Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.

A G1P0A0 UMUR 24 TAHUN


UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF DENGAN PIJAT
ENDORPIN UNTUK MENGURANGI NYERI PERSALINAN
DI PMB HJ. SITI AISAH, AM.KEB TENGARAN

Disusun oleh :
Siti Aisah (NIM 2004219)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA
SEMARANG 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami oleh ibu bersalin dan
berlangsung dengan normal dalam kehidupan. Persalinan dapat didefinisikan sebagai
proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui
jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks akibat kontraksi
uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011).
Ibu bersalin mengalami nyeri saat proses persalinan. Salah satu respon fisiologis
dari persalinan adalah timbulnya kontraksi rahim yang dapat mengakibatkan nyeri dan
ketidaknyamanan bagi ibu saat menghadapi proses persalinan. Nyeri persalinan yang
ditimbulkan oleh adanya kontraksi uterus saat proses persalinan memberikan respon
berbeda-beda bagi setiap ibu bersalin. Nyeri persalinan ini harus ada, karena
merupakan bagian dari proses persalinan yang timbulnya nyeri mulai hamil aterm
sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan, nyeri
yang muncul adalah bersifat akut memiliki tenggang waktu yang singkat, munculnya
nyeri secara intermitten dan berhenti jika proses persalinan sudah berakhir (Manurung,
2011).
Namun apabila nyeri dalam persalinan tidak diatasi akan memunculkan masalah.
Dampak yang ditimbulkan dari nyeri yang tidak teratasi tidak hanya menyakitkan bagi
ibu akan tetapi juga bagi janinnya. Dampak tersebut diantaranya adalah depresi post
partum, perdarahan, partus lama, peningkatan tekanan darah dan nadi, pada janin
menyebabkan asidosi akibat hipoksia pada janin, serta pada psikologis meningkatkan
kecemasan dan ketakutan (Anik, 2010)
Dari masalah atau dampak tersebut, menyebabkan banyak kejadian yang disebabkan
akibat nyeri persalinan yang tidak teratasi. Berdasarkan pusat data persalinan Rumah
Sakit seluruh Indonesia diketahui bahwa 15% ibu di Indonesia mengalami komplikasi
persalinan dan 21% menyatakan bahwa persalinan yang dialami merupakan persalinan
yang menyakitkan karena merasakan nyeri, sedangkan 63% tidak memperoleh
informasi tentang persiapan yang harus dilakukan guna mengurangi nyeri pada
persalinan (Dewi, 2013). Selain itu akibat nyeri persalinan secara fisiologis akan
menimbulkan perubahan yang bermakna antara lain hiperventilasi dengan alkalosis
respiratorik berat, kenaikan curah jantung (50-150%), kenaikan tekanan darah (20-
40%) dan dapat menimbulkan perubahan psikologis berupa depresi post partum
sebesar 11-30% (Rita, 2009)
Dikarenakan dampak dari nyeri persalinan yang tidak teratasi tidak hanya
menyakitkan bagi ibu akan tetapi juga bagi janin, maka diperlukan suatu manajemen
untuk mengtasi nyeri persalinan dengan tujuan agar ibu dapat beradaptasi dan
merespon positif terhadap nyeri persalinan dan tidak menimbulkan masalah ataupun
komplikasi saat proses persalinan. Solusi selama ini yang telah dilakukan adalah
dengan penanganan secara 3 farmakologis ataupun non farmakologis. Penanganan
secara farmakologis meliputi pemberian analgetik dan anastesia. Metode farmakologis
diberikan untuk mengurangi rasa sakit. Penggunaannya masih terbatas dan petugas
tidak akan memberikannya apabila tidak benar-benar dibutuhkan dan sesuai indikasi.
Dikarenakan diperlukan biaya yang cukup tinggi, menimbulkan efek samping dan
proses persalinan yang baik adalah yang alamiah tanpa menggunakan obat bius (Anik,
2010). Sedangkan metode non farmakologis dapat dengan teknik relaksasi,
hynobirthing, TENS, massage dan berbagai teknik lainnya. Metode non farmakologis
bersifat murah, simpel, efektif tanpa efek yang merugikan dan dapat meingkatkan
kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya
(Anik, 2010).
Menurut peneliti sebelumnya, Rita Yulifah pada tahun 2009 bahwa stimulasi TENS
efektif menurunkan intensitas nyeri dan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala I,
serta lebih efektif menurunkan intensitas nyeri dibandingkan dengan asuhan standar
pada ibu bersalin kala I. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian menggunakan
metode non farmakologis untuk menurunkan nyeri persalinan yaitu dengan
menggunakan metode pijat endorphin. Pijat endorphin merupakan teknik pijatan
dengan sentuhan ringan yang dapat mengeluarkan hormon endorphin dan
meningkatkan rasa nyaman. Hormon endorphin yang dikeluarkan melalui stimulasi
pijatan akan bergerak cepat menuju ke otak, dan menghambat impuls nyeri. Pijat
endorphin dapat dilakukan oleh semua orang dan memiliki perbedaan dalam cara
melakukannya sehingga memiliki efek yang berbeda. Selain itu alat dan bahan yang
digunakan sangat sederhana dan mudah didapatkan untuk melakukan kedua teknik
tersebut (Nida’an, 2015).
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. A G1P0A0 Umur 24 Tahun
Umur Kehamilan 39 Minggu Kala I Fase Aktif Dengan Pijat Endorpin untuk
mengurangi nyeri persalinan Di PMB Hj. Siti Aisah, Am.Keb Tengaran”

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. A G1P0A0 umur 24
tahun umur kehamilan 31 minggu kala I fase aktif dengan pijat endorpin untuk
mengurangi nyeri persalinan di PMB Hj. Siti Aisah, Am.Keb Tengaran
2. Tujuan khusus
a. Diharapkan mengetahui dan memahami pengertian dari pijat endorpin
b. Diharapkan mengetahui dan mampu melakukan pijat endorphin
c. Diharapkan mengetahui dan memahami pengaruh dari pijat endorpin untuk
proses persalinan
d. Diharapkan mengetahui apa saja manfaat dari pijat endorpin dalam proses
persalinan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pijat Endorpin

Pijat endorpin merupakan terapi sentuhan dan pemijatan ringan, dan dinilai
cukup penting diberikan kepada ibu hamil, diwaktu menjelang hingga saatnya
melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan
senyawa endorpin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan
nyaman (kuswandi, 2011:53)

Selama ini endorpin sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya.
Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,
mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan perasaan stress,
serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Endorpin dalam tubuh bisa dipicu
munculnya melalui berbagai kegiatan, seperti pernapasan yang dalam dan relaksasi,
serta meditasi (Kuswandi, 2011, p.59).

Seorang ahli kebidanan, Constance Palinsky, tergerak untuk menggunakan


endorpin untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan
melahirkan. Diciptakanlah pijat endorpin yang merupakan teknik sentuhan serta
pemijatan ringan, yang dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah, serta
meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu hamil dengan memicu perasaan
nyaman melalui permukaan kulit. Terbukti dari hasil penelitian, teknik ini dapat
meningkatkan pelepasan zat oksitosin, sebuah hormon yang memfasilitasi persalinan
(Mongan, 2009:127). Disampaikan oleh Smith et al (2007) bahwa pijat dapat
meredakan nyeri dengan menghambat sinyal nyeri atau dengan meningkatkan aliran
darah dan oksigenasi ke jaringan.
D. Cara Melakukan Pijat Endorpin

Menurut Kuswandi (2011, 54-55) teknik pijat endorpin ada 2 cara antara lain:

Gambar 1.1 Massase Lengan

1) Ambil posisi senyaman mungkin bisa dilakukan dengan duduk atau berbaring
miring. Sementara pendamping persalinan berada didekat ibu (duduk disamping
atau dibelakang ibu).
2) Tarik napas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil memejamkan mata.
Sementara itu pasangan, suami atau pendamping persalinan mengelus permukaan
luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan bawah. Mintalah ia untuk
membelainya dengan sangat lembut yang dilakukan dengan menggunakan jari-
jemari atau hanya ujung-ujung jari saja.
3) Setelah kurang lebih 5 menit, mintalah pasangan untuk berpindah kelengan/tangan
yang lain.
4) Meski sentuhan ringan ini hanya dilakukan dikedua lengan, namun dampaknya luar
biasa. Ibu akan merasa bahwa seluruh tubuh menjadi rileks dan tenang.

Cara 2:

Teknik sentuhan ringan ini juga sangat efektif jika dilakukan dibagian punggung.
Gambar 1.2 Massase Punggung
Caranya:

1) Ambil posisi berbaring miring atau duduk.


2) Pasangan atau pendamping persalinan mulai melakukan pijatan lembut dan ringan
dari arah leher membentuk huruf V terbalik, ke arah luar menuju sisi tulang rusuk.
3) Terus lakukan pijatan-pijatan ringan ini hingga ketubuh ibu bagian bawah belakang.

Gambar 1.3 Massase Bagian Belakang

4) Suami dapat memperkuat efek pijatan lembut dan ringan ini dengan kata-kata yang
menentramkan ibu. Misalnya, sambil memijat lembut suami bisa mengatakan “Saat
aku membelai lenganmu, biarkan tubuhmu menjadi lemas dan santai” atau “Saat
kamu merasakan setiap belaianku, bayangkan endorpin-endorpin yang
menghilangkan rasa sakit dilepaskan dan mengalir keseluruh tubuhmu”. Bisa juga
dengan mengungkapkan kata-kata cinta.
5) Setelah melakukan endorpin pijat sebaiknya pasangan langsung memeluk istrinya,
sehingga tercipta suasana yang benar-benar menenangkan.

E. Pengaruh Pijat Endorpin pada Proses Persalinan

Menurut Yeni dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pijat
pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorpin” memaparkan bahwa Pijat mengganggu transmisi nyeri
dengan cara meningkatkan sirkulasi neurotransmitter yang dihasilkan secara alami oleh
tubuh pada sinaps neural di jaras sistem saraf pusat. Endorpin berikatan dengan
membran prasinaptik, menghambat pelepasan substansi P yang dapat menghambat
transmisi nyeri sehingga nyeri berkurang.

Selama ini endorpin sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya.
Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,
mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap. Endorpin merupakan
neurotransmitter atau neuromodulator yang menghambat pengiriman pesan nyeri,
dengan demikian keberadaan endorpin pada sinaps sel saraf menyebabkan penurunan
sensasi nyeri. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kadar endorpin rendah akan
lebih merasakan nyeri dibandingkan dengan yang kadar endorpin tinggi.

Selain rangkaian yang menghubungkan nosiseptor perifer dengan struktur SPP


yang lebih tingi untuk persepsi nyeri SSP juga mensekresi analgesik endogen penekan
nyeri. SSP menekan penyaluran nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medulla
spinalis. Ada dua jalur analgesik desenden yaitu pada substansia grisea periakuaduktus
dan stimulasi formatio retikularis di dalam batang otak yang berikatan dengan
reseptor opiat di ujung serat nyeri aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan
substansia P melalui inhibisi prasinaps, sehingga transmisi nyeri ke pusat yeng lebih
tinggi dihambat. (Yeni, dkk :2015)

F. Manfaat Pijat Endorpin

Endorpin dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Beberapa diantaranya


adalah mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri
serta sakit yang menetap. Mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Munculnya endorpin dalam tubuh bisa dipicu melalui berbagai
kegiatan, seperti pernafasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi. Karena
diproduksi oleh tubuh manusia sendiri, endorpin dianggap zat penghilang rasa sakit
terbaik.

Pijat endorpin ini sangat bermanfaat sebab bisa memberikan kenyamanan,


rileks dan juga tenang pada wanita yang sedang hamil dan melahirkan. Selain itu juga,
terapi pijat endorpin ini juga bisa mengembalikan denyut jantung juga tekanan darah
pada keadaan yang normal. Hal ini yang membuat terapi ini bisa membantu serta
melancarkan proses pada persalinan (Setiyawati, 2013).
Pijat endorpin sebaiknya dilakukan pada ibu hamil yang usia kehamilanya
sudah memasuki 36 minggu, karena pada usia ini pijat endorpin dapat
merangsang keluarnya hormon oksitosin yang bisa memicu datangnya proses
persalinan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. A G1P0A0 UMUR 24 TAHUN
UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU KALA I FASE AKTIF DENGAN PIJAT
ENDORPIN UNTUK MENGURANGI NYERI PERSALINAN
DI PMB HJ. SITI AISAH, AM.KEB TENGARAN

Pasien datang di PMB Hj. Siti Aisah, Am.Keb hari Selasa, tanggal 2 Februari 2021 pukul
10.00 WIB.
I. Pengumpulan data dasar
Dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 2 Februari 2021 pukul 10.00 WIB
1. Data subyektif
1) Biodata
a) Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Krajan I 2/1 Bener Tengaran Kab. Semarang
No. Telepon : 0838xxxxxxxx
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. N
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Krajan I 2/1 Bener Tengaran Kab. Semarang
No. Telepon : 0838xxxxxxxx
Hubungan dengan pasien : Suami
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu mengatakan
kenceng-kenceng dan keluar lender darah sejak jam 06.00 WIB
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, asma, DM,
hipertensi,TBC, hepatitis, malaria dan PMS.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menyatakan ini hamil yang pertama, belum pernah melahirkan dan
belum pernah keguguran.
c) Riwayat perkawinan
menikah 1x, pada umur 23 tahun, dengan suami umur 21 tahun, lama
menikah 1 tahun sampai sekarang.
4) Riwayat obstetric
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus menstruasi : 28 hari
Lama menstruasi : 5 hari
Jumlah darah : 1 hari ganti pembalut 3 kali
Sifat darah : Cair
Gangguan : tidak ada
HPHT : 5 Mei 2020
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tahun Jenis penolong Jenis BBL penyulit Keadaan
persalinan kelamin anak
sekarang
1. 2020 Hamil ini

Kebiasaan :- Ibu tidak pernah minum jamu


- Ibu tidak pernah merokok
- Ibu tidak pernah minum minuman
beralkohol
5) Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB.
Setelah melahirkan ibu belum mempunyai rencana mengikuti KB..
6) Riwayat Alergi Obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat apapun.
7) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3x sehari
(nasi, lauk, sayur dengan porsi biasa)
Minum air putih ± 5 gelas sehari
Selama hamil : Makan 3x sehari
(nasi, lauk, sayur dengan porsi ditambah)
Minum air putih ± 7 gelas sehari
b) Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1x sehari
BAK ± 4x sehari
Selama hamil : BAB 1x sehari
BAK ± 6x sehari
c) Pola istirahat
Sebelum hamil : Tidur siang 1 jam, nyenyak
Tidur malam 8 jam, nyenyak
Selama hamil : Tidur siang 1 jam, kurang nyenyak
Tidur malam 5-6 jam, kurang nyenyak
d) Pola aktifitas
Sebelum dan selama hamil ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri
e) Pola personal hygiene
Sebelum dan selama hamil
- Mandi 2x sehari
- Sikat gigi 3x sehari
- Cuci rambut 3x seminggu
f) Pola seksual
Sebelum hamil : hubungan seksual 2x seminggu
Selama hamil : hubungan seksual 1x seminggu
8) Psikososiospiritual
a) Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu
- Ibu senang dengan kehamilannya dan Ibu merasa agak sedikit khawatir
- Keluarga mendukung kehamilan ini
b) Tingkat pengetahuan ibu terhadap keadaannya sekarang
Ibu mengerti dengan kondisi kehamilannya
c) Pengambilan keputusan dalam keluarga
Bila menghadapi masalah dibicarakan dengan suami
d) Ketaatan beribadah
Ibu taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu

e) Lingkungan yang berpengaruh


Ibu tinggal bersama suami dan dirumah tidak ada hewan peliharaan
f) Kondisi ekonomi
Ibu dalam keluarga dengan ekonomi menengah, setiap bulan ibu dapat
menabung.
a. Data obyektif
1) Tingkat emosional : Baik
2) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110 / 70mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 21x/menit
Suhu : 36,5 °C
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 52 kg
Lingkar lengan atas : 23,5 cm
His : 3x10’x30”
VT : 4 cm
3) Status present
Kepal : Bentuk mesocephal, tidak ada massa, tidak ada bekas
operasi, rambut tidak mudah rontok, kulit kepala bersih
Muka : Oval, tidak ada oedema
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik,
bersih, tidak ada sekret
Hidung : Simetris, tidak ada polip, bersih, tidak ada lender
Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, mulut bersih, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries dentis, tidak ada gigi berlubang,
tidak ada perdarahan gusi dan pembengkakan
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar parotis dan
tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada : Bentuk simetris, tidak ada lukas bekas operasi, tidak
terdapat benjolan, retraksi ataupun dimpling, pernapasan
teratur
Abdomen : Pembesaran uterus sesuai dengan perkembangan janin, tidak
terdapat pembesaran lien, hepar ataupun ginjal
Punggung : Kulit bersih, tulang punggung normal, tidak ada benjolan
abnormal
Ekstremitas : Kaki dan tangan simetris, bentuk normal, jumlah jari
lengkap, tidak ada oedema ataupun varises, reflek patella
kanan dan kiri baik, kuku tidak pucat
Genetalia : Tidak ada odema,tidak ada pembesaran kelenjar bartolini,
tidak ada condiloma akuminata, tidak ada varises, tidak ada
fluor albus.
Anus : Tidak ada haemorroid
4) Status obstetric
a) Inspeksi
Muka : Tidak ada chloasma gravidarum
Mamae : Areola = hiperpigmentasi
Putting susu = menonjol
Kolostrum = sudah keluar
Abdomen : Terdapat linea nigra dan strie gravidarum
b) Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xipoideus, teraba bulat lunak,
tidak melenting (bokong)
Leopold II : Sebelah kanan teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)
Sebelah kiri teraba tahanan keras dan memanjang seperti
papan (punggung)
Leopold III : Teraba bagian bulat keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk panggul (divergen)
TFU : 29 cm
TBJ : 2635 gram
c) Auskultasi
DJJ : 145 x/ menit
5) Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
II. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa dan masalah
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. A umur 24 tahun G1 P0 A0 hamil 39 minggu
Janin tunggal, hidup, intra uteri, letak membujur, presentasi kepala, sudah masuk
panggul, punggung kiri
Data dasar :
a. Data subyektif
1) Ibu menyatakan usianya 24 tahun
2) Ibu menyatakan ini hamil yang pertama
3) Ibu menyatakan HPHT : 5 Mei 2020
4) Ibu menyatakan agak khawatir terhadap kehamilannya
5) Ibu merasakan nyeri pada perut yang menjalar kepunggung
b. Data obyektif
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan darah : 110 / 70mmHg
4) Nadi : 82x/menit
5) Pernafasan : 21x/menit
6) Suhu : 36,5 °C
7) Tinggi badan : 150 cm
8) Berat badan : 52 kg
9) Lingkar lengan atas: 23,5 cm
10) His : 3x10’x30”
11) VT : 4 cm
12) Leopold
Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xipoideus, teraba bulat lunak,
tidak melenting (bokong)
Leopold II : Sebelah kanan teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)
Sebelah kiri teraba tahanan keras dan memanjang seperti
papan (punggung)
Leopold III : Teraba bagian bulat keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk panggul (divergen)
TFU : 29 cm
TBJ : 2635 gram
13) DJJ : 145 x/ menit
2. Masalah
Ibu merasakan nyeri pada perut yang menjalar kepunggung
Data Dasar :
Pernyataan ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut yang menjalar
kepunggung.
3. Kebutuhan : Pijat Endorpin
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Masalah potensial : tidak ada
Antisipasi penanganan : tidak ada
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasaekan kondisi klien
Tidak ada
V. Menyususn rencana asuhan yang menyeluruh
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Jelaskan tentang pijat endorpin
3. Ajarkan pijat endorpin dibagian punggung
4. Lakukan evaluasi
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
Dilaksanakan pada hari hari Selasa, tanggal 2 Februari 2021 pukul 10.30 WIB.
1. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan ibu dan bayi dalam keadaan normal
2. Menjelaskan tentang pijat endorpin
a. Jelaskan Pijat Endorpin
Pijat endorpin merupakan terapi sentuhan dan pemijatan ringan, dan dinilai
cukup penting diberikan kepada ibu hamil, diwaktu menjelang hingga saatnya
melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk
melepaskan senyawa endorpin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat
menciptakan perasaan nyaman.
b. Jelaskan manfaat pijat endorpin
Manfaatnya yaitu mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,
mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan perasaan
stress, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memberikan
kenyamanan, rileks dan juga tenang pada wanita yang sedang hamil dan
melahirkan. Selain itu juga, terapi pijat endorpin ini juga bisa mengembalikan
denyut jantung juga tekanan darah pada keadaan yang normal.
3. Mengajarkan Pijat Endorpin dibagian punggung
a. Ambil posisi berbaring miring atau duduk.
b. Pasangan atau pendamping persalinan mulai melakukan pijatan lembut dan
ringan dari arah leher membentuk huruf V terbalik, ke arah luar menuju sisi
tulang rusuk.
c. Terus lakukan pijatan-pijatan ringan ini hingga ketubuh ibu bagian bawah
belakang.

Gambar 1.3 Massase Bagian Belakang


d. Suami dapat memperkuat efek pijatan lembut dan ringan ini dengan kata-
kata yang menentramkan ibu. Misalnya, sambil memijat lembut suami bisa
mengatakan “Saat aku membelai lenganmu, biarkan tubuhmu menjadi lemas
dan santai” atau “Saat kamu merasakan setiap belaianku, bayangkan
endorpin-endorpin yang menghilangkan rasa sakit dilepaskan dan mengalir
keseluruh tubuhmu”. Bisa juga dengan mengungkapkan kata-kata cinta.
e. Setelah melakukan endorpin pijat sebaiknya pasangan langsung memeluk
istrinya, sehingga tercipta suasana yang benar-benar menenangkan.
4. Melakukan evaluasi
VII. Evaluasi
1. Pukul 10.35 WIB Ibu telah mengerti dengan keadaannya dan keadaan janinnya
setelah diberi informasi oleh bidan dan ibu merasa lega
2. Pukul 10.40 WIB Ibu sudah mengerti tentang pengertian dan manfaat pijat
endorpin
3. Pukul 11.15 Ibu bersedia dilakukan pijat endorpin
4. Pukul 11.20 Ibu merasa sudah agak lega setelah melakukan pijat endorpin
BAB IV
PEMBAHASAN

Perbandingan teori dengan kasus yang terjadi pada Ny. A mengalami perbedaan.
Berdasarkan kondisi yang ditemukan selama proses persalinan didapatkan bahwa Ny. A
yang telah dilakukan pijat endorpin mengalami rasa nyaman selama proses persalinan.
Endorphin massage adalah teknik sentuhan dan pijatan, teknik endorphin sangat penting
bagi ibu hamil sebab teknik ini dapat membantu memberikan rasa tenang dan nyaman baik
disaat menjelang maupun di saat proses persalinan akan berlangsung. Endorphin
sebenarnya adalah sebuah zat di dalam tubuh yang memiliki sekali manfaat adalah
gabungan dari endogenous dan morphine, yaitu zat yang merupakan unsure dari protein
yang di produksi oleh sel-sl tubuh serta sistem saraf manusia. Salah satu cara
penatalaksanaan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan dengan endorphine
massage. Endorphin Massage merupakan sebuah terapi sentuhan/pijatan ringan yang cukup
penting diberikan pada wanita hamil, di waktu menjelang hingga saatnya melahirkan. Hal
ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin
yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pijat endorpin merupakan terapi sentuhan dan pemijatan ringan, dan dinilai
cukup penting diberikan kepada ibu hamil, diwaktu menjelang hingga saatnya
melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan
senyawa Endorpin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan
nyaman (kuswandi, 2011:53)

Pemijatan ringan dapat meningkatkan pelepasan oksitosin sebuah hormon


yang memfasilitasi persalinan yang dapat mempercepat proses persalinan dan opiat
endogen yang dapat mengurangi nyeri persalinan. Pijat mengganggu transmisi nyeri
dengan cara meningkatkan sirkulasi neurotransmitter yang dihasilkan secara alami oleh
tubuh pada sinaps neural di jaras sistem saraf pusat. Endorpin berikatan dengan
membran prasinaptik, menghambat pelepasan substansi P yang dapat menghambat
transmisi nyeri sehingga nyeri berkurang (Yeni, dkk: 2015)

G. Saran

1. Institusi Pelayanan
Diharapkan kepada institusi pelayanan dapat mengedukasi kepada pasien
tentang pengaruh dan manfaat pijat endorpin serta dapat menerapkannya dalam
menolong persalinan.
2. Institusi Pendidikan

Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi pembelajaran.


3. Penulis

Diharapkan menjadi lebih memahami dan dapat menerapkan pijat endorpin


dalam melayani pertolongan persalinan kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Azzizah, I.N., dkk. 2011. Pengaruh Endorpin Pijat Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Persalinan Normal Ibu Primipara Di Bps S Dan B Demak Tahun 2011.
http//:jurnal.unimus.ac.id. Diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 16.15 WIB

Kuswandi, Lanny. 2011. Keajaiban Hypno-Birthing. Jakarta: Pustaka Bunda

Mongan, M. 2009. Hypno Birthing : Metode Melahirkan Secara Aman, Mudah dan
Nyaman. Jakarta

Murray, M.L. & Huelsmann, G.M. 2013. Persalinan & Melahirkan: Praktik Berbasis Bukti.
Jakarta: EGC

Setyawati, 2013. Menghilangkan nyeri saat persalinan dengan endorpin pijat diambil dari
http://www.dwp-purworejo.org/berita-129-menghilangkan-nyeri-saat-persalinan-
denganendorpin- masase-.html. Diakses pada 27 Oktober 2015 pukul 11.15 WIB

Yani, dkk. 2015. Pengaruh Pijat pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase
Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorpin.
http://jurnal.fk.unand.ac.id diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 16.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai