Oleh
Putri Surya Ramadani Sihite
142500127
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah laporan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Aman Nyaman : Nyeri pada Kasus
Difuse Pertonitis di RSUP H. Adam Malik”.
Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil
Karya Tulis Ilmiah dalam rangka menyelesaikan Program Studi Diploma III
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini
penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
ii
Universitas Sumatera Utara
yang tidak pernah lelah mencurahkan do’a dan cintanya kepada saya, serta
dukungan moril maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan
khususnya Program Studi DIII Keperawatan stambuk 2014 yang telah
berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah
memberikan saran sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dikemudian hari. Harapan penulis semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan kiranya ALLAH SWT selalu
melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua.
ii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iv
Daftar Tabel.............................................................................................................vi
Daftar Gambar.........................................................................................................vii
Bab I : Pendahuluan
i
Universitas Sumatera Utara
Bab III : Penutup
3.1 Kesimpulan..............................................................................................41
3.2 Saran.........................................................................................................41
Daftar Pustaka
Lampiran
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
v
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang sering menimbulkan nyeri adalah difusi peritonitis.
Difusi peritonitis atau sering disebut radang selaput rongga perut merupakan
peradangan gawat dan mendadak pada selaput yang melapisi dinding rongga perut atau
pada kantong yang membungkus usus. Peradangan ini terjadi jika usus lainnya pecah
atau robek. Jika terjadi peradangan selaput perut sudah lanjut, dinding perut menjadi
keras seperti papan. Penderita merasa sakit perut yang hebat ketika perutnya di sentuh
meskipun secara ringan ( David dkk, 2010 ).
Nyeri pada penyakit difusi peritonitis disebabkan karena terjadi peradangan pada
membran mukosa pada abdomen dan organ viscera peritoneum yang dapat disebabkan
oleh perforasi apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal, ruptura saluran
cerna, obstruksi dan strangulasi saluran cerna. Rangsangan peritoneum menimbulkan
nyeri tekan dan defans muskular akibat adanya darah dalam cavitas peritoneum (
Suratun, 2010 ).
1
Universitas Sumatera Utara
perpindahan cairan yang masif ke ruang cavitas abdomen ( intersisiel ) maka terjadi
hipovolemia dan dapat menimbulkan syok. Klien akan merasakan nyeri hebat apabila
terjadi rangsangan peritoneum, maka menimbulkan keluhan nyeri tiba-tiba atau
mendadak , nyeri yang hebat pada abdomen mengganggu pola tidur klien. Klien juga
mengalami mual muntah karena proses patologis organ viseral ( obstruksi usus ) secara
sekunder akibat iritasi peritoneal sehingga menyebabkan penderita kekurangan asupan
nutrisi dari kebutuhan ( Suratun dan Lusianah, 2010 ).
Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivitas sistem saraf simpatis yang akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut
jantung, diaphoresis dan dilatasi pupil. Klien yang mengalami nyeri akut akan
memperhatikan respon emosi dan perilaku seperti menangis, mengerang, kesakitan,
mengerutkan wajah atau menyeringai. Klien akan melaporkan secara verbal adanya
ketidak nyamanan berkaitan dengan nyeri yang dirasakan. ( Prasetyo, 2010 ).
Ada beberapa metode dan teknik yang dapat dilakukan dalam upaya mengatasi
ketidak nyamanan nyeri antara lain, distraksi yaitu tindakan mengalihkan perhatian
klien dari nyeri, melakukan teknik relaksasi salah satunya menarik napas dalam (
Asmadi, 2008 ).
2
Universitas Sumatera Utara
memahami makna nyeri bagi setiap individu karena individu bersifat subjektif dan
individual ( Potter & Perry, 2005 ).
1.2 TUJUAN
1. UMUM
2. KHUSUS
1.3 MANFAAT
1. Bagi penulis
3
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi institusi pendidikan
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman:
Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam
dan tidak bisa di samakan dengan yang lainnya. Nyeri diartikan berbeda-beda antar
individu tergantung presepsinya. Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai
presepsi nyeri. Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan
adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa,
5
Universitas Sumatera Utara
menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain
(Asmadi, 2008).
Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor merupakan ujung-ujung saraf sangat
bebas yang memiliki sedikit mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kantong empedu. Reseptor dapat
memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat
berupa kimiawi, termal, listrik atau mekanis (Alimul, 2008).
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau
intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas yang bervariasi
(ringan sampai berat), dan berlangsung untuk waktu yang singkat (Andarmoyo, 2013).
Nyeri akut berdurasi singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan menghilang tanpa
pengobatan setalh area yang rusak pulih kembali (Prasetyo, 2010).
6
Universitas Sumatera Utara
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap sepanjang
suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama dengan intensitas yang bervariasi dan
biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan (McCaffery, 1986 dalam Potter &Perry, 2005).
1) Nyeri Nosiseptif
Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas atau sensivitas
nosiseptor perifer yang merupakan respetor khusus yang mengantarkan stimulus
naxious (Andarmoyo, 2013). Nyeri nosiseptor ini dapat terjadi karna adanya adanya
stimulus yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain
(Andarmoyo, 2013).
2) Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau abnormalitas yang di dapat
pada struktur saraf perifer maupun sentral , nyeri ini lebih sulit diobati (Andarmoyo,
2013).
Nyeri supervisial adalah nyeri yang disebabkan stimulus kulit. Karakteristik dari
nyeri berlangsung sebentar dan berlokalisasi. Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang
tajam (Potter dan Perry, 2006 dalam Sulistyo, 2013). Contohnya tertusuk jarum suntik
dan luka potong kecil atau laserasi.
2) Viseral Dalam
Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulasi organ-organ internal
(Potter dan Perry, 2006 dalam Sulistyo, 2013). Nyeri ini bersifat difusi dan dapat
menyebar kebeberapa arah. Nyeri ini menimbulkan rasa tidak menyenangkan dan
berkaitan dengan mual dan gejala-gejala otonom. Contohnya sensasi pukul (crushing)
seperti angina pectoris dan sensasi terbakar seperti pada ulkus lambung.
7
Universitas Sumatera Utara
3) Nyeri Alih (Referred pain)
Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karna banyak organ
tidak memiliki reseptor nyeri. Karakteristik nyeri dapat terasa di bagian tubuh yang
terpisah dari sumber nyeri dandapat terasa dengan berbagai karakteristik (Potter dan
Perry, 2006 dalam Sulistyo, 2013). Contohnya nyeri yang terjadi pada infark miokard,
yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, batu empedu, yang mengalihkan
nyeri ke selangkangan.
4) Radiasi
Nyeri radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat awal cedera ke
bagian tubuh yang lain (Potter dan Perry, 2006 dalam Sulistyo, 2013). Karakteristik
nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau sepanjang kebagian tubuh.
Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat diskusi interavertebral yang ruptur disertai
nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai dari iritasi saraf skiatik.
Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap rangsangan
sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup kuat (Asmadi,
2008).
8
Universitas Sumatera Utara
transmisi yang artinya “pintu ditutup”, sedangkan seraf saraf yang berdiameter kecil
mempermudah transmisi yang artinya “pintu dibuka” (Asmadi, 2008).
Nyeri yang dialami oleh pasien dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk
pengalaman masa lalu dengan nyeri, ansietas, usia, dan pengharapan tentang penghilang
nyeri (efek plasebo). Faktor-faktor ini dapat meningkatkan atau menurunkan persepsi
nyeri pasien, meningkat dan menurunnya toleransi terhadap nyeri dan pengaruh sikap
respons terhadap nyeri (Smeltzer & Bare, 2001).
Cara seseorang berespons terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian
nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja
menetap dan tidak terselesaikan, seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis dan
persisten. Individu yang mengalami nyeri berbulan-bulan atau bertahun-tahun dapat
menjadi mudah marah, menarik diri, dan depresi (Smeltzer & Bare, 2001).
9
Universitas Sumatera Utara
3. Budaya dan Nyeri
Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui secara luas.
Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena perubahan fisiogis dan psikologis
yang menyertai proses penuaan. Cara lansia berespons terhadap nyeri dapat berbeda
dengan cara berespons orang yang lebih muda. Atau nyeri pada lansia mungkin
dialihkan jauh dari tempat cedera atau penyakit. Penilaian tentang nyeri dan
keadekuatan pengobatan harus didasarkan pada laporan nyeri pasien dan pereda nyeri
ketimbang didasarkan pada usia (Smeltzer & Bare, 2001).
5. Efek Plasebo
1
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Nyeri pada Difusi Peritonitis
2. 1. 8 Penilaian Nyeri
1
Universitas Sumatera Utara
mengukurnya, penderita memilih salah satu bilangan yang menurutnya paling
menggambarkan pengalaman nyeri yang terakhir kali ia rasakan, dan nilai ini dapat
dicatat pada sebuah grafik yang dibuat menurut waktu. Intensitas nyeri ini sifatnya
subjektif dan dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, konsentrasi,
jumlah distraksi, tingkat aktivitas, dan harapan keluarga. Intensitas nyeri dapat
dijabarkan dalam sebuah skala nyeri dengan beberapa kategori.
Skala Keterangan
0 Tidak Nyeri
1-3 Nyeri Ringan
4-6 Nyeri Sedang
7-9 Sangat Nyeri, tetapi masih dapat di kontrol
dengan aktivitas yang biasa di lakukan
10 Sangat Nyeri dan tidakbisa dikontrol
Sedangkan skala nyeri McGill (McGill scale) mengukur intensitas nyeri dengan
menggunakan lima angka, yaitu :
0 = tidak nyeri
1 = Nyeri ringan
2 = Nyeri sedang
3 = Nyeri berat
5 = Nyeri hebat
Selain kedua skala di atas, ada pula skala wajah, yakni Wong-Baker FACES
Rating Scale yang ditujukan untuk klien tidak mampu menyatakan intensitas nyerinya
melalui skala angka. Ini termasuk anak-anak yang tidak mampu berkomunikasi secara
verbal dan lansia yang mengalami gangguan kognisi dan berkomunikasi.
1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Skala Faces
1
Universitas Sumatera Utara
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri
2.2.1 Pengkajian
1. Intensitas nyeri. Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada
skala verbal (misal, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau sangat hebat)
atau perawat memberikan skala nyeri dari 0-10, dimana skala nyeri menurut
hayward : 0 = tidak nyeri,1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 = sangat
nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktivitas yang biasa dilakukan, 10 =
Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol (Smeltzer & Bare, 2001).
2. Karakteristik nyeri. Menggunakan metode PQRST, P (Provocative) dimana
perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien. Q
(Quality) perawat mengkaji tentang kualitas nyeri misal, nyeri seperti di tusuk,
seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet. R (Region) lokasi nyeri, apakah
klien merasakan nyeri di satu titik atau menyebar. S (Severity) tingkat keparahan
nyeri, perawat meminta klien menggambarkan nyeri yang dirasakan apakah
ringan , sedang atau berat. T (Time) perawat menanyakan pada klien untuk
menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri (Prasetyo, 2010).
3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya, gerakan, kurang bergerak,
pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas, dan sebagainya). Dan apa
yangdipercaya klien dapat membantu mengatasi nyerinya. Banyak orang yang
mempunyai ide-ide tertentu tentang apa yang akan menghilangkan nyerinya.
Perilaku ini sering didasarkan pada pengalaman atau trial and error (Smeltzer &
Bare, 2001).
4. Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari misalnya, tidur, nafsu
makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja dan
aktivitas-aktivitas santai. Nyeri akut sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri
kronis dengan depresi (Smeltzer & Bare, 2001).
5. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang
luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan
citra diri (Smeltzer & Bare, 2001).
1
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Analisa Data
(Wilkinson, 2011)
a. Data Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat.
b. Data Objektif
Posisi untuk menghindar nyeri
Perubahan tonus otot ( dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai kaku)
Respons autinomik (misalnya, diaforesis, perubahan tekanan darah, pernapasan
atau nadi, dilatasi pupil)
Perubahan selera makan
Perilaku ekspresi (misalnya, gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan
berlebihan, peka terhadap rangsangan, dan menghela nafas panjang)
wajah topeng (nyeri)
Perilaku menjaga atau sikap melindungi
Berfokus pasa diri sendiri
Gangguan pola tidur (mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur atau tidak menentu
dan menyeringai)
Diagnosa keperawatan menurut NANDA yang dapat terjadi pada masalah nyeri
(Wilkinson, 2011) adalah:
1
Universitas Sumatera Utara
Saat menuliskan pernyataan diagnostik, perawat harus menyebutkan lokasinya
(mis, nyeri pada pergelangan tangan kanan). Lebih lanjut, karena nyeri dapat
mempengaruhi banyak aspek pada fungsi individu, kondisi tersebut dapat pula menjadi
etiologi untuk diagnosis keperawatan lain.
2.2.4 Perencanaan
(Wilkinson, 2011)
1. Nyeri kronik
Berhubungan dengan:
Tujuan :
− Menunjukkan tingkat nyeri yang dibuktikan oleh indikator : ekspresi nyeri pada
wajah, gelisah, durasi nyeri.
− Nyeri teratasi/terkontrol
Kriteria Hasil :
Mandiri
1
Universitas Sumatera Utara
Rasional : Perawat dapat mengidentifikasi nyeri.
− Dalam mengkaji nyeri, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan klien.
− Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak
nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televisi, radio, tape, dan
interaksi pengunjung.
Kolaborasi
Penyuluhan Kesehatan
− Informasikan kepada klien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan
tawarkan strategi koping yang disarankan.
1
Universitas Sumatera Utara
2. Ketidakseimbangan nutrisi: resiko kurang dari kebutuhan
Berhubungan dengan :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Mandiri
Kolaborasi
1
Universitas Sumatera Utara
Rasional : Mengurangi mual dan muntah.
Penyuluhan Kesehatan :
− Manajemen Nutrisi (NIC) : Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana memenuhinya.
− Instruksikan klien agar menarik napas dalam, perlahan, dan menelan secara sadar
untuk mengurangi mual dan muntah.
Berhubungan dengan :
Tujuan :
Kriteria hasil:
Mandiri
− Lakukan kajian masalah gangguan tidur klien, karakteristik, dan penyebab kurang
tidur.
1
Universitas Sumatera Utara
− Lakukan persipan untuk tidur malam seperti jam 9 malam sesuai dengan pola tidur
klien.
− Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, dan bantal yang nyaman.
− Berikan pengobatan seperti analgetik dan sedatif setengah jam sebelum tidur.
2
Universitas Sumatera Utara
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
2.3.1 Pengkajian
I. Biodata
Nama : Tn. B
Umur : 65 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruangan/kamar : HCU
Golongan Darah :O
Tn. B mengeluh perutnya terasa tegang dan sangat nyeri di daerah sebelah kiri dan
rasanya tajam seperti di tusuk-tusuk, saat klien ingin bergerak atau ingin duduk
terasa sangat nyeri sehingga klien sulit untuk duduk dan bergerak tetapi klien selalu
mencoba untuk bergerak agar rasa nyerinya berkurang. Dan klien berharap bisa
melakukan aktivitasnya.
2
Universitas Sumatera Utara
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
A. Provocative/palliative
1. Apa Penyebabnya :
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Nyeri yang dirasakan seperti kembung dan menyebar sampai ke pinggang dan
punggung.
2. Bagaimana dilihat
Jika klien merasakan nyeri, wajah klien terlihat pucat dan dan meringis
kesakitan saat dikaji nyeri berada pada skala 4.
C. Region
1. Dimana lokasinya
2. Apakah menyebar
Menyebar sampai ke pinggang dan punggung.
D. Severity
Keadaan ini sangat mengganggu aktivitas klien, pola tidur klien dan sering
mual karena nyeri ulu hati, karena nyeri dapat timbul secara tiba-tiba.
2
Universitas Sumatera Utara
E. Time
Hal ini sudah dirasakan klien sejak seminggu sebelum klien dibawa ke RS.
Klien mempunyai sakit maag sejak dua tahun yang lalu, sehingga klien hanya sakit
maag biasa. Klien sering pergi ke puskesmas untuk mengurangi rasa sakit perutnya,
klien hanya mendapatkan injeksi dan obat oral. Klien belum pernah masuk RS sebelum
nya dan klien juga belum pernah di operasi. Klien tidak memiliki riwayat alergi, dan
klien mengatakan tidak tahu apakah pernah imunisasi atau tidak.
Saat dilakukan pengkajian tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit serius
dalam tahun terakhir ini, tidak ada penyakit keturunan, dan tidak ada anggota keluarga
yang memiliki penyakit yang sama seperti yang di derita klien. Kedua orang tua klien
sudah meninggal dunia akibat proses penuaan.
A. Keadaan umum
B. Tanda – tanda vital
- Suhu tubuh : 37℃
- Tekanan darah : 130/70 mmHg
- Nadi : 84×i
- Pernapasan : 20×i
- Skala nyeri : 4-5
- TB :160 cm
- BB : 50 kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Simetris
- Ubun – ubun : Normal
- Kulit kepala : Bersih
2
Universitas Sumatera Utara
Rambut
Wajah
Mata
Hidung
Telinga
2
Universitas Sumatera Utara
- Orofaring : Normal
Leher
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : Baik
- Kehangatan : Baik
- Warna : Normal
- Turgor : Baik
- Kelembaban : Baik
- Kelainan pada kulit : Tidak ada
Pemeriksaan paru
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi :simetris, tidak ada benjolan dan massa yang terlihat, tetapi
terjadi distensi abdomen.
- Auskultasi :peristaltik usus ada tapi lemah
- Palpasi : terdapat nyeri tekan pada hypochondriac kiri.
2
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
D. Pola eliminasi
Klien biasanya BAB satu kali sehari. Karakter feses lembek, tidak pernah ada
perdarahan, tidak mengalami diare. Klien BAK 5-6 kali per hari dengan
karakteristik urine kuning dan tidak ada nyeri pada kelamin saat BAK, tidak ada
kesulitan saat BAK, dan tidak terdapat riwayat penyakit batu ginjal.
2
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Analisis Data
Tabel 2.2 ANALISIS DATA
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS :
Klien mengeluh nyeri Akibat infiltrasi dan Nyeri
pada bagian abdomen proliferasi
sebelah kiri atas saat mikroorganismeberasal dari
beraktivitas dan “nyeri penyakit saluran
timbul secara tiba- gastrointestinal.menyebabkan
tiba”.Klien mengatakan edema jaringan dan terjadi
lama nyeri terjadi selama eksudasi cairan ke rongga
10-15 menit. Nyeri yang peritonium. Rangsangan
dirasakan menyebar peritonium menimbulkan
sampai kepinggang dan nyeri tekan.
punggung.
DO :
a. Inspeksi: simetris
b. Palpasi: terdapat nyeri
tekan pada
hypochondriac kiri
c. Auskultasi: peristaltik
usus ada tapi lemah
d. Perkusi:Nyeri ketuk
dan bunyi timpani terjadi
akibat adanya flatulen.
Klien takut bergerak
terlalu banyak
Klien sangat berhati-hati
ketika ingin bergerak
Klien tampak meringis
ketika merasa nyeri
Skala nyeri 4
2
Universitas Sumatera Utara
TD : 130/70 mmhg
HR : 84×/i, RR : 20×/i
T : 37℃
2. DS :
Klien mengeluh tidak Peristaltik usus menurun dan Ketikseimbangan
enak makan dan sering bahkan dapat hilang sehingga nutrisi kurang dari
mual juga, klien minum memicu terjadinya ileus kebutuhan tubuh.
jika klien haus, klien paralitik. Hipovolemia akan
punya penyakit MAAG bertambah berat dengan
yang akut. adanya peningkatan suhu (
DO : demam), intek yang adekuat
Klien jarang serta muntah.
menghabiskan nasi atau
makanan yang di
berikan.
Makanan akan habis jika
di pantau oleh keluarga
atau perawat
Pucat, Lemas.
BB sebelum MRS : 55
kg
BB setelah MRS: 50 kg
TB 160
cm
IMT = BB/TB(m)
= 50/(1,6)
= 50/2.56
= 19.53 (
underweight )
3. DS :
Klien mengeluh sulit Nyeri yang timbul secara Gangguan pola tidur
untuk tidur bila malam mendadak atau tiba-tiba
hari, dan suka terbangun menyebabkan pola tidur klien
2
Universitas Sumatera Utara
dan sulit untuk tidur terganggu, apabila klien
kembali, klien hanya bisa merasa nyeri pada saat
tidur 3-4 jam pada sedang tidur klien langsung
malam hari. Klien tidur terbangun dan tidak dapat
pada siang hari selama 1- tidur kembali.
2 jam saja.
DO :
Sering menguap pada
siang hari
Tampak lingkaran hitam
di bawah mata klien
Mengantuk di siang hari.
2
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Perencanaan
Tabel 2.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
1. Tujuan :
Nyeri teratasi/terkontrol
Kriteria Hasil :
- Memperlihatkan teknik relaksasi.
- Metode lain untuk meningkatkan kenyamanan
- Mempertahankan skala nyeri 0-2
- Ekspresi wajah klien rileks.
3
Universitas Sumatera Utara
e. Berikan terapi analgetik, abdomen.
narkotik sesuai indikasi.
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
2. Tujuan :
Pemenuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria Hasil :
- Mual, muntah hilang
- Makan habis 1 porsi
- Berat badan normal
Rencana Keperawatan Rasional :
a. Pantau/catat adanya muntah/ a. Muntah/ diare diduga terjadi
diare. obstruksi usus.
b. Auskultasi bising usus, catat b. Hiperaktivitas usus
ada nya hiperaktivitas usus. kemungkinan terjadinya
inflamasi/ iritasi usus.
c. Ukur lingkar abdomen setiap c. Memnerikan bukti perubahan
hari. distensi gaster, usus,
akumulasi asites.
d. Lakukan penimbangan BB d. Kehilangan/ peningkatan dini
secara rutin dan catat hasil BB menunjukkan perubahan
penimbangan. hidrasi.
e. Kaji abdomen dengan sering : e. Identifikasi kembalinya fungsi
adanya distensi, peristaltik usus dan kemampuan untuk
usus, kelancaran flatus. memulai masukan peroral.
f. Berikan diet sesuai indikasi, f. Memberikan diet yang hiti-hati
secara bertahap mulai dari diet dapat menurunkan risiko iritasi
cairan dan meningkatkan gaster.
3
Universitas Sumatera Utara
secara bertahap.
g. Berikan perawatan mulut yang g. Menurunkan mual/ muntah,
sering. yang dapat meningkatkan
nyeri intraabdomen
h. Berikan terapi antipiretik h. Menurunkan mual/ muntah
sesuai program medik
No
Perencanaan Keperawatan
Dx
3. Tujuan :
Pasien dapat tidur 6-8 jam setiap malam dan secara verbal mengatakan dapat
lebih rileks dan lebih segar.
Kriteria Hasil :
- Pola tidur 6-8 jam setiap malam.
- Lebih rileks dan segar.
Rencana Keperawatan Rasional
a. Lakukan kajian masalah a. Memberikan informasi dasar
gangguan tidur klien, dalam menentukan rencana
karakteristik, dan perawatan.
penyebab kurang tidur.
b. Lakukan persiapan untuk b. Mengatur pola tidur
tidur malam setiap jam 9
malam sesuai dengan pola
tidur klien. c. Meningkatkan tidur
c. Keadaan tempat tidur yang
nyaman, bersih, dan bantal
yang nyaman. d. Mengurangi gangguan tidur.
d. Bunyi telefon, dan alaram
diperkecil e. Mengurangi gangguan tidur.
e. Berikan pengobatan seperti
analgetik dan sedatif setengah
jam sebelum tidur.
Hari/ No Evaluasi
Implementasi Keperawatan
Tanggal Dx ( SOAP )
Rabu, 1 Mandiri S:
10 Mei a. Mengkaji keluhan nyeri, - Klien mengatakan
2017 catat lokasi, lama, nyeri berkurang.
intensitas ( skala nyeri 4 - Klien sudah mau
) dan karakteristiknya. banyak bergerak.
b. Mempertahankan posisi O :
tidur semi fowler sesuai - Skala nyeri 4
indikasi. - Durasi 10-15 menit
c. Mengajarkan klien - TD : 120/80 mmhg
teknik relaksasi. - HR : 82 x/i
d. Menciptakan - RR : 22 x/i
lingkungan yang A :
menyenangkan bagi - Nyeri bisa timbul
klien, sehingga dapat secara mendadak atau
beristirahat dengan tiba-tiba ketika klien
tenang. melakukan aktivitas.
Kolaborasi P:
a. Memberikan terapi Intervensi dilanjutkan
analgetik, sesuai - Memberi terapi
indikasi. analgetik sesuai
( injeksi ketorolac 1 indikasi ( injeksi
amp/ 24 jam ) ketorolac 1 amp/24
jam)
- Membantu klien
dalam merubah posisi
dari supinasi menjadi
semi fowler.
3
Universitas Sumatera Utara
2. Mandiri S:
a. Memantau keadaan Klien mengatakan sudah mau
umum klien. menghasilkan 1 porsi makanan.
b. Mengobservasi ada Tapi tetap mual dan mau muntah
nya muntah/ diare. ketika makan.
c. Mengkaji abdomen O:
dengan sering : adanya - Makanan selalu
distensi, peristaltik usus. dihabiskan
d. Perawatan mulut yang - BB kelihatan tetap
sering - Membran mukosa
Kolaborasi lembab
a. Memberikan diet klien ( A:
M II bubur ). Masih tetap mual dan muntah,
b. Memberikan terapi tetapi klien sudah menghabiskan
antipiretiksesuai 1 porsi makanan nya.
program medik. ( injeksi P :
ranitidin 1 amp/ 24 jam) Intervensi dilanjutkan
- Memberikan terapi
antipiretik sesuai
program medik (
injeksi ranitidin 1
amp/ 24 jam )
3. Mandiri S:
a. Memantau keadaan - Klien mengatakan
umum klien tetap terbangun pada
b. Menganjurkan klien malam hari
untuk tidur ketika - Klien mengatakan
ngantuk bisa tidur di malam
c. Memfasilitasi keadaan hari.
tempat tidur yang O:
nyaman, dersih, dan - Klien tampak tenang.
3
Universitas Sumatera Utara
bantal yang nyaman - Mata klien tampak
d. Bunyi telepon dan ada lingkaran hitam
alaram diperkecil. di bawah mata
- Durasi tidur siang
hari 1-2 jam
A:
- Pola tidur tidak
teratur
- Masih sering
terbangun di malam
hari
P:
Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan klien
untuk melakukan
aktivitas yang
melelahkan
- Menganjurkan klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi.
Kamis, 1. Mandiri S:
11 Mei a. Mengkaji keluhan nyeri, - Klien mengatakan
2017 catat lokasi, lama, nyeri berkurang
intensitas dan - Klien sudah mau
karakteristiknya. banyak bergerak
b. Mengobservasi tanda- O:
tanda vital - Skala nyeri 4
c. Mempertahankan posisi - TD : 120/80 mmhg
tidur semi fowler sesuai - HR : 80 ×/i
indikasi - RR : 20 ×/i
d. Mengajarkan klien - T : 37℃
teknik relaksasi A:
- Nyeri masih tetap
3
Universitas Sumatera Utara
Kolaborasi pada skala 4.
a. Memberikan terapi - Nyeri selalu timbul
analgetik, sesuai saat klien beraktivitas
indikasi. ( injeksi dengan durasi nyeri
ketorolac 1 amp/ 24 10-15 menit.
jam) - Nyeri timbul secara
tiba-tiba.
P:
Intervensi dilanjutkan
- Memberikan terapi
analgetik sesuai
indikasi ( injeksi
ketorolac 1 amp/24
jam)
- Membantu klien
dalam merubah posisi
dari supinasi menjadi
semi fowler.
2. Mandiri S:
a. Mengobservasi adanya Klien mengatakan sudah mau
muntah/diare menghabiskan 1 porsi makanan.
b. Mengkaji abdomen Tapi tetap mua dan mau muntah
dengan sering : adanya ketika makan.
distensi, peristaltik usus O:
c. Memberikan perawatan - Makanan selslu di
mulut yang sering habiskan
Kolaborasi - BB kelihatan tetap
a. Memberikan diet klien ( - Membran mukosa
M II bubur lembab
b. Memberikan terapi A:
antipiretik sesuai Masalah teratasi sebagian
program medik. ( injeksi Masih tetap mual dan mau
3
Universitas Sumatera Utara
ranitidin 1 amp/ 24 jam) muntah
P:
Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan klien
untuk menghabiskan
makanannya
- Memberi terapi
antipiretik sesuai
program medik. (
injeksi ranitidin 1
amp/24 jam )
3. Mandiri S:
a. Memantau keadaan - Klien mengatakan
unun klien tetap terbangun pada
b. Menganjurkan klien malam hari
untuk tidur ketika - Klien mengatakan
ngantuk sudah bisa tidur di
c. Memfasilitasi keadaan siang hari
tempat tidur yang O:
nyaman, bersih dan - Klien tampak tenang
bantal yang nyaman - Durasi tidur siang 1-2
d. Bunyi telepon dan jam
alaram dikecilkan
A:
Masalah teratasi sebagian
- Pola tidur tidak
teratur
- Masih sering
terbangun di malam
hari
P:
Intervensi dilanjutkan
3
Universitas Sumatera Utara
- Menganjurkan klien
untuk melakukan
aktivitas yang
melelahkan
- Menganjurkan klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
misalnya
mendengarkan musik
ketika mau tidur
Jum’at, 1. Mandiri S:
12 Mei a. Mengkaji keluhan nyeri, - Klien mengatakan
2017 catat lokasi, lama, nyeri berkurang.
intensitas, - Klien sudah mau
karakteristiknya. banyak bergerak
b. Mempertahankan posisi O:
tidur semi fowler sesuai - Skala nyeri 3
indikasi - TD : 120/80 mmhg
c. Memberikan tindakan - HR : 84 ×/i
kenyamanan - RR : 22 ×/i
d. Menciptakan A:
lingkungan yang Masalah teratasi sebagian
menyenangkan bagi - Nyeri berkurang jika
klien, sehingga dapat klien beristirahat dan
beristirahat dengan ketika klien
tenang melakukan teknik
Kolaborasi relaksasi.
a. Memberikan terapi P:
analgetik, sesuai Intervensi dilanjutkan
indikasi. ( injeksi - Memberi terapi
ketorolac 1 amp/24 jam) analgetik sesuai
indikasi ( injeksi
ketorolac 1 amp/24
3
Universitas Sumatera Utara
jam)
- Membantu klien
dalam merubah posisi
dari supinasi menjadi
semi fowler.
2. Mandiri S:
a. Memantau apakah ada Klien mengatakan sudah mau
muntah/ diare menghabiskan 1 porsi makanan.
b. Mengkaji abdomen Tetapi tetap mual dan mau
dengan sering : adanya muntah ketika makan.
distensi, peristaltik usus O:
c. Memberi kan perawatan - Makanan selalu di
mulut yang sering habiskan
Kolaborasi - BB kelihatan tetap
a. Memberikan diet sesuai - Membran mukosa
toleransi, secara lembab
bertahap mulai dari diet A:
cair dan meningkatkan Masalah teratasi sebagian
secara bertahap Masih tetap mual dan mau
b. Memberikan terapi muntah
antipiretik sesuai P:
program medik. (injeksi Intervensi dilanjutkan
ranitidin 1 amp/24 jam) - Menganjurkan klien
untuk menghabiskan
makanannya.
- Memberikan terapi
antipiretik sesuai
program medik
(injeksi ranitidin 1
amp/24 jam)
4
Universitas Sumatera Utara
3. Mandiri S:
a. Memantau keadaan - Klien mengataakan
umum klien. tetap terbangun pada
b. Menganjurkan klien malam hari.
tidur dan istirahat ketika - Klien dapat tidur
ngantuk. disiang hari
c. Memfasilitasi keadan O:
tempat tidur yang - Klien tampak tenang
nyaman, bersih, dan - Durasi tidur siang 1-2
bantal yang nyaman. jam
d. Bunyi telepon dan A:
alaram dikecilkan Masalah belum teratasi
- Pola tidur tidak
teratur
- Masih sering
terbangun di malam
hari
P:
Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan klien
untuk melakukan
aktivitas yang
melelahkan
- Menganjurkan klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
misalnya mendengar
musik saat mau tidur.
4
Universitas Sumatera Utara
BAB III
3.1 Kesimpulan
Hasil pengkajian pada Tn. B diperoleh keluhan utama yang dimana Tn. B
mengatakan nyeri pada bagian abdomen sebelah kiri. Berdasarkan pengkajian dapat
diperoleh data sabjektif yaitu pasien mengatakan nyeri pada bagian abdomen sebelah
kiri saat klien beraktivitas dan nyeritimbul secara tiba-tiba, klien mengeluh tidak enak
makan dan sering mual, kemudian klien mengeluh sulit untuk tidur bila malam hari dan
sering terbangun dan sulit untuk tidur lagi, klien hanya bisa tidur 3-4 jam pada malam
hari. Data objektif yaitu klien kelihatan gelisah, lemah, takut bergerak terlalu banyak,
skala nyeri 4, klien jarang menghabiskan makanannya, klien kelihatan pucat, lemas,
tampak lingkaran hitamdibawar mata klien dan sering menguap.
3.2 Saran
Rumah sakit, melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam meningkatkan
mutu asuhan keperwatan pada klien dengan gangguan rasa aman nyaman : Nyeri.
4
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Bagi Institusi Peendidikan
4
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
David, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : Buku kedokteran.
EGC.
Grace &Borley. 2008. At a Glance Ilmu Bedah edisi 3. Jakarta: Gelora Aksara Pratama
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol 1 edisi 4. Jakarta: EGC.
Prasetyo, S . 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri edisi 1. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Smeltzer, S. C & Bare, B G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.
4
Universitas Sumatera Utara
Lampiran
Hari/ No Evaluasi
Implementasi Keperawatan
Tanggal Dx ( SOAP )
Sabtu 1 Mandiri S:
13 mei - Mengkaji keluhan - Klien mengatakan
2017 nyeri, lokasi, tidak takut lagi
lama,intensitas, bergerak karena nyeri
karakteristik nyeri. sudah mulai
- Mengkaji keadaan berkurang
umum klien O:
- Mengajarkan teknik - Skala nyeri 3
relaksasi - TD : 120/80 mmhg
- Menciptakan - HR : 82 ×/i
lingkungan yang - RR : 22 ×/i
nyaman bagi klien A:
sehingga klien dapat Masalah teratasi sebagian
beristirahat dengan - Nyeri sudah mulai
tenang berkurang
Kolaborasi P:
- Memberikan terapi Intervensi dilanjutkan
analgetik sesuai - Memberikan terapi
indikasi. ( injeksi analgetik sesuai
ketorolak 1 amp/24 indikasi ( injeksi
jam) ketorolac 1 amp/24
jam)
- Mengajarkan teknik
relaksasi dan
membantu mengatur
posisi klien senyaman
mungkin.
4
Universitas Sumatera Utara
2. Mandiri S:
- Memantau keadaan Klien mengatakan sudah dapat
umum klien menghabiskan makanannya 1
- Mengkaji abdomen : porsi.
adanya distensi, Mual yang dirasakan klien sudah
peristaltik usus mulai berkurang.
- Memantau apakah O:
ada muntah/ diare. - Makanan selalu
Kolaborasi dihabiskan
- Memberikan terapi - Membran mukosa
antipiretik sesuai lembab
indikasi ( injeksi - BB kelihatan tetap
ranitidin 1 amp/24 A:
jam) Masalah teratasi sebagian
- Memberikan sesuai BB belum meningkat
toleransi, secara Masih ada mual walaupun jarang
bertahap. P:
Intervensi dilanjutkan
- Memberikan terapi
antipiretik sesuai
indikasi (injeksi
ranitidin 1 amp/24
jam)
3. Mandiri S:
- Memantau keadaan Klien mengatakan sudah dapat
umum klien tidur pada malam hari walaupun
- Memfasilitasi masih sesekali terbangun pada
keadaan tempat malam hari
tidur yang nyaman, Klien dapat tidur disiang hari
bersih, dan bantal O:
yang nyaman. - Klien dampak tenang
4
Universitas Sumatera Utara
- Menciptakan - Durasi tidur siang 1-2
- lingkungan yang jam
nyaman, sehingga A:
klien dapat Masalah teratasi sebagian
beristirahat dengan - Klien dapat tertidur
tenang pada malam hari
walaupun masi
sesekali terbangun
dimalam hari.
P:
Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan klien
menggunakan teknik
relaksasi seperti
mendengankan musik
sebelum tidur
- Menciptakan
lingkungan yang
nyaman.
Minggu, 1. Mandiri S:
14 mei - Mengkaji keluhan Klien mengatakan nyeri sudah
2017 nyeri, lokasi, berkurang.
lama,intensitas, Klien mengatakan tidak takut
karakteristik nyeri. beraktivitas
- Mengkaji keadaan O:
umum klien - Skala nyeri 2
- Mengajarkan teknik - TD : 120/70 mmhg
relaksasi - HR : 82 ×/i
- Menciptakan - RR : 22 ×/i
lingkungan yang A:
nyaman bagi klien Masalah teratasi sebagian
sehingga klien dapat Nyeri sesekali timbul dengan
beristirahat dengan durasi 10-15 menit dengan skala
4
Universitas Sumatera Utara
tenang nyeri ringan yaitu skala nyeri 2
- Kolaborasi ketika klien banyak beraktivitas.
- Memberikan terapi P:
analgetik sesuai Intervensi dilanjutkan
indikasi. ( injeksi - Memberikan terapi
ketorolak 1 amp/24 analgetik sesuai
jam) indikasi ( injeksi
ketorolac 1 amp/24
jam)
2. Mandiri S:
- Memantau keadaan - Klien mengatakan
umum klien mual nya sudah
- Mengkaji abdomen : berkurang
adanya distensi, - Klien mengatakan
peristaltik usus selera makannya
- Memantau apakah sudah meningkat
ada muntah/ diare. O:
- Kolaborasi - Makanan selalau
- Memberikan terapi dihabiskan
antipiretik sesuai - Membran mukosa
indikasi ( injeksi lembab
ranitidin 1 amp/24 A:
jam) Masalah teratasi sebagian
- Memberikan sesuai - Sesekali klien masih
toleransi, secara mual
bertahap. P:
Intervensi dilanjutkan
- Memberikan terapi
antipiretik sesuai
indikasi ( injeksi
4
Universitas Sumatera Utara
ranitidin 1 amp/24
jam)
- Menganjurkan klien
menghabiskan
makanannya.
3. Mandiri S:
- Memantau keadaan - Klien mengatakan
umum klien sudah dapat tidur
- Memfasilitasi pada lam hari.
keadaan tempat - Klien mengatakan
tidur yang nyaman, bahwa klien juga
bersih, dan bantal dapat tidur disiang
yang nyaman. hari
- Menciptakan O:
lingkungan yang - Klien memiliki durasi
nyaman, sehingga tidur siang 1-2 jam
klien dapat - Klien tampak segar,
beristirahat dengan nyaman dan tenang
tenang A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi masih dilanjutkan
Untuk mencegah klien terbangun
pada malam hari
- Menciptakan
lingkungan yang
nyaman dan
menganjurkan klien
untuk melakukan
teknik relaksasi
seperti mendengarkan
musik sebelum tidur
4
Universitas Sumatera Utara