Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.4.1 Analisis Univariat
a. Rata-Rata Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah
Diberikan Rebusan Kunyit Putih di Wilayah Kerja Puskesmas
Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun 2021

Rata-rata keputihan wanita usia subur sebelum dan sesudah diberikan

rebusan kunyit putih di wilayah kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten Pandeglan

tahun 2021 dapat dilihat pada table berikut ini:

Table 4.1
Rata-Rata Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah Diberikan
Rebusan Kunyit Putih di Wilayah Kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten
Pandeglang Tahun 2021

Rebusan Kunyit Putih


Mean Selisih Mean Min Max
Pretest 13,94 12 16
8,63
Posttest 5,31 3 8

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa keputihan pada wanita usia subur

pada kelompok intervensi sebelum diberikan rebusan kunyit putih diperoleh

nilai rata-rata sebesar 13,94, terjadinya penurunan yang efektif didapatkan pada

hari ke-7 dengan nilai rata-rata 5,31. Sehingga didapatkan selisih nilai rata-rata

keputihan sebelum dan sesudah diberikan rebusan kunyit putih sebesar 8,63.

47
48

b. Rata-Rata Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah


Diberikan Rebusan Daun Sirsak di Wilayah Kerja Puskesmas
Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun 2021

Table 4.2
Rata-Rata Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah Diberikan
Rebusan Daun Sirsak di Wilayah Kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten
Pandeglang Tahun 2021

Rebusan Daun Sirsak


Mean Selisih Mean Min Max
Pretest 14,06 12 16
10,12
Posttest 3,94 0 7

Berdasarkan hasil penelitian kelompok keputihan wanita usia subur yang

sebelum diberikan rebusan daun sirsak diperoleh nilai rata-rata sebesar 14,06

dan terjadi penurunan yang efektif sesudah diberikan rebusan daun sirsak yang

didapatkan pada hari ke-7 dengan nilai rata-rata sebesar 3,94. Maka didapatkan

selisih nilai rata-rata keputihan sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun

sirsak sebesar 10,12.

4.1.2 Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan setelah diketahuinya uji statistik Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau

tidak. Normalitas dapat dilakukan dengan melihat secara deskriptif dari data

tersebut. Kaidah yang digunakan untuk menguji normalitas yaitu dengan melihat

angka sig yang ada pada hasil perhitungan Shapiro-Wilk dianggap lebih akurat

ketika jumlah subjek yang kita miliki kurang dari 50 sampel. Apabila angka sig

lebih besar atau sama dengan 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, akan

tetapi apabila kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal

(Ghozali, 2015).
49

Berikut ini adalah table uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-


Wilk:

Table 4.3
Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Keputihan Asymp.Sig(2- Keterangan


tailed
Kelompok Rebusan Kunyit Putih
Pre test 0,105 Normal
Post test 0,420 Normal
Kelompok Rebusan Daun Sirsak
Pre test 0.100 Normal
Post test 0.066 Normal

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa uji normalitas kedua

kelompok perlakuan baik pre test dan post test masalah keputihan pada wanita

usia subur pada pemberian rebusan kunyit putih lebih besar dari 0,05 dan

keputihan pada wanita usia subur pre test dan post test pada pemberian rebusan

daun sirsak lebih besar dari 0,05. Mengetahui dikatakan normal tidaknya dengan

cara melihat angka sig, jika sig > 0,05 maka normal dan jika sig < 0,05 dapat

dikatakan tidak normal. Oleh karena itu, berdasarkan hasil tersebut maka data

diatas berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Homogenitas


Uji homogenitas dilakukan setelah mengetahui hasil dari uji normalitas.

Uji homogenitas dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan

membandingkan angka sig dengan 0,05 (sig>0,05). Adapun hasil yang

didapatkan sebagai berikut:


50

Table 4.4
Hasil Uji Homogenitas

Keputihan Sig. Keterangan


Pre test 0,212 Homogen
Pos test 0,574 Homogen

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, hasil uji homogenitas data pretest masalah

keputihan pada wanita usia subur didapatkan bawhawa hasil signifikan lebih

besar dari 0,05 (sig > 0,05). Adapaun data posttest keputihan pada wanita usia

subur didapatkan bahwa hasil signifikan lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05),

dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki varian

yang sama atau homogen. Adanya data yang normal dan homogen, maka

metode yang dipergunakan yaitu metode statistik parametrik dengan

menggunakan paired sample T-test dan uji T-test Independent.

4.1.4 Analisis Bivariat


a. Perubahan Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah
Diberikan Rebusan Kunyit Putih Dibandingkan Rebusan Daun
Sirsak di Wilayah Kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten Pandeglang
Tahun 2021

Table 4.5
Perubahan Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah Diberikan
Rebusan Kunyit Putih Dibandingkan Rebusan Daun Sirsak di Wilayah
Kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten Pandeglang

Pretest Posttest Selisih


Keputihan WUS P Value
Mean Mean Mean
Rebusan Kunyit Putih 13,94 5,31 8,63 0,000
Rebusan Daun Sirsak 14,06 3,94 10,12 0,000

Berdasarkan uji perubahan keputihan pada wanita usia subur dengan

rebusan kunyit putih menggunakan uji paired sample t-test didapatkan hasil
51

yang memiliki nilai signifikan 0,000 (< 0,05). Hasil tersebut memiliki arti bahwa

terdapat perubahan keputihan pada wanita usia subur sebelum dan sesudah

diberikan rebusan kunyit putih di wilayah kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten

Pandeglang.

Adapun berdasarkan hasil uji perubahan keputihan pada wanita usia subur

dengan rebusan daun sirsak menggunakan uji paired sample t-test yang

didapatkan hasil memiliki nilai signifikan 0,000 (< 0,05) artinya terdapat

perubahan keputihan pada wanita usia subur sebelum dan sesudah diberikan

rebusan daun sirsak di wilayah Kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten

Pandeglang.

b. Perbedaan Pengaruh Konsumsi Rebusan Kunyit Putih Dibandingkan


Rebusan Daun Sirsak Terhadap Keputihan pada Wanita Usia Subur
di Wilayah Kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun
2021

Table 4.6
Perbedaan Pengaruh Konsumsi Rebusan Kunyit Putih Dibandingkan
Rebusan Daun Sirsak Terhadap Keputihan pada Wanita Usia Subur
di Wilayah Kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun
2021

Rebusan Rebusan
Selisih
Keputihan WUS Kunyit Putih Daun Sirsak P Value
Mean
Mean Mean
Pretest 13,94 14,06 0,12 0,821
Posttest 5,31 3,94 1,37 0,015

Perhitungan selisih mean (rata-rata) pretest keputihan pada wanita usia

subur pada rebusan kunyit putih dan rebusan daun sirsak sebesar 0,12. Hasil uji

T-test Independent diketahui nilai signifikansi sebesar 0,821 > 0,05, maka

disimpulkan bahwa sebelum diberikan perlakuan tidak ada perbedaan pengaruh


52

konsumsi rebusan kunyit dan rebusan daun sirsak terhadap keputihan pada

wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cikedal Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil dari perhitungan selisih nilai mean (rata-rata)

post test mengenai masalah keputihan pada wanita usia subur pada rebusan

kunyit putih dan rebusan daun sirsak sebesar 1,37. Hasil uji T-test Independent

diketahui nilai signifikansi sebesar 0,015 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

ada perbedaan pengaruh konsumsi rebusan kunyit putih dan rebusan daun sirsak

terhadap keputihan pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cikedal

Kabupaten Pandeglang.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Univariat
a. Rata-rata Keputihan Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah
Diberikan Rebusan Kunyit Putih di Wilayah Kerja Puskesmas
Cikedal Kabupaten Pandeglang Tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada wanita usia subur dengan rebusan

kunyit putih diapatkan hasil adanya perubahan penuruanan masalah keputihan. Hal

ini menandakan bahwa rendaman kunyit putih baik untuk wanita usia subur karena

dapat menurunkan masalah keputihan. Hal ini sesuai dengan Putri (2014) yang

mengatakan bahwa rebusan kunyit bermanfaat untuk mengatasi infeksi akibat

jamur atau antifungi. Manfaat ini membuat kunyit putih banyak dimanfaat untuk

mengobati penyakit kulit berupa bintik-bintik merah dan juga kunyit putih ini dapat

dimanfaatkan untuk mengatasi masalah keputihan.

Menurut Penelitian Jannah (2013) menyatakan bahwa Senyawa antifungal

seperti minyak atsiri dapat mengganggu metabolisme energi dalam mitokondria

dalam tahap transfer elektron dan fosforilasi. Terhambatnya transfer elektron akan

Anda mungkin juga menyukai