SASARAN 4 :
Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang
benar, pembedahan pada pasien yang benar
Standar SKP.4
• Rumah sakit memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien
sebelum menjalani tindakan dan atau prosedur.
Standar SKP.4.1
• Rumah sakit memastikan dilaksanakannya proses Time-out di kamar operasi atau
ruang tindakan sebelum operasi dimulai.
MAKSUD DAN TUJUAN SKP.4 DAN SKP.4.1
• Salah-Lokasi, Salah-Prosedur, dan Salah-Pasien yang menjalani tindakan serta
prosedur merupakan kejadian sangat mengkhawatirkan dan dapat terjadi.
• Kesalahan ini terjadi antara lain akibat :
1. Komunikasi yang tidak efektif dan tidak adekuat antar anggota tim
2. Tidak ada keterlibatan pasien untuk memastikan ketepatan lokasi operasi dan tidak ada
prosedur untuk verifikasi
3. Asesmen pasien tidak lengkap
4. Catatan rekam medik tidak lengkap
5. Budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antaranggota tim
6. Masalah yang terkait dengan tulisan yang tidak terbaca, tidak jelas, dan tidak lengkap
7. Penggunaan singkatan yang tidak terstandardisasi dan dilarang.
Rumah sakit harus menentukan area-area di dalam rumah
sakit yang melakukan tindakan bedah dan prosedur invasif.
• Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan “surgical check list ”
(Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety 2009). (R)
• Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, rumah sakit menyediakan “check list”
atau proses lain untuk mencatat, apakah informed consent sudah benar dan lengkap,
apakah Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien sudah teridentifikasi, apakah
semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap tersedia dengan lengkap
dan berfungsi dengan baik. (D,O)
ELEMEN PENILAIAN SKP.4.1
1. Ada regulasi tentang asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar informasi dari
hasil asesmen (R)
2. Diagnosis pra operasi dan rencana operasi dicatat di rekam medik pasien oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum operasi dimulai (D,W)
3. Hasil asesmen yg digunakan utk menentukan rencana operasi dicatat oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) di rekam medis pasien sebelum operasi dimulai
(Lihat juga, AP.1.2.1; AP 1.3.1) (D,W)
STANDAR PAB.7.1
RISIKO, MANFAAT DAN ALTERNATIF DIDISKUSIKAN DENGAN
PASIEN DAN ATAU KELUARGA ATAU PIHAK LAIN YG
BERWENANG YG MEMBERIKAN KEPUTUSAN
Informed consent tindakan op & penggunaan darah/pd
Elemen Penilaian PAB.7.1 1.
1. Pasien, keluarga dan mereka yg memutuskan diberi edukasi tentang risiko, manfaat,
komplikasi, dampak dan alternatif prosedur/teknik terkait rencana operasi (D,W)
2. Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat dan alternatif penggunaan darah dan
produk darah (D,W)
3. Edukasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan dicatat pada bagian
pemberian informasi dalam form persetujuan tindakan kedokteran (D,W)
STANDAR PAB.7.2
INFORMASI YG TERKAIT DGN OPERASI DICATAT DALAM LAPORAN OPERASI
DAN DIGUNAKAN UNTUK MENYUSUN RENCANA ASUHAN LANJUTAN
Tier 1b Ketajaman rendah Departemen Rawat Jalan RS Tunda operasi atau lakukan
operasi / pasien sehat Pusat Bedah Ambulatori di ASC
Rumah sakit dengan sensus
COVID-9 rendah
Tier 2a Pembedahan ketajaman menengah / Departemen Rawat Jalan RS Kanker risiko rendah Tulang Tunda operasi jika
pasien sehat. Pusat Bedah Ambulatori belakang tidak mendesak memungkinkan atau
Tidak mengancam jiwa tetapi Rumah sakit dengan sensus Kolik ureter pertimbangkan ASC
berpotensi untuk morbiditas dan COVID-19 rendah / tidak
mortalitas di masa depan.
Membutuhkan rawat inap di RS.
Deskripsi Definisi Lokasi Contoh Aksi
Tier 3a Operasi ketajaman tinggi / Rumah sakit Sebagian besar kanker Jangan menunda
pasien sehat Pasien yang sangat
bergejala
Fase I. Pengaturan Semi-Urgent (Fase Persiapan) sumber daya rumah sakit tidak habis, institusi masih memiliki
kapasitas ventilasi ICU
• Pasien Neoadjuvant menyelesaikan perawatan • Tahap klinis T2 atau N1 ERpos / PRpos / HER2 tumor negatif *
& • Tiga kali lipat pasien negatif atau HER2 positif * & • Biopsi cenderung ganas • Eksisi rekurensi ganas
Fase II. Pengaturan yang mendesak Banyak pasien COVID 19, ICU dan kapasitas ventilator terbatas
• Sayatan dan drainase abses payudara • Evakuasi hematoma • Revisi flap mastektomi iskemik • Revaskularisasi /
revisi flap jaringan autologus *
Fase III. Sumber daya rumah sakit semuanya dialihkan ke pasien COVID 19, tidak ada ventilator atau kapasitas
ICU.
Sayatan dan drainase abses payudara • Evakuasi hematoma • Revisi flap mastektomi iskemik • Revaskularisasi /
revisi flap jaringan autologus *
Bedah Umum Darurat
Fase I. Pengaturan Semi-Urgent (Fase Persiapan) Beberapa pasien COVID-19, sumber daya rumah sakit tidak
habis, institusi masih memiliki kapasitas ventilator ICU
• Hampir menghalangi usus besar • Hampir menghalangi kanker rektum • Kanker yang sering membutuhkan transfusi
• Kanker usus besar tanpa gejala • Kanker dubur setelah kemoradiasi neoadjuvan tanpa respons terhadap terapi •
Kanker dengan keprihatinan tentang perforasi lokal dan sepsis • Kanker rektum tahap awal di mana terapi ajuvan
tidak tepat
Fase II. Pengaturan yang mendesak Banyak pasien COVID-19, ICU dan kapasitas ventilator terbatas
• Nyaris menghalangi kanker usus besar di mana pemasangan stent bukan pilihan • Hampir menghalangi kanker
rektum (harus dialihkan) • Kanker dengan persyaratan transfusi yang tinggi (rawat inap) • Kanker dengan bukti
perforasi dan sepsis yang tertunda
Fase III Sumber daya rumah sakit semuanya dialihkan ke COVID 19 pasien, tidak ada ventilator atau kapasitas
ICU
• Kanker berdarah, tersumbat, atau aktif (tergantung transfusi rawat inap) • Kasus dengan sepsis
TERIMA KASIH