Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN TUMOR OTAK

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


Nama Kelompok 3 :

1. Anisa candra NIM 200114004


2. Arfani Nurpratiwi NIM 200114006
3. Auliya Putri Cahyani NIM 200114132
4. Della Wilutama NIM 200114011
5. Diani Yuliawati NIM 200114012
6. Eka Susanti NIM 200114014
7. Khoirunnisa NIM 200114021
8. Nabilah Syafitri NIM 200114138
9. Resti Miftah Nurjanah NIM 200114042
10. Safira Riesa Yuzran NIM 200114044
11. Selfi NIM 200114046
12. Shilvi Septiani Putri NIM 200114056
13. Siti Adawiyah NIM 200114048
Definisi Otak
Otak merupakan pusat sistem saraf yang berfungsi sebagai pusat kendali dan koordinasi
seluruh aktifitas tubuh baik biologis, fisik maupun sosial. Otak juga merupakan sumber
dari seluruh pemikiran, perasaan dan keinginan. Secara anatomis, otak dibagi menjadi 3
bagian utama : otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak
(brainstem). (Amin, 2018)
Definisi Tumor Otak
Penyakit tumor otak merupakan perkembangan sel otak yang abnormal di dalam ataupun di
dekat otak secara tidak normal serta tidak terkontrol. Tumor otak terjadi karena adanya
pertumbuhan sel otak yang abnormal di dalam atau sekitar otak yang berkembang tidak
terkendali. Tumor otak dalam bahasa radiologis artinya lesi desak ruang atau Space
Occupying Lesion (SOL) (YSP & Amroisa, 2015).

Ada dua jenis tumor otak yaitu tumor otak primer dan tumor otak sekunder.
• Tumor otak primer yaitu tumor yang terjadi diakibatkan pertumbuhan sel yang tidak
terkendali dari selotak tersebut.
• Tumor otak primer terdiri lagi dari beberapa jenis yaitu Glioma, Meningioma,
medulloblastoma. Tumor otak sekunder disebabkan oleh tumor yang menyebar dari tubuh
bagian lain ke otak (Suta et al., 2019).
Klasifikasi Tumor Otak
Tumor otak terbagi menjadi beberapa hal yaitu berdasarkan derajat keganasan
(tumor otak jinak dan tumor otak ganas) berdasarkan peletakannya (tumor intra
aksial dan ekstra aksial). Pada tumor otak ekstraaksial terbagi lagi menurut
tempatnya yaitu pada rongga subarachnoid, parenkim otak, tulang tengkorak dan
meningen. Tumor intra aksial yaitu tumor yang terletak di dalam otak sedangkan
ekstra aksial adalah tumor yang berada di luar jaringan otak seperti berada pada
selaput otak (meningen)(Yueniwati, 2017).
Lanjutan…

Tumor otak pada susunan saraf telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO)
mengenai sistem stadium atau keganasan untuk merencanakan penatalaksanaan dan
memprediksi terhadap pertumbuhan tumor otak. Beberapa tingkatan sebagai berikut:
(Musadir, 2016).

Grade I Grade II
Tumor stadium grade I mampu Tumor stadium grade II dapat dilihat
berkembang secara lambat atau pada jaringan lunak terdapat
pelandengan ukuran sel tampak penyebaran namun berkembang
kecil ataupun normal serta jarang secara lambat. Ketika telah terjadi
menyebar disekitar jaringan lunak stadium grade II, tumor mampu
lainnya. Pada stadium grade I ini, berkembang ke grade yang lebih
tindakan operasi dapat dilakukan tinggi.
untuk pengangkatan tumor.
Lanjutan…
Grade IV
Grade III
Tumor stadium grade IV berkembang sangat cepat
Tumor stadium grade III
dan agresif serta sangat terlihat dengan jelas
berkarakteristik cepat menyebar ke
perbedaan antara sel tumor dengan sel normal
jaringan lunak lainnya dan dapat
lainnya. Stadium IV ini, tumor sudah sangat sulit
terlihat perbedaan antara sel tumor
untuk dilakukan terapi.
dengan selnormal yang jelas.
Etiologi
Menurut (Amin Huda Nurarif Hardhi Kusuma, 2016) belum ada penyebab yang jelas untuk
tumor otak, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu:

a). Herediter (genetik), Faktor keturunan salah satu penyebab tumor otak yang terjadi akibat
adanya gen bermutasi yang diturunkan dari orangtua atau generasi sebelumnya.

b).Usia, Tumor otak bisa muncul pada usia berapa pun. Akan tetapi, risiko akan meningkat
saat usia bertambah karena tumor otak lebih mudah pada manula, terutama usia 65-75
tahun keatas.

c).Radiasi, Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi sehingga dapat
merangsang pertumbuhan sel-sel menjadi tumor.

d).Trauma kepala, Trauma kepala yang menyebabkan hematoma dapat mendesak massa otak
akhirnya terjadi tumor otak.
Tanda dan Gejala

Gejala tumor otak secara umum


Gangguan mental ringan (psikomotor asthenia) yang dapat terjadi
pada penderita dengan tumor otak labil, pelupa, mudah tersinggung
serta timbulnya ansietas dan depresi. Selain itu terdapat beberapa
gejala umumlainnya:
a. Nyeri kepala
b. Muntah
c. Kejang
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari : pemeriksaan darah lengkap LDH,
hemostasis, fungsi ginjal dan hati, kadar gula darah serta elektrolit lengkap
2. Pemeriksaan radiologi, terdiri dari :
a. Pemeriksaan Computered Tomography (CT) Scan
b.Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
c.Pemeriksaan Diffusion Weighted Imaging (DWI)
d.Pemeriksaan Digital Substraction Angiography (DSA)
Komplikasi
1. Edema serebral
2. Hidrocefalus
3. Masalah dalam penglihatan, pendengaran, penciuman maupun
ucapan karena kerusakan saraf.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal MRS : 15 Januari 2022 Ruang : H1


Tanggal pengkajian : 18 Januari 2022 No. RM : 01.03.95.66
Jam pengkajian : 09.00 WIB
Sumber Informasi : √ Auto Anamnesa
 Allo Anamnesa
Identitas
1. Nama Pasien : Ny. S
2. Umur : 46 thn
3. Suku/bangsa : Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Pasuruan
 Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di luka bekas operasi

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan kepalanya migrain sejak 1 bulan yang lalu, pandangan mulai kabur 1 bulan
yang lalu, pasien berobat ke dokter namun tidak ada hasil, pasien dibawa ke RS Mata dan di
rujuk ke RSPAL untuk melakukan CT Scan dan disarankan untuk rawat inap di ruang H1 pada
hari Sabtu 15 Januari 2022 dan akan dilakukan operasi craniotomy pada hari Senin 17 Januari
2022. Pasien selesai operasi dan keluar dari ICU hari Selasa 18 Januari 2022 pukul 09:00 WIB.
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh nyeri di luka bekas operasi saat bergerak.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan memiliki hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan vertigo

 Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti diabetes melitus
 Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik makanan maupun obat

 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien baik, GCS 456, sadar penuh (composmentis), observasi tanda-tanda
vitan tekanan darah 151/81 MmHg, suhu 36.4 0C, pernapasan 20 x/menit, nadi 74 x/menit. TB
160 cm, berat badan saat SMRS 86 kg, berat badan saat MRS 86 kg.
 Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, gula darah pasien normal (GDA Puasa 100),
tidak ada riwayat diabetes melitus.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

 Kemampuan Perawatan Diri


Aktivitas SMRS MRS
Mandi 1 3
Berpakaian 1 3
Toileting 1 3
Mobilisasi 1 3
Berjalan 1 3
Berpindah 1 3
Keterangan :
Skor 1 : mandiri
2 : alat bantu
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung/tidak mampu

Kemampuan melakukan ADL dibantu orang lain dan alat


 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal : 15 – 01 – 2022

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Albumin 5.01 3.5 – 5.20

Hbs Ag (RPHA) Negatif Negatif


Pemeriksaan Laboratorium tanggal : 17 – 01 – 2022

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1. Leukosit 32.05 4.00 - 10.00
2. HB 12.10 12 – 15
3 Hematokit 36.20 37.0 – 47.0
4 Eritrosit 4.32 3.50 – 5.00
5 Trombosit 379.00 150 – 450
6 GDA puasa 100 74 – 106
7 Natrium 145.1 135 – 147
8 Kalium 4.48 3.0 – 5.0
9 Chlorida 112.7 95 – 105
10 P-LCC 62.0 30 – 90
11 P-LCR 16.3 11.0 – 45.0
Terapi
Tanggal 18 Januari 2022
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1 Infus NS 2500 ml Infus/24 jam Mengganti elektrolit dan cairan
yang hilang di intravaskuler

2 Phenytoin 3x1 amp Injeksi Mencegah dan meredakan kejang


pada penderita epilepsi

3 Metoclopramide 3x1 amp Injeksi Penanganan mual dan muntah


akibat operasi

4 Ranitidine 2x1 amp Injeksi Mengatasi rasa nyeri

5 Amlodipal 1x1 10mg Tablet Untuk terapi hipertensi

6 Dexametason 2x1 amp Injeksi Obat anti peradangan

7 Cinam sanbe 3x1 gr Injeksi Mengobati infeksi yang di


sebabkan bakteri
Data Subjektif

1. Pasien mengatakan nyeri di luka bekas operasi


2. Pasien mengatakan setelah operasi, mata tetap kabur
3. Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi dan saat pemasangan kateter

Data Objektif

1. Terdapat luka operasi di daerah kepala


2. Terpasang drain 80 cc/ 24 jam
3. Pasien tampak meringis kesakitan
4. TTV :
TD = 151/81 MmHg
N = 72 x/ menit
RR = 20 x/ menit
5. Pasien tampak bersikap protektif (waspada, posisi menghindari nyeri)
6. Tidak ada reflex cahaya
7. ADL dengan bantuan
8. Hasil lab leukosit 32.05 (normal 4.00 – 10.00 )
9. Terpasang kateter urine
10. Terpasang drain
Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
DS : Pasien mengatakan nyeri di luka bekas operasi
1. Agen pencedera fisik Nyeri akut
P : saat beraktifitas Q : cenut cenut
( prosedur operasi )
R : kepala bagian kiri
S : skala 4 dari 10
(sedang)
T : ± 10 menit
DO :
a. Terdapat luka operasi di daerah kepala
b. terpasang drain 80 cc/ 24 jam
c. pasien tampak meringis kesakitan
d. TTV :
TD = 151/81 MmHg
N = 72 x/ menit
RR = 20 x/ menit
e. Pasien tampak bersikap protektif
(waspada, posisi menghindari nyeri)
2. DS : pasien mengatakan setelah operasi, mata tetap Gangguan penglihatan Risiko jatuh
kabur

DO :

a. Tidak ada reflex cahaya


b. ADL dengan bantuan

3. DS : pasien mengatakan nyeri pada luka operasi Efek prosedural invasif Risiko infeksi
dan saat pemasangan kateter

DO :

a. hasil lab leukosit 32.05 (normal 4.00 – 10.00 )


b. terpasang kateter urine tanggal 18 Januari
2022
c. terpasang drain tanggal 18 Januari 2022
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (SDKI D.0077)


2. Risiko jatuh b.d gangguan penglihatan (SDKI D. 0143)
3. Risiko infeksi b.d efek prosedural invasif (SDKI D.142)
Intervensi Keperawatan
No Hari/ Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Tgl/ Keperawatan Hasil
Jam

1. Selasa, Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (SIKI I.08238)


18/01/2 berhubungan tindakan keperawatan Observasi
2 jam dengan agen selama 3x24 jam 1. Identifikasi lokasi nyeri
09.00 pencedera diharapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
WIB fisik menurun.
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. Keluhan nyeri 3. Berikan metode teknik nonfarmakologis
menurun(5) 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
I
2. Meringis menurun (5)  
3. Sikap protektif Edukasi
menurun (5) 5. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4. Tekanan darah 6. Jelaskan strategi meredakan nyeri dengan distraksi
membaik (5) Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian analgetik
Risiko jatuh Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh (SIKI I.14540)
2
berhubunga tindakan keperawatan
n dengan selama 3x24 jam Observasi :
gangguan diharapkan tingkat 1. Identifikasi faktor risiko jatuh
penglihatan jatuh menurun. 2. Identifikasi faktor lingkungan yang menyebabkan jatuh
Dengan kriteria hasil :
1. Jatuh saat berdiri Terapeutik

menurun (5) 3. Atur tempat tidur pasien dalam posisi rendah

2. Jatuh saat di kamar 4. Gunakan alat bantu untuk berjalan


mandi menurun (5)
Edukasi
3. Jatuh saat naik
5. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
tangga menurun
6. Ajarkan untuk menjaga keseimbangan tubuh
(5)
7. Anjurkan keluarga pasien untuk memantau pergerakan pasien
 
Risiko Setelah dilakukan Perawatan Luka (SIKI I.14564)
3
infeksi tindakan keperawatan Observasi
berhubungan selama 3x24 jam 1. Monitor karakteristik luka
dengan efek diharapkan tingkat 2. Monitor adanya tanda-tanda infeksi
prosedural infeksi menurun.
invasif Dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. Kebersihan tangan 3. Bersihkan luka dengan cairan NaCl
meningkat (5) 4. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
2. Kebersihan badan 5. Anjurkan mengubah posisi setiap 2 jam
meningkat (5)
3. Kadar sel darah Edukasi
putih membaik (5) 6. Jelaskan pada keluarga pasien tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan untuk melakukan perawatan luka secara mandiri
 
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian antibiotik
Intervensi Keperawatan
No Waktu Waktu Catatan Perkembangan (SOAP)
Dx (Tgl & Tindakan (Tgl &
Jam) Jam)
1 20/1/2022 21-01-2022 S:
Manajemen Nyeri
  06:30 • Pasien mengatakan nyeri berkurang, tidak merasa
1. Mengidentifikasi lokasi nyeri
10:00 mual dan pusing saat duduk
10:10 2. Mengidentifikasi skala nyeri O:
10:30  • TD : 176/117 MmHg
3. Memberikan metode teknik nonfarmakologis
• N : 95 x/menit
10:50 4. Menciptakan lingkungan yang nyaman
• RR : 20 x/menit
12:00 5. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam • S : 36.30C
12:45 • SPO2 : 97 %
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri dengan
A:
distraksi
Masalah nyeri akut b.d agen pencedera fisik teratasi
13:10
7. Berkolaborasi pemberian analgetik
 
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang
 
 
  Pencegahan Jatuh S:
2
pasien mengatakan pandangan masih kabur
10:00 1. Mengidentifikasi faktor risiko jatuh
10:10 2. Mengidentifikasi faktor lingkungan yang O:
  menyebabkan jatuh • pasien sudah mulai duduk
3. Mengatur tempat tidur pasien dalam posisi • berjalan dengan dituntun
10:30
  rendah
10:50 4. Menggunakan alat bantu untuk berjalan A:
12:00 5. Menganjurkan menggunakan alas kaki yang Masalah risiko Jatuh b.d gangguan
  tidak licin penglihatan teratasi sebagian
6. Mengajarkan untuk menjaga keseimbangan
12:45
tubuh P:
 
13:10 7. Menganjurkan keluarga pasien untuk intervensi dihentikan, pasien pulang
  memantau pergerakan pasien  
  Perawatan Luka S:
3
• pasien mengatakan dirinya pulang ke rumah
1. Memonitor karakteristik luka
10:00
2. Memonitor adanya tanda-tanda infeksi O:
10:10
3. Membersihkan luka dengan cairan NaCl • Tidak terpasang infus
10:30
10:50
4. Mempertahankan teknik steril saat melakukan • tidak terpasang drain
  perawatan luka • tidak terpasang kateter
12:00 5. Menganjurkan mengubah posisi setiap 2 jam
12:45 6. Menjelaskan pada keluarga pasien tanda dan A:
 
gejala infeksi Masalah risiko Infeksi b.d efek prosedural

7. Mengajarkan untuk melakukan perawatan luka invasif


13:10
secara mandiri teratasi
13:25 8. Berkolaborasi pemberian antibiotik
P:
Intervensi dihentikan, pasien pulang
 
Kesimpulan

Dari hasil yang telah diuraikan tentang asuhan keperawatan pada pasien Tumor Otak, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.

a. Pada saat pengkajian pasien post operasi mengeluh nyeri di luka bekas operasi

b. Masalah keperawatan yang muncul ialah Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

(prosedur operasi), Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, Risiko jatuh

berhubungan dengan gangguan penglihatan, Risiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedural

invasif.
Thanks
Do You Have Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai