dalam kelompok yang dapat mengefektifkan
hasil dari tujuan pembelajaran. Berdasarkan beberapa hasil
penelitian yang telah disimpulkan, K. Davies (1987: 184)
mengemukakan bahwa pengaturan ruang kelas terbagi atas klasifikasi
ruang besar dan ruang kecil. Karakter dari ruang kelas besar
antara lain: mampu menampung peserta didik lebih dari 12
orang, efektif untuk mengukur penerimaan informasi secara
tradisional, keterampilan memimpin guru atau pendidik lebih
diutamakan. Sedangkan untuk karakteristik tipe ruangan kelas kecil
antara lain: menampung kurang dari 10 orang, lebih optimal untuk
mengukur tujuan afektif maupun tujuan kognitif tingkat tinggi, metode
tutorial akan lebih efektif, secara rasional dan irasional lebih disukai
oleh guru maupun murid.

Kriteria utama ruang kelas menurut Laird adalah fleksibilitas.


Tujuannya adalah agar posisi meja dan kursi dapat diubah dengan
mudah dan cepat. Metode pembelajaran orang dewasa akan
mengkondisikan perubahan yang sering pada meja dan kursi.
Perubahan susunan meja dan kursi tersebut menurut Sugiyono
(2002:108) bermanfaat untuk:

 Komunikasi antara pengajar dan peserta, dan antara satu


peserta dengan peserta yang lain akan menjadi semakin lancar,
karena komunikasi akan berjalan dua arah secara langsung.
 Akan memberikan suasana baru, tidak membosankan, karana
posisi tempat duduk selalu berubah.
 Dengan berubahnya posisi tempat duduk, maka komunikasi
antar sesama peserta diklat lebih merata, dan tidak terfokus
pada teman-teman tertentu saja.
 Adil dalam memperoleh tempat duduk, karena yang sering
duduk di belakang, tidak akan terus menerus di belakang saja
atau sebaliknya.
 Tidak akan terbentuk klik-klik kecil di dalam kelas.

Bentuk pengaturan yang lazim digunakan oleh para ahli tersebut


di atas adalah dalam bentuk seting kelas, model U, kipas, konferensi,
dan lingkaran. Namun Blanchard & Thacker menyarankan untuk
menggunakan jenis pengaturan berbentuk lingkaran dan bujursangkar
agar lebih memudahkan untuk merubah posisi atau bergerak dan
memperlancar komunikasi dua arah bersamaan dengan butir-butir
manfaat yang dipaparkan oleh Sugiyono.

F. Menyusun Jadwal Pelatihan


Menyusun agenda pelatihan akan sangat membantu perusahaan
dalam mengelola semua sumberdaya yang ada hal ini dikarenakan
perusahaan dapat mengatur dan memastikan bahwa setiap pelatihan
sudah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari perusahaan. 8 Setiap
agenda pelatihan yang dipilih, dapat dikelola agar dapat efisien dari
sudut pandang biaya, efektif dari sudut pandang implementasi dan
optimal dari sudut pandang hasil pelatihan. Selain Jadwal yang telah
kami susun tersebut, pihak perusahaan klien juga dapat
melakukan permintaan pelatihan atau pengajuan permintaan in house
training dengan materi pelatihan yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan klien. Daftar Jadwal Pelatihan
 Jadwal Pelatihan Bidang Sales & Marketing
 Jadwal Pelatihan Bidang Pelatihan Leadership

8
Seller dan Miller. 1985. Curriculum; perspectives and practice. New York: Longman.
 Jadwal Pelatihan Bidang Management & Bisnis
 Jadwal Pelatihan Bidang Human Resources Development (HRD)
 Jadwal Pelatihan Bidang Hukum
 Jadwal Pelatihan Bidang Sekretaris & Personal Assistant
 Jadwal Pelatihan Bidang Administrasi & Manajemen
PerkantoranJadwal Pelatihan Bidang Public Relations / Humas
 Jadwal Pelatihan Bidang CSR & Community Development
 Jadwal Pelatihan Bidang Perbankan & Jasa Keuangan
 Jadwal Pelatihan Bidang Finance & Accounting
 Jadwal Pelatihan Bidang Personal Development ( Pengembangan
Diri)

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan kegiatan Diklat, banyak unsur yang terlibat,
ada panitia penyelenggaran, kurikulum, widyaiswara, metode
pembelajaran, media, sarana dan prasarana, serta peserta diklat
sendiri. Banyak teori yang telah disampaikan oleh para ahli tentang
bagaimana seharusnya proses belajar dalam sebuah kediklatan.
Proses belajar dalam sebuah diklat berbeda dengan proses belajar di
sekolah atau perguruan tinggi. Untuk itu perlu metode pembelajaran
yang tepat. Metode pembelajaran dalam diklat harus di perhatikan
khusus agar kegiatan diklat tersebut tidak sia-sia. Untuk itu sebagai
yang mengadakan pelatihan harus dapat merencanakan metode yang
dengan baik dan terencana. Sedangkan untuk peserta yang mengikuti
harus dapat benar-benar mengaplikasikan semua yang didapatnya
selama mengikuti pelatiahan. 
Dalam pelaksanaan kegiatan Diklat, banyak unsur yang terlibat,
ada panitia penyelenggaran, kurikulum, widyaiswara, metode
pembelajaran, media, sarana dan prasarana, serta peserta diklat
sendiri. Banyak teori yang telah disampaikan oleh para ahli tentang
bagaimana seharusnya proses belajar dalam sebuah kediklatan.
Proses belajar dalam sebuah diklat berbeda dengan proses belajar di
sekolah atau perguruan tinggi. Untuk itu perlu metode pembelajaran
yang tepa
DAFTAR PUSTAKA

Beauchamp, G. (1975). Curriculum theory. Willmette, Illionis: The Kagg


Press.
Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Paradigma Pendidikan
Nasional Di Abad-21. Jakarta:BSNP
Isjoni, dkk. 2008. Pembelajaran Terkini:Perpaduan Indonesia-
Malaysia.Yogyakarta:PustakaBelajar
Peraturan Pemerintah (2005) Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidika. Jakarta: Depdiknas Republik
Indonesia.
Peraturan Pemerintah (2013) Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Kemdikbud.
Permendikbud (2014) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014, Tentang Peran Guru
Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dan Guru Keterampilan
Komputer Dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi
Kurikulum 2013
Poldner, E., Simons, P. R. J., Wijngaards, G., & van der Schaaf, M. F.
(2012).
Seller dan Miller. 1985. Curriculum; perspectives and practice. New York:
Longman.
Undang-Undang (2003) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Saylor J.G. etc. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and
Learning. Fourth Edition. Japan: Holt, Rinehart and Winston.

Anda mungkin juga menyukai