Anda di halaman 1dari 39

PENERAPAN BUNDLE’S

INFEKSI DAERAH OPERASI


IDO
Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah selesai proses pembelajaran ini peserta


mampu menjelaskan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Daerah Operasi sesuai standar yang sudah
ditetapkan oleh institusi
Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:


⮚ Menjelaskan Pengertian
⮚ Menjelaskan Tujuan
⮚ Menjelaskan Faktor-faktor penyebab
⮚ Menjelaskan Kriteria SSI
⮚ Menjelaskan Pencegahan IDO dengan Bundles
SSI
⮚ Kesimpulan
POKOK BAHASAN
⮚ Pendahuluan
⮚ Latar Belakang
⮚ Pengertian
⮚ Tujuan
⮚ Faktor-faktor penyebab
⮚ Kriteria SSI
⮚ Bundles SSI
⮚ Kesimpulan
PENDAHULUAN
▪ Healthcare Associated Infections (HAIs)
merupakan infeksi yang terjadi selama
proses perawatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Fasyankes)
▪ Salah satu HAIs yang paling sering adalah
Surgical Site Infection (SSI)
▪ SSI adalah Infeksi daerah operasi yang
terjadi akibat tindakan operasi
▪ Diperkirakan 60% SSIs dapat dicegah
LATAR BELAKANG
o SSIs lebih kurang 20% dari semua HAIs
Tahun US Itali Austali Kore Asia
a a a Tenggara
pasien yang dirawat di Rumah Sakit
o Di US masih tercatat SSI 2-4%
NHSN 2014 2.6 % 2.8 5      
2002-2013     2.1    
o Setiap SSI diperkirakan mendekat 7-11
2010-2011       6.1   hari merpanjang hari rawat di RS
WHO 1995-         7.8
2015
o SSI dapat meningkatkan angka kesakitan
dan kematian
o Biaya meningkat
o Produktifitas pasien menurun
o Tuntutan hukum
o Perlu dilakukan upaya PPI SSI dengan
menerapkan Bundle SSI

Sumber : Komite PPI RSJPDHK


PENGERTIAN
Surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi
pada tempat atau daerah insisi akibat suatu tindakan
pembedahan yang di dapatkan dalam 30 – 90 hari setelah
operasi, pada luka terbuka dan tertutup, infeksi dapat terjadi
di jaringan insisional superficial, insisional dalam dan
insisional rongga
(July 2013 CDC/NHSN Protocol Clarifications)
Surgical Site Infection (SSI)
adalah infeksi yang terjadi:

SETELAH OPERASI
Pada bagian tubuh dimana
dilakukan Tindakan bedah

Terjadi SSI

30 hari atau 90 hari


Paska tindakan bedah

SOURCE: http://www.cdc.gov/HAI/ssi/ssi.html
30 DAY SURVEILLANCE

CODE OPERATIVE PROCEDURE CODE OPERATIVE PROCEDURE


Abdominal aortic ancurysm repair LAM Laminectomy Liver
Limb amputation transplant Neck surgery
Appendix surgery Shunt Kidney surgery Ovarian
AAA for dialysis surgery Prostate
AMP Bile duct, liver or pancreatic sugery LTP surgery Rectal surgery
APPY Carotid endarterectomy Gallbladder NECK Small bowel surgery
AVSD surgery NEPH Spleen surgery Thoracic
BILI Colon surgery Cesarean OVRY surgery
CEA section Gastric surgery PRST Thyroid and/or parathyroid surgery
CHOL REC
Heart transplant Vaginal hysterectomy
COLO SB
Abdominal hysterectomy Exploratory Laparotomy
CESAC SPLE
GAST
Kidney transplant THOR
Other NHSN operative procedures not
HTP THYR included in these categories
HYST VHYS
KTP XLAP
OTH

SOURCE: http://www.cdc.gov/HAI/ssi/ssi.html
90 DAY SURVEILLANCE

CODE OPERATIVE PROCEDURE


BRST Breast surgery
CARD Cardiac surgery
CBGB Coronary artery bypass graft with both chest and donor site incisions
CBGC Coronary artery bypass graft with chest incision only
CRAN Craniotomy Spinal
FUSN FX fusion
HER Open redution of fracture
HPRO Hermiorrhapy
KPRO Hip prosthesis
PACE Knee prosthesis
PVBY Pacemaker surgery
RFUSN Peripheral vascular bypass surgery
VSHN Refusion of spine
Ventricular shunt

SOURCE: http://www.cdc.gov/HAI/ssi/ssi.html
FAKTOR RISIKO

Intrinsik
Tidak bisa diubah Ekstrinsik
▪ Umur ▪ Klasifikasi luka yang lebih tinggi dan
▪ Radioterapi pembedahan terbuka.
▪ Infeksi kulit/jaringan lunak ▪ Pertukaran udara/ventilasi yang kurang
memadai.
Bisa diubah ▪ Peningkatan lalu lintas ruang operasi
▪ ▪ Sterilisasi instrumen/peralatan yang tidak
Diabetes yang tidak terkontrol
▪ Obesitas tepat/tidak memadai.
▪ ▪ Infeksi yang sudah ada.
Malnutrisi
▪ ▪ Persiapan kulit yang tidak memada
Kebiasaan merokok
▪ ▪ Pencukuran pra-operasi
Imunosupresi
▪ ▪ Pemilihan, pemberian, atau durasi antibiotik
Kadar albumin pra-operasi 1.0 mg/dL,
▪ Lama menjalani rawat inap pra-operasi profilaksis yang tidak tepat.
setidaknya 2 hari
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko intra operasi


▪ Waktu operasi yang lama. Faktor risiko pasca operasi
▪ Transfusi darah.
▪ Teknik aseptik dan pembedahan. ▪ Hiperglikemia dan diabetes
▪ Pemakaian sarung masih terbilang sangat
tangan/lengan kritikal selama periode
▪ Antiseptik. paska-operasi.
▪ Hipoksia. ▪ Perawatan luka
▪ Hipotermia. ▪ Transfusi darah paska
▪ Kontrol gula darah yang tidak operasi.
adekuat.
FAKTOR PENYEBAB SSI Fishbone Diagram

SSI
KLASIFIKASI IDO
PATHOGEN PENYEBAB SSI

Mikroorganisme 2009 2010 Mikroorganisme terbesar Infeksi Daerah Operasi


Staphylococcus epidermidis 34.2 50 Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus 12.6 - Staphylococcus epidermidis Paling utama
Pseodomonas aeruginosa 11.4 -
MRSA
Spesies Klebsiella 7.2 20
spesies Klebsiella
E,coli 7.1 -
E.coli
MRSA 2.2 -
Psedomonas aeruginosa
Lain2 25.3 30 NHSN 2010-
2014
Sumber : Komite PPI RSJPDHK
DAMPAK SSI

•Lama hari rawat meningkat (7-11 hari)

•Biaya akan meningkat

•Angka kesakitan dan kematian meningkat

•Produktifitas pasien menurun

•Mutu menurun

•Tuntutan hukum
TUJUAN PENERAPAN BUNDLE

Untuk mencegah terjadinya Infeksi Daerah


Operasi pada pasien yang dilakukan
tindakan pembedahan
SIAPA YANG MELAKUKAN BUNDLE
Semua individu yang terlibat dalam proses penyembuhan luka
operasi petugas dokter, perawat, pasien dan keluaraga
Kriteria SSI yang diterapkan National
Healthcare Safety Network (NHSN)
Infeksi Daerah Operasi Superficial - Superficial incisional SSI
Harus memenuhi semua kriteria berikut:
1. Tanggal kejadian infeksi berlangsung dalam 30 hari setelah prosedur operasi (hari ke-1 = tanggal
prosedur)
2. Hanya melibatkan jaringan kulit dan subkutan pada insisi tersebut dan
3. Pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari yang berikut ini:
a. Drainase purulen dari insisi superfisial.
b. Organisme yang diidentifikasi dari spesimen yang diperoleh secara aseptik dari insisi superfisial
atau jaringan subkutan.
c. Insisi superfisial yang sengaja dibuka oleh dokter bedah, dokter yang memeriksa, atau Petugas
lain yang ditunjuk dan pengujian berbasis kultur atau nonkultur tidak dilakukan DAN Pasien
memiliki setidaknya salah satu tanda atau gejala berikut ini: nyeri atau nyeri tekan,
pembengkakan lokal; eritema; atau sensasi panas.
d. Diagnosis IDO superfisial oleh dokter bedah atau dokter yang memeriksa atau petugas lain yang
ditunjuk
Kriteria SSI yang diterapkan National
Healthcare Safety Network (NHSN)

Infeksi Daerah Operasi Dalam- Deep incisional SSI


Harus memenuhi semua kriteria berikut:
1. Tanggal kejadian infeksi berlangsung dalam 30 atau 90 hari setelah prosedur operasi (di mana hari
ke-1 = tanggal prosedur) bergantung pada jenis prosedurnya dan
2. Melibatkan jaringan lunak dalam pada insisi (misalnya lapisan fascia dan otot) dan
3. Pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari yang berikut ini:
a. Drainase purulen dari insisi dalam.
b. Insisi dalam yang mengalami dehisensi spontan, atau sengaja dibuka atau diaspirasi oleh dokter
bedah, dokter yang memeriksa, atau petugas lain yang ditunjuk, dan organisme diidentifikasi
melalui metode pengujian mikrobiologi berbasis kultur atau nonkultur yang dilakukan untuk
keperluan diagnosis klinis atau pengobatan DAN pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari
tanda atau gejala berikut: demam (>38°C); nyeri atau nyeri tekan lokal. Pengujian berbasis kultur
atau nonkultur yang menunjukkan temuan negatif tidak memenuhi kriteria ini.
c. Adanya abses atau bukti infeksi lainnya pada insisi dalam yang dideteksi pada
pemeriksaan histopatologi atau anatomi kotor, atau uji pencitraan.
Kriteria SSI yang diterapkan National
Healthcare Safety Network (NHSN)
Infeksi Daerah Operasi Organ - Organ/Space SSI
Harus memenuhi semua kriteria berikut:
1. Tanggal kejadian infeksi berlangsung dalam 30 atau 90 hari setelah prosedur operasi NHSN (di mana hari ke-1 =
tanggal prosedur) bergantung pada jenis prosedur dan
2. Infeksi melibatkan bagian tubuh mana pun yang lebih dalam daripada lapisan fascia/otot, yang dibuka atau
dimanipulasi selama prosedur operasi dan
3. Pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari yang berikut ini:
a. Drainase purulen dari saluran yang ditempatkan ke dalam organ/rongga.
b. Organisme yang diidentifikasi dari cairan atau jaringan dalam organ/rongga melalui
metode pengujian mikrobiologi berbasis kultur atau nonkultur yang dilakukan untuk
tujuan diagnosis klinis atau pengobatan.
c. Adanya abses atau bukti infeksi lainnya pada organ/rongga yang dideteksi pada
pemeriksaan histopatologi atau anatomi kotor, atau uji pencitraan yang menunjukkan
adanya infeksi dan
4. Memenuhi setidaknya satu kriteria untuk lokasi infeksi organ/rongga spesifik
KATEGORI RISIKO SSI

1. Klasifikasi operasi/jenis operasi

2. Kondisi Pasien Berdasarkan American Society of


Anesthesiologist (ASA Score)

3. T. Time /T Point
1. Klasifikasi operasi/jenis operasi
❖Operasi Bersih

❖Operasi Bersih Tercemar

❖Operasi Tercemar

❖Operasi Kotor atau dengan Infeksi


1. Klasifikasi operasi/jenis operasi

1. Operasi Bersih : 2. Operasi Bersih Tercemar :


⮚ Operasi dilakukan pada daerah/ kulit ⮚ Operasi membuka traktus
yang pada kondisi pra bedah tidak digestivus, traktus biller, traktus
terdapat peradangan dan tidak
urinarius, traktus respiratorius
membuka traktus respiratorius, traktus
sampai dengan orofaring, atau
gastrointestinal, orofaring, traktus
traktus reproduksi kecuali ovarium
urinarius atau traktus biller
⮚ Operasi berencana dengan penutupan ⮚ Operasi tanpa pencemaran nyata
kulit primer, dengan atau tanpa (gross spillage), contohnya operasi
pemakaian drain tertutup pada traktus billier, apendiks,
⮚ Kemungkinan infeksi tidak lebih dari 2 vagina a orofaring.
% (Infeksi saat operasi dari ⮚ Kemungkinan untuk infeksi 4 – 10
petugas/lingkungan) %
1. Klasifikasi operasi/jenis operasi

4. Operasi Kotor atau dengan


3. Operasi Tercemar : Infeksi :
• Perforasi traktus digestivus, traktus
⮚ Operasi yang dilakukan urogenitalis atau traktus respiratorius yang
pada kulit yang terbuka, terinfeksi
• Melewati daerah purulen (Inflamasi
tetapi masih dalam waktu Bakterial)
• Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah
emas (Golden periode )
kejadian , terdapat jaringan luas atau kotor
⮚ Kemungkinan untuk infeksi • Dokter yang melakukan operasi menyatakan
sebagai luka operasi kotor/ terinfeksi
20 % • Kemungkinan untuk infeksi 40 %
2. Kondisi Pasien Berdasarkan American Society
of Anesthesiologist (ASA Score)

ASA 1 : Pasien sehat


ASA 2 : Pasien dg gangguan sistemik ringan – sedang
ASA 3 : Pasien dg gangguan sistemik berat
ASA 4 : Pasien dg gangguan sistemik berat yang mengancam kehidupan
ASA 5 : Pasien tdk diharapkan hidup walaupun dioperasi atau tidak.
3. T. Time /T Point
Jenis operasi T Point ( Hours )
Coronary artery bypass graft 5
Bile duct, liver or pancreatic surgery 4
Craniotomy 4
Head and neck surgery 4
Colonic surgery 3
Joint prosthesis surgery 3
Vascular surgery 3
Abdominal or vaginal hysterectomy 2
Ventricular shunt 2 2
Herniorrhaphy 2
Appendectomy 1 1
Limb amputation 1
KATEGORI RISIKO SSI
Berdasarkan :
❑ Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
⮚ Bersih
⮚ Bersih tercemar 0
⮚ Tercemar
⮚ Kotor 1
❑ Klasifikasi kondisi pasien
⮚ ASA : 1
⮚ ASA : 2 0
⮚ ASA : 3
⮚ ASA : 4 1
⮚ ASA : 5
❑ Durasi operasi
⮚ Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
⮚ Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
PENCEGAHAN SSI

Menerapkan Bundles Bundle

Seperangkat intervensi Konsep ilmiah


berbasis bukti sahih ( Evidence Base
Fokus kepada faktor Risiko Practices) terdiri dari 4-6 unsur/elemen bila
yang dapat diubah dilaksanakan menyeluruh setiap waktu
menghasilkan umpan balik terbaik
The US-IHI ( Institute for Healthcare Improvement ), 2001.

Z TOLERANCE ZERO INFECTION It is very difficult


PENERAPAN BUNDLE SSI

PRE OPERASI
❖ Hindari pencukuran rambut
❖ Antibiotika profilaksis
❖ Gula darah normal
❖ Temperatur tubuh normal
❖ Mandi sore dan pagi hari dengan cairan
antiseptik
PENERAPAN BUNDLE SSI

⮚ Pertahankan gula darah normal dibawah 200 mg/dl


⮚ Kontrol gula darah pada pasien operasi jantung,
pertahankan gula darah 140- 180 mg/dl
⮚ Monitor hyperglycemia pre – intra -post operatively
PENERAPAN BUNDLE SSI

INTRA OPERASI
❖ Surgical hand antiseptic
❖ Sterile instrument
❖ Antiseptic skin preparation
❖ Strict PersonilI
❖ Environment
PENERAPAN BUNDLE SSI

PASKA OPERASI
⮚ Rawat luka teknik steril dengan cairan
NaCl
⮚ Luka ditutup 24-48 jam,
kecuali ada rembesan atau infeksi
⮚ Berikan nutrisi sesuai kebutuhan
⮚ Motivasi dan Penkes
Kebersihan Tangan bedah
Operating room air quality and risks including COVID-19 27th July 2020
Some of these measures will serve not only to prevent transmission of SARS-
CoV-2 and other respiratory viruses, but also will reduce the risk of
contaminated particulates which can cause surgical site infections. For
example, the joint statement recommends fewer surgical team members in
the OR during cases, which reduces the number of individuals shedding
bacteria laden skin cells and contaminated hair fibres. Other measures
focusing only on prevention of COVID-19 include the use of N95 respirators
plus face shield or powered air-purifying respirators (PAPR) during intubation
Exploring the risks of reopening operating
and extubation of COVID patients. Prevention of transmission is of paramount
rooms under the shadow of COVID-19 with
importance, especially considering the ongoing restricted supplies of personal
Sue Barnes, RN, CIC, FAPIC, Infection
protective equipment (PPE).
Prevention Consultant

SARS-CoV-2 virus, which has caused the current COVID-19 pandemic, is a new airborne risk in operating
rooms (ORs).1 During the first months of the pandemic, elective surgical procedures were cancelled in
many ORs, but more recently have begun to reopen. This reopening process is guided by a
multidisciplinary joint position statement recommending measures to prevent ongoing transmission of
SARS-CoV-2
OR air quality and surgical infection risk in 2020
Professional organisations provide guidance regarding air quality in United States (US) ORs in order to reduce the risk of surgical site
infections, including Association for Operating Room Nurses and Associates (AORN), Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
American National Standards Institute (ANSI), American Society for Healthcare Engineering (ASHE), and American Society of Heating,
Refrigerating and Air Conditioning Engineers (ASHRAE). These organisations recommend engineering controls that regulate dilution of
air (20 air changes per hour), filtration of air (Minimum Efficiency Reporting Value [MERV] filtration rating between 13 and 14), and
pressurisation (positive to surrounding areas)
SURVEILAN SSI

Jumlah kasus SSI/IDO


------------------------------------------ X 100
Jumlah kasus operasi

Kelompokkan SSI/IDO sesuai dengan jenis operasi


(appendiktomi, SC, laparascopy, CABG) dengan
kategori risk
KESIMPULAN

⮚ SSIs adalah HAIs paling umum terjadi dan


menimbulkan biaya yang tinggi
⮚ SSI 60 % dapat dicegah
⮚ Dampak SSIs meningkatkan morbidity,
mortality, lama hai rawat dan biaya
⮚ SSIs dapat dicegah dengan kepatuhan terhadap
kebijakan ,pedoman dan standar yang sudah
ditetapkan
Terima
TERIMAKASI
kasih H
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai