Disusun Oleh:
Kelompok 1 -5 PKK IV
A. Tujuan Umum
Diharapkan setelah diberikan penyuluhan kesehatan terkait cara menjaga kebersihan diri
dengan media Poster dan Leaflet, peserta mampu mengerti dan memahami tentang salah
satu sindrom geriatri yaitu demensia yang meliputi definisi, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, serta cara perawatannya.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan, diharapkan klien dapat :
1. Menyebutkan definisi dari demensia
2. Menyebutkan faktor penyebab demensia
3. Menyebutkan tanda dan gejala demensia
4. Menyebutkan pencegahan demensia
5. Menyebutkan perawatan lansia dengan demensia
C. Materi (Terlampir)
1. Definisi dari demensia
2. Faktor penyebab dari demensia
3. Tanda gejala demensia
4. Pencegahan demensia
5. Perawatan lansia dengan demensia
D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/diskusi
E. Sasaran
Pasien yang berada dalam Panti Werdha Kalijudan Surabaya
F. Setting tempat
Peserta duduk di dalam Ruang Panti Werdha Kalijudan Surabaya
G. Pengorganisasian
● Pembimbing klinik :
● Pembimbing akademik :
- Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si
- Ellida Ulfiana, S.Kep., Ns., M.Kep
- Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep., PhD
- Dr. Retno Indarwati, S.Kep., Ns., M.Kep
- Dianis Wulansari, S.Kep., Ns., MHS., PhD
● Moderator dan time keeper : Ganar Shindu Yolanda
● Presentator : Zhahkiyah Maulina Wati
● Fasilitator :
1. Rafaleony Berlian Putri Widodo
2. Firdausi Nuzula Fatas
3. Rizky Ardyan Eka Putra
4. Anindya Grefionika Dwisyaputri
5. Galuh Indriani Sulaiman Putri
6. Alvina Shinta Dewi
7. Carenina Salsa Julia
8. Amanda Bella Silvia
9. Ananda Qotijah Niken Prastiwi
10. Amanda Idea Cahyani
11. Devi Enjelika Mudumi
12. Vivi Nurazizah
13. Yusrana Septi Salsabila
14. Hanum Amilatus Sa'adah
15. Sapta Bayu Nugroho
16. Aisya Shofwatunnida
17. Aulia Hanifah
18. Lusia Balum Sitokdana
19. Tiara Alivia Pradita
● Observator :
1. Angela Sulistiawati
2. Septiana Priscilia Adistya Nugraheni
3. Bela Putri Rachmawati
4. Crisyantina Ester Luciana Gurning
5. Farica Hada Ramada
6. Oktavia Suryaningrum
7. Benedikta Jenika Indawan Saputri
8. Talitha Azalia Miranda
9. Nadiya Aulia Amaliyah
10. Ryan Azali
11. Alfina Nurul Fauziyah
12. Santi Dwi Hariyanti
13. Noviana Dillah Rahma Setya Nurlaningrum
14. Nina Nur Fadhilah
15. Bima Dwiantono
16. Anis Karmilayanti Munir
17. Tika Saputri
18. Pradanis Yanuarinda Imkasari
19. Amirul Azhimatul Karimah
● Dokumentator :
1. Fianita Azzura
2. Anida Faiqoh
3. Raabithah Aulia S
4. Milka Febrina Kambu
5. Mayra Putri Marfita
6. Fanny Ayu Rahmawa
7. Vena Fara Shifah
8. Syavira Hanif Auliya
9. Rahma Nur Hamidah
H. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka
b. Memperkenalkan anggota kelompok
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan
f. Membuka sesi tanya jawab
g. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali
h. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
i. Menyimpulkan materi penyuluhan
2. Time keeper
3. Presentator
4. Fasilitator
5. Observator
6. Dokumentator
Media yang digunakan berupa media cetak, yaitu PPT dan leaflet.
J. Kegiatan Penyuluhan
K. Kriteria Evaluasi
a. Seluruh anggota kelompok sudah melakukan penyuluhan dengan baik dan mau
belajar terkait materi penyuluhan yang diberikan
b. Presenter menyampaikan materi dengan jelas sehingga peserta dapat memahami
materi yang telah disampaikan
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi Demensia
Demensia adalah penurunan menyeluruh dari fungsi mental luhur yang bersifat
progresif dan irreversibel dengan kesadaran yang baik (Katona, 2012). Demensia
adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Demensia
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir
yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat
mempengaruhi aktivitas sehari-hari (Grayson, 2004). Demensia bukanlah penyakit
biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi
tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku. Jenis demensia
yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.
Alzheimer adalah jenis demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan
perubahan protein di otak. Sedangkan, demensia vaskular adalah jenis demensia
akibat gangguan di pembuluh darah otak. Demensia berbeda dengan pikun. Pikun
adalah perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang biasa dialami seiring
pertambahan usia. Perubahan tersebut bisa memengaruhi daya ingat, tetapi tidak
signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain (Nasrullah,
2016)
Hal-hal yang meningkatkan risiko terkena demensia antara lain (WHO, 2023):
● usia (lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 65 tahun atau lebih)
● tekanan darah tinggi (hipertensi)
● gula darah tinggi (diabetes)
● kelebihan berat badan atau obesitas
● merokok minum terlalu banyak alkohol
● menjadi tidak aktif secara fisik
● menjadi terisolasi secara sosial
● depresi.
Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga berisiko menimbulkan demensia, antara lain:
● Sindrom Down
● Sleep apnea
● Obesitas
● Kolesterol tinggi
● Hipertensi
● Diabetes
C. Tanda Gejala Demensia
Tanda dan gejalanya dapat bervariasi tergantung pada jenisnya dan mungkin
termasuk:
Menurut WHO tanda dan gejala demensia dapat dibagi menjadi tiga tahapan.
Tahap awal demensia biasanya sering terabaikan karena onsetnya bertahap yang
umumnya meliputi mudah lupa, lupa akan waktu, dan sering tersesat di tempat yang
dikenali. Tahap menengah demensia adalah tahap dimana tanda dan gejala mulai
lebih jelas yang meliputi sering lupa tentang nama orang dan peristiwa baru-baru ini,
sering bingung saat berada di rumah, makin sulit dalam berkomunikasi, memerlukan
bantuan dalam perawatan diri, serta mengalami perubahan perilaku seperti suka
mengembara dan bertanya berkali-kali. Tahap akhir demensia dapat berupa
ketergantungan total atau ketidakaktifan. Gangguan memori bersifat serius, disertai
tanda dan gejala fisik yang semakin jelas berupa tidak mengetahui waktu dan
tempat, sulit mengenali keluarga dan teman, peningkatan kebutuhan bantuan dalam
perawatan diri, adanya kesulitan dalam berjalan, peningkatan gangguan perilaku dan
agresi (Halimsetiono, 2022).
D. Pencegahan Demensia
Pencegahan Demensia :
a. Pencegahan primer, yaitu tahap pencegahan pertama yang dilakukan sebelum
timbul masalah, yang terdiri atas peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
dan perlindungan khusus (specific protection). Contoh kegiatan: berolah raga, makan
makanan yang sehat, selalu berpikir, tidur teratur dan cukup, selalu melindungi
kepala dari ancaman cendera
b. Pencegahan sekunder, yaitu tahap pencegahan kedua yang dilakukan, baik pada
awal timbul masalah maupun pada saat masalah berlangsung, yang terdiri atas
diagnosis dini dan pengobatan yang cepat dan tepat.
c. Pencegahan tersier, yaitu tahap pencegahan ketiga yang dilakukan pada saat
masalah kesehatan telah selesai, yang terdiri atas memperbaiki keterbatasan
(disability limitation) dan pemulihan (rehabilitation). (Maghfuroh, 2023)
Bagi lansia yang didiagnosis menderita demensia, ada beberapa hal yang dapat
membantu mengatasi gejalanya (WHO, 2023):
Seiring dengan waktu, lansia mungkin akan lebih sulit untuk membuat keputusan
penting bagi dirinya atau keuangannya, rencana yang dapat dilakukan lansia, yaitu
(WHO, 2023):
Maghfuroh, Lilis, dkk. 2023. Asuhan Lansia. Bandung : Kaizen Media Publishi.
Nasrullah, Dede. 2016. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 1 dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan NANDA 2015-2017 NIC dan NOC. Jakarta: TIM