Anda di halaman 1dari 14

PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DM ( DIABETES MELITUS)

Oleh

Nama : Arfani Nurpratiwi

Nim : 200114006

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES ABDI NUSANTARA

TAHUN AJARAN 2021/2022


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Diabetes Melitus (DM)

Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Diabetes Melitus

2. Klasifikasi Diabetes Melitus

3. Penyebab Diabetes Melitus

4. Gejala Diabetes Melitus

5. Pengobatan Diabetes Melitus

6. Komplikasi Diabetes Melitus

Sasaran : Keluarga Tn. H

Penyuluh : Arfani Nurpratiwi

Waktu : 35 menit

Hari/tanggal : Jumat,05 November 2021

Tempat : Alamat rumah


A. Latar Belakang
Diabetes melitus atau dikenal sebagai penyakit kencing manis merupakan bagian
penyakit tidak menular yang bersifat kronik, yang disebabkan ketidak mampuan
organ pankreas memproduksi insulin dalam jumlah cukup atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif atau
gabungan dari keduannya. Diabetes Melitus termasuk kedalam empat jenis penyakit
tidak menular utama menurut WHO (Riskesdas, 2013).

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular berdasarkan


pemeriksaan gula darah, diabetes melitus di Indonesia naik dari 6,9% menjadi 8,5%
(Riskesdas 2018). Prevalensi Diabetes Melitus di Jawa Barat naik dari 1,3% menjadi
1,7% (Kemenkes RI 2018). Peningkatan prevalensi kasus diabetes melitus berjalan
seiring dengan peningkatan faktor risiko dari diabetes melitus sendiri (Sornoza,2011).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapat pendidikan kesehatan,keluarga Tn. H dapat
mengetahui,mengidentifikasi,dan cara melakukan pengobatan terhadap
penyakit DM.
2. Tujuan intruksionalkhusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 35 menit keluarga Tn. H
mampu
A. Menjelaskan pengertian diabetes melitus
B. Menyebutkan klasifikasi diabetes melitus
C. Menyebutkan penyebab diabetes melitus
D. Menyebutkan gejala diabetes melitus
E. Menjelaskan pengobatan diabetes melitus
F. Menyebutkan komplikasi diabetes melitus
C. Materi
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
3. Penyebab Diabetes Melitus
4. Gejala Diabetes Melitus
5. Pengobatan Diabetes Melitus
6. Komplikasi Diabetes Melitus

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan peserta


penyuluhan
1. Pembukaan 5 Menit a. mengucapkan a. Menjawab
salam salam
b.Mendengarkan
b.Memperkenalkan c.Memperhatikan
diri d. Menjawab
pertanyaan
c. Menjelaskan
tujuan penyuluhan

d. Menjelaskan
pokok bahasan

e. Kontrak waktu

f. Apersepsi
2. Pelaksanaan 20 menit Menyampaikan a.Memperhatikan
materi dan mendengarkan
a. pengertian DM
b.. klasifikasi DM
c. Penyebab DM
d. Gejala Dm
e.pengobatan DM
f. Komplikasi DM
3. Penutupan 10 menit a.menanyakan a. menjawab
kepada sasaran pertanyaan
tentang materi yang b .berpatisipasi
telah diberikan c. Menyetujui
d.Mendengarkan
b.memberikan pujian e. Menjawab
atau reinforcement salam
positif kepada
sasaran yang dapat
menjawab
pertanyaan

c. Menyimpulkan
materi/kegiatan

e. Mengucapkan
salam penutup

G. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis : Lisan
Butir pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian DM
b. Sebutkan klasifikasi / jenis jenis DM
c. Jelaskan penyebab DM secara singkat
d. Sebutkan tanda/gejala DM
e. Jelaskan cara pengobatan DM secara singkat
f. Sebutkan komplikasi DM

LAMPIRAN
1. Pengertian

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat kronis dengan
karakteristik hiperglikemia. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang
tidak terkontrol, misalnya neuropati, hipertensi, jantung koroner, retinopati, nefropati, dan
gangren. (Perkeni,2011)

Menurut American Diabetes Associantion (ADA) Tahun 2010,Diabetes Melitus merupakan


suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin,kerja insulin,atau kedua-duanya (ADA,2010)

Diabetes Melitus adalah suatu kemampuan kelainan metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang disebabkan oleh karena adanya defisiensi insulin baik relatif maupun
absolut (Colledge et al,2006)

2. Klasifikasi

Klasifikasi etiologi diabetes melitus menurut American Diabetes Association (2007)

Tipe Diabetes Melitus :

Type 1 : Tipe diabetes dengan defisiensi insulin absolut akibat kerusakan sel sel pankreas.
Umumnya disebabkan :

1. Proses auto imun


2. Idiopatik

Type 2 : mulai dari yang predominan resistensi insulin dengan defisiensi insulin relatif
sampai yang dominan defek sekresi insulin dengan resistensi insulin.

Type 3 :

1. Defek genetik fungsi sel beta


2. Defek genetik kerja insulin
3. Penyakit eksorin pankreas
4. Endokrinopati
5. Karena obatan atau zat kimia
6. Infeksi
7. Imunologi
8. Sindrom genetik lain yang berhubungan dengan diabetes melitus

Diabetes melitus gestational : Diabetes semasa kehamilan

3. Penyebab Diabetes Melitus


Faktor faktor resiko berhubungan dengan terjadinya diabetes melitus dapat dibagi
menjadi dua (WHO,2006),Yaitu :

1. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah (non-modifiable)


a. Usia
Resistensi insulin lebih cenderung terjadi seiring pertambahan usia
b. Ras atau latar belakang etnis
Resiko diabetes melitus tipe 2 lebih besar pada hispanik,kulit hitam.
Penduduk asli Hawaii hal ini disebabkan oleh nilai rata rata terkanan
darah yang lebih tinggu,obesitas,dan pengaruh gaya hidup yang
kurang sehat.
c. Riwayat penyakit diabetes melitus dalam keluarga
Seseoranf dengan ahli keluarga yang menderita deabet es melitus
mempunyai resiko yang lebih besar untuk menderita penyakit yang
sama ini dikarenakan gen penyebab diabetes melitus dapat diwarisi
orang tua kepada anaknya (Colledge et al,2006)
2. Faktor resiko yang dapat di rubah (modifiable)
a. Obesitas
b. Gaya hidup
c. Hipertensi
d. Kadar glukosa darah
4. Gejala Diabetes Melitus
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan
beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak
menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena
gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2
meliputi:
a. Sering merasa haus.
b. Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
c. Sering merasa sangat lapar.
d. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
e. Berkurangnya massa otot.
f. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan
lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
g. Lemas.
h. Pandangan kabur.
i. Luka yang sulit sembuh.
J. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes,
antara lain:
A. Mulut kering.
B.Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
C. Gatal-gatal.
D. Disfungsi ereksi atau impotensi.
E. mudah tersinggung.

F. hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan
akibat produksi insulin yang berlebihan.

G. Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis


nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

5. Pengobatan Diabetes Melitus


Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak
konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak.
Pilihan makanan untuk penderita diabetes juga sebaiknya benar-benar diperhatikan.

Bila perlu, pasien diabetes juga dapat mengganti asupan gula dengan pemanis yang
lebih aman untuk penderita diabetes, sorbitol. Pasien diabetes dan keluarganya dapat
melakukan konsultasi gizi dan pola makan dengan dokter atau dokter gizi untuk
mengatur pola makan sehari-hari.

Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas
sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin,
setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk
memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.

Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula
darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk
menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan
diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur
jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.

Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi
pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami
kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi
memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara
rutin.

Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya
adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa
dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar
glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat
diberikan.
Dokter juga dapat menyertai obat-obatan di atas dengan pemberian suplemen atau
vitamin untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Misalnya, pasien diabetes
yang sering mengalami gejala kesemutan akan diberikan vitamin neurotropik.

Vitamin neurotropik umumnya terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Vitamin-vitamin
tersebut bermanfaat untuk menjaga fungsi dan struktur saraf tepi. Hal ini sangat
penting untuk dijaga pada pasien diabetes tipe 2 untuk menghindari komplikasi
neuropati diabetik yang cukup sering terjadi.

Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan
sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol
kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes
HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

6. Komplikasi Diabetes Melitus


Dibagi menjadi 2 ada diabetes melitus akut dan diabetes melitus kronis
Komplikasi diabetes melitus akut bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu peningkatan dan
penurunan kadar gula darah yang drastis. Kondisi ini memerlukan penanganan medis
segera. Jika terlambat ditangani, bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang,
hingga kematian.

 Komplikasi diabetes melitus akut terbagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketika terjadi penurunan kadar gula darah secara drastis
akibat tingginya kadar insulin dalam tubuh, terlalu banyak mengonsumsi obat
penurun gula darah, atau terlambat makan.

Gejalanya meliputi penglihatan kabur, jantung berdetak cepat, sakit kepala, tubuh
gemetar, keringat dingin, dan pusing. Kadar gula darah yang terlalu rendah, bahkan
bisa menyebabkan pingsan, kejang, dan koma.
2. Ketosiadosis diabetik (KAD)
Ketosiadosis diabetik adalah kondisi kegawatan medis akibat peningkatan kadar gula
darah yang terlalu tinggi. Ini adalah komplikasi diabetes melitus yang terjadi ketika
tubuh tidak dapat menggunakan gula atau glukosa sebagai sumber bahan bakar,
sehingga tubuh mengolah lemak dan menghasilkan zat keton sebagai sumber energi.

3. Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS)


Kondisi ini juga merupakan salah satu kegawatan medis pada penyakit kencing manis,
dengan tingkat kematian mencapai 20%. HHS terjadi akibat adanya lonjakan kadar
gula darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu. Gejala HHS ditandai dengan haus
yang berat, kejang, lemas, gangguan kesadaran, hingga koma.

 Komplikasi Diabetes Melitus Kronis


Komplikasi jangka panjang biasanya berkembang secara bertahap saat diabetes tidak
dikelola dengan baik. Tingginya kadar gula darah yang tidak terkontrol dari waktu ke
waktu akan meningkatkan risiko komplikasi, yaitu kerusakan serius pada seluruh
organ tubuh.

Beberapa komplikasi jangka panjang pada penyakit diabetes melitus adalah:

1. Gangguan pada mata (retinopati diabetik)


Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina. Kondisi ini disebut retinopati
diabetik dan berpotensi menyebabkan kebutaan. Pembuluh darah di mata yang rusak
karena diabetes juga meningkatkan risiko gangguan penglihatan, seperti katarak dan
glaukoma.

2. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)


Komplikasi diabetes melitus yang menyebabkan gangguan pada ginjal disebut
nefropati diabetik. Kondisi ini bisa menyebabkan gagal ginjal, bahkan bisa berujung
kematian jika tidak ditangani dengan baik. Saat terjadi gagal ginjal, penderita harus
melakukan cuci darah rutin atau transplantasi ginjal.

3. Kerusakan saraf (neuropati diabetik)


Tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan saraf di tubuh,
terutama kaki. Kondisi yang biasa disebut neuropati diabetik ini terjadi ketika saraf
mengalami kerusakan, baik secara langsung akibat tingginya gula darah maupun
karena penurunan aliran darah menuju saraf.

Rusaknya saraf akan menyebabkan gangguan sensorik dengan gejala berupa


kesemutan, mati rasa, atau nyeri. Kerusakan saraf juga dapat memengaruhi saluran
pencernaan dan menyebabkan gastroparesis. Gejalanya berupa mual, muntah, dan
merasa cepat kenyang saat makan.

4. Masalah kaki dan kulit


Masalah pada kulit dan luka pada kaki juga umum terjadi jika mengalami komplikasi
diabetes. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah dan saraf, serta
terbatasnya aliran darah ke kaki.

Gula darah yang tinggi juga memudahkan bakteri dan jamur berkembang biak.
Terlebih jika adanya penurunan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sebagai
akibat dari diabetes. Dengan demikian, masalah pada kulit dan kaki pun tak dapat
terelakkan.

5. Penyakit kardiovaskular
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
Ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah di seluruh tubuh, termasuk jantung.
Komplikasi diabetes melitus yang menyerang jantung dan pembuluh darah, meliputi
penyakit jantung, stroke, serangan jantung, dan penyempitan arteri (aterosklerosis).

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai