Anda di halaman 1dari 10

STANDAR ASUHAN

KEBIDANAN DAN
PELAYANAN
KESEHATAN PADA
BAYI DAN BALITA
KELOMPOK 5
AYU AGUS TINA
LIDYA AYU BAZRINA
NETY SEPTINIA
SRI WARDAH
PENGERTIAN STANDAR
 Menurut Clinical Practice Guideline (1990)

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.
 Menurut Donabedian (1980)

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
 Menurut Rowland and Rowland (1983)

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Secara luas, pengertian standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang
mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran
(outcome) sistem layanan kesehatan
SYARA STANDAR

Mudah
Jelas Masuk Akal Dapat dicapai
Dimengerti

Mantap, spesifik serta


Absah Meyakinkan
eksplisit
PENGENALAN PELAYANAN
ASUHAN KEBIDANAN
Standar Pelayanan Umum (2 standar)
1. Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
2. Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan
Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
4. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
5. Standar 5 : Palpasi dan Abdominal
6. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
7. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
8. Standar 8 : Persiapan Persalinan
Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
1. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
2. Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman
3. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
4. Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi
Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
6. Standar 14 :Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
7. Standar 15 :Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)
8. Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester III
9. Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia
10. Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/Macet
11. Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor
12. Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta 
13. Standar 21 : Penanganan Perdarahan Post Partum Primer
14. Standar 22 : Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder
15. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis
16. Standar 24  : Penanganan Asfiksia Neonatorum
PELAYANAN KESEHATAN
PADA BAYI DAN BALITA
 Perawatan Kesehatan Bayi
1. Tanda-tanda bayi baru lahir normal
2. Asuhan segera pada bayi baru lahir
3. Perawatan rutin
4. Memandikan bayi
5. Perawatan tali pusat
6. Tanda bahaya
 Perawatan Kesehatan Anak Balita
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian
anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya.
Bidan yang bekerja di komunitas melakukan kegiatan pelayanan
kesehatan anak balita
di rumah (keluarga), Puskesmas/Puskesmas pembantu, Posyandu,
Polindes dan Taman Kanak-kanak.
 Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi Dan Balita
Pemantauan antopometri meliputi BB, TB, dan LK
Pemantauan penyimpangan tumbuh kembang
Pemantauan emosional
IMUNISASI
 BCG

Tujuan  DPT
   Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC Tujuan
Jadwal pemberian Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
pertusis dan tatanus
Bayi berumur 0-11 bulan, tapi dengan dosis 0,05 cc. Vaksinasi
diulang pada umur  5 tahun Jadwal pemberian
Diberikan secara intracutan pada lengan kanan keatas Pada bayi 2-11 bulan, sebanyak 3 kali suntikan dengan selang
waktu 4 minggu secara IM di paha bagian atas dengan dosis 0,5
Efek samping cc. Imunisasi ulang lainnya dlberikan umur 1,5-2 tahun,
Penyuntikan secara intradermal yang benar akan menimbulkan kemudian pada usia 6-8 tahun dan 10 tahun
ulkus lokal yang supervialal 3 minggu setelah penyuntikan, Efek samping
ulkus yong biasu tertutup krusta akan sembuh dalam 2-3 bulan
dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. Kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi, terjadi
Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul semakain pada kira-kira separuh penderita. Proporsi yang sama juga akan
besar, namun apabila penyutikan terlalu dalam, parut yang menderita demam ringan dan 1% dapat hiperperiksia. Anak
terjadi tertarik ke dalam. sering gelisah, dan menangis terus menerus selama beberapa
jam pasca penyuntikan
 
 Hepatitis Efek samping
Tujuan Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen dapat mengalami
gejala-gejala pusing, diare ringan, dan otot
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap virus hepatitis
Jadwal pemberian
 Campak
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia 0-7 hari. Kemudian
pada usia 2-­3 bulan. Tujuan
Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit
Diberikan secara IM di paha bayi dengan dosis 0,5 cc
Jadwal pemberian
Efek samping yang terjadi biasanya ringan, berupa nyeri,
panas, mual nyeri sendi dan otot Umur 9-11 bulan dengan 1 kali pemberian, dengan dosis 0,5
cc secara subkutan di lengan kiri
 
Efek samping
 Polio
Di laporkan setelah vaksinasi MMR (measies mumps, dan
Tujuan ruballa) dapat terjadi malaise demam atau ruam sering terjadi
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit 1 minggu setelah imunisasi dapat terjadi kejang demam
poliomyelitis ensefalitas pasca imunisasi dan pembengkakan kelenjar
parutis pada minggu ke - 3
Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan sebanyak 3 kali
pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu.
Pemberian ulang pada umur 1,5 -­ 2 tahun dan menjelang umur
5 tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai