DM ( DIABETES MELITUS)
Oleh
Nim : 200114006
Waktu : 35 menit
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapat pendidikan kesehatan,keluarga Tn. H dapat
mengetahui,mengidentifikasi,dan cara melakukan pengobatan terhadap
penyakit DM.
2. Tujuan intruksionalkhusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 35 menit keluarga Tn. H
mampu
A. Menjelaskan pengertian diabetes melitus
B. Menyebutkan klasifikasi diabetes melitus
C. Menyebutkan penyebab diabetes melitus
D. Menyebutkan gejala diabetes melitus
E. Menjelaskan pengobatan diabetes melitus
F. Menyebutkan komplikasi diabetes melitus
C. Materi
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
3. Penyebab Diabetes Melitus
4. Gejala Diabetes Melitus
5. Pengobatan Diabetes Melitus
6. Komplikasi Diabetes Melitus
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
d. Menjelaskan
pokok bahasan
e. Kontrak waktu
f. Apersepsi
2. Pelaksanaan 20 menit Menyampaikan a.Memperhatikan
materi dan mendengarkan
a. pengertian DM
b.. klasifikasi DM
c. Penyebab DM
d. Gejala Dm
e.pengobatan DM
f. Komplikasi DM
3. Penutupan 10 menit a.menanyakan a. menjawab
kepada sasaran pertanyaan
tentang materi yang b .berpatisipasi
telah diberikan c. Menyetujui
d.Mendengarkan
b.memberikan pujian e. Menjawab
atau reinforcement salam
positif kepada
sasaran yang dapat
menjawab
pertanyaan
c. Menyimpulkan
materi/kegiatan
e. Mengucapkan
salam penutup
G. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis : Lisan
Butir pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian DM
b. Sebutkan klasifikasi / jenis jenis DM
c. Jelaskan penyebab DM secara singkat
d. Sebutkan tanda/gejala DM
e. Jelaskan cara pengobatan DM secara singkat
f. Sebutkan komplikasi DM
LAMPIRAN
1. Pengertian
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat kronis dengan
karakteristik hiperglikemia. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang
tidak terkontrol, misalnya neuropati, hipertensi, jantung koroner, retinopati, nefropati, dan
gangren. (Perkeni,2011)
2. Klasifikasi
Type 1 : Tipe diabetes dengan defisiensi insulin absolut akibat kerusakan sel sel pankreas.
Umumnya disebabkan :
Type 2 : mulai dari yang predominan resistensi insulin dengan defisiensi insulin relatif
sampai yang dominan defek sekresi insulin dengan resistensi insulin.
Type 3 :
Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes,
antara lain:
A. Mulut kering.
B.Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
C. Gatal-gatal.
D. Disfungsi ereksi atau impotensi.
E. mudah tersinggung.
F. hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan
akibat produksi insulin yang berlebihan.
Bila perlu, pasien diabetes juga dapat mengganti asupan gula dengan pemanis yang
lebih aman untuk penderita diabetes, sorbitol. Pasien diabetes dan keluarganya dapat
melakukan konsultasi gizi dan pola makan dengan dokter atau dokter gizi untuk
mengatur pola makan sehari-hari.
Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas
sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin,
setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk
memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.
Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula
darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk
menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan
diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur
jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.
Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi
pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami
kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi
memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara
rutin.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya
adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa
dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar
glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat
diberikan.
Dokter juga dapat menyertai obat-obatan di atas dengan pemberian suplemen atau
vitamin untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Misalnya, pasien diabetes
yang sering mengalami gejala kesemutan akan diberikan vitamin neurotropik.
Vitamin neurotropik umumnya terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Vitamin-vitamin
tersebut bermanfaat untuk menjaga fungsi dan struktur saraf tepi. Hal ini sangat
penting untuk dijaga pada pasien diabetes tipe 2 untuk menghindari komplikasi
neuropati diabetik yang cukup sering terjadi.
Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan
sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol
kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes
HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi ketika terjadi penurunan kadar gula darah secara drastis
akibat tingginya kadar insulin dalam tubuh, terlalu banyak mengonsumsi obat
penurun gula darah, atau terlambat makan.
Gejalanya meliputi penglihatan kabur, jantung berdetak cepat, sakit kepala, tubuh
gemetar, keringat dingin, dan pusing. Kadar gula darah yang terlalu rendah, bahkan
bisa menyebabkan pingsan, kejang, dan koma.
2. Ketosiadosis diabetik (KAD)
Ketosiadosis diabetik adalah kondisi kegawatan medis akibat peningkatan kadar gula
darah yang terlalu tinggi. Ini adalah komplikasi diabetes melitus yang terjadi ketika
tubuh tidak dapat menggunakan gula atau glukosa sebagai sumber bahan bakar,
sehingga tubuh mengolah lemak dan menghasilkan zat keton sebagai sumber energi.
Gula darah yang tinggi juga memudahkan bakteri dan jamur berkembang biak.
Terlebih jika adanya penurunan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sebagai
akibat dari diabetes. Dengan demikian, masalah pada kulit dan kaki pun tak dapat
terelakkan.
5. Penyakit kardiovaskular
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
Ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah di seluruh tubuh, termasuk jantung.
Komplikasi diabetes melitus yang menyerang jantung dan pembuluh darah, meliputi
penyakit jantung, stroke, serangan jantung, dan penyempitan arteri (aterosklerosis).
DAFTAR PUSTAKA