Yth.
Direktur RSIA PUTRI
Jl. Arief Rahman Hakim 122
Surabaya
Dengan hormat,
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien merupakan isu yang menjadi perhatian dunia karena globalisasi teknologi
informasi, pengetahuan masyarakat tentang pelayanan kesehatan dan isu keselamatan pasien
yang pesat.1 Salah satu indikator keselamatan pasien yang berhubungan dengan tindakan medis
adalah infeksi luka operasi (ILO) yang merupakan komplikasi utama yang dialami oleh pasien
rawat inap dan menjadi salah satu indikator keselamatan pasien.
Infeksi luka operasi (ILO) adalah infeksi yang terjadi pada luka bekas sayatan operasi. Kondisi ini
umumnya muncul dalam 30 hari pertama setelah operasi, dengan gejala nyeri, kemerahan, dan rasa
panas pada bekas luka. Dalam operasi, dokter bedah akan membuat sayatan pada kulit dengan
menggunakan pisau bedah sehingga menimbulkan luka operasi. Luka ini dapat terinfeksi meski
prosedur operasi yang telah dijalankan sudah sesuai dan melalui tindakan pencegahan infeksi.
Salah satu indikator keselamatan pasien yang berhubungan dengan tindakan medis infeksi luka
operasi merupakan komplikasi utama yang dialami oleh pasien rawat inap. Tingkat kejadian
infeksi luka operasi berkisar antara 3% – 15 % didunia. World Health Organization (WHO)
melalui World Alliance for Patient Safety melaporkan bahwa dari 27 juta pasien pembedahan
terjadi ILO 2-5 % setiap tahunnya dan 25 % jumlah infeksi terjadi di fasilitas pelayanan
kesehatan (Rivai et al., 2013; Zuarez-Easton et al., 2017).
NHSN ( National Healthcare Safety Network) tahun 2006 – 2008, dari 849.659 prosedur operasi
kejadian infeksi 16.147 ( 1.9%). Menurut NHS (National Health Scotland,Canadian Infection
Control Surveilans) angka SSI untuk operasi CABG 8 % ,untuk operasi katup ( CARD) 4 %.
Sehingga membuat lama perawatan meningkat,60% stay in ICU serta biaya meningkat 30 %
BAB II
TATALAKSANA
Surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah insisi
akibat suatu tindakan pembedahan yang di dapatkan dalam 30 – 90 hari setelah operasi, pada
luka terbuka dan tertutup, Infeksi dapat terjadi di jaringan insisional superficial, insisional dalam
dan insisional rongga
Berdasarkan :
Tercemar
Kotor 1
Kategori Operasi
1. Operasi Bersih :
Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi pra bedah tidak terdapat
peradangan dan tidak membuka traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring,
traktus urinarius atau traktus biller
Operasi berencana dengan penutupan kulit primer, dengan atau tanpa pemakaian drain
tertutup
2. Operasi Bersih Terkontaminasi :
Operasi membuka traktus digestivus, traktus biller, traktus urinarius, traktus respiratorius
sampai dengan orofaring, atau traktus reproduksi kecuali ovarium
Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage), contohnya operasi pada traktus billier,
apendiks, vagina atau orofaring.
3. Operasi Terkontaminasi :
Operasi yang dilakukan pada kulit yang terbuka, tetapi masih dalam waktu emas (Golden
periode )
4. Operasi Kotor:
Perforasi traktus digestivus, traktus urogenitalis atau traktus respiratorius yang terinfeksi
Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial)
Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian , terdapat jaringan luas atau kotor
Dokter yang melakukan operasi menyatakan sebagai luka operasi kotor/ terinfeksi
B. Faktor eksternal
Petugas
Tehnik pembedahan
Lingkungan
Alat
Preoperasi
Intraoperasi
Postoperasi
PRE OPERASI
Kamar operasi
INTRA OPERASI
POST OPERASI
Tertutup
1. Rawat luka dgn cara septik dan aseptik
2. Gunakan APD
3. Luka ditutup hanya 48 jam
4. Rawat luka dgn cairan normal salin
Terbuka :
Rawat luka bila kotor atau sesuai indikasi
Antibiotik Propilaktik
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi luka operasi di RSIA PUTRI telah dilakukan sesuai
prosedur yang telah ditentukan dan dipantau oleh Komite PPI dengan adanya lembar supervisi
berupa lembar survailans PPI. Survailen PPI dilaksanakan setiap satu bulan sekali baik oleh
IPCLN maupun IPCN.
Secara prosedur RSIA Putri telah melakukan tatalaksana pencegahan infeksi luka operasi sesuai
panduan, namun dalam pelaksanaanya didapatkan adanya insiden ILO di bulan Juni yang
dilaporkan di bulan Juli saat pasien kontrol .
Pada data diatas jika dilihat di bulan juni kejadin ILO 1.9% , sedangkan jika dilihat dalam
triwulan ILO mencapai 0.6%. Pada tahun 2022 ini hanya didapatkan ada 2 kejadian infeksi luka
operasi di trimester 2 (dua). Setelah dilakukan invsestigasi dengan Komite PPI sebagai
investigatornya didapatkan bahwa ada ketidak tepatan prosedur pada saat penatalaksanaan pre
operasi, yaitu :
KESIMPULAN
BAB V
PENUTUP
Keselamatan pasien adalah hal yang harus diperhatikan oleh RSIA Putri dalam pelaksanaan
pelayanan karena keselamatan pasien adalah goal nya sebuah asuhan, termasuk salah satunya
adalah kejadian insiden ILO. Dengan koordinasi yang baik akan membuat pelayanan RSIA Putri
menjadi baik dan bermutu.