Anda di halaman 1dari 18

PENGAPLIKASIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

INKUBATOR TRANSFER PADA BAYI PREMATUR

TUGAS KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pelayanan Kesehatan

Disusun oleh :

Ai Nia Susi Susanti 205401446285


Ani Yuliani 205401446269
Nurindah Budiarti 205401446294
Rina Christiani 205401446222
Wardatul Hasanah 205401446226
Nurita Maulina 205401446278

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME yang atas berkat dan anugrahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaplikasian
Teknologi Tepat Guna Inkubator Transfer Pada Bayi Prematur” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknologi Pelayanan Kesehatan Program Studi DIV Sarjana Terapan
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dalam Teknologi
Pelayanan Kesehatan.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu


mata kuliah Teknologi Pelayanan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya pelajari.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 3 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 3


1.2 Rumusan masalah...................................................................... 5
1.3 Tujuan....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................... 6

2.1 Definisi Bayi Prematur................................................................ 6


2.2 Inkobator Bayi............................................................................. 7

BAB III PENUTUP................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 16
3.2 Saran............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan kurang bulan menurut WHO (2015) adalah persalinan yang


terjadi antara usia kehamilan 28 minggu sampai kurang dari 37 minggu (259
hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir pada siklus 28 hari, dengan
subkategori : extremely preterm <28 minggu, very preterm 28-<32 minggu dan
moderate to late preterm 32-<37 minggu.
Berghella (2017) mendefinisikan persalinan kurang bulan (preterm
birt) antara 20-37 minggu, persalinan sangat awal kurang bulan (very early
preterm birth) antara 20-23 minggu, persalinan dini kurang bulan (early
preterm birth) antara 24-33 minggu, dan persalinan akhir kurang bulan (late
preterm birth) antara 34-36 minggu.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu dan dengan berat kurang dari 2500 gram. Sebagian besar organ
tubuhnya juga belum berfungsi dengan baik, karena kelahirannya masih dini.
Maka dari itu, perlu diberikan perawatan khusus. Diantaranya ada penyesuaian
suhu, kelembaban dan kebutuhan oksigen yang sesuai dengan kondisi dalam
rahim ibu.
Untuk itu perlu adanya inkubator. Inkubator adalah suatu alat medis
yang digunakan dengan cara menciptakan microenviroment untuk menjaga
kehangatan dan kelembaban bayi, terutama bayi yang sakit dan prematur.
Teknologi ini telah merubah prognosis bayi baru lahir dan menurunkan angka
kematian bayi secara signifikan sejak abad ke 19. Inkubator menjaga suhu dan
kelembapan lingkungan bayi sesuai dengan kebutuhan, membentuk lingkungan
thermoneutral agar tidak terjadi kondisi seperti hipotermia, hipertermia, dan
dehidrasi pada bayi akibat dari lingkungan. Keuntungan dari penggunaan

4
inkubator bagi bayi prematur adalah kemudahan dalam suhu dan kelembapan
lingkungan bayi, karena suhu dan kelembapan tubuh bayi sangat tergantung
dengan lingkungan dimana peristiwa pelepasan panas melalui konduksi,
evaporasi, radiasi, dan konveksi sangat berpengaruh. Lingkungan yang tertutup
juga memudahkan observasi dan memproteksi bayi dari kemungkinan infeksi
yang didapat melalui udara luar (airborne infection).
Penggunaan inkubator juga memiliki beberapa kekurangan.
Lingkungan yang tertutup pada inkubator menyulitkan tenaga kesehatan dan
keluarga untuk bisa kontak dengan bayi, dan menyulitkan melakukan beberapa
prosedur kesehatan. Kondisi inkubator yang lembap dan hangat juga merupakan
tempat yang ideal bagi mikroba untuk berkembang, sehingga bisa menjadi
sumber kolonisasi kuman patogen dan berkontribusi dalam kejadian infeksi
pada neonatus. Sebuah penelitian di University of Groningen, Belanda
mengenai kontaminasi mikroba di inkubator menemukan bahwa level
kontaminasi mikroba meningkat signifikan pada inkubator dengan suhu udara
dan kelembapan yang tinggi. Suhu udara dan kelembaban yang tinggi
menghasilkan nilai Relative Humidity (RH value) yang tinggi dan cocok untuk
pertumbuhan jamur dan bakteri.
Kelembapan pada inkubator di dapat melalui proses humidifikasi
dengan menggunakan uap dari air yang di panaskan. Jika ada kontaminasi pada
air yang menjadi sumber humidifikasi dan pemanasan tidak membunuh bakteri
dari sumber air, maka akan menyebabkan airborne infection dengan uap air
sebagai alat bagi bakteri untuk mengkontaminasi lingkungan dalam inkubator.
Bakteri ini yang nantinya akan tumbuh dan berkembang di dalam inkubator.
Selain penularan melalui airborne infection, infeksi juga dapat
ditularkan melalui permukaan lingkungan rumah sakit yang terkontaminasi atau
dikenal dengan surface contamination. Permukaan lingkungan dan alat-alat
rumah sakit yang sering berkontak dengan tangan dan sudah terkontaminasi,
salah satu contohnya adalah inkubator, bisa menjadi sumber kuman patogen.

5
Kuman tersebut dapat di transmisikan kepada pasien lain dan menjadi faktor
risiko dari terjadinya infeksi, meskipun transimisi tidak terjadi secara langsung
namun melalui tangan tenaga kesehatan.
Disinfeksi tangan yang tidak berjalan dengan baik, bisa menyebabkan
transmisi, dimana tangan tenaga kesehatan yang terkontaminasi berkontak
dengan permukaan inkubator dan mentransmisikan bakteri dari suatu
lingkungan atau pasien ke lingkungan inkubator. Jika bakteri sudah
mengkontaminasi lingkungan maka besar kemungkinan bakteri juga akan
mengkontaminasi dan mengkolonisasi neonatus di dalamnya.
Mengingat angka kematian bayi yang baru lahir secara prematur masih
begitu tinggi. Berdasarkan observasi di beberapa rumah sakit oleh tenaga medis
dalam hal ini perawat masih mengalami kendala dalam memonitoring atau
memantau tiap inkubator. Dimana perawat harus memantau satu-persatu ke
dalam ruang bayi yang menyebabkan pelayanan di rumah sakit terganggu.
Berdasarkan latar belakang ini, maka kelompok kami akan membahas
mengenai teknologi terapan dalam pengaplikasian inkubator transfer pada bayi
premature baik dari segi manfaat dan kelemahannya.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apakah Teknologi Inkubator Transfer efektif dalam menjaga kehangatan
dan kelembaban bayi premature ?
2) Apa saja manfaat dari Teknologi Inkubator Transfer ?
3) Apa saja kelemahan dari Teknologi Inkubator Transfer ?

1.3. Tujuan
1) Mengetahui keefektifan teknologi Inkubator Transfer dalam menjada
kehangatan dan kelembaban bayi premature.
2) Mengetahui apa saja manfaat dari Teknologi Inkubator Transfer ?
3) Mengetahui apa saja kelemahan dari Teknologi Inkubator Transfer ?

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Bayi Premature

Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan kurang dari masa kelahiran
normal yaitu kurang dari 37 minggu masa kehamilan (Harding et al., 2017).
Menurut WHO, bayi prematur dibagi dalam 3 macam kategori yaitu extremely
preterm (<27 minggu), very preterm (28-32 minggu), Moderate to late (32-37
minggu). Bayi premature dapat terlahir karena berbagai faktor salah satunya
karena usia kehahilan dari ibu bayi. Ibu bayi berusia diatas 35 tahun saat
kehamilan akan meningkatkan resiko bayi lahir premature dan dapat meningkat
resikonya bila merupaka kehamilan pertama (Palu, 2012). Menurut WHO, bayi
premature dapat lahir karena adanya berbagai faktor seperti gangguan selama
kehamilan pada ibu bayi, diabetes , bahkan dapat karen afaktor genetika. Salah
satu upaya untuk mendukung pertumbuhan menurut WHO yaitu dengan
penanganan suhu, pemberian makan optimal, metode kangguru, penggunaan
oksigen dan beberapa pelatihan pada bayi untuk membantu proses bernafas.
Sistem organ bayi premature belum berkembang sempurna dan
menyebabkan bayi belum mampu menghisap, menelan, dan bernafas dengan baik
untuk menerima makanan dari luar. Tubuh bayi premature belum dapat
menyimpan nutrisi dan beresiko kekurangan nutrisi saat masa kelahiran
(Rohsiswatmo & Amandito, 2020), Selai itu, kandungan substansi lemak dan
glikogen bayi prematur kurang karena biasa terjadi pada trimester ketiga
kehamilan (Harding et al., 2017)
Bayi prematur memiliki sistem metabolisme yang kurang baik sehingga
dapat memicu ketidak stabilan kadar gula darah. Bayi prematur beresiko
hipogilemia dan hiperglikemia. Hipoglikemia terjadi karena kadar gula darah
yang turun drastis, sedangkan hiperglikemia yaitu kadar gula darah yang tinggi

7
dan dapat pendarahan dan dapat berimbas pada gangguan perkembangan otak
(Mitanchez, 2007). Salah satu penyakit lain yang dipengaruhi ibu bayi yaitu
preeklamsia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, proteinuria dan adanya
cairan yang muncul saat trimester kedua atau setelah usia 20 minggu (Ernawan,
2021)
Bayi lahir premature mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap
lingkungan sekitarnya, terkait hal tersebut diperlukan alat inkubator yang
membantu menormalkan suhu dan kelembaban di sekitar tubuh bayi.

2.2 Inkubator Bayi


2.2.1 Sejarah Inkubator Bayi
Inkubator bayi pertama kali di temukan pada tahun 1888, setiap bayi
yang lahir secara prematur hampir dipastikan hanya memiliki persentasi
hidup sekitar 32%. Dalam skala besar, yang saat ini dikenal dengan
inkubator, untuk meningkatkan persentasi hidup bayi yang lahir prematur.
Riset mengenai pembuatan inkubator sebetulnya telah dilakukan sejak
1878 oleh Stephane Tarnier, seorang dokter di rumah sakit anak di Paris.
Ia mendapatkan ide untuk membuat alat tersebut.
Inkubator bayi pertama yang diciptakan memiliki dinding ganda dan
bagian atas yang terbuat dari kaca. Inkubator itu dihangatkan
menggunakan air hangat atau cara apapun agar temperaturnya dapat
bertahan pada suhu 30 derajat celcius. Inkubator tersebut pertama kali
digunakan di Paris Maternal Hospital. Hasilnya, tingkat kematian di
antara bayi yang lahir kurang dari 2 kilogram menurun dari 66% menjadi
38%. sebuah keberhasilan yang mengagumkan bagi dunia medis, pada
1896 enam buah inkubator diperkenalkan di Berlin. Di sana dilakukan uji
coba pada 6 orang bayi prematur yang ditempatkan di dalam alat tersebut.
Masyarakat saat itu masih banyak yang tidak percaya dengan
keberhasilan alat itu untuk mengurangi angka kematian. Akan tetapi, ke

8
enam bayi yang di tempatkan inkubator bertahan hidup dan alat itu sukses
meyakinkan masyarakat dengan sangat baik.
2.2.2 Pengertian Inkubator Bayi
Inkubator bayi merupakan salah satu alat yang mempunyai fungsi
sebagai perawatan dan penyesuaian suhu (penghangat) bagi bayi yang
lahir prematur yang sangat membutuhkan suhu yang sesuai dengan suhu
dalam Rahim ibu. Suhu yang dibutuhkan untuk perawatan bayi prematur
adalah 32 derajat celcius sampai 37derajat celcius.(Heri Mulyono dkk,
2016)
Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan
kondisi lingkungan yang cocok untuk bayi yang baru lahir, terutama bayi
yang lahir secara prematur. Inkubator bayi merupakan salah satu metode
dan sarana yang berfungsi untuk menunjang keadaan bayi yang baru
lahir, sehingga diharapkan setiap instansi kesehatan yang berhubungan
dengan proses persalinan ibu hamil dapat memiliki inkubator.
Menurut dewan Standarisasi Nasional (DSN) inkubator bayi adalah
alat yang digunakan untuk merawat bayi prematur atau bayi dengan berat
badan baru lahir rendah (BBLR) dengan memberikan suhu dan
kelembaban yang stabil dan kebutuhan oksigen sesuai dengan kondisi
dalam kandungan ibu. Jaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi inkubator bayi semakin canggih. Perkembangan ini dapat
dilihat dari segi bentuk, sumber energy, pengaturan suhu dan kelembaban
yang sudah mendekati kondisi di dalam kandungan ibu.(Ida Ayu Titin
Trisnadewi, 2016)
Bayi yang baru lahir membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan
dunia luar, sedangkan saat-saat paling rawan bagi bayi adalah sesaat
setelah bayi baru lahir untuk itu dibutuhkan perhatian khusus pada saat
itu. Salah satu prosedur standart pasca neonatal adalah semua bayi baru
lahir harus dimasukan didalam inkubator, jangka waktu yang dibutuhkan

9
tergantung dari tingkat kesehatan, daya tahan dan sistem organ bayi itu
sendiri.(Farida Nurlandi 2010)
Alat inkubator bayi merupakan salah satu penunjang medis yang
biasa digunakan didalam ruang gawat darurat, neonatus intensive care
unit (NICU) dan ruang bersalin. Alat inkubator bayi ini adalah alat yang
bisa mengatur suhu yang ada di dalam chamber dengan memanfaatkan
heater yang sudah diatur oleh microcontroller dan rangkain sensor suhu
kulit.

2.2.3 Jenis- Jenis Inkubator Bayi


1) Inkubator Sederhana
Inkubator sederhana biasanya banyak digunakan oleh instansi
kesehatan kelas menengah ke bawah. Jenis ini biasanya berupa kotak
(box bayi) yang dilengkapi dengan penghangat dan alat pengukur
suhu ruang. Hal ini kurang efektif karena tidak ada pengatur suhu
ruang inkubator tidak dapat di sesuaikan dengan kebutuhan bayi.
(Heri Mulyono dkk, 2016)
2) Inkubator Digital
Inkubator bayi digital merupakan pengembangan dari inkubator
bayi sederhana. Jenis ini di tambahkan fungsi yang berkaitan dengan
pengaturan suhu ruang inkubator, kelembaban dan fasilitas keamanan
jika terjadi eror pada inkubator dilengkapi dengan alarm. Berikut ini
jenis-jenis inkubator digital:
a) Closed box incubator
Inkubator bayi jenis kotak merupakan inkubator jenis
tertutup yang memiliki sistem penyaringan udara segar yang
meminimalkan risiko infeksi dan mencegah hilangnya
kelembaban dari udara. inkubator ini memiliki lubang portal
di samping untuk memungkinkan infus dan tangan manusia

10
masuk, tetapi dirancang untuk mencegah kuman, cahaya, dan
elemen lainnya keluar.
b) Servo-control Incubators
inkubator bayi ini secara otomatis diprogram untuk
menyesuaikan tingkat suhu dan kelembapan berdasarkan
sensor kulit yang melekat pada bayi
c) Open Box Incubator
Cara kerja dari inkubator ini dengan memberikan panas
radiasi di bawah bayi tetapi memiliki kotak yang terbuka,
memungkinkan akses yang mudah. Dalam inkubator bayi
terbuka, bayi diletakkan di atas permukaan datar dengan
elemen panas. Karena ruang udara terbuka ini, inkubator
terbuka tidak memberikan jumlah kontrol kelembapan yang
sama seperti inkubator tertutup. Namun, mereka tetap dapat
memantau fungsi vital bayi dan menghangatkannya
d) Portable Incubator
Dikenal juga dengan nama inkubator transportasi.
Inkubator bayi ini digunakan untuk memindahkan bayi baru
lahir dari satu bagian rumah sakit ke bagian lain.

2.2.4 Karakteristik Inkubator


1) Suhu
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu
benda atau sistem. Suhu didefinisikan sebagai suatu besaran fisika
yang dimiliki bersama 8 antara dua benda atau lebih yang berada
dalam kesetimbangan termal. Suatu benda yang dalam keadaan panas
dikatakan memiliki suhu yang tinggi dan sebaliknya, suatu yang
dalam keadaan dingin dikatakan memiliki suhu yang rendah.

11
2) Kelembapan
Kelembaban adalah jumlah uap air di udara. Jumlah uap air
mempengaruhi proses-proses fisika, kimia dan biologi di alam, oleh
karena itu akan mempengaruhi kenyamanan manusia begitupun
terhadap lingkungan. Jika besarnya kandungan uap air melebihi atau
kurang dari kebutuhan yang di perlukan, maka akan menimbulkan
gangguan dan kerusakan. Sebagai contoh, bahan makanan dan obat-
obatan yang disimpan dalam gudang penyimpanan memerlukan
kondisi kelembaban tertentu agar tidak cepat rusak. Peralatan
elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara disekitarnya
memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Oleh karena itu, informasi
mengenai kelembaban udara pada suatu area tertentu menjadi suatu
hal yang penting untuk diketahui karena menyangkut efek-efek yang
ditimbulkannya.(Cristian F Ginting dkk)

2.2.5 Bagian – Bagian Inkubator:


1) Pintu untuk memasukan bayi
Pintu dapat dibuka untuk memasukan atau mengeluarkan bayi yang
dirawat
2) Pintu untuk melakukan tindakan
Pintu ini digunakan untuk melakukan tindakan pada bayi misalnya
memeriksa suhu, membetulkan posisi bayi
3) Tempat bayi
Ruang tempat bayi sebaiknya terbuat dari bahan sejenis plastik atau
acrylic, jangan dari jenis kaca. Sebab dikhawatirkan bila terbuat dari
bahan jenis kaca apabila terjadi kecelakaan kaca tersebut dapat
melukai bayi.

12
4) Panel control
Pada panel kontrol ini terdapat saklar on/off, pengatur suhu,
penunjuk suhu yanga da dalam ruang tempat bayi, lampu indikator.
5) Tempat Tidur bayi
Merupakan tempat meletakan bayi, terbuat dari bahan yang mepuk
dan dilapisi bahan yang tidak tembus air
6) Lubang untuk memasukan/membuang air
Berfungsi untuk menambah atau membuang air yang sudah lama
digunakan. Lubang ini juga sekaligus untuk mengetahui banyak
sedikitnya air yang ada
7) Boks
Didalam boks ini terdapat tempat air, pemanas, blower dan rangkaian
listrik
8) Dibagian belakang terdapat saluran untuk memasukan O2 bila
diperlukan.

2.2.6 Cara Kerja Inkubator


Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk merawat bayi
prematur atau bayi dengan berat badan baru lahir rendah dengan
memberikan suhu dan kelembaban yang stabil dan kebutuhan oksigen
sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu. Pada umumnya inkubator
terdiri dari 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah), boks bagian atas
digunakan untuk meletakan sensor, display sensor kontroler. Sedangkan
pada boks bagian bawah digunakan untuk meletakan heater sensor suhu
dan sensor kelembaban diletakan di dalam boks tidur bayi (diluar boks
control), pada sensor suhu dan sensor kelembaban terdapat display yang
sekaligus sebagai driver sensor yang digunakan untuk mengetahui serta
memberikan setting suhu dan kelembaban dalam ruang boks inkubator
bayi sesuai yang dikehendaki. Yang menjadi aktuator pada alat ini adalah

13
heater. Heater berfungsi untuk memanaskan ruangan inkubator. Untuk
mengatur suhu dan kelembaban pada ruang inkubator dipasang satu
sensor suhu.(Ida Ayu Titin Trisnadewi, 2016)

Gambar. Prinsip kerja inkubator bayi

2.2.7 Fungsi Inkubator Bayi


Dengan suhu yang stabil atau bisa juga konstan, inkubator bayi memiliki
beberapa fungsi bagi bayi di dalam boks tidurnya. Berikut ini adalah
beberapa fungsi inkubator bayi :
1) Melindungi bayi, bayi di awal kelahiran memiliki kondisi tubuh yang
sangat rentan. Tetapi, ada beberapa diantara mereka yang lahir ke
dunia dengan kondisi lebih rentan dari bayi pada umumnya. Untuk
itulah inkubator dibuat, melindungi bayi. Dengan desainnya yang
kotak dan dilengkapi dengan lingkaran yang mudah dikendalikan,
bayi yang diletakkan di dalam boks inkubator bisa dengan mudah dan
nyaman untuk beristirahat. Lebih pentingnya lagi, inkubator yang
bertindak sebagai pelindung bayi mampu melindungi bayi dari
bakteri, kemungkinan terjadinya infeksi, iritasi dan allergen.
2) Memberikan oksigenasi, Fungsi inkubator bayi selanjutnya adalah
sebagai oksigenasi. Bayi terlahir dengan sangat rentan terhadap apa-

14
apa yang ditawarkan dunia luar padanya, termasuk soal pernapasan.
Tercatat penyebab kematian terbanyak pada bayi yang lahir secara
prematur adalah gangguan pernapasan. Untuk mengurangi
kemungkinan tersebut, meletakkan bayi pada inkubator menjadi hal
utama yang harus dilakukan. Bagian-bagian inkubator bayi telah
didesain sedemikian rupa untuk menjadi sistem pengantar oksigen
yang baik. Dengan ini, inkubator akan sangat membantu
keberlangsungan hidup seorang bayi. Jadi, Anda perlu mengingat
bahwa proses oksigenasi itu sangat penting pada bayi premature.
3) Memberikan kontrol terhadap bayi (sebagai monitor), Inkubator
memiliki bentuk layaknya boks. Seperti yang telah disebutkan, boks
inkubator memiliki 2 bagian diatas dan dibawah boks tidur bayi.
Untuk sebuah inkubator yang sesuai dengan peraturan medis,
harusnya sudah dilengkapi dengan alat-alat medis monitoring untuk
memudahkan dokter atau suster memonitor kerja jantung, otak,
darah, organ vital dan suhu bayi. Itulah mengapa inkubator bayi
memiliki fungsi penting dalam perkembangan bayi prematur, karena
seluruh pergerakan bayi harus selalu dimonitor melalui alat-alat
tersebut. Monitoring ini dilakukan hingga kondisi bayi sudah
memenuhi syarat normalitas agar bisa dibawa pulang.
2.2.8 Cara Pengoperasian Inkubator
1) Colokan kabel inkubator pada sumber daya listrik
2) Isi botol reservoir dengan aquades atau air destilasi sampai strip
maksimum water level dan check selama pemakaian jika level air di
bawah strip minimum water level maka harus ditambah air lagi.
3) Pasang konektor skin probe pada inkubator kemudian masukkan
steker arde inkubator pada tegangan 220V AC kemudian tekan
switch power ON

15
4) Tentukan suhu yang dibutuhkan oleh bayi kemudian tekan switch up
+ set secara bersamaan, untuk menurunkan seting down-set.
5) Suhu inkubator akan tercapai dalam waktu 10 - 20 menit dan
inkubator siap digunakan, masukkan pasien ke dalam inkubator dan
tempelkan skin probe pada kulit bayi bagian perut pakai plester
6) Matikan power off jika inkubator selesai digunakan dan lepaskan
colokan dari sumber daya listrik.

2.2.9 Kelemahan inkubator


1) Suhu inkubator dapat turun secara drastis bila pintu dibuka dalam
waktu yang lama.
2) Waktu untuk mencapai suhu ruangan inkubator 10-20 menit.
3) Menggunakan listrik sehingga harus bergantung pada daya listrik

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Inkubator adalah suatu alat medis yang digunakan dengan cara


menciptakan microenviroment untuk menjaga kehangatan dan kelembaban bayi,
terutama bayi yang sakit dan prematur. Terdapat 2 jenis inkubator yaitu Baby
incubator dan Baby incubator transfort. Teknologi ini telah merubah prognosis
bayi baru lahir dan menurunkan angka kematian bayi secara signifikan.
Inkubator berfungsi untuk menjaga suhu dan kelembapan lingkungan bayi
sesuai dengan kebutuhan, membentuk lingkungan thermoneutral agar tidak
terjadi kondisi seperti hipotermia, hipertermia, dan dehidrasi pada bayi akibat
dari lingkungan

3.2. Saran

Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat menjembatani


masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. Maka, perlu kiranya
melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna, khususnya bidang kesehatan
yang berkembang di masyarakat dan melihat sejauh mana teknologi tersebut
berhasil mewujudkan kondisi masyarakat yang sehat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Berghella V, 2017. Obstetric evidance based guidlines third edition, CRC Press,
Philadelphia, Pennsylvania USA.

Ernawan. 2021. Identifikasi Faktor-Faktor Terkait Kejadian Preeklamsia Pada Ibu


Hamil Di Kabupaten Semarang. Link unmul.ac.id diakses pada tanggal 02
November 2021

Ida Ayu. 2016. Pengembangan Inkubator Bayi Prematur Tanpa Listrik Melalui
Pengintegrasian Sistem Heat Pipe. Link https://docplayer.info/97514658-
Pengembangan-inkubator-bayi-prematur-tanpa-listrik-melalui-
pengintegrasian-sistem-heat-pipe. Diakses pada tanggal 03 Noveber 2021

F Ginting, C., & Brahmana, K. (T.Thn.). Perancangan Inkubator Bayi Dengan


Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Berbasis Mikrokontroler Atmega8535.

WHO, 2015. WHO recommendations on interventions to improve preterm birth,


WHO Press, WHO Library Cataloguingin-Publication Data, Genewa,
Switzerland.

Andika, Aris. 2021. “Rancangan bangun incubator Bayi Prematur dengan Sistem
Kontrol SMS ke Android”. Skripsi. Sumatera Utara: Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

Nurcahya, B., Widhiada, I., & Ary Subagia, I. G. (2016). Sistem Kontrol Kestabilan
Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Arduino Uno Dengan Matlab/Simulink
Jurnal Mettek, 2(1), 1-2.

18

Anda mungkin juga menyukai