TUGAS KELOMPOK
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME yang atas berkat dan anugrahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaplikasian
Teknologi Tepat Guna Inkubator Transfer Pada Bayi Prematur” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknologi Pelayanan Kesehatan Program Studi DIV Sarjana Terapan
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dalam Teknologi
Pelayanan Kesehatan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 16
3.2 Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
inkubator bagi bayi prematur adalah kemudahan dalam suhu dan kelembapan
lingkungan bayi, karena suhu dan kelembapan tubuh bayi sangat tergantung
dengan lingkungan dimana peristiwa pelepasan panas melalui konduksi,
evaporasi, radiasi, dan konveksi sangat berpengaruh. Lingkungan yang tertutup
juga memudahkan observasi dan memproteksi bayi dari kemungkinan infeksi
yang didapat melalui udara luar (airborne infection).
Penggunaan inkubator juga memiliki beberapa kekurangan.
Lingkungan yang tertutup pada inkubator menyulitkan tenaga kesehatan dan
keluarga untuk bisa kontak dengan bayi, dan menyulitkan melakukan beberapa
prosedur kesehatan. Kondisi inkubator yang lembap dan hangat juga merupakan
tempat yang ideal bagi mikroba untuk berkembang, sehingga bisa menjadi
sumber kolonisasi kuman patogen dan berkontribusi dalam kejadian infeksi
pada neonatus. Sebuah penelitian di University of Groningen, Belanda
mengenai kontaminasi mikroba di inkubator menemukan bahwa level
kontaminasi mikroba meningkat signifikan pada inkubator dengan suhu udara
dan kelembapan yang tinggi. Suhu udara dan kelembaban yang tinggi
menghasilkan nilai Relative Humidity (RH value) yang tinggi dan cocok untuk
pertumbuhan jamur dan bakteri.
Kelembapan pada inkubator di dapat melalui proses humidifikasi
dengan menggunakan uap dari air yang di panaskan. Jika ada kontaminasi pada
air yang menjadi sumber humidifikasi dan pemanasan tidak membunuh bakteri
dari sumber air, maka akan menyebabkan airborne infection dengan uap air
sebagai alat bagi bakteri untuk mengkontaminasi lingkungan dalam inkubator.
Bakteri ini yang nantinya akan tumbuh dan berkembang di dalam inkubator.
Selain penularan melalui airborne infection, infeksi juga dapat
ditularkan melalui permukaan lingkungan rumah sakit yang terkontaminasi atau
dikenal dengan surface contamination. Permukaan lingkungan dan alat-alat
rumah sakit yang sering berkontak dengan tangan dan sudah terkontaminasi,
salah satu contohnya adalah inkubator, bisa menjadi sumber kuman patogen.
5
Kuman tersebut dapat di transmisikan kepada pasien lain dan menjadi faktor
risiko dari terjadinya infeksi, meskipun transimisi tidak terjadi secara langsung
namun melalui tangan tenaga kesehatan.
Disinfeksi tangan yang tidak berjalan dengan baik, bisa menyebabkan
transmisi, dimana tangan tenaga kesehatan yang terkontaminasi berkontak
dengan permukaan inkubator dan mentransmisikan bakteri dari suatu
lingkungan atau pasien ke lingkungan inkubator. Jika bakteri sudah
mengkontaminasi lingkungan maka besar kemungkinan bakteri juga akan
mengkontaminasi dan mengkolonisasi neonatus di dalamnya.
Mengingat angka kematian bayi yang baru lahir secara prematur masih
begitu tinggi. Berdasarkan observasi di beberapa rumah sakit oleh tenaga medis
dalam hal ini perawat masih mengalami kendala dalam memonitoring atau
memantau tiap inkubator. Dimana perawat harus memantau satu-persatu ke
dalam ruang bayi yang menyebabkan pelayanan di rumah sakit terganggu.
Berdasarkan latar belakang ini, maka kelompok kami akan membahas
mengenai teknologi terapan dalam pengaplikasian inkubator transfer pada bayi
premature baik dari segi manfaat dan kelemahannya.
1.3. Tujuan
1) Mengetahui keefektifan teknologi Inkubator Transfer dalam menjada
kehangatan dan kelembaban bayi premature.
2) Mengetahui apa saja manfaat dari Teknologi Inkubator Transfer ?
3) Mengetahui apa saja kelemahan dari Teknologi Inkubator Transfer ?
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan kurang dari masa kelahiran
normal yaitu kurang dari 37 minggu masa kehamilan (Harding et al., 2017).
Menurut WHO, bayi prematur dibagi dalam 3 macam kategori yaitu extremely
preterm (<27 minggu), very preterm (28-32 minggu), Moderate to late (32-37
minggu). Bayi premature dapat terlahir karena berbagai faktor salah satunya
karena usia kehahilan dari ibu bayi. Ibu bayi berusia diatas 35 tahun saat
kehamilan akan meningkatkan resiko bayi lahir premature dan dapat meningkat
resikonya bila merupaka kehamilan pertama (Palu, 2012). Menurut WHO, bayi
premature dapat lahir karena adanya berbagai faktor seperti gangguan selama
kehamilan pada ibu bayi, diabetes , bahkan dapat karen afaktor genetika. Salah
satu upaya untuk mendukung pertumbuhan menurut WHO yaitu dengan
penanganan suhu, pemberian makan optimal, metode kangguru, penggunaan
oksigen dan beberapa pelatihan pada bayi untuk membantu proses bernafas.
Sistem organ bayi premature belum berkembang sempurna dan
menyebabkan bayi belum mampu menghisap, menelan, dan bernafas dengan baik
untuk menerima makanan dari luar. Tubuh bayi premature belum dapat
menyimpan nutrisi dan beresiko kekurangan nutrisi saat masa kelahiran
(Rohsiswatmo & Amandito, 2020), Selai itu, kandungan substansi lemak dan
glikogen bayi prematur kurang karena biasa terjadi pada trimester ketiga
kehamilan (Harding et al., 2017)
Bayi prematur memiliki sistem metabolisme yang kurang baik sehingga
dapat memicu ketidak stabilan kadar gula darah. Bayi prematur beresiko
hipogilemia dan hiperglikemia. Hipoglikemia terjadi karena kadar gula darah
yang turun drastis, sedangkan hiperglikemia yaitu kadar gula darah yang tinggi
7
dan dapat pendarahan dan dapat berimbas pada gangguan perkembangan otak
(Mitanchez, 2007). Salah satu penyakit lain yang dipengaruhi ibu bayi yaitu
preeklamsia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, proteinuria dan adanya
cairan yang muncul saat trimester kedua atau setelah usia 20 minggu (Ernawan,
2021)
Bayi lahir premature mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap
lingkungan sekitarnya, terkait hal tersebut diperlukan alat inkubator yang
membantu menormalkan suhu dan kelembaban di sekitar tubuh bayi.
8
enam bayi yang di tempatkan inkubator bertahan hidup dan alat itu sukses
meyakinkan masyarakat dengan sangat baik.
2.2.2 Pengertian Inkubator Bayi
Inkubator bayi merupakan salah satu alat yang mempunyai fungsi
sebagai perawatan dan penyesuaian suhu (penghangat) bagi bayi yang
lahir prematur yang sangat membutuhkan suhu yang sesuai dengan suhu
dalam Rahim ibu. Suhu yang dibutuhkan untuk perawatan bayi prematur
adalah 32 derajat celcius sampai 37derajat celcius.(Heri Mulyono dkk,
2016)
Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan
kondisi lingkungan yang cocok untuk bayi yang baru lahir, terutama bayi
yang lahir secara prematur. Inkubator bayi merupakan salah satu metode
dan sarana yang berfungsi untuk menunjang keadaan bayi yang baru
lahir, sehingga diharapkan setiap instansi kesehatan yang berhubungan
dengan proses persalinan ibu hamil dapat memiliki inkubator.
Menurut dewan Standarisasi Nasional (DSN) inkubator bayi adalah
alat yang digunakan untuk merawat bayi prematur atau bayi dengan berat
badan baru lahir rendah (BBLR) dengan memberikan suhu dan
kelembaban yang stabil dan kebutuhan oksigen sesuai dengan kondisi
dalam kandungan ibu. Jaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi inkubator bayi semakin canggih. Perkembangan ini dapat
dilihat dari segi bentuk, sumber energy, pengaturan suhu dan kelembaban
yang sudah mendekati kondisi di dalam kandungan ibu.(Ida Ayu Titin
Trisnadewi, 2016)
Bayi yang baru lahir membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan
dunia luar, sedangkan saat-saat paling rawan bagi bayi adalah sesaat
setelah bayi baru lahir untuk itu dibutuhkan perhatian khusus pada saat
itu. Salah satu prosedur standart pasca neonatal adalah semua bayi baru
lahir harus dimasukan didalam inkubator, jangka waktu yang dibutuhkan
9
tergantung dari tingkat kesehatan, daya tahan dan sistem organ bayi itu
sendiri.(Farida Nurlandi 2010)
Alat inkubator bayi merupakan salah satu penunjang medis yang
biasa digunakan didalam ruang gawat darurat, neonatus intensive care
unit (NICU) dan ruang bersalin. Alat inkubator bayi ini adalah alat yang
bisa mengatur suhu yang ada di dalam chamber dengan memanfaatkan
heater yang sudah diatur oleh microcontroller dan rangkain sensor suhu
kulit.
10
masuk, tetapi dirancang untuk mencegah kuman, cahaya, dan
elemen lainnya keluar.
b) Servo-control Incubators
inkubator bayi ini secara otomatis diprogram untuk
menyesuaikan tingkat suhu dan kelembapan berdasarkan
sensor kulit yang melekat pada bayi
c) Open Box Incubator
Cara kerja dari inkubator ini dengan memberikan panas
radiasi di bawah bayi tetapi memiliki kotak yang terbuka,
memungkinkan akses yang mudah. Dalam inkubator bayi
terbuka, bayi diletakkan di atas permukaan datar dengan
elemen panas. Karena ruang udara terbuka ini, inkubator
terbuka tidak memberikan jumlah kontrol kelembapan yang
sama seperti inkubator tertutup. Namun, mereka tetap dapat
memantau fungsi vital bayi dan menghangatkannya
d) Portable Incubator
Dikenal juga dengan nama inkubator transportasi.
Inkubator bayi ini digunakan untuk memindahkan bayi baru
lahir dari satu bagian rumah sakit ke bagian lain.
11
2) Kelembapan
Kelembaban adalah jumlah uap air di udara. Jumlah uap air
mempengaruhi proses-proses fisika, kimia dan biologi di alam, oleh
karena itu akan mempengaruhi kenyamanan manusia begitupun
terhadap lingkungan. Jika besarnya kandungan uap air melebihi atau
kurang dari kebutuhan yang di perlukan, maka akan menimbulkan
gangguan dan kerusakan. Sebagai contoh, bahan makanan dan obat-
obatan yang disimpan dalam gudang penyimpanan memerlukan
kondisi kelembaban tertentu agar tidak cepat rusak. Peralatan
elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara disekitarnya
memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Oleh karena itu, informasi
mengenai kelembaban udara pada suatu area tertentu menjadi suatu
hal yang penting untuk diketahui karena menyangkut efek-efek yang
ditimbulkannya.(Cristian F Ginting dkk)
12
4) Panel control
Pada panel kontrol ini terdapat saklar on/off, pengatur suhu,
penunjuk suhu yanga da dalam ruang tempat bayi, lampu indikator.
5) Tempat Tidur bayi
Merupakan tempat meletakan bayi, terbuat dari bahan yang mepuk
dan dilapisi bahan yang tidak tembus air
6) Lubang untuk memasukan/membuang air
Berfungsi untuk menambah atau membuang air yang sudah lama
digunakan. Lubang ini juga sekaligus untuk mengetahui banyak
sedikitnya air yang ada
7) Boks
Didalam boks ini terdapat tempat air, pemanas, blower dan rangkaian
listrik
8) Dibagian belakang terdapat saluran untuk memasukan O2 bila
diperlukan.
13
heater. Heater berfungsi untuk memanaskan ruangan inkubator. Untuk
mengatur suhu dan kelembaban pada ruang inkubator dipasang satu
sensor suhu.(Ida Ayu Titin Trisnadewi, 2016)
14
apa yang ditawarkan dunia luar padanya, termasuk soal pernapasan.
Tercatat penyebab kematian terbanyak pada bayi yang lahir secara
prematur adalah gangguan pernapasan. Untuk mengurangi
kemungkinan tersebut, meletakkan bayi pada inkubator menjadi hal
utama yang harus dilakukan. Bagian-bagian inkubator bayi telah
didesain sedemikian rupa untuk menjadi sistem pengantar oksigen
yang baik. Dengan ini, inkubator akan sangat membantu
keberlangsungan hidup seorang bayi. Jadi, Anda perlu mengingat
bahwa proses oksigenasi itu sangat penting pada bayi premature.
3) Memberikan kontrol terhadap bayi (sebagai monitor), Inkubator
memiliki bentuk layaknya boks. Seperti yang telah disebutkan, boks
inkubator memiliki 2 bagian diatas dan dibawah boks tidur bayi.
Untuk sebuah inkubator yang sesuai dengan peraturan medis,
harusnya sudah dilengkapi dengan alat-alat medis monitoring untuk
memudahkan dokter atau suster memonitor kerja jantung, otak,
darah, organ vital dan suhu bayi. Itulah mengapa inkubator bayi
memiliki fungsi penting dalam perkembangan bayi prematur, karena
seluruh pergerakan bayi harus selalu dimonitor melalui alat-alat
tersebut. Monitoring ini dilakukan hingga kondisi bayi sudah
memenuhi syarat normalitas agar bisa dibawa pulang.
2.2.8 Cara Pengoperasian Inkubator
1) Colokan kabel inkubator pada sumber daya listrik
2) Isi botol reservoir dengan aquades atau air destilasi sampai strip
maksimum water level dan check selama pemakaian jika level air di
bawah strip minimum water level maka harus ditambah air lagi.
3) Pasang konektor skin probe pada inkubator kemudian masukkan
steker arde inkubator pada tegangan 220V AC kemudian tekan
switch power ON
15
4) Tentukan suhu yang dibutuhkan oleh bayi kemudian tekan switch up
+ set secara bersamaan, untuk menurunkan seting down-set.
5) Suhu inkubator akan tercapai dalam waktu 10 - 20 menit dan
inkubator siap digunakan, masukkan pasien ke dalam inkubator dan
tempelkan skin probe pada kulit bayi bagian perut pakai plester
6) Matikan power off jika inkubator selesai digunakan dan lepaskan
colokan dari sumber daya listrik.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Berghella V, 2017. Obstetric evidance based guidlines third edition, CRC Press,
Philadelphia, Pennsylvania USA.
Ida Ayu. 2016. Pengembangan Inkubator Bayi Prematur Tanpa Listrik Melalui
Pengintegrasian Sistem Heat Pipe. Link https://docplayer.info/97514658-
Pengembangan-inkubator-bayi-prematur-tanpa-listrik-melalui-
pengintegrasian-sistem-heat-pipe. Diakses pada tanggal 03 Noveber 2021
Andika, Aris. 2021. “Rancangan bangun incubator Bayi Prematur dengan Sistem
Kontrol SMS ke Android”. Skripsi. Sumatera Utara: Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Nurcahya, B., Widhiada, I., & Ary Subagia, I. G. (2016). Sistem Kontrol Kestabilan
Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Arduino Uno Dengan Matlab/Simulink
Jurnal Mettek, 2(1), 1-2.
18