Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEBIDANAN HOLISTIK PRA NIKAH

Disusun guna memenuhi Persyaratan


Ketuntasan Praktik Kebidanan Holistik Pra Nikah
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Nama : Natasha Priskila
NIM : PO.62.24.2.21.518

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kebidanan Fisiologi Pra Nikah


Telah Disahkan Tanggal : Agustus 2021

Mengesahkan,

Pembimbing Institusi,

Riny Natalina, SST., M.Keb


NIP. 19791225 200212 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Koordinator MK


Sarjana Terapan Kebidanan dan Praktik Kebidanan Fisiologi Remaja
Pendidikan Profesi Bidan dan Pranikah

Heti Ira Ayue, SST.,M.Keb Erina Eka Hatini, SST.,MPH


NIP.19781027 200501 2 001 NIP.19800608 200212 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan laporan pendahuluan tenang “Konsep
Dasar Asuhan Pra Nikah”. Laporan ini diajukan guna Memenuhi Persyaratan
Ketuntasan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Pra Nikah.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi sempurnanya laporan pendahuluan ini. 

Semoga laporan pendahuluan ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Palangka Raya, Agustus 2021

Natasha Priskila

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................. 3
A. Persiapan Pra Nikah................................................................................................. 3
B. PersiapanFisik.......................................................................................................... 3
C. Persiapan Gizi Pra Nikah......................................................................................... 4
D. Imunisasai TT.......................................................................................................... 6
E. Informasi Tentang Kehamilan, Perencanaan Persalinana dan Kontrasepsi............. 6
F. Pilihan Metode Kontrasepsi Bagi Pasangan Baru Yang Ingin Menunda
Kehamilan................................................................................................................ 11
G. Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah.......................................................................... 14

BAB III TINJAUAN TEORI............................................................................................ 3


DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akad janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal
dari kesefakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi ketenangan (sakinah) dengan
mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah
(Kemenkes, 2018)).
Penyebutan nama Tuhan Yang Maha Esa dalam akad/janji pernikahan berarti bahwa
disamping saling bertanggungjawab isteri juga satu dengan yang lain, suami antara
bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang dilakukan dalam peran dan
fungsi mereka sebagai suami isteri (Kemenkes, 2018).
Didalam sebuah pernikahan tidak hanya didasari oleh adanya rasa cinta, tetapi juga
melibatkan kesiapan fisik dan mental dari masing-masing pasangan. Kesiapan dalam sebuah
pernikahan diperlukan baik dari segi kehidupan sosial, ekonomi, fisiologi, maupun psikologi.
(Dalam Zein & Suryani, 2005: Jurnal Konseling Indonesia, 2017).
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari setiap ibu.
Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses
kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan berdampak positif pada kondisi janin
dan adaptasi fisik dan psikologis dari ibu menjadi lebih baik (Jurnal kebidanan, 2017).
Menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah sebelum kehamilan disebabkan karena gizi
yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses
pematangan sel telur dengan kualitas baik dan proses pembuahan yang sempurna (Susilowati
dkk. 2016).
Program imunisasi TT merupakan salah satu program penting di sector kesehatan
tujuannya untuk menurunkannya angka kesakitan, kecacatan, ekmatian dari penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu program penting yang
dianjurkan pemerintah karena imunisasi TT (tetanus Toksoid) membangun kekebalan tubuh
untuk mencegah infeksi tetanus.

1
2

Imunisasi juga diberikan pada ibu hamil dan calon pengantin. Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus karena antibodi dihasilkan dan diturunkan pada
bayyi melalui plasenta dan mengurangi resiko tetanus pada neonatal (Samiastuti, 2016).

B. Tujuan
Untuk memenuhi tugas praktik Asuhan Holistik pada Pra Nikah
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Persiapan Pra Nikah


1. Persiapan Fisik
Dalam rangka mempersiapkan kesehatannya sebelum menikah, catin perlu menjalani
beberapa prosedur pemeriksaan, antara lain (Kemenkes, 2018) :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital : suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah
b. Pemeriksaan status gizi
1) Berat Badan
2) Tinggi Badan
3) Lingkat Lengan Atas (Lila)
4) Tanda-Tanda Anemia
c. Pemeriksaan darah rutin : Hb, Golongan Darah dan rhesus
d. Pemeriksaan urin rutin
e. Pemeriksaan lain atas indikasi seperti : gula darah, IMS, HIV, Malaria,
Thalassemia, hepatitis B, TORCH (toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus,
herpes simpleks) dsb.
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari setiap ibu.
Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses
kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan berdampak positif pada kondisi
janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari ibu menjadi lebih baik (jurnal kebidanan,
2017).

B. Persiapan fisik
Dalam rangka mempersiapkan kesehatannya sebelum menikah, catin perlu menjalani
beberapa prosedur pemeriksaan, antara lain:
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital: suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah
2. Pemeriksaan status gizi:
a. Berat badan
b. Tinggi badan

3
4

c. Lingkar lengan atas (LiLA)


d. Tanda-tanda anemia
3. Pemeriksaan darah rutin: Hb, golongan darah dan rhesusa.
a. Pemeriksaan urin rutin
b. Pemeriksaan lain atas indikasi seperti: Gula darah, IMS, HIV, Malaria,
Thalassemia, Hepatitis B, TORCH (toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus
dan herpes simpleks), dsb (jurnal kebidanan, 2017).

C. Persiapan Gizi Pra Nikah


Status gizi catin perempuan perlu diketahui dalam rangka persiapan kehamilan.
1. Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran lndek Massa Tubuh (IMT). Untuk
catin perempuan ditambah dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
2. IMT merupakan proporsi standar berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB).
Jika seseorang termasuk kategori:
a. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut sangat kurus dengan kekurangan
berat badan tingkat berat atau KEK tingkat berat.
b. IMT 17,0 - 18,5: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat ringan atau KEK tingkat ringan.
3. Pengukuran LiLA bertujuan untuk mengetahui adanya risiko Kurang Energi Krenik
(KEK). Ambang batas :
LILA pada WUS dengan KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila LilA kurang dari
23,5 cm (bagian merah pita LILA), artinya catin perempuan mengalami KEK
Cara menghitung IMT :

Sebelum memasuki jenjang pernikahan, catin perlu melakukan persiapan gizi antara lain :
1. Setiap pasangancatik dianjutkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
2. Setiap catin perempuan dianjukan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) yang
mengandung zat gizi dan asam folat seminggu sekali.
5

3. Bagi catin perempuan yang mengalami KEK (Kurang Energi Kalori) dan anemia
maka perlu ditentukan penyebabnya dan ditatalaksanakan sesuai dengan penyebab
tersebut.
4. Untuk mendapatkan masukan gizi yang seimbang kedalam tubuh catik perlu
mengonsumsi lima kelompok pangan yang beraneka ragam setiap hari atau setiap kali
makan. Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman. Proporsinya dalam setiap kalimakan dapat
digambarkn dalam isi PIRINGKU yaitu :
a. Sepertiga piring berisi makanan pokok
b. Sepertiga piring berisi sayuran
c. Sepertiga piring berisi lauk pauk dan buah-buahan dalam proporsi yang sama
5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga agar tubuh tetap sehat:
a. Biasakan minum air putih 8 gelas per hari
b. Hindari minum teh atau kopi setelah makan

Batasi mengonsumsi garam, gula, dan lemak/minyak (jurnal kebidanan, 2017).

Berikut adalah 4 pilar gizi seimbang yang dapat dijadikan pedoman untuk gaya hidup sehat.

Pilar 1
Menkonsumsi Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4
pangan beraneka Membiasakan Melakukan Mempertahankan
ragam perilaku hidup aktivitas fisik dan membantu
bersih berat badan
normal

Alasan :
1. Pilar 1Tidak ada satu jenispun pangan yang mempunyai
2. Pilar 2 Adanya hubungan tinbal balik antara infeksi dan status gizi
3. Pilar 3 Aktivitas fisik memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh
4. Pilar 4 Merupakan salah satu indikator bahwa telah terjadi keseimbangan
gizi didalam tubuh
6

D. Imunisasi TT
lmunisasi Td untuk WUS (Wanita Usia Subur) termasuk ibu hamil dan catin,
merupakan imunisasi lanjutan yang terdiri dari imunisasi terhadap penyakit Tetanus dan
Difteri. Catin perempuan perlu mendapat imunisasi Tetanus agar memiliki
kekebalan sehingga bila hamil dan melahirkan, ibu dan bayi akan terlindungi dari
penyakit Tetanus.
1. Tiap WUS (15-49 tahun) diharapkan sudah mendapat 5 kali imunisasi Tetanus
lengkap (T5).
2. Sebelum lmunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi Tetanus (status T) melalui
skrining. Jika status T belum lengkap, maka catin perempuan harus melengkapinya
di Puskesmas.
3. Pemberian imunisasi Tetanus tidak perlu diberikan, apabila status T sudah
mencapai T5, yang harus dibuktikan dengan catatan yang tercantum antara lain
pada Kartu lmunisasi, buku Kesehatan lbu dan Anak, buku Rapor Kesehatanku,
kohort dan/atau rekam medis catin yang bersangkutan.

E. Informasi tentang kehamilan, perencanaan persalinan dan kontrasepsi


1. Kehamilan
a. Masa subur
Masa subur adalah saat indung telur (ovarium) melepaskan sel telur (ovum)
yang sudah siap dibuahi ke dalam saluran indung telur (tube falopi). Masa subur
7

adalah periode dala siklus menstruasi dimana konsepsi atau fertilitas


(pembuahan) paling mungkin terjadi, karena pada periode tersebut terdapat sel
telur yang matang dan setiap dibuahi.
1) Masa subur dapat diketahui dengan cara menghitung ovulasi/masasubur
pada wanita
2) Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama haid,
sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang lebih tiga hari sebelum dan
sesudah menuju puncak masa subur tersebut.
Siklus Menstruasi

3) Tanda-tanda masa subur


a) Perubahan lendir serviks
Pada masa subur, cairan ini bertekstur lengket dan kental.
Perubahan terjadi menjelang masa subur, yaitu dengan meningkatnya
jumlah cairan dan perubahan tekstur menjadi berwarna bening dan lebih
cair.
b) Dorongan seksual meningkat
Hermon estrogen dan progesteron akan meningkat dalam masa subur
sehingga meningkatkan hasrat seksual.
c) Temperatur tubuh meningkat dan payudara lebih lunak
Meningkatnya hormon progesteron ketika masa subur akan memicu
kenaikan suhu tubuh (±0,5°C) dan menyebabkan payudara menjadi
lebih lunak.
8

b. Proses Kehamilan

Sel telur yang matang Sel telur yang matang


dibuahi oleh sperma dibuahi oleh sperma
dalam saluran telur (tuba dalam saluran telur (tuba
falolopi) falolopi)

Dalam 120 hari pertama,


embrio berkembang
menoikut tahanan
kehidupan sel (hayati)

Memasuki usia kehamilan


Kehamilan umunya lebih lanjut embrio
berakhir dengan berkembang, mengikuti
persalinan setelah 280 tahapan kehidupan insani
hari (9bulan 10 hari) menjadi janin/bayi
9

c. Tanda-tanda kehamilan
Terdapat beberapa tanda-tanda kehamilan, antara lain :
1) Tidak mendapatkan menstruasi/haid sebagaimana biasanya (tidak mentruasi
pada siklus haid bulan berikutnya)
2) Timbulnya rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari serta
sering buang ar kecil
3) Tidak ada nafsu makan
4) Tes kehamilan positif (+)
5) Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak
jantung janin
6) Perut membesar dan dirasakan gerakan janin

d. Kehamilan Ideal vs Kehamilan Berisiko


Kehamilan yang ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan
dijaga perkembangannya dengan baik. Namun ada kalanya terjadi kehamilan yang
tidak diinginkan seperti:
1) Akibat hubungan seks pranikah
2) Pada unmet need ber-KB (wanita usia subur yang ingin menunda atau tidak
ingin punya anak tetapi tidak menggunakan kontrasepsi)
3) Akibat gagal KB
Walaupun demikian, setiap kehamilan tetap harus dijaga dan dipantau kesehatan
dan perkembangannya.Usia terbaik perempuan untuk hamil adalah antara 20-35
tahun dan jarak antar kelahiran idealnya 3-5 tahun atau tidak lebih dari 2 balita dalam
satu keluarga. Adanya jarak kelahiran tersebut akan memberi kepada ibu untuk
10

memulihkan kembali kesehatan tubuhnya serta memberi kesempatan bagi anak yang
dilahirkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal serta mendapatkan
perhatian dan kasih sayang penuh dari orangtuanya.
Apabila merencanakan punya anak lagi, perlu dipertimbangkan secara matang
mengenai biaya perawatan, pendidikan dan kehidupan yang layak termasuk
pemenuhan. Setiap kehamilan mempunyai risiko untuk terjadi komplikasi walaupun
sebelumnya baik-baik saja. Sebagai contoh, saat hamil kondisi ibu dan bayi sehat,
namun saat persalinan ibu dapat mengalami perdarahan hebat atau bayi
mengalami sesak nafas (asfiksia).
Terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko komplikasi
pada kehamilan dan persalinan yang disebut dengan 4 Terlalu dan 3 Terlambat.
4 (EMPAT) TERLALU yaitu:
1) Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun)
2) Terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun)
3) Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3)
4) Terlau dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun)
3 (TIGA) TERLAMBAT yaitu:
1) Terlambat mengenali tanda bahaya pada kehamilan,
2) Persalinan dan nifas, serta mengambil keputusan untuk mencari
pertolongan medis Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan
3) Terlambat mendapat pertolongan medis yang adekuat
Ibu hamil harus memeriksakan kehamilan ke fasilitas pelayanan kesehatan
minimal 4 kali, yaitu 1 kali di trimester pertama, 1 kali di trimester kedua, dan 2
kali di trimester 3 kehamilan untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan ibu dan
bayinya.
e. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya yang dapat mengancam jiwa ibu hamil atau janin yang
dikandungnya
11

f. Kondisi Emosional lbu Hamil


Setiap kehamilan perlu didukung oleh suami dan keluarga. Perlu persiapan fisik,
sosial dan ekonomi yang baik dalam menyambut kelahiran. Hal ini dapat mendukung
terjaganya kondisi emosional ibu hamil. lbu hamil juga tidak boleh dibebani
dengan pikiran dan pekerjaan yang berat atau tugas yang banyak.

Berikut kondisi emosional yang biasa dialami oleh ibu hamil:


1) Mudah tersinggung, sensitif, uring-uringan, manja, mudah marah, tidak
semangat.
2) Perasaan mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur nyenyak, tidak nyaman,
merasa sesak. Hal-hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan kondisi
fisiknya.
3) Mencemaskan perubahan fisiknya, khawatir terhadap perkembangan bayinya
dalam rahim, khawatir bila bayinya meninggal atau cacat
4) Merasa belum siap menjadi orang tua dan belum siap secara ekomoni
5) Ingin diperhatikan, pada waktu mengidam menginginkan makanan-makanan
yang mungkin tidak pada musimnya sehingga sulit didapat. Hal tersebut semata-
mata karena ingin diperhatikan keluarga dan suami.
F. Pilihan Metode Kontrasepsi Bagi Pasangan Baru Yang Ingin Menunda Kehamilan
Bagi pasangan yang belum ingin segera memiliki anak atau istri berusia kurang dari 20
tahun, dapat menunda kehamilan dengan menggunakan salah satu metode KB yang sesuai.
Pasangan dianjurkan untuk berkonsultasi ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Berikut adalah pilihan metode KB bagi pasangan suami istri yang baru menikah dan ingin
menunda kehamilan :
Metode Modern Jangka Pendek
a. Pil KB
Pil KB kombinasi yang memiliki kandungan progestin dan estrogen dapat
membantu wanita menahan ovarium agar tidak memproduksi sel telur. Pil KB bahkan
akan mengentalkan lendir leher rahim sehingga sperma akan sulit masuk dan mencapai
12

sel telur. Lapisan dinding rahim juga akan diubah sehingga tidak siap menerima dan
menghidupi sel telur yang telah dibuahi.
Mengonsumsi pil KB kombinasi adalah salah satu jenis kontrasepsi yang mudah
dilakukan. Anda tinggal meminumnya setiap hari pada waktu yang sama, sesuai
anjuran dokter. Pemakian pil sebagai alat kontrasepsi akan sangat efektif apabila
diminum setiap hari. Maka dari itu, dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi jika memilih
menggunaan jenis kontrasepsi ini. Penggunaan pil KB yang tidak teratur pasalnya bisa
berujung pada terjadinya kehamilan.
1) Kelebihan
a) Pil KB tidak memengaruhi kesuburan, jadi meskipun meminumnya dalam
jangka waktu yang lama, masih bisa hamil setelah berhenti mengonsumsi pil
kontrasepsi tersebut
b) Pil KB juga dapat mengatasi berbagai gangguan kesehatan seperti mengatasi
nyeri haid, mencegah kurang darah dan mencegah penyakit kanker
2) Kekurangan atau efek samping
a) Penggunaan pil KB pada bulan pertama mungkin akan menimbulkan efek
samping, misalnya mual, perdarahan atau flek di masa haid, kenaikan berat
badan, hingga sakit kepala. Namun, efek ini tidaklah berbahaya
b) Jika Anda masih menyusui, sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum
memakai pil KB. Pasalnya, tidak semua pil KB bisa digunakan oleh ibu
menyusui. Sebagian pil KB, terutama pil KB dengan hormon kombinasi
progresteron dan estrogen dapat menghentikan produksi air susu ibu (ASI)
6) Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang mudah dan praktis digunakan.
Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan meningkat, terutama setelah
ditambahkan lubrikan spermisida di alat ini.
a) Kelebihan :
Selain kehamilan, kondom juga bisa mencegah penularan penyakit
kelamin, termasuk infeksi HIV/AIDS
b) Kekurangan atau efek samping :
13

a) Penggunaan kondom bagi sebagian orang dapat menimbulkan alergi


dari bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi ini
b) Pada pemakaian yang tidak tepat, kondom bisa terlepas. Jika terjadi hal
tersebut, kehamilan pun bisa terjadi
7) Suntik
Suntik KB termasuk kontrasepsi yang cukup diminati banyak wanita. Alat
kontrasepsi ini bisa digunakan setiap 1-3 bulan sekali.
a) Kelebihan
Suntik KB aman digunakan bagi wanita menyusui setelah 6 minggu
pascapersalinan
b) Kekurangan atau efek samping
a) Keluar flek-flek
b) Perdarahan ringan di antara dua masa haid
c) Sakit kepala
d) Kenaikan berat badan
Metode Modern Jangka Panjang
a. Susuk KB atau implan
Implan digunakan dengan cara memasukan susuk pada lengan bagian atas. Ada
beberapa jenis susuk yang memiliki masa penggunaan berbeda. Susuk 1 dan 2 batang
bisa digunakan selama 3 tahun, sedangkan susuk 6 batang digunakan 5 tahun.
1) Kelebihan :
Susuk KB aman digunakan bagi wanita menyusui dan dapat dipasang setelah 6
minggu pascapersalinan
2) Kekurangan atau efek samping :
a) Perubahan pola haid dalam batas normal adalah efek samping yang biasanya
terjadi dari penggunaan implant
b) Perdarahan ringan di antara masa haid
c) Keluar flek-flek
d) Tidak haid
e) Sakit kepala
b. IUD
14

Merupakan alat kontrasepsi yang memiliki bentuk seperti huruf T. IUD dapat digunakan
dengan cara, dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih.
Dalam pemasangan IUD, biasanya menyisakan sedikit benang di vagina untuk
menandakan posisi alat ini.
1) Kelebihan :
a) IUD tembaga bis adigunakan dalam jangka waktu yang lama, yakni sekiyat 8-10
tahun. Meski demikian, pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan karena jika
pemasangan IUD tidak tepat atau posisinya berubah, bisa memungkinkan
terjadinya kehamilan
b) IUD sangat efektif mencegah kehamilan
2) Kekurangan atau efek samping :
a) Masa haid berubah lama dan banyak
b) Ada kemungkinan terjadi infeksi panggul (Gita Kostiana, 2020).
G. Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Program P4K merupakan kegiatan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam menjaga ibu hamil termasuk :
1. Merencanakan persalinan yang aman
2. Persiapkan dalam menghadapi kemungkinan terdapat komplikasi pada saat hamil,
bersalin dan nifas
3. Perencanaan penggunaan KB pasca persalinan
Untuk menandai adanya ibu hamil, ditempel stiker P4K di pintu atau
jendela depan rumah ibu hamil. Di dalam stiker P4K terdapat informasi mengenai
lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan,
penolong persalinan, pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan,
calon donor darah, transportasi yang akan digunakan, serta pembiayaan.
Tujuan dari P4K adalah :
1. Setiap ibu hamil terdata dan diketahui keberadaannya.
2. Adanya perencanaan persalinan sehingga dapat diambil keputusan yang
cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi baru lahir.
15

3. Masyarakat sekitar dapat segera memberikan bantuan apabila


dibutuhkan, misalnya menyediakan transportasi, donor darah berjalan, dan
lain-lain.
Stiker P4K terdapat di dalam buku KIA yang diisi oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan hasil kesepakatan dengan ibu, keluarga dan
masyarakat.
Setiap ibu hamil mendapatkan buku KIA pada saat pertama
kali memeriksakan kehamilan. Buku KIA adalah buku catatan kesehatan
ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, balita dan
anak pra sekolah) serta berisi berbagai informasi cara memelihara
dan merawat kesehatan ibu dan anak. Buku KIA diperoleh di Posyandu,
Polindes, Poskesdes, Pustu, Puskesmas, bidan praktik, dokter praktik,
rumah bersalin dan rumah sakit. (Samiastuti, J., 2016)
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain;
1. Anemia
Sekitar 1 darl 5 wanita usia subur (WUS) di Indonesia menderita kekurangan
darah (Anemia). Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah kurang dari normal (12 mg/dL). Anemia dapat menimbulkan risiko pada
kehamilan dan persalinan.
Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurangnya asupan atau konsumsi
makanan yang mengandung zat besi, pengaturan pola makan yang salah, gangguan
haid/haid abnormal, dan penyakit lainnya (seperti kecacingan, Malaria, dan lainnya).
Tanda Anemia antara lain :
a. Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai (5L)
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
Ibu hamil dikatakan Anemia apabila Hb <11 mg/dL.Dampak Anemia pada Ibu hami
ladalah:
a. Pertumbuhan janin terhambat
b. Bayi berat lahlr rendah (BBLR)
c. Bayi lahir sebelum waktunya (prematur)
d. Bayi mengalami kelainan bawaan
16

e. Anemia pada bayi yang dilahirkan


f. Risiko perdarahan saat melahirkan
Anemia dapat dicegah dan diatasi dengan :
a. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
b. Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum hamil dan 1 tablet
per hari selama kehamilan
c. Mengobati jika ada penyakit penyerta yang menyebabkan Anemia
Jika catin perempuan mengalami Anemia, perlu segera mendapatkan penanganan
kesehatan sampai Hb normal(> 12 mg/dL) dan menunda kehamilan dengan ber-
KB
2. Kekurangan Gizi
Kondisi kurang gizi dalam keadaan terus menerus dapat mengakibatkan Kurang
Energi Krenik (KEK). KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan
gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. KEK merupakan salah
satu masalah gizi di Indonesia yang dialami oleh wanita usia subur termasuk ibu hamil
dan ibu menyusui.
Untuk mengetahui status KEK wanita usia subur adalah dengan cara mengukur
lingkar lengan atas (LILA). Ambang batas LILA pada WUS dengan KEK di
Indonesia adalah 23,5cm, artinya apabila LILA kurang dari 23,5cm, WUS mengalami
KEK.
Ibu hamil dengan kekurangan gizi memiliki risiko yang dapat membahayakan ibu
dan janin antara lain :
a. Anemia pada ibu dan janin
b. Perdarahan saat melahirkan
c. Keguguran
d. Mudah terkena penyakit infeksi
e. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
f. Bayi lahir mati
g. Kelainan bawaan pada janin
h. Stunting
17

Jika catin perempuan mengalami gizi kurang sebaiknya menunda kehamilan dengan
ber- KB dan mendapatkan penanganan kesehatan sampai status gizinya baik.
(Stephanie Patricia, 2016).
3. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit menular berupa peradangan hati yang disebabkan
oleh virus Hepatitis B. Virus Hepatitis B dapat ditularkan melalui darah atau cairan
tubuh dari penderita yang terinfeksi, seperti cairan serebrospinal, cairan vagina dan
cairan tubuh lainnya.
Apabila salah satu catin menderita Hepatitis B, akan dapat menularkan kepada
pasangannya dan keturunannya.
a. Gejala.
Tidak khas dan sering tanpa gejala sehingga banyak orang tidak menyadari dirinya
telah terinfeksi. Gejala seringkali timbul dalam keadaan penyakit yang sudah lanjut
seperti sirosis (penyakit liver) bahkan kanker hati, sehingga Hepatitis sering disebut
sebagai silent killer atau penyakit mematikan. Gejala yang dapat timbul :
1) Demam
2) Mual dan muntah
3) Rasa lelah
4) Kencing berwarna gelap seperti the
5) Mata dan kulit berwarna kuning
b. Faktor risiko penularan :
1) 95% penularan berasal dari ibu hamil pengidap virus Hepatitis B ke bayi yang
dikandung atau dilahirkan
2) 3-5% penularan melalui :
a) Hubungan seksual tidak aman dengan pengidap Hepatitis B
b) Transfusi darah terkontaminasi virus Hepatitis B
c) Penggunaan jarum suntik bergantian yang terkontaminasi virus Hepatitis B
c. Pencegahan:
1) Menghindari faktor risiko penularan Hepatitis B
2) Imunisasi Hepatitis B yang diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan ke-0,1
dan 6
18

Bila sudah terdeteksi Hepatitis B :


1) Segera konsultasi ke dokter
2) Perlukaan pada kulit harus selalu dibalut
3) Tidak berbagi peralatan pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi, sisir, gunting
kuku dengan orang lain
Catin penting mengetahui dan diskrining Hepatitis B karena dapat menularkan pada
pasangannya dan pada ibu hamil dapat menularkan ke bayinya. (Samiastuti, J., 2016)
4. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula dalam darah 200 mg/dl (pada pemeriksaan gula darah sewaktu). DM
disebabkan oleh kurangnya atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan hormon
insulin (insulin resistance). DM dapat memicu kerusakan berbagai organ lain dalam
tubuh.
a. Gejala :
1) Trias DM (banyak minum, banyak makan, sering kencing
2) Mudah lelah dan mengantuk
3) Penglihatan kabur
4) Penurunan berat badan meskipun nafsu makan mengalami peningkatan
5) Bila terdapat luka lebih sulit sembuh
6) Masalah pada kulit (misalnya gatal-gatal, iritasi dll)
b. Pencegahan :
Menjaga pola makan dengan gizi seimbang, melakukan aktifitas fisik dan periksa
kesehatan secara rutin.
c. Dampak terhadap kehamilan :
1) Berat badan bayi lahir di atas normal/ bayi lahir besar
2) Bayi berisiko mengalami hiperbilirubinemia (kuning)
3) Peningkatan risiko kelahiran prematur (lahir sebelum waktunya)
4) Peningkatan risiko hipertensi dalam kehamilan
5) Peningkatan risiko diabetes pada kehamilan berikutnya
6) Bayi berisiko mengidap diabetes saat dewasa
19

Catin penting mengetahui dan diskrining Diabetes Melitus untuk menyiapkan calon
ibu agar dapat menjalani kehamilan dan melahirkan bayi yang sehat
5. Malaria
Indonesia mempunyai banyak daerah endemis Malaria. Penyakit ini disebabkan
oleh sekelompok parasit Plasmodium yang hidup dalam sel darah merah yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasite
Plasmodium. Malaria juga dapat ditularkan melalui transfuse darah yang
terkontaminasi parasit Plasmodium. Seseorang yang menderita Malaria dapat terlihat
sehat dan tidak menunjukkan gejala.
Malaria bias menyebabkan Anemia, dan pada catin perempuan kelak dapat
mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya. Anemia pada kehamilan dapat
menyebabkan keguguran, risiko perdarahan saat melahirkan, bayi lahir sebelum
waktunya, dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).
a. Pencegahan :
1. Penggunaan kelambu saat tidur.
2. Tutup pintu dan jendela menggunakan kawat kasa/kelambu nilon.
3. Gunakan pakaian pelindung yang menutupi lengan dan kaki saat keluar rumah.
4. Gunakan obat krim anti nyamuk.
Catin di daerah endemis Malaria penting mengetahui dan diskrining Malaria untuk
menyiapkan calon ibu agar dapat menjalani kehamilan dan melahirkan bayi yang
sehat.
6. TORCH
TORCH adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Toksoplasma,Rubella,
Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes simplex virus II (HSV-11) serta virus lainnya.
20

a. Pencegahan
1) Vaksinasi MMR (Mumps Measles Rubella) untuk mencegah komponen Rubella
dari TORCH dilakukan 3-6 bulan dari rencana hamil.
2) Perilaku hidup bersih dan sehat cuci tangan pakai sabun, mencuci bahan
makanan (sayuran, buah, dan lainnya) dengan air bersih yang mengalir, dan
memasak makanan sampai matang sempurna.
b. Penularan :
1) Penularan aktif : konsumsi makanan dan sayuran yang terkontaminasi virus
TORCH dan tidak dimasak sempurna. Makanan/sayuran dapat terkontaminasi
virus TORCH dari kotoran hewan seperti kucing, anjing, ayam, burung, dan
lain-lain.
2) Penularan pasif: dari ibu hamil pengidap TORCH ke janin.
c. Dampak
1) Infertilitas (baik catin perempuan maupun laki-laki)
2) Kelak jika hamil dapat mengakibatkan kecacatan pada janin, misal kelainan
saraf, mata, telinga, otak (mikrosefali atau hidrosefalus), kelainan paru-paru,
limpa, terganggunya fungsi motoric, dll
Apabila diperlukan, catin perempuan sebaiknya diskrining TORCH untuk
menyiapkan calon ibu agar dapat menjalani kehamilan dan melahirkan bayi yang
sehat. (Samiastuti, J., 2016)
7. Thalassemia
Thalassemia merupakan penyakit kelainan sel darah merah akibat kekurangan
protein pembentuk sel darah merah yang menyebabkan sel darah merah mudah
pecah, sehingga penderita mengalami kurang darah berat yang dapat mengancam jiwa.
Penyakit ini diturunkan oleh kedua orang tua pembawa sifat Thalassemia kepada anak
kandung dan keturunannya.
Terdapat 2 jenis Thalassemia yaitu Thalassemia Minor dan Thalassemia Mayor.
Orang dengan Thalassemia Minor/ pembawa sifat tampak sehat dan dapat tidak
menunjukkan gejala. Sedangkan orang dengan Thalassemia Mayor memerlukan
21

pengobatan dan transfusi darah rutin seumur hidup serta memiliki usia harapan hidup
yang relatif pendek
a. Penccgahan:
Untuk mencegah kelahiran anak dengan Thalassemia Mayor dilakukan melalui:
1) Skrining Thalassemia sedini mungkin atau sebelum menikah pada catin laki-
laki dan perempuan untuk mengetahui apakah pasangan catin merupakan
pembawa sifat Thalassemia.
2) Jika kedua pasangan catin pembawa sifat Thalassemia memutuskan untuk tetap
menikah, anjurkan untuk menghindari kehamilan dengan selalu menggunakan
kontrasepsi, karena jika hamil berisiko melahirkan anak dengan
Thalassemia Mayor.
b. Deteksi dini:
1) Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit Anemia atau Thalassemia .
2) Pucat dan lemah.
Pasangan pembawa sifat Thalassemia berisik menurunkan penyakit Thalassemia
kepada anak kandung dan keturunannya.

8. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit gangguan faktor pembekuan darah dalam tubuh yang
menyebabkan perdarahan sulit berhenti atau berlangsung lebih lama dan umumnya
dialami oleh laki laki.
Penyakit ini diturunkan oleh salah satu atau kedua orang tua kepada anak kandung
dan keturunannya. Laki-laki lebih berisiko menderita Hemofilia dengan gejala
ringan hingga berat, sedangkan perempuan hanya sebagai pembawa sifat.
Apabila salah satu pasangan adalah penderita atau pembawa sifat Hemofilia
maka berisiko menurunkan penyakit Hemofilia kepada anak kandung dan
keturunannya.
a. Gejala
1) Perdarahan sulit berhenti atau berlangsung lebih lama misal pada Iuka,
cedera, operasi, cabut gigi, pasca suntikan, dan pasca imunisasi suntik. Tingkat
keparahan tergantung dari jumlah faktor pembekuan di dalam darah.
22

2) Mudah memar pada kulit bila terbentur, persendian bengkak dan nyeri,
mimisan, sering muntah, sakit kepala, cepat lelah, dan penglihatan ganda.
b. Pencegahan:
1) Skrining Hemofilia sedini mungkin atau sebelum menikah pada catin laki-
laki dan perempuan untuk mengetahui apakah pasangan catin merupakan
pembawa sifat atau penderita Hemofilia. Jika salah satu catin merupakan
pembawa sifat atau penderita Hemofilia memutuskan untuk tetap menikah
mempunyai anak akan beresiko melahirkan anak laki-laki dengan Hemofilia atau
anak perempuan pembawa sifat hemofillia.
2) Penggunaan kontrasepsi untuk menghindari kehamilan
9. Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
ISR adalah masuk dan berkembangnya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran
reproduksi. ISR dapat ditularkan tanpa hubungan seksual
a. Jenis-jenis ISR

1) Kandidiasis Vaginalis
Gejala
a) Gatal pada kelamin, kemerahan dan peradangan pada bibir vagina dan liang
vagina, disertai bengkak atau Iuka sobekan kecil.
b) Keluarnya cairan yang banyak serta bergumpal dari vagina, kadang-
kadang dapat kental, berwarna putih seperti susu kental atau kekuningan
dan berbau asam.
Komplikasi: Lecet pada kulit di sekitar kelamin.
Pencegahan:
a) Jaga kebersihan alat kelamin.
23

b) Pakaian dalam tetap bersih dan kering.


2) Vaginosis Bakterial
Gejala.
Vagina berbau amis terutama setelah berhubungan seksual, keluarnya cairan dari
vagina namun tidak terlalu banyak, berwarna putih keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina, tidak ada tanda-tanda.
Komplikasi : Menyebabkan penyakit radang panggul dan pada ibu hamil dapat
menyebabkan ketuban pecah dini, kelahiran prematur, bayi berat badan lahir
rendah.
Pencegahan:
a) Jaga kebersihan alat kelamin
b) Tidak berhubungan seksual
c) Menggunakan kondom
d) Setia pada pasangan
3) Trikomoniasis
Gejala
Keluarnya cairan yang banyak dari vagina, bernanah, kadang-kadang berbusa,
peradangan pada vagina, berbau seperti ikan busuk, dapat disertai rasa gatal pada
alat kelamin. (Samiastuti, J., 2016)
Komplikasi : Pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur dan bayi
berat badan lahir rendah.
Pencegahan
a) Jaga kebersihan alat kelamin
b) Tidak berhubungan seksual
c) Menggunakan kondom
d) Setia pada pasangan
10. Infeksi Menular Seksual
a) Gejala IMS
1) Adanya duh tubuh/cairan yang keluar dari alat kelamin (vagina, penis)
atau cairan dari anus, yang berbeda dari biasanya.
24

2) Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah kencing, atau
menjadi sering kencing.
3) Ada Iuka terbuka/basah di sekitar kelamin atau sekitar mulut. Luka ini bisa
terasa nyeri bisa juga tidak.
4) Ada semacam jaringan yang tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar
kelamin.
5) Terjadi pembengkakan pada lipatan paha.
6) Pada laki-laki, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung
zakar.
7) Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak berhubungan dengan
haid/menstruasi.
8) Keluar darah setelah berhubungan seksual.
9) Demam.
b) Macam-macam IMS
25

a. Gonore
Pada laki-laki : keluarnya cairan dari alat kelamin bernanah, kental, berwarna putih
kekuningan. Pada perempuan : seringkali, tanpa gejala, bila ada berupa cairan
terutama akan banyak terlihat didaerah mulut rahim melalui pemeriksaan dalam
oleh tenaga kesehatan.
Komplikasi:
1) Pada laki-laki menyebabkan kemandulan.
2) Pada perempuan menyebabkan mandul dan kehamilan di luar rahim/ektopik.
3) Pada bayi baru lahir dari perempuan dengan Gonore, menyebabkan
Konjungtivitis Gonore yaitu berupa kemerahan pada salah satu atau kedua mata
dengan adanya cairan yang keluar dari mata dengan nanah dan mengakibatkan
kebutaan.
b. Sifilis (RajaSinga)
Gejala: Luka atau koreng, biasanya berjumlah satu, berbentuk bulat atau lonjong,
dasar bersih dan bila diraba terasa kenyal sampai keras, tidak ada rasa nyeri bila
ditekan. Kelenjar getah bening di lipat paha bagian dalam membesar, kenyal,
juga tidak nyeri bila ditekan.
Komplikasi:
Perempuan penderita sifilis dapat mengalami keguguran, melahirkan bayi cacat
atau lahir dalam keadaan sudah mati.
c. Herpes Genitalia
Gejala: Herpes genital pertama: timbul bintil-lentingan-luka berkelompok,
di atas dasar kemerahan, sangat nyeri, pembesaran kelenjar lipat paha,
kenyal dan disertai gejala yang menyeluruh dan saling berhubungan
(sistemik).
Herpes genital kambuhan: timbul bila ada faktor stres pikiran,
hubungan seksual berlebihan, kelelahan dan lain- lain. Umumnya luka/lesi
tidak sebanyak dan seberat gejala pertama.
26

Komplikasi-
1) Dapat menjadi pintu masuk infeksi lain dan bersifat kambuhan seumur hidup.
2) Pada bayi baru lahir dari perempuan dengan Klamidia, menyebabkan
Konjungtivitis Klamidiosis yaitu berupa sembab, kemerahan pada salah
satu atau kedua mata dengan adanya cairan yang keluar dari mata
dengan nanah yang tidak terlalu banyak dan dapat menimbulkan kebutaan.
d. Kondilomata Akuminata (Jengger Ayam)
Gejala :
Bintil-bintil tonjolan berbentuk seperti kutil terutama pada daerah yang lembab.
Bersifat kambuhan seumur hidup.
Komplikasi:
Dapat membesar dan tumbuh menjadi satu. Pada laki-laki dapat menimbulkan kanker
penis.Pada wanita dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
e. Pencegahan Terinfeksi IMS
Jaga kebersihan alat kelamin
1) Tidak berhubungan seksual
2) Menggunakan kondom
3) Setia pada pasangan
4) Menghindari faktor pencetus
5) Bila ada gejala, segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan dan minum
obat sesuai anjuran
f. Tindakan Jika Terinfeksi IMS
1) Jangan mengobati sendiri.
2) Segera periksakan ke fasilitas pelayanan
3) kesehatan.
4) Minum obat teratur dan sampai tuntas sesuai petunjuk dokter.
5) Jangan berhubungan seksual sampai IMS sembuh.
6) Minta pasangan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mencegah dan mengetahui adanya penularan
g. IMS : Gerbang menuju HIV AIDS
27

Tidak semua IMS dapat diobati. HIV AIDS, Hepatitis B & C, Herpes
Genitalis dan Kondiloma Akuminata (Jengger ayam) termasuk jenis-jenis IMS yang
tidak dapat disembuhkan.

HIV adalah yang paling berbahaya karena selain tidak dapat disembuhkan,
HIV merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit apapun.
Akibatnya, orang dengan HIV rentan tertular penyakit, walaupun dengan penyakit
infeksi ringan dapat menimbulkan dampak yang parah hingga mengakibatkan
Hepatitis, merupakan peradangan hati yang dapat merusak hingga hati tidak
dapat berfungsi dengan baik. Hepatitis B dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi
vaksin Hepatitis C hingga kini belum ada.
Herpes genetalis sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang kambuh. Pada
Herpes, yang dapat diobati hanya gejala luarnya saja, tetapi bibit penyakitnya akan
tetap hidup dalam tubuh penderita selamanya.
Kondiloma Akuminanta/Jengger Ayam. Pada laki-laki dapat menyebabkan
kanker penis sedangkan pada perempuan seringkali menyebabkan kanker rahim.
11. HIV AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus merupakan kuman/virus penyebab AIDS.
AIDS (Acquired lmmuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala/penyakit
akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari infeksi HIV. lnfeksi HIV
ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia. (Samiastuti, J., 2016). Beberapa
cara yang berisiko menularkan HIV diantaranya:
a. Hubungan seksual tidak aman. Pada saat berhubungan seksual tanpa
kondom, HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, cairan mani/sperma
atau cairan vagina langsung ke aliran darah pasangannya, atau melalui selaput
lendir yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur
b. HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau
melalui alat tindakan medis lain yang tercemar HIV.
c. Penggunaan jarum suntik bersama/bergantian pada pecandu narkoba suntik
berisiko tertular HIV.
d. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, persalinan, dan ketika
menyusui (penularan HIV dari ibu ke anak)
28

Pencegahan HIV AIDS:

a. Tidak berhubungan seksual


Tidak melakukan hubungan seksual yang berisiko.
b. Saling Setia
Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan hubungan seksual
dengan orang lain.
c. Kondom
Gunakan kondom secara benar setiap kali berhubungan seksual apabila salah satu
pasangan ada yang menderita HIV positif atau status HIV pasangan belum
diketahui.
d. Hindari penggunaan narkoba suntik
Menggunakan jarum bergantian berisiko menularkan HIV dalam jarum yang
tercemar darah. Namun apapun bentuknya, hindari NARKOBA karena hanya
akan merugikan diri sendiri.
e. Penggunaanalatalatyang steril
Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat penembus) kulit lainnya
(tindik atau tato) secara bergantian. Penularan akan lebih mudah terjadi melalui
darah.
f. Pencegahan Penularan HIV dari lbu ke Anak (PPIA)
1) Apabila salah satu/kedua pasangan mempunyai faktor risiko maka lakukan
tes HIV
2) Jika salah satu/kedua pasangan mengidap HIV, minum obat ARV sesuai
anjuran secara teratur seumur hidup.
3) Pasangan ODHA harus minum Obat ARV dan selalu menggunakan kondom
setiap berhubungan seksual
4) Jika pasangan ODHA ingin memiliki anak, konsultasikan dengan tenaga
kesehatan untuk merencanakan waktu yang tepat untuk hamil sesuai dengan
status kesehatan pasangan
5) Lakukan tes HIV pada saat pemeriksaan kehamilan trimester I dan berikan
ARV Profilaksis pada bayi dari ibu HIV
29

H. EVIDENCE BASED MIDWIFERY


1. Lathifah Munawaroh, dkk. 2019. Tes Kesehatan Sebagai Syarat Pra Nikah
(Studi UU Pernikahan di Kuwait)
Kesehatan sering tidak mendapat porsi perhatian dalam persiapan perkawinan.
Hal ini dapat dilihat dari ketiadaan peraturan perundang-undangan tentang ini baik
dalam KHI ataupun UU Perkawinan. Ditambah pula dalam fiqih klasik pun tidak
ditemukan pembahasan tes kesehatan sebagai salah satu syarat pra nikah. Di Indonesia
telah diterapkan Imunisasi Tetanus Toksoid bagi calon pengantin perempuan untuk
mencegah Tetanus, TBC, Differi, Batuk Rejan dan Campak, tidak dapat mengetahui
riwayat kesehatan calon pasangan dan penyakit menular seksual dan keturunan, seperti
HIV/AIDS dan Thalasemia yang semakin mewabah dengan angka yang semakin
meningkat pada tiap tahunnya. Tes kesehatan bagi pasangan yang akan menikah
menjadi salah satu solusi pencegahan bertambahnya angka penyakit ini, karena tes
kesehatan lebih komprehensif. Keharmonisan rumah tangga dengan kehadiran
keturunan sehat dari rumah tangga yang sehat pula.
Salah satu tujuan pernikahan yaitu menjaga keturunan dan melindunginya
sehingga terbentuk keturunan yang sehat baik secara jasmani ataupun rohani. Sehat
secara jasmani dalam pengertian sehat dari penyakit-penyakit menular maupun
penyakit keturunan. Hal ini dapat berhasil jika para calon pengantin mempersiapkan
dari awal hal-hal yang terkait tentang kesehatan diri sendiri. Kesuksesan atau
kegagalan pernikahan pun tergantung pada cara yang ditempuh dalam memilih
pasangan hidupnya, ketepatan dalam memilih pasangan hidup serta melihat,
menyelidiki dan mengenal kepribadian pasangan yang akan dinikahinya. Ini menjadi
landasan awal dalam mengarungi bahtera rumah tangga, agar kelak dapat merasakan
keserasian dan keharmonisan. Maka dari itu, melihat dan menyelediki calon pasangan
juga menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan baik tentang riwayat
kesehatannya ataupun kehidupannya dan kepribadiannya. Namun, seringnya kesehatan
jarang menjadi tolak ukur dalam melangkah ke perkawinan. Hal ini juga dapat dilihat
dari tidak adanya Undang-Undang yang mengatur tentang persiapan pernikahan dari
segi kesehatan, baik Undang-Undang Perkawinan ataupun Kompilasi Hukum Islam.
30

Dalam fiqih pun, tidak dijelaskan secara eksplisit tentang syarat kesehatan sebagai
salah satu syarat pernikahan.
2. Wira Meiriza, Triveni. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pra-Nikah
Dengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin)
Penyakit tetanus adalah penyakit menular yang tidak ditularkan dari manusia ke
manusia secara langsung. Imunisasi yang berkaitan dengan upaya penurunan tetanus
diantaranya adalah pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi yang berkaitan dengan upaya penurunan kematian bayi diantaranya
adalah pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) atau CATIN kepada calon pengantin
wanita dan ibu hamil. Imunisasi tetanus toxoid CATIN diberikan kepada calon pengantin
sebelum menikah sebanyak 1 kali sementara Pada ibu hamil imunisasi TT ini diberikan
jika bumil tersebut belum melengkapi imunisasi sejak dari bayi hingga masa kehamilan
sekarang dan jika bumil telah imunisasi lengkap sejak bayi hingga sebelum ibu hamil
maka imunisasi TT boleh tidak diberikan kepada ibu hamil tersebut. Tujuan imunisasi ini
adalah melindungi ibu terhadap kemungkinan infeksi tetanus bila terluka, memberikan
kekebalan terhadap penyakit tetanus neonatorum kepada bayi yang akan dilahirkan
dengan tingkat perlindungan vaksin sebesar 90-95 %.
Pemberian imunisasi Catin tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Oleh
karenanya kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan
kesehatan tentunya akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan cakupan
pelayanan imunisasi Catin ibu hamil.(Depkes RI, 2005). Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
CATIN adalah antigen yang sangat aman untuk ibu hamil maupun calon pengantin
wanita, tidak ada bahayanya bagi janin yang dikandung ibu yang mendapat imunisasi
Tetanus Toxoid (TT).
3. Dewi Susanti, dkk. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin
Pemerintah telah memiliki sebuah sarana yang dicanangkan untuk mengurangi dan
bahkan mencegah terjadi perceraian khususnya di lingkungan masyarakat muslim yaitu
Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dengan perangkat
Pendidikan Calon Pengantin (SUSCATIN) Oleh karena itu, dalam rangka menghindari
31

persepsi pasangan suami-istribahwasannya pembagian peran rumah tangga merupakan


sesuatu yang baku, danselanjutnya juga diharapkan dapat mengurangi tingginya angka
perceraian diIndonesia, maka di sini peran Pendidikan calon pengantin sangat
menentukan.Dengan memberikan Kursus calon pengantin adalah pemberian bekal
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan, dalam waktu singkat kepada calon pengantin
tentang kehidupan rumah tangga/ keluarga, dan kesehatan Pranikah.Hal ini merujuk pada
Peraturan Dirjen Bimas Islam No.DJ.II/491 Tahun 2009 sebagai dasar hukumnya.Jadi,
pada dasarnya suscatin merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal
ini BP4 untuk membekali calon pengantin dalam menyongsong mahligai rumah tangga
agar dalam praktek rumah tangga nanti keduanya ataupasangan suami isteri memiliki dan
mampu menerapkan bekal psikis dan ketrampilan dalam menghadapi setiap problematika
keluarga. Dengan demikian, cita-cita terbentuknya keluarga yang sakinah, mawaddah,
dan warrahmah akanlebih mudah tercapai dan sekaligus terwujud pula masyarakat yang
harmonis, serta terhindar dari konflik dan perceraian. Pembekalan diberikan kepada calon
pengantin dengan waktu tertentu yaitu selama 24 jam pembelajaran. Pendidikan calon
pengantin sangat berperan penting untuk meningkatkan bekal calon pengantin salah
satunya adalah pengetahuan tentang kesehatan Pranikah.Dimana dengan pemahaman
yang cukup mengenai kesehatan Pranikah, calon pengantin dapat menjalani pernikahan
yang sehat dan aman.Calon pengantin perlu dibekali pengetahuan yang cukup tentang
kesehatan Pranikah dan hak-hak Pranikah sehingga calon pengantin siap menjadi seorang
ibu dan seorang ayah.
4. Siti Patimah, dkk. 2019. Kelas Remaja (Persiapan Pra Nikah) Upaya
Pembentukaan Generasi Berencana Di Kelurahan Cikalang
Remaja dihadapkan dengan masa sulit dalam perkembangan baik secara mental,
sosial dan kultural. Remaja terbatas aksesnya untuk mendapatkan pelayanan dan
informasi yang benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 memaparkan data
pernikahan dini dan eksperimentasi seksual pada usia dini, perempuan muda di Indonesia
dengan usia 10-14 tahun menikah pada tahun 2010 sebanyak 0.2 persen. Perempuan
muda berusia 15-19 yang menikah lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda
berusia 15-19 tahun, yaitu 11,7 persen dibandingkan dengan 1,6 persen.
32

Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui metode pendidikan


kesehatan dan pelatihan dari Tim dan mitra yaitu BKKBN. Adapun yang menjadi sasaran
dalam kegiatan ini adalah para remaja umur 14-19 tahun, kelompok pengajian pemuda,
remaja karang taruna di Kelurahan Cikalang Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
Hasil kegiatan pengabmasy ini diperoleh peningkatan yang signifikan pengetahuan
remaja sebelum dan sesudah mengikuti kelas remaja sebesar 88 %. Mubarak (2011)
menyebutkan bahwa Pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, dan informasi. Dengan mengikuti kelas remaja
mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dan persiapan pranikah,
karenanya maka terdapat peningkatan pengetahuan remaja. Selain kegiatan kelas remaja
juga dilakukan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan Hb. Hal ini dilakukan karena
sebagian besar remaja banyak yang mengalami anemia. Hasil pemeriksaan menemukan
sebanyak 11 dari 17 (65%) remaja putri menderita anemia. Hasil lainnya berupa
tersusunnya modul dan pemebentukan PIK – R di Kelurahan Cikalang.
5. Gita Kostiana, dkk. 2020. Pengembangan Booklet Pranikah Sebagai Media
Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan Untuk Calon Pengantin
Salah satu program yang dicanangkan oleh WHO dalam menurunkan angka
kematian ibu, bayi dan kecacatan adalah preconception care. Program ini dilasanakan
oleh semua negara di dunia utamanya adalah Low and Middle Income Country (LMICs),
salah satunya Indonesia. Sasaran dari preconception care adalah calon pengantin.
Pelayanan kesehatan calon pengantin dilakukan untuk mempersiapkan calon pengantin
khususnya perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat
serta memperoleh bayi yang sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan booklet pranikah sebagai media
informasi dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui konseling untuk calon
pengantin. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D)
dengan tahapan: identifikasi masalah dan pengumpulan data, pengembangan produk, uji
validasi ahli materi dan media, revisi desain, uji pendahuluan calon pengantin, revisi
produk, uji coba produk, perbaikan produk, dan produk akhir. Populasi penelitian dalam
penelitian ini adalah semua calon pengantin yang memeriksakan diri ke Puskesmas
Musuk I Boyolali pada bulan Agustus tahun 2020. Dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat beda bermakna antara kedua kelompok, sehingga booklet
33

pranikah efektif dalam meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang kesehatan pra
konsepsi.
6. Zahra Bostani Khalesi, dkk. 2017. Effectiveness of the Premarital Education
Programme in Iran
Sebagai tulang punggung masyarakat, pernikahan dianggap salah satu lembaga
paling penting di dunia. Sebagian besar masyarakat, baik itu di Timur atau Barat,
kebanyakan orang menikah pada tahap tertentu selama hidup mereka. Ada berbagai
macam motif di balik pernikahan, di antaranya adalah kebutuhan untuk persahabatan,
dukungan sosial dan emosional, cinta, dan seks. Tentu saja, harus dipertimbangkan
bahwa dalam pernikahan, tidak seperti di hidup bersama, kepuasan emosional dengan
seks adalah penting karena komitmen pasangan terhadap satu sama lain. Namun semua
orang, terlepas dari / motif nya untuk pernikahan, mengharapkan kehidupan yang lebih
sehat dan lebih bahagia setelah menikah.
Studi eksperimental ini dilakukan di pusat pendidikan pranikah di Kerman, Iran.
Dengan populasi 180 subjek akan diperlukan untuk penelitian ini untuk memberikan
lebih dari 80% kekuatan untuk mendeteksi perbedaan 10% dalam skor kepuasan
perkawinan. Meskipun program pendidikan diadakan untuk pria dan wanita secara
terpisah, hanya wanita yang dilibatkan dalam studi ini karena dalam budaya Iran lebih
nyaman untuk bertanya kepada wanita tentang masalah seksual daripada pria. Selain itu,
berdasarkan pengalaman kami sebelumnya, wanita umumnya lebih banyak tersedia untuk
penelitian lanjutan karena fakta bahwa mereka kurang sibuk dibandingkan pria. Tujuan
dari penelitian ini dijelaskan kepada peserta sebelum mereka secara acak dialokasikan ke
salah satu dari dua kelompok: pendidikan klasik atau pendidikan baru.
Secara keseluruhan, kepuasan seksual, kepuasan perkawinan, dan tingkat perceraian
menunjukkan tidak ada perbedaan antara kedua metode pendidikan tersebut. Karena
efektivitas program pranikah dalam meningkatkan kepuasan perkawinan telah mapan di
berbagai negara dan dengan mempertimbangkan tren perceraian yang meningkat di Iran,
kami dapat menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa program
pendidikan pranikah efektif dalam hal kepuasan perkawinan. Oleh karena itu, pembuat
kebijakan perlu lebih memperhatikan program pendidikan pranikah yang baru untuk
menemukan kekurangan dari program tersebut.
34
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. dan P. Siswantara. 2018. Efektivitas Penyuluhan KesehatanReproduksi Pada Calon


Pengantin Di Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan.

Dewi Susanti, dkk. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Calon Pengantin

Evrianasari, N. dan J. Dwijayanti. 2017. Pengaruh Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual
Bagi Catin Terhadap Pengetahuan Catin Tentang Reproduksi dan Seksual di KUA Tanjung
Karang Pusat Pada Tahun 2017. Jurnal Kebidanan

Gita Kostiana, dkk. 2020. Pengembangan Booklet Pranikah Sebagai Media Informasi Dalam
Pelayanan Kesehatan Untuk Calon Pengantin

Lathifah Munawaroh, dkk. 2019. Tes Kesehatan Sebagai Syarat Pra Nikah (Studi UU Pernikahan di
Kuwait)

Manuaba, I.A.C., I.B.G.F. Manuaba, dan I.B.G. Manuaba. 2017. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta : EGC

Nugroho, T. 2014. Obsgyn : Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta : Nuha Medika

Nita Evrina Sari & Junita Dwijayanti, 2017. Pengaruh Buku Saku Kesehatan Reproduksi da
Seksual Bagi Catin Terhadap Pengetahuan Catin Tentang Reproduksi dan seksual di
Kantor Urusan Agama (KUA) Tanjung Karang Pusat tahun 2017. Bandar Lampung:
Universitas Malahayati Bandar Lampung

Samiastuti, J., 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
melaksanakan imunisasi tetanus tokssoid di Puskesmas Kasihan II bantul. Yogyakarta:
Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta

Siti Patimah, dkk. 2019. Kelas Remaja (Persiapan Pra Nikah) Upaya Pembentukaan Generasi
Berencana Di Kelurahan Cikalang

Stephanie Patricia, Sari Komang dan Ayu Kartika, 2016. Gambaran kejadian kurang energy
kronik dan pola makan wanita usia subur di desa pesinggahan Kecamatan Dawan
Klungkung Bali. E-jurnal Medika, Vol 5 no. 6

Susilowati. Kuspriyanto, 2016. Gizi dala daur kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama

Tristiadi FA. Faktor-Faktor Yang Berhbungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta:
Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta; 2016.

3
Wira Meiriza, Triveni. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pra-Nikah Dengan Pelaksanaan
Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin)

Zahra Bostani Khalesi, dkk. 2017. Effectiveness of the Premarital Education Programme in Iran

Anda mungkin juga menyukai