Akreditasi RS Tahun
2022
2
Standar Akreditasi Baru
• Berfokus pada proses dan sistem, menuju suatu perbaikan yang berkesinambungan
• Berorientasi pada dampak yang dihasilkan dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
• Regulasi standar disesuaikan dengan ketetapan RS
Mendorong RS untuk mengembangkan standar & regulasi
spesifik sesuai kebutuhan layanannya
• Penggunaan data untuk pengambilan keputusan
• Melibatkan semua staf di RS
• Kolaboratif, bukan ”POKJA”
• Standar yang “simple” namun membutuhkan pendalaman materi mengenai apa yang
diminta sesuai standar dan elemen penilaian
3
STANDAR AKREDITASI BARU
AKAR MASALAH
HAMBATAN yang dihadapi
GAP
Kondisi yg
sebenarnya Upaya Perbaikan
4
Standar Akreditasi Baru
Terkait Pembedahan
SKP 4
MEMASTIKAN SISI YANG BENAR, PAB 7 – 7.4
PROSEDUR YANG BENAR,
PASIEN YANG BENAR PADA PEMBEDAHAN/ PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
TINDAKAN INVASIF
5
Standar
Keselamatan
Pasien
MEMASTIKAN SISI YANG BENAR,
PROSEDUR YANG BENAR,
PASIEN YANG BENAR PADA PEMBEDAHAN/TINDAKAN INVASIF
6
MEMASTIKAN SISI YANG BENAR, PROSEDUR
YANG BENAR, PASIEN YANG BENAR PADA
PEMBEDAHAN/
TINDAKAN INVASIF
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan proses untuk melaksanakan verifikasi pra operasi, penandaan lokasi operasi dan proses time-out yang dilaksanakan
sesaat sebelum tindakan pembedahan/invasive dimulai serta proses sign-out yang dilakukan setelah Tindakan selesai.
7
Protokol umum ( Universal protocol ) untuk pencegahan salah sisi, salah prosedur dan salah pasien
pembedahan :
8
Proses Verifikasi Praoperasi
9
Penandaan Sisi Operasi
Penandaan sisi operasi hanya ditandai pada :
o semua kasus yang memiliki dua sisi kiri dan kanan ( lateralisasi ),
o Struktur multipel ( jari tangan, jari kaki, lesi ), atau
o multiple level ( tulang belakang ).
Penandaan sisi operasi :
o oleh PPA yang akan melakukan tindakan;
o dibuat saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan,
o harus terlihat walaupun setelah pasien dipersiapkan dan ditutup kain.
Tanda “X” tidak digunakan sebagai penanda karena dapat diartikan sebagai “bukan di sini” atau “salah
sisi”
Tanda yang dibuat harus seragam dan konsisten digunakan di RS
10
Time Out
Dilakukan sesaat sebelum Tindakan dimulai,dihadiri semua anggota tim. Selama time-
out, Tim menyetujui komponen, sbb:
o Benar identitas pasien
o Benar prosedur yang dilakukan
o Benar sisi operasi / Tindakan invasive
Time-out dilakukan di tempat di mana tindakan akan dilakukan dan melibatkan secara aktif seluruh tim
bedah.
Pasien tidak berpartisipasi dalam time-out. Keseluruhan proses time-out didokumentasikan dan meliputi
tanggal serta jam time-out selesai.
Rumah sakit menentukan bagaimana proses time-out didokumentasikan.
11
Sign Out
Sign-out dilakukan ditempat Tindakan berlangsung sebelum pasien meninggalkan ruangan.
Pada umumnya, perawat sebagai anggota tim melakukan konfirmasi secara lisan untuk komponen sign-out
sbb :
Nama tindakan operasi / invasif yang dicatat / ditulis
Kelengkapan perhitungan instrumen, kasa dan jarum (bila ada)
Pelabelan spesimen (ketika terdapat spesimen selama proses sign-out, label dibacakan dengan
jelas, meliputi nama pasien, tanggal lahir)
Masalah peralatan yang perlu ditangani ( bila ada )
12
Pelayanan
Anestesi
dan
Bedah
13
Pelayanan Anestesi dan Bedah
Perorganisasian dan pengelolaan pelayanan Anestesi dan Sedasi
PAB 1 Penetapan pelayanan Anestesi, sedasi moderat dan dalam
PAB 2. Penanggung jawab pelayanan
Pelayanan Sedasi
PAB 3 Penetapan regulasi pemberian sedasi moderat dan dalam
PAB 3.1 Tenaga medis yang melakukan pelayanan
PAB 3.2 PPK pelayanan sedasi moderat dan dalam
Pelayanan Anestesi
PAB 4 PPA yang kompeten yang melakukan pelayanan assessmen pra anestesi dan pra dinduksi
PAB 5 Informed concent Tindakan anestesi
PAB 6 Pemulihan pasca anestesi dgn kriteria fisiologis
PAB 6.1 Pemantauan pasca anestesi dan transfer
Pelayanan Bedah
PAB 7 Asuhan pasien prabedah dan pencatatannya
PAB 7.1 Informed concent Tindakan bedah
PAB 7.2 Laporan Operasi
PAB 7.3 Asuhan Pasca Operasi
PAB 7.4 Implan
14
Pelayanan Anestesi dan Bedah
Pelayanan Pembedahan
Standar PAB 7
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas hasil pengkajian dan dicatat dalam rekam medis pasien.
16
Pelayanan Anestesi dan Bedah
Pemilihan teknik operasi bergantung pada riwayat pasien, status fisik, data diagnostik, serta manfaat dan risiko tindakan yang dipilih.
Untuk pasien yang saat masuk rumah sakit langsung dilayani oleh dokter bedah, pengkajian prabedah menggunakan formulir pengkajian
awal rawat inap. Sedangkan pasien yang dikonsultasikan di tengah perawatan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) lain dan
diputuskan operasi maka pengkajian prabedah dapat dicatat di rekam medis sesuai kebijakan rumah sakit. Hal ini termasuk diagnosis
praoperasi dan pascaoperasi serta nama tindakan operasi.
17
Pelayanan Anestesi dan Bedah
18
Pelayanan Anestesi dan Bedah
d) Pilihan operasi atau nonoperasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien;
e) Sebagai tambahan jika dibutuhkan darah atau produk darah, sedangkan risiko
dan alternatifnya didiskusikan.
19
Pelayanan Anestesi dan Bedah
20
Pelayanan Anestesi dan Bedah
21
Pelayanan Anestesi dan Bedah
Standar PAB 7.3
Rencana asuhan pascaoperasi disusun, ditetapkan dan dicatat dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan PAB 7.3
Kebutuhan asuhan medis, keperawatan, dan profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya sesuai dengan kebutuhan setiap pasien
pascaoperasi berbeda bergantung pada tindakan operasi dan riwayat kesehatan pasien. Beberapa pasien mungkin membutuhkan
pelayanan dari profesional pemberi asuhan (PPA) lain atau unit lain seperti rehabilitasi medik atau terapi fisik. Penting membuat
rencana asuhan tersebut termasuk tingkat asuhan, metode asuhan, tindak lanjut monitor atau tindak lanjut tindakan, kebutuhan
obat, dan asuhan lain atau tindakan serta layanan lain. Rencana asuhan pascaoperasi dapat dimulai sebelum tindakan operasi
berdasarkan asesmen kebutuhan dan kondisi pasien serta jenis operasi yang dilakukan. Rencana asuhan pasca operasi juga memuat
kebutuhan pasien yang segera. Rencana asuhan dicacat direkam medik pasien dalam waktu 24 jam dan diverifikasi oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai pimpinan tim klinis untuk memastikan kontuinitas asuhan selama waktu pemulihan dan
masa rehabilitasi.
22
Pelayanan Anestesi dan Bedah
23
Pelayanan Anestesi dan Bedah
Standar PAB 7.4
Perawatan bedah yang mencakup implantasi alat medis direncanakan dengan pertimbangan khusus tentang bagaimana memodifikasi
proses dan prosedur standar.
Maksud dan Tujuan PAB 7.4
Banyak tindakan bedah menggunakan implan yang menetap/permanen maupun temporer antara lain panggul/lutut prostetik, pacu jantung,
pompa insulin. Tindakan operasi seperti ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi dgn mempertimbangkan faktor khusus
seperti: (a-h)
a) Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundangan.
b) Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di kamar operasi dan pertimbangan khusus utk
penandaan lokasi operasi.
c) Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan implan (staf dari pabrik/perusahaan implan untuk
mengkalibrasi).
24
Pelayanan Anestesi dan Bedah
d) Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implant.
e) Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar/aturan pabrik.
f) Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus.
g) Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi.
h) kemampuan penelusuran (traceability) alat jika terjadi penarikan kembali (recall) alat medis
misalnya dengan menempelkan barcode alat di rekam medis.
https://www.ahrq.gov/sites/default/files/wysiwyg/professionals/quality-patient-safety/patient-
safety-resources/resources/advances-in-patient-safety-2/vol4/Advances-StJacques_105.pdf
29
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6368165/pdf/0102-6720-abcd-32-01-e1423.pdf
30
Penggunaan check list membuat industri
penerbangan adalah salah satu industri yang
paling aman di dunia
31
The perioperative period is the
time lapse surrounding the
surgical act. It is subdivided into
three stages: preoperative,
operative and postoperative.
Feb 7, 2019
Checkpoint #1
Tujuannya untuk melakukan pengecekan ulang terhadap seluruh tahap preoperatif (patient
identification, preoperative studies, corresponding surgical procedure, surgery ́s side, prosthesis).
34
Tahap Operatif / Operative Stage
“keeping conversations that are straightly related only to the operative procedure. This concept, used in the aeronautical in dustry and applied moments before
starting a flight, is called “cockpit asepsis”.
Sign in Process
Sub-step #1: Anesthetic induction – Pre Induction Assessment
Dilakukan oleh dokter anestesi dan penata anestesi
Dokter operator hadir di tempat untuk melihat apakah ada kesulitan saat intubasi serta mengetahui obat apa yang akan dipakai untuk prosedur anestesi
Sub-step #3: Anesthetic recovery, penggunaan check list untuk kriteria pulih anestesi, dilanjutkan dengan transfer pasien ( gunakan formulir transfer )
35
Check Point 2
Checkpoint #2
Dilakukan setelah tahap operatif selesai sebelum masuk pada tahap post operatif.
Dilakukan oleh dokter operator setelah meninggalkan ruang operasi namun
sebelum meninggalkan area kamar bedah
Tujuannya untuk melihat apakah seluruh tahap operasi sudah dilakukan dengan
baik, pencatatannya lengkap.
Hal ini dilakukan untuk menghindari dan melakukan koreksi yang diperlukan
sebelum masuk ke dalam tahapan post operatif.
36
Tahap Pasca Operatif
Postoperative Stage
The objective is to detect, early, any sign or symptom of an immediate postoperative complication. The
wound controls, the cures, the medication administered (analgesics, antiemetics, gastric protectors,
antibiotics, antithrombotic prophylaxis), diet and rest should be strict.
At the time of hospital discharge should provide the necessary advice for the welfare of the patient
(wound controls, healing, oral medication, diet and rest), as well as schedule the day, place and time of
the next consultation. The goal is to avoid and detect any mediate postoperative complication
37
Analisa ”Surgical Factors”
LINGKUNGAN
39
Terima Kasih
40