: M. Faqih Alim
Konsentrasi : MSDM
UAS
1. Dalam pelaksanaan pelatihan banyak sekali metode yang dapat diterapkan oleh
perusahaan, salah satunya metode tradisional. Dari buku Raymond Noe yang
berjudul Training and Development (2010), metode tradisional adalah metode
pelatihan yang tidak menggunakan tehnologi baru (misalnya internet) dalam
penyampaiannya kepada peserta. Metode pelatihan tradisional terbagi menjadi 3
kategori yaitu:
a. Presentation Methods
Yaitu metode dimana peserta sebagai penerima informasi pasif. Informasi ini
meliputi fakta-fakta, proses, dan metode penyelesaian masalah. Presentation
methods ini meliputi :
Lectures (perkuliahan).
Peserta berkomunikasi melalui pembicaraan mengenai apa yang ingin mereka
pelajari. Komunikasi kebanyakan dilakukan hanya 1 arah saja yaitu dari pelatih
kepada peserta. Metode lectures memiliki variasi bentuk, antara lain:
Standard lecture (pelatih berbicara, peserta mendengarkan dan menyerap
informasi)
Team teaching (2 atau lebih pelatih mempresentasikan topik yang berbeda,
menanyakan pertanyaan).
Student presentation (sekelompok peserta mempresentasikan topik di dalam
dan
kelas).
Audiovisual techniques
Pelatihan audiovisual menggunakan OHP (overheads), slide, dan video. Video
adalah metode yang paling populer dalam teknik ini. Hal ini digunakan untuk
b. Hands-on Methods
Yaitu metode pelatihan yang melibatkan peserta secara aktif dalam pembelajaran.
Tehnik yang dipergunakan antara lain:
Experiental learning.
Adventure learning.
Team training.
Action learning.
Metode ini masih relevan untuk pengembangan karyawan di PT. Kebun Sayur
Segar. Karena di perusahaan ini butuh secara langsung praktik bagaimana cara
bercocok tanam, menanam tumbuhan hidroponik, dll. Ini terlihat pada teks Disiplin
kerja sangat perlu agar para karyawan dapat memenuhi aturan-aturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan tindakan disiplin PT. Kebun Sayur Segar sudah
diterapkan sejak berdirinya perusahaan ini dan sudah banyak nilai-nilai perusahaan
yang sudah melekat pada diri karyawan diantaranya ramah terhadap peserta yang
mengikuti pelatihan berhidroponik, sabar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
peserta dan tidak keberatan apabila harus menjelaskan mengenai cara bercocok
tanam. Selain itu para karyawan dituntut untuk terbuka pada tamu yang ingin
mengetahui PT. Kebun Sayur Segar khususnya bagi yang ungin mengetahui cara
berhidroponik.
2. Sarana
komputer
dalam
perusahaan
sangat
mempengaruhi implementasi
Pelatihan dapat dilakukan kepada karyawan yang berada ditempat yang berbeda
beda.
Pelatihan dapat disampaikan lebih cepat dan dalam waktu singkat banyak
peserta yang mengikuti pelatihan lebih banyak
Praktek, umpan balik, tujuan penilaian, dan fitur positif lainnyadari lingkungan
belajar dapat dibangun ke dalam program.
Berdasarkan penjelasan di atas, menurut penulis PT. Kebun Sayur Segar bisa
menerapkan penggunaan teknologi dengan e-learning. Akan tetapi hasilnya tidak
optimal. Karena PT. Kebun Sayur Segar ini bergerak dibidang pertanian yang cara
kerjanya harus menyaksikan langsung agar mudah dipahami. Seandainya training
karyawan di perusahaan ini menggunakan e-learning (katakanlah dengan media video),
karyawan hanya mengerti cara melihatnya saja tanpa praktik langsung. Karena
perusahaan ini butuh komunikasi 2 arah sehingga jika peserta ada yang tidak paham
tentang penjelasan dari trainer, maka peserta bisa menanyakan langsung kepada
trainer.
9. Menggiatkan
Analisis
dari
Keseluruhan
Pegawai.
Perencanaan
karir
Panjang.
Pengembangan karier berhubungan dengan jarak waktu yang panjang. Hal ini
karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan kualifikasi
yang sesuai porsinya.
Berdasarkan pengertian dan tujuan pengembangan karier di atas, PT. Kebun Sayur
Segar telah menerapkan manajemen pengembangan karier untuk karyawan dengan
baik. Karena tujuan dari pengembangan karier telah tercapai. Ini tertulis pada teks:
tergolong sangat fleksibel dan terbuka, hal tersebut didukung dengan adanya
pernyataan seorang pegawai harian yang sedang bekerja merawat tanaman
hidroponik bahwa hubungan para karyawan PT. Kebun Sayur Segar ini tergolong
baik karena setiap pekerja PT. Kebun Sayur Segar diharuskan mengenal
karyawan satu sama lain antar divisi hal tersebut agar dapat menumbuhkan rasa
kekeluargaan yang baik.
4. Dalam studi kasus ini, PT. Kebun Sayur Segar telah menerapkan metode yang baik
dalam mengelola SDMnya. Akan tetapi dalam suatu dalam suatu perusahaan
pastilah mempunyai isu-isu atau tantangan dalam berkarir. Untuk mengatasi isu-isu
tersebut perusahaan harus mampu mengidentifikasi, menganalisa dan menyeleksi
isu-isu SDM yang ditunjukkan melalui strategi SDM dan salah satu caranya melalui
pendekatan penilaian lingkungan.
GAP
Berdasarkan
gambar
di atas, karena PT. Kebun Sayur Segar bergerak di bidang
Masa
Depan
Perubahan
pertanian maka
harus selalu siap dengan musim yang tidak menentu. Karena ketika
telah bekerja sama dan sekaligus terikat kontrak dengan client maka perusahaan
HARI INI
harus mampu mengatasi masalah. Seperti yang terdapat pada teks PT. Kebun
Sayur Segar juga mengadakan evaluasi secara global semua divisi mengingat
perusahaan ini bergerak dalam bidang pertanian. Kemal Rubianto mengatakan
bahwa masalah yang di hadapi PT. Kebun Sayur Segar ini fluktuatif mengikuti
musim, apabila musin bagus maka evaluasi yang dilakukan tidak terlalu memakan
banyak waktu, namun sebaliknya jika musim tidak mendukung, evaluasi yang
dilakukan cukup memakan banyak waktu karena harus memikirkan langkah apa
yang harus diambil untuk memenuhi semua pesanan yang sudah dikontrak di
beberapa supermarket besar yang ada di Indonesia.
5. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu aset penting yang dimiliki
perusahaan selain modal. Tanpa tenaga handal di dalamnya, sebuah
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memanfaatkan ketersediaan dana
secara optimal. Mendapatkan SDM yang handal ternyata tidak bisa dilakukan
dengan cara instan. Ntuk mendapatkan SDM yang handal salah satunya
diberikan pelatihan yang efektif. Adapun caranya sebagai berikut:
Bagaimana kinerja SDM sebelum dilakukan pelatihan
Untuk bisa menentukan bahwa training yang diberikan efektif atau tidak,
perusahaan membutuhkan data pembanding sebelum dan sesudah. Maka,
penilaian terhadap kinerja karyawan diperlukan di fase awal, dimana program
pelatihan belum dijalankan. Dalam fase ini, perusahaan akan bisa mengukur
sejauh mana kompetensi sumber daya manusiannya.
Mengawasi penyelenggaraan program pelatihan SDM
Langkah ini merupakan fase kedua pengukuran keefektivitasan training dimana
perusahaan harus melihat langsung bagaimana prosesnya berjalan. Hal utama
yang harus diperhatikan yaitu keterlibatan peserta dalam kegiatan tersebut yang
mencakup antusiasme, keaktifan dan peningkatan kompetensi.
Mengawasi proses pengujian keefektivitasan training
Perubahan yang signifikan tentu diharapkan akan terjadi segera setelah proses
pelatihan berakhir. Akan tetapi, perusahaan harus menyadari bahwa kemampuan
intelejensi, adaptasi dan motivasi yang dimiliki setiap peserta tentu berbeda satu
sama lain. Tidak ada jaminan semua bisa segera mempraktekkan semua materi
yang diperoleh selama masa training. Meskipun begitu, manajemen perusahaan
tetap harus memonitor perubahan yang terjadi untuk menilai apakah pelatihan
yang diberikan sudah cukup efektif.
Evaluasi dalam bentuk lembar penilaian
Hasil penilaian yang telah dilakukan oleh perusahaan haruslah diberitahukan
kepada semua peserta yang mengikuti pelatihan. Selain itu, dalam sesi
pertemuan
tersebut,
manajemen
dan
karyawan
duduk
bersama
untuk
membahas kendala yang dihadapi baik selama masa training, praktek dan
setelah
mendapatkan hasil
pengukuran
Sifat Pelatih :
Mudah Akrab,
dekat dengan
pembelajar
Peduli pada
pembelajar
Terbuka dan mau
Sifat
Pembelajar :
Ramah
Suasana /
Iklim :
Bebas
Penuh semangat
Memuaskan
Bekerjasama
Saling Menolong
Saling Memiliki
Saling Percaya