Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

BLOK 4.1
KARDIOVASKULAR 2

Kelompok 3:

Leandro V. Santoso 1523019001


Cindy Clareta Thiehunan 1523019011
Maulida Fauziatul Azkiyah 1523019026
Icha 1523019037
Evan Ricardo 1523019041
Astri B. C. H. Mongdong 1523019075
Shavna Arfi Rasyid 1523019077
Loysa Maria Melitry Mawi 1523019083
Tukhfatu Al Adawiyah 1523019084

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2020
DAFTAR ISI

1. Skenario Pemicu…………………………………………………………………..2
Kata kunci ………………………………………………………………………. 2
Rumusan Masalah………………………………………........................................2
Mind Map……….………………………………………………………………... 3
Status Medik ……………………………………………………………………... 4

2. Pembahasan
2.1 Bagaimana definisi benjolan dan struktur yang terdapat di sekitar benjolan…8

2.2 Bagaimana etiologi terjadinya benjolan……………………………………….9

2.3 Bagaimana patogenesis benjolan secara umum……………………….………11

2.4 Bagaimana karakteristik benjolan………………………………………….….13

2.5 Bagaimana diagnosis kerja, diagnosis banding, dan diagnosis definitive benjolan
pada supraclavicular sinistra……………………………………………….…14

2.6 Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan……………………….…...17

3. Kesimpulan ……………………………………………………………………….20
4. Peta Konsep………………………………………………….……………….…...21
5. Daftar Pustaka ………………………………………………………………….....22
6. Lembaran Penilaian Pustaka……………………………………………………... 23

1
SKENARIO PEMICU

Seorang wanita berusia 24 tahun datang ke dokter poliklinik umum dengan keluhan terdapat
benjolan di leher bawah dekat bahu kiri sejak sebulan yang lalu. Benjolan tersebut tidak teras
a nyeri, terasa sedikit membesar sejak disadari 3 bulan yang lalu. Dia tidak segera memeriksa
kan diri karena tidak merasa ada keluhan lain tetapi lama lama khawatir karena sekarang tera
ba lebih dari satu.

KATA KUNCI

1. Laki-laki 47 tahun
2. Nyeri dada

3. Disertai keringat dingin

4. Setelah bersepeda

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana etiologi dan faktor resiko dari skenario pemicu?


2. Apa saja diagnosis kerja dan diagnosis banding dari skenario pemicu dan bagaimana
Sign and symptomnya?

3. Bagaimana patofisiologi dari skenario pemicu? (bahas diagnosis definitif)

4. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan?

5. Bagaimana tatalaksana farmakoterapi, non farmakoterapi dan prognosis penyakit


tersebut?

2
MIND MAP

Laki-laki usia 47 tahun

Nyeri dada dan


keringat dingin
Setelah
bersepeda

Sign and Symptom


Patofisiologi Pemeriksaan Tata laksana
penunjang farmakoterapi dan
non-farmakoterapi
Diagnosis (KIE)
banding

Diagnosa utama

3
STATUS MEDIK

A. Anamnesis

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. X
Usia : 24 tahun

2. Keluhan utama
- Bagaimana rasa nyerinya?
- Nyeri berapa lama?
- Letak nyerinya? Apakah menjalar?
- Apakah nyeri berkurang saat istirahat?
- Aktivitas yang memperberat dan memperingan
3. Keluhan Penyerta

4. Riwayat Penyakit Sekarang

5. Riwayat Penyakit Dahulu

6. Riwayat Penyakit Keluarga

7. Riwayat Alergi

8. Riwayat kebiasaan

9. Riwayat Pengobatan

B. Pemeriksan Fisik
1. Keadaan Umum
- Compos mentis

2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,3C (normal)
Tekanan darah : 120/80 mmHg (normal)

4
Denyut nadi : 82x / menit (normal)
Respiratory rate : 20x / menit (normal)

3. Kepala dan leher


i) Conjungtiva tidak anemis
ii) Tidak ditemukan icterus
iii) Inspeksi dan palpasi normal

4. Thorax
- Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi normal

5. Abdomen
- Inspeksi : Abdomen normal dan supel
- Palpasi : Tidak teraba hepar, lien, dan ginjal
- Perkusi : Timpani dan redup normal
- Auskultasi : suara bising usus normal

6. Ekstrimitas
- Inspeksi : Akral hangat
- Palpasi :Tidak ada edema

7. Status Regional
Inspeksi, Palpasi, perkusi, auskultasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) EKG
2) Pemeriksaan Radiologi
- Foto Rongten Thorax
- USG (Echocardiogram)
3) Pemeriksaan Darah Lengkap
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 12,7 g/dl 12-16
Eritrosit - Juta/μL 4,5-5
Hematocrit 32,1 % 40-52
Leukosit 10.100 /μL 4.000-10.000

5
Neutrophil - % 50-75
Limfosit - % 20-40
Monosit - % 2-8
Trombosit 320.000 /μL 150.000-450.000
Laju Endap Darah 30 ml/jam 0-10
- Gula Darah
- Profil Lemak
- Kreatinine kinase
- Troponine (I/C/T)
4) Pemeriksaan kultur darah
Diagnosis
a. Diagnosis kerja
b. Diagnosis banding
c. Diagnosis definitive

6
2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Benjolan dan struktur yang terdapat disekitar benjolan

1. Definisi Benjolan
Benjolan atau nodul merupakan suatu simpul kecil atau kumpulan dari sedikit jaringa
n yang tumbuh pada kulit maupun pada organ tubuh (1).
- Limfadenopati merupakan pembengkakan pada kelenjar limfe (1), peningkatan li
mfosit dan makrofag normal sebagai bentuk respon antigen.
- Benjolan di kulit terjadi karena adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada per
mukaan maupun bagian dalam kulit. Benjolan pada kulit antara lain :
 Papula
Benjolan padat dengan batas tegas di permukaan kulit yang diakibatkan oleh i
nfiltrat papila dermis dan hiperplasia epidermis (2).
 Nodus
Benjolan padat yang punya batas tegas di permukaan kulit dengan letak yang l
ebih dalam dari papula (2).

7
Nodus supraclavicular sinistra mendapat drainase limfatik dari ductus thoracicus. Unt
uk saraf penting yang berhubungan adalah nervus frenikus dan saraf vagus yang terletak di lat
eral dan medial dari vena jugularis interna.
Untuk batas- batasnya antara lain
 Anterior: Musculus Sternokleidomastoid
 Medial: Arteri Karotis Komunis dan Vena Jugularis Interna
 Untuk secara lateral di tepi lateral M. Sternokleidomastoid (3).
2.2 Etiologi benjolan

1. Inflamasi
Inflamasi adalah suatu respons jaringan bervaskular terhadap infeksi dan
kerusakan jaringan yang membawa sel dan molekul pertahanan tubuh dari
sirkulasi ke tempat yang membutuhkannya (4). Inflamasi berguna untuk
mengurangi penyebeb awal kerusakan sel dan akibat dari kerusakan sel tersebut.
Mediator yang berperan dalam perlindungan diantaranya, leokosit, fagositik,
antibody, dan protein komplemen. Sebagian besar komponen mediator ini
bersirkulasi dalam darah dan berada dalam keadaan terisolasi sehingga tidak
akan merusak jaringan normal. Namun, tetap dapat menyebar segera ke lokasi
tubuh manapun. Inflamasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu akut dan kronis.
a. Inflamasi akut adalah radang yang berlangsung relatif singkat,
selama beberapa menit samapai beberapa hari dan ditandai
dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta akumulasi
leukosit neutrofilik yang menonjol. Perubahan vaskuler dan
rekrutmen sel menentukan tiga dari lima tanda inflamasi akut
yaitu, panas (kalor), merah (rubon), dan pembengkakan (tumor).
Dua tambahan tanda pada inflamasi akut , yaitu nyeri (dolor) dan
hilangnya fungsi (function laesa), terjadi akibat perluasan
mediator dan kerusakan yang diperantarai leukosit. Pada
inflamasi akut ini ditandai dengan peningkatan aliran darah
akibat dilatasi kapiler dan arteriol (eritema dan teraba hangat).
Peningkatan permeabilitas vascular yang terjadi melalu pelebaran
interendothelial cell junction pada venula ataupun melalui jejas
langsung pada sel endotel, menghasilkan suatu eksudat cairan
ekstravaskular yang kaya protein (edema jaringan).

8
b. Inflamasi kronik adalah radang yang berlangsung lebih lama
(berhari-hari sampai bertahun-tahun) dan ditandai dengan influx
limfosit dan makrofag, disertai dengan poliferasi pembuluh darah
dan pembentukan jaringan parut juga terjadi inflamasi aktif, jejas
jaringan, dan penyembuhan secara serentak. Kemungkinan lain,
beberapa bentuk jejas (misal, infeksi virus) menimbulkan
respons, yaitu inflamasi kronik yang pada dasarnya sudah terjadi
sejak awal. Inflamasi kronik. Makrofag merupakan hal utama dan
inti pada inflamasi kronik, makrofag normalnya tersebar pada
sebagian besar jaringan ikat dan dapat ditemukan dalam jumlah
yang meningkat di organ seperti hati (disebut sel Kupffer), limpa
dan kelenjar getah bening (disebut histiosit sinus), sistem saraf
pusat (sel mikroglia), dan paru (makrofag alveolus). Makrofag
bertindak sebagai penyaring terhadap partikel, makrob, dan sel-
sel yang mengalami proses kematian (disebut juga sebagai sistem
fagosit mononuclear), jika makrofag teraktifasi terjadilah suatu
proses yang menyebabkan ukuran sel bertambah besar. Pada
keadaan inflamasi luas, aliran limfe juga dapat membawa agen
penyerang (mikroba atau kimiawi). Akibatnya, saluran limfe itu
sendiri dapat mengalami peradangan sekuder (limfangitis), begitu
pula kelenjar getah bening (limfadenitis). Sebagai contoh, pada
infeksi tangan sering dilakukan pengamatan bercak-bercak merah
yang mengikuti perjalanan saluran limfe sepanjang lengan
sampai ke aksila, disertai dengan pembesaran kelenjar getah
bening pada aksila. Pembesaran ini biasanya diakibatkan oleh
proliferasi limfosit dam makrofag pada folikel dan sinus limfoid,
serta hipertrofi sel fagositik,. Kumpulan perubahan histologi ini
dinamakan sebagai limfadenitis reaktif atau limfadenitis
meradang.
Reaksi inflamasi dapat dipicu oleh berbagai stimulus seperti infeksi. Infeksi
(bakteri, virus, jamur, parasit) dan toksin mikroba termasuk penyebab inflamasi
yang paling sering dan paling penting dalam medis.
2. Neoplasia

9
Neoplasia secara harfiah yaitu “pertumbuhan baru” Sel neoplastik dikatakan m
engalami transformasi karena trus menerus bereplikasi tanpa dapat dikendalikan o
leh faktor pengendali pertumbuhan pada sel normal (4). Neoplasma dikelompokk
an menjadi jinak dan ganas berdasarkan potensi sifat klinis.
Neoplasma disebut jinak bila secara mikroskopik dan makroskopik terlihat relatif
tidak membahayakan yaitu tetap terbatas sehingga dapat disembuhkan melalui tin
dakan pembedahan lokal.
Neoplasia disebut ganas bila lesi dapat menginvasi dan merusak struktur jaring
an di sekitarnya dan menyebar jauh ke tempat lain (matastasis) dan menyebabkan
kematian.
Neoplasia (tumor) jinak dan ganas dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan
derajat diferensiasi, kecepatan pertumbuhan, invasi lokal dan penyebaran jauh . T
umor jinak cenderung tumbuh lambat, sedangkan tumor ganas biasanya tumbuh c
epat. Dan tumor jinak tetap berada di lokasi asalnya sedangkan tumor ganas meng
invasi sekitarnya (lokal) dan menyebar ke lokasi yang jauh.

2.3 Patogenesis pada benjolan (KGB Dan kulit)

A. Patogenesis Benjolan pada KGB

Pada skenario wanita tersebut mengalami benjolan pada supraclavicular sinistr


a yang diduga adalah pembesaran pada kelenjar getah bening (KGB). Kelenjar g
etah bening berfungsi untuk memfilter antigen pada sistem Retikuloendotelial
(RE) pada tubuh. Terdiri dari berlapis-lapis sinus yang merangsang limfosit B, li
mfosit T, dan makrofag ke dalam cairan ekstraselular. Ketika mendapat rangsan
gan dari dari zat asing yang masuk kedalam tubuh, maka sistem imun dapat men
genalinya dan bereaksi dalam bentuk infeksi dan inflamasi. Setiap reaksi imun y
ang melawan antigen asing akan menyebabkan pembesaran kelenjar getah benin
g.
Neoplasma (tumor) biasanya terjadi dalam tulang dan bermanifestasi sebagai
massa pada kelenjar getah bening atau jaringan lain. Neoplasma dapat terjadi ke
tika sel B pada sentrum germinativum mengalami hipermutasi somatik. Sehingg
a menyebabkan sel B sentrum germinativum normal juga mengalami perubahan
kelas imunoglobulin, yang memungkinkan sel B memaparkan immunoglobulin
selain IgM. Perubahan jenis dan hipermutasi somatik merupakan bentuk kecend

10
erungan kesalahan pengaturan genomik yang tidak stabil yang menyebabkan sel
B centrum germinativum sangat berisiko mengalami mutasi yang bersifat transf
ormasi.

B. Patogenesis Benjolan pada Kulit


Apabila tubuh terpapar oleh zat asing yang dianggap sebagai non-cell, maka re
spon imun ini akan bekerja memusnahkan zat tersebut. Respon terhadap zat asin
g dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar oleh zat terseb
ut. Contoh dari respon imun bawaan ini adalah fagositosis bakteri dan organism
e lainnya oleh sel darah putih (neutrophil dan monosit) dan makrofag; penghanc
uran organisme yang tertelan ke dalam saluran cerna oleh asam lambung dan en
zim pencernaan; daya tahan kulit terhadap invasi organisme; adanya senyawa ki
mia tertentu dan sel dalam darah yang melekat pada organisme asing atau toksin,
seperti lisozim yang merupakan suatu polisakarida mukolitik yang menyerang b
akteri dan membuatnya larut;limfosit pembunuh alami atau natural killer lymph
ocyte yang dapat mengenali dan menghancurkan sel-sel asing dan sel tumor; sel
epitel yang menjadi barrier terhadap infeksi. Manifestasi lain dari respons imun
non spesifik adalah reaksi inflamasi. Reaksi ini terjadi akibat dilepaskannya me
diator-mediator tertentu oleh beberapa jenis sel, misalnya histamine yang dilepa
skan oleh basophil dan mastosit, vasoactive amine yang dilepaskan oleh trombo
sit, serta anafila toksin yang berasal dari komponen–komponen komplemen, seb
agai reaksi umpan balik dari mastosit dan basofil. Mediator ini akan merangsang
bergeraknya sel-sel polymorfonuklear (PMN) menuju lokasi masuknya antigen
serta meningkatkan permiabilitas dinding vaskuler yang mengakibatkan eksudas
i protein plasma dan cairan sehingga menimbulkan suatu kondisi yang disebut i
nflamasi atau pembengkakan.
Infeksi pada kulit biasanya menjadi abses. Abses adalah penumpukan nanah di
dalam bagian tubuh setelah ter infeksi bakteri. Pada umumnya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus. Biasanya abses terjadi pada infeksi folikulosentris yaitu
folikulintis furunkel dan karbunkel yang dapat berkembang menjadi abses. Abse
s terjadi karena reaksi pertahanan tubuh dari jaringan untuk menghindari penyeb
aran infeksi dalam tubuh. Agen penyebab infeksi menyebabkan keradangan dan
infeksi sel di sekitarnya sehingga menyebabkan pengeluaran toksin. Toksin ters
ebut menyebabkan sel radang sel darah putih menuju tempat keradangan atau in

11
feksi. Terbentuk dinding abses untuk mencegah infeksi meluas ke bagian tubuh
lain. Namun enkapsulasi tersebut mencega sel imun untuk menyerang agen pen
yebab infeksi di dalam abses.
Furunkel merupakan keradangan akut dalam folikel rambut di sekitar nya. Me
mbentuk nodul nyeri biasanya di dahului atau berkembang dari folikulitis superf
icial. Furunkel terjadi akibat mikrolesi karena garukan atau gesekan yang menye
babkan kuman Staphylococcus aureus masuk ke dalam kulit dan menyebabkan
keradangan akut yang dalam di folikel rambut dan sekitarnya.

2.4 Karakteristik benjolan pada kelenjar getah bening

Dalam pembesaran kelenjar getah bening, dibedakan karakteristiknya


berdasarkan waktu munculnya benjolan, bentuk, konsistensi, gerakan, laju
pertumbuhan, lokasi dan persebaran nodus yang mengalami pembesaran. Umumnya,
Kelenjar getah bening dalam keadaan normal memiliki permukaan yang halus dan
relatif lunak. Dalam beberapa kasus dapat mengalami pembesaran yang normal dan
hanya menunjukkan hiperplasia saat dilakukan biopsi.
Berdasarkan waktu munculnya benjolan dibagi menjadi dua yaitu, akut dan
kronis. Dikatakan akut apabila benjolan tersebut muncul dalam waktu yang cepat
(beberapa menit atau jam), dan memiliki gejala lokal serta sistemik yang mencolok
(panas, kemerahan, bengkak, nyeri, dan hilangnya fungsi). Sedangkan, dikatakan
kronis apabila benjolan tersebut muncul dalam waktu yang lama, dan memiliki gejala
lokal dan sistemik yang lebih sedikit bahkan bisa tidak dirasakan.
Berdasarkan konsistensinya kelenjar getah bening yang massanya keras,
kenyal dan bentuknya irregular dapat disebabkan oleh keganasan, sedangkan kelenjar
getah bening yang lunak menunjukkan terjadinya proses inflamasi. Berdasarkan
gerakannya, nodus yang terfiksasi pada jaringan di bawahnya bisa merupakan sebuah
keganasan atau infeksi, sedangkan nodus yang dapat bergerak bebas biasanya ditemui
dalam kondisi jinak.
Berdasarkan laju pertumbuhannya, massa yang memiliki laju pertumbuhan
yang perlahan menunjukkan sifat jinak. Sementara itu, massa yang memiliki laju
pertumbuhan yang cepat dalam periode beberapa minggu hingga berbulan-bulan
dikhawatirkan merupakan sebuah keganasan. Massa yang memiliki ukuran yang dapat

12
berubah-ubah menunjukkan adanya kista ganglion atau hemangioma, dan biasanya
bukan merupakan karakteristik dari sakroma.
Sementara itu, luas dan lokasi pembesaran KGB penting dalam menentukan
dan memberikan petunjuk diagnostik untuk mencari penyebabnya. Contoh pada
infeksi orofaring dan gigi dapat menyebabkan adenopati serviks. Berdasarkan
penyebaran dari pembesaran kelenjar getah bening dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Limfadenopati Lokal (pada satu regio)
Terjadi pembesaran pada kelompok kelenjar getah bening yang berdekatan (ter
sebar pada area anatomis yang berbeda dan mencerminkan drainase limfatik p
ada lokasinya)
Contohnya: pada regio Supraclavicular Sinistra saja
 Limfodenopati Generalisata (lebih dari satu regio)
Terjadi pembesaran pada kelompok kelenjar getah bening yang memiliki lokas
i yang berbeda (lebih dari 2 lokasi yang tidak bersebelahan)
Contohnya: pada regio Supraclavicular Sinistra dan Inguinal
Pada kasus di skenario pemicu, dalam pemeriksaan fisik regional ditemukan
benjolan pada regio supraclavicular sinistra. Benjolan tersebut termasuk kronis karena
sudah terjadi dalam jangka waktu yang lama(± 3 bulan ), serta tidak ditemukan gejala
lokal dan sistemik yang mencolok (tanda-tanda keradangan). Benjolan tersebut
memiliki konsistensi yang kenyal, tidak melekat pada kulit (mobile), memiliki batas
yang jelas, dan tepi yang rata. Benjolan tersebut juga memiliki laju pertumbuhan yang
lambat (± 3 bulan ). Benjolan tersebut merupakan limfadenopati lokal, yang memiliki
banyak nodule (multiple nodule) dengan ukuran 1 dan 2 cm. Dari karakteristik
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada kasus tersebut bukan merupakan sebuah
keganasan, melainkan benjolan yang timbul karena adanya infeksi kronis.

2.5 Diagnosa kerja , diagnosa banding, dan diagnosis definitive pada benjolan

A. Diagnosa Kerja : Limfadenopati

B . Diagnosis Banding Keterangan


Limfadenitis TB Kelenjar Getah Bening Pasien datang dengan keluhan terdapat be
“Scrofula” njolan pada area supraklavikula sinistra d
imana area tersebut merupakan regio kele

13
njar getah bening supraklavikula. Regio s
upraklavikula tersebut mengalami pembe
saran dalam 3 bulan terakhir.

Pada pasien ini, di duga menderita limfad


enitis (peradangan/ pembengkakkan pada
kelenjar getah bening) yang disebabkan o
leh infeksi dari bakteri Myobacterium tub
erkulosis dengan pemeriksaan fisik pasie
n, bengkak di satu sisi leher, mobilitas be
bas, sedikit jumlahnya, kelenjar getah be
ning tidak nyeri tekan dan kasus ini bany
ak terjadi pada usia 30-40 tahun.

Maka untuk memastikan, pasien ini mem


butuhkan pemeriksaan penunjang seperti

- Complete Blood Count (CBC) untuk m


elihat adanya peningkatan sel darah pu
tih akibat adanya infeksi.

- CT Scan untuk melihat organ yang


mengalami kelainan.

- Biopsy Fine Needle Aspiration Proced


ure (FNAB) untuk melihat infeksi dan
pada FNAB dapat ditemui bacilli tahan
asam dengan pewarnaan Ziehl Nesser.
Lipoma dalah tumor jinak pada sel lemak
Lipoma
subkutan yang. Lipoma memiliki karakte
ristik benjolan yaitu kenyal, tidak nyeri,
mobile, dan memiliki ukuran yang stabil
sekitar 2-3 cm. faktor resiko dari penyaki
t lipoma ini adalah orang berusia antara 4
0-60 tahun.

14
Pada pasien harus dilakukan pemeriksaan
biopsy untuk memperoleh sampel jaringa
n untuk membedakan jaringan adiposa no
rmal dan tumor.
Pasien datang dengan keluhan terdapat be
Limfoma Hodgkin
njolan pada regio kelenjar getah bening s
upraklavikula, di lakukan pemeriksaan fis
ik di dapati benjolan lunak dan mobile.

Pasien juga tidak mengalami nyeri tekan,


ini merupakan gejala klinis dari Limfoma
Hodgkin sclerosis nodular tetapi, untuk g
ejala klinis lain seperti demam, hepatospl
enomegali dan neuropati tidak didapati p
ada pasien ini, maka kecil kemungkinan
pasien mengalami Limfoma Hodgkin.

Pada pasien harus dilakukan pemeriksaan


biopsy untuk memastikan ada tidaknya se
l Reed-SternBerg.
Pasien datang dengan keluhan terdapat be
Limfoma Non-Hodgkin
njolan pada area supraklavikula sinistra d
imana area tersebut di duga merupakan re
gio kelenjar getah bening supraklavikula
dan pasien setelah di pemeriksaan fisik di
dapati benjolan lunak dan mobile.

Pembesaran kelenjar getah bening merup


akan gejala umum pada penderita akibat
adanya sel limfosit yang berpoliferasi sec
ara tidak terkendali yang menyebabkan k
eganasan tumor.

15
Pasien tidak memiliki gejala klinis lain se
perti pembesaran organ, demam, penurun
an berat badan tanpa sebab, dan tidak ber
keringat malam, sehingga kemungkinan p
asien terkena Limfoma Non-Hodgkin kec
il.

Pada pasien harus dilakukan pemeriksaan


biopsy yang akan dapati abnormalitas pa
da limfosit B dan T.

C. Diagnosis definitive : Limfadenitis granuloma et causa tuberkulosis


2.6 Pemeriksaan penunjang yang diperlukan

Beberapa tes penunjang yang dapat digunakan untuk menentukan diagnose def
initive dari diagnosa banding yaitu,

1. Complete Blood Count (CBC) / Hitung darah lengkap (HDL) : pemeriksaan darah
untuk menghitung/ mengetahui jenis sel darah lengkap, pada pemeriksaan ini maka ak
an didapati tes eritrosit, leukosit dan trombosit (2).
 Jika terjadi peningkatan White Blood Cell (WBC) maka dicurigai adanya etiologi
infeksi
 Pemeriksaan laju endap darah (LED) berfungsi untuk mengetahui keradangan teta
pi nonspesifik
 Hb meningkat/menurun untuk mengetahui anemia atau tidak
 Hematocrit (Hct) : untuk mengetahui jumlah dan ukuran sel darah merah, jika ren
dah maka jumlah eritrosit terjadi gangguan dalam tubuh seseorang.

2. Ultrasonografi (USG) : pemeriksaan dengan gelombang yang berfrekuensi tinggi u


ntuk dapat menggambarkan organ dalam tubuh/ bagian internal , misalnya didapati kel
enjar getah bening yang multiple.
3. Fine Needle Aspiration Biopsy atau Biopsi : tes ini merupakan tes spesifik yang da
pat membedakan penyakit seperti scrofula atau penyakit lainnya.

16
 Pada saat biopsi, jika yang ditemukan adalah Bacilli Tahan Asam(BTA) dengan p
ewarnaan Ziehl Nessel berarti menandakan adanya bakteri Mycobacterium tuberc
ulosis (tahan asam) yang memungkinkan pasien mengidap tuberkulosis kelenjar g
etah bening (7).
 Pada biopsi, jika terlihat sel Reed-StenBerg kemungkinan besar pasien mengalam
i limfoma Hodgkin. Tampak sel yang sangat besar dengan inti multi-lobus, anak i
nti mencolok dan banyak sitoplasma dan agak eosinofilik.

 Pada saat melakukan biopsy, jika yang terlihat adalah pertumbuhan abnormal dari
sel B dan sel T, maka kemungkinan besar pasien mengidap limfoma Non-Hodgki
n (biasanya dikarenakan produksi limfosit yang berlebihan) yang menandakan ad
anya infeksi pada KGB.
 Jika terlihat saat pemeriksaan biopsy untuk dapat diamati jaringan adiposa normal
atau tumor dengan ini maka diduga menderita lipoma.

Pada skenario, pasien setelah dilakukan pemeriksaan penunjang maka didapati


data dengan peningkatan leukosit, penurunan hematokrit, laju endap darah meningkat,
pada pemeriksaan fisik ditemukan limfadenopati multiple, untuk mengetahui secara te
pat mka dilakukan pemeriksaan histopatologis menggunakan FNAB, ditemukan sel-se
l limfoid dari berbagai populasi baik dari germinal center dan sel-sel mature folikel, di
temukan juga kelompok sel epitheloid, beberapa multi nucleated cell, dan materi nekr
osis. Pada Pewarnaan ZN ditemukan bakteri batang tahan asam. Maka, dari pemeriksa
an penunjang dapat dikatakan diagnosis kerjanya adalah TB kelenjar karena pada TB-
Kelenjar ditemukan Bakteri Tahan Asam(BTA) yang mana secara spesifik bakteri ini

17
tidak didapati pada penyakit lain. Kemudian, didukung dengan adanya peningkatan le
ukosit serta laju endap darah.

Tata Laksana
 Farmakologi
Terapi yang diberikan untuk pasien penderita Limfadenitis (TB Kelenjar)
adalah obat anti tuberculosa (OAT) selama 6 bulan.
 Non- Farmakologi.
1. Edukasi terhadap individu dan keluarga.
2. Penyuluhan terhadap lingkungan.

3. KESIMPULAN

Pada skenario pemicu, benjolan yang terdapat pada supraclavicular sinistra


merupakan benjolan yang terjadi pada kelenjar getah bening atau sering disebut
sebagai limfadenopati. Limfadenopati disebabkan oleh adanya antigen yang masuk
kedalam tubuh, sehingga terjadi pengenalan oleh sistem imun tubuh yang berfungsi
untuk mengenali dan menghancurkan antigen yang bersifat membahayakan bagi
tubuh. Sebagai respon yang dihasilkan, akan terjadi pembengkakan pada kelenjar
getah bening.

18
Pada skenario pemicu juga, dikatakan pasien datang tanpa keluhan nyeri, tetapi
mengalami pembesaran pada benjolan dalam 3 bulan terakhir disertai dengan multiple
nodes. Dari karakteristik tersebut kami menyimpulkan bahwa benjolan tersebut
merupakan tumor jinak dan dari hasil anamnesis, kami menduga beberapa jenis
penyakit karena memiliki keluhan yang sama, yaitu: Limfadenitis, Limfoma Hodgkin
dan non Hodgkin, serta Lipoma. Dan dari hasil pemeriksaan penunjang kami dapat
memastikan bahwa pasien menderita Limfadenitis granulanoma et causa tuberkulosis.

Tata laksana yang kami lakukan adalah dengan cara memberi terapi farmakologi
berupa obat anti tuberkulosa selama 6 bulan dan terapi non-farmakologi berupa
memberikan edukasi kepada pasien serta memberikan penyuluhan di lingkungan
tempat tinggalnya

19
4. PETA KONSEP

Wanita usia 24 tahun


mengalami benjolan pada
supraclavicular sinistra

Pemeriksaan fisik
- Status generalis : Normal
- Status regional :
1. Benjolan di supraclavicular sinistra
2. Multiple nodes Hasil Anamnesis :
3. Konsistensi kenyal - Tidak ada tanda-tanda
4. Mobile keradangan
5. Ukuran benjolan multiple 1 dan 2 - Awal kecil tetapi semakin
cm lama semakin membesar
6. Tidak nyeri tekan - Didapati multiple nodes
7. Batas benjolan jelas dan tepi rata
8. Benjolan tidak bergerak saat
gerakan menelan
9. Tidak ada benjolan di daerah lain

Diagnosis Banding :
- Lipoma
- Limfadenitis TB
- Limfoma

Pemeriksaan penunjang :
- CBC : Leukosit meningkat, Pcv menurun, Led
meningkat
- Biopsy : Ditemukan kelompok sel epiteloid,
beberapa multi nucleated cell, dan materi
nekrosis, pada pewarnaan ZN ditemukan
bakteri batang tahan asam

Diagnosa definitive:
Limfadenitis granulanosa etcausa
tuberkulosis
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland WA, Newman. Kamus Saku Kedokteran Dorland 31th ed. Singapore: EGC; 2015.
p. 1259, 1489
2. Alleicia M. Wilson. Anatomy Head and Neck, Supraclavicular Lymph Node. NCBI. 2019
[cited 16 August 2020]. Avaiable from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544300/
3. Siti Setiati,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.VI. Jakarta: Interna Publishing; 20
14.
4. Kumar V, Abbas A, Aster J. Robbins Basic Pathology. 10th Edition. Philadelphia: Elsevie
r, 2017. P. 57-9, 188, 459, 470-4.
5. Jenish Bhandari, Pawan K. Thada. Scrofula. NCBI. 2020 [cited 17 August 2020]. Availabl
e from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557700/
6. Logan Kolb, Hassana Barazi. Lipoma. NCBI. 2020 [cited 17 Agustus 2020]. Available
from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507906/
7. Susilo Adityo, Syam F.Ari, Gayatri Anggi,dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.1V.
Jakarta: Media Aesculapius; 2014. Hlm.661-663, 828.
8. Hidayati. N.A., Damayanti, Sari M, et al; “Infeksi Bakteri di Kulit” Seri Dermatologi dan
Venereologi. Airlangga University Press, Surabaya, 2019.
9. Freeman AM. Matto P. Adenopathy. StatPearls. 2020. [cited 13 Agustus 2020] Avaiable
from : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30020622/
10. Kotwal S. Church DJ. Krumme J. Evaluating Soft-Tissue Lumps and Bumps. NCBI.2017
[cited 20 Agustus 2020] Avaiable from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC
6140092/

21
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab : Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 31

Nomor daftar pustaka : 1 Kelayaka


√ n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline)

Jurnal Penelitian Artikel ilmiah daring Layak
Artikel ilmiah cetak Laporan institusi
1. Penulis (tulis 3 1. W. A. Newman Dorland
terdepan) : Layak
2. Afiliasi/keahlian : 2. Dokter
Tanggal publikasi1 : 2015 Layak
1. Desain penelitian Systematic review/meta-analysis
(khusus jurnal) : Randomized controlled trial
Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
2. Level of Evidence2 : (I, II, III, IV)
Kelengkapan penulisan3 ( Lengkap / Tidak lengkap )
(khusus jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal
penelitian analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi
(khusus artikel daring) :
Alasan pemilihan Karena terdapat pembahasan mengenai definisi dari benjolan Layak
pustaka ini (jelaskan) :

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

22
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab : Anatomy, Head and Neck, Supraclavicular Lymph Node

Nomor daftar pustaka : 2 Kelayaka


n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline)
Jurnal
√ Penelitian Artikel ilmiah daring Layak
Artikel ilmiah cetak Laporan institusi
1. Penulis (tulis 3 1. Allecia M. Wilson
terdepan) : Layak
2. Afiliasi/keahlian : 2. Asisten Profesor
Tanggal publikasi1 : 2019 Layak
3. Desain penelitian Systematic review/meta-analysis
(khusus jurnal) : Randomized controlled trial
Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
4. Level of Evidence2 (I, II, III, IV)
:
Kelengkapan ( Lengkap / Tidak lengkap )
penulisan3 (khusus
jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal
penelitian analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544300/ Layak
(khusus artikel daring)
:
Alasan pemilihan Terdapat pembahasan mengenai struktur anatomi keapala, leher
pustaka ini (jelaskan) : dan kelenjar getah bening supraclavikular sinistra Layak

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

23
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI Bab 19, 34 hal 136,
2975- 2988, 2990

Nomor daftar pustaka : 3 Kelayaka


√ n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline)
Jurnal Penelitian Artikel ilmiah daring Layak
Artikel ilmiah cetak Laporan institusi
1. Penulis (tulis 3 1. Siti Setiati
terdepan) : Layak
2. Afiliasi/keahlian : 2. Profesor Penyakit Dalam
Tanggal publikasi1 : 2014 Layak
3. Desain penelitian Systematic review/meta-analysis
(khusus jurnal) : Randomized controlled trial
Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
4. Level of Evidence2 (I, II, III, IV)
:
Kelengkapan ( Lengkap / Tidak lengkap )
penulisan3 (khusus
jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal
penelitian analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi
(khusus artikel daring)
:
Alasan pemilihan - Terdapat pembahasan mengenai benjolan pada kulit
pustaka ini (jelaskan) : dan kelenjar getah bening. Layak
- Terdapat pengertian serta penjelasan mengenai gejala
klinis dan pemeriksaan penunjang dari limfoma hodgkin
dan non hodgkin

24
Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS


(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab : Robbins basic pathology edisi 10th / 3,6,12

Nomor daftar pustaka : 4 Kelayaka


n
Jenis pustaka : √ Buku Teks Pedoman (guideline) layak

Jurnal Penelitian Artikel ilmiah daring
Artikel ilmiah cetak Laporan institusi
3. Penulis (tulis 3 3. V. Kumar, Abul K. Abbas, Jon Aster layak
terdepan) :
4. Afiliasi/keahlian : 4. Professor of Pathology
1
Tanggal publikasi : 28 Maret 2017 layak
5. Desain penelitian Systematic review/meta-analysis
(khusus jurnal) : Randomized controlled trial
Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
6. Level of Evidence2 : (I, II, III, IV)
Kelengkapan penulisan3 ( Lengkap / Tidak lengkap )
(khusus jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal
penelitian analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi
(khusus artikel daring) :
Alasan pemilihan Buku ini memberikan penjelasan mengenai inflamasi akut dan Layak
pustaka ini (jelaskan) : kronik serta mengenai neoplasia secara umum maupun secara
khusus mengenai kelenjar getah bening, serta terdapat
informasi mengenai limfoma Hodgkin dan non Hodgkin.

25
Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

26
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab : Scrofula

Nomor daftar pustaka : 5 Kelayaka


n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline) Layak
√Jurnal Penelitian Artikel ilmiah daring
Artikel ilmiah cetak Laporan institusi
1. Penulis (tulis 3 5. Jenish Bhandari, Pawan K. Thada Layak
terdepan) :
2. Afiliasi/keahlian : 6. Punjab Medical College, Punjab Medical College
1
Tanggal publikasi : 29 April 2020 Layak
7. Desain penelitian Systematic review/meta-analysis
(khusus jurnal) : Randomized controlled trial
Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
8. Level of Evidence2 : (I, II, III, IV)
Kelengkapan penulisan3 ( Lengkap / Tidak lengkap )
(khusus jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal penelitian
analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557700/ Layak
(khusus artikel daring) :
Alasan pemilihan Layak
pustaka ini (jelaskan) : Karena terdapat penjelasan tentang definisi scrofula dan
gejala-gejala klinis dari penyakit scrofula, serta pemeriksaan
penunjang yang harus dilkasanakan.

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

27
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab : Lipoma

Nomor daftar pustaka : 6 Kelayaka


n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline) Layak
√Jurnal Penelitian Artikel ilmiah daring
Artikel ilmiah cetak Laporan institusi
7. Penulis (tulis 3 5. Logan Kolb, Hassana Barazi Layak
terdepan) :
8. Afiliasi/keahlian : 6. WVU School of Medicine, University of Nebraska
Medical Center
Tanggal publikasi1 : 13 Agustus 2020 Layak
9. Desain penelitian Systematic review/meta-analysis
(khusus jurnal) : Randomized controlled trial
Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
10. Level of (I, II, III, IV)
Evidence2 :
Kelengkapan penulisan3 ( Lengkap / Tidak lengkap )
(khusus jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal
penelitian analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507906/ Layak
(khusus artikel daring) :
Alasan pemilihan Layak
pustaka ini (jelaskan) : Karena terdapat penjelasan tentang lipoma, gejala-gejala klinis
dari lipoma, serta pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan
untuk penderita lipoma

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

28
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab : Kapita Selekta Kedokteran, Ed.IV

Nomor daftar pustaka : 7 Kelayaka


n
Jenis pustaka : √ Buku Teks Pedoman (guideline) layak

Jurnal Penelitian Artikel ilmiah daring
Artikel ilmiah cetak Laporan institusi
9. Penulis (tulis 3 7. Susilo Adityo layak
terdepan) :
10. Afiliasi/keahli 8. Spesialis Tropik Infeksi
an :
Tanggal publikasi1 : 2014 layak
11. Desain Systematic review/meta-analysis
penelitian (khusus Randomized controlled trial
jurnal) : Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
(I, II, III, IV)
12. Level of
Evidence2 :
Kelengkapan penulisan3 ( Lengkap / Tidak lengkap )
(khusus jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal
penelitian analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi
(khusus artikel daring) :
Alasan pemilihan Buku ini memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan Layak
pustaka ini (jelaskan) : penunjang seperti; biopsi, USG, dan pemeriksaan darah
lengkap dari limfadenitis, limfoma Hodgkin dan non Hodgkin
secara terperinci.

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS


(Literature Appraisal Form)

29
Judul Artikel / Bab : Infeksi Bakteri di Kulit

Nomor daftar Pustaka: 8 Kelayaka


n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline) Layak
Jurnal Penelitian Artikel ilmiah daring
√ Artikel ilmiah cetak Laporan institusi

11. Penulis (tulis 9. Hidayati. N.A., Damayanti, Sari M, et al Layak
3 terdepan) :
12. Afiliasi/keahli 10. Spesialis Kulit
an :
Tanggal publikasi1 : 2019 Layak
13. Desain Systematic review/meta-analysis
penelitian (khusus Randomized controlled trial
jurnal) : Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
(I, II, III, IV)
14. Level of
Evidence2 :
Kelengkapan penulisan3 ( Lengkap / Tidak lengkap ) Layak
(khusus jurnal) :
PICO framework Population :
(khusus jurnal
penelitian analitik) : Intervention/Expose
:
Comparasion :
Outcome :
Alamat web resmi
(khusus artikel daring) :
Alasan pemilihan Layak
pustaka ini (jelaskan) : Karena terdapat penjelasan tentang definisi abses dan gejala-
gejala klinis dari penyakit abses.

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

30
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab Adenopathy


:
Nomor daftar pustak 9 Kelayaka
a : n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline)
Jurnal Penelitian Artikel ilmiah dar Layak
ing Artikel ilmiah cetak Lapor
an institusi
13. Penulis (tu Andrew M. Freeman; Patricia Matto
lis 3 terdepan) Layak
: Southeastern Regional Medical Center; Campbell
14. Afiliasi/ke University
ahlian :
Tanggal publikasi1 : Januari 2020 Layak
15. Desain pene Systematic review/meta-analysis
litian (khusus j Randomized controlled trial
urnal) : Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
(I, II, III, IV)
16. Level of Ev
idence2 :
Kelengkapan penulis ( Lengkap / Tidak lengkap )
an3 (khusus jurnal)
:
PICO framework (khu Population
sus jurnal peneliti :
an analitik) :
Intervention/Expo
se :
Comparasion
:
Outcome
:
Alamat web resmi (k https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30020622/ Layak
husus artikel darin
g) :
Alasan pemilihan pu Layak
staka ini (jelaska Terdapat informasi mengenai karakteristik dari benjolan yang
n) : disebabkan oleh infeksi, inflamasi dan neoplasia

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

31
Lembar Penilaian Pustaka Problem-based Learning FK UKWMS
(Literature Appraisal Form)

Judul Artikel / Bab Evaluating Soft-Tissue Lumps and Bumps


:
Nomor daftar pustak 10 Kelayaka
a : n
Jenis pustaka : Buku Teks Pedoman (guideline) Layak
Jurnal Penelitian Artikel ilmiah dar
ing Artikel ilmiah cetak Lapor
an institusi
15. Penulis (tu Dane J.C.; John K.; Suhel K.
lis 3 terdepan)
: Department of Orthopaedic Surgery at the University Layak
of Missouri - Kansas City School of Medicine; Depart
16. Afiliasi/ke ment of Orthopaedic Surgery at UMKC School of Medic
ahlian : ine.
Tanggal publikasi1 : 2017 Layak
17. Desain pene Systematic review/meta-analysis
litian (khusus j Randomized controlled trial
urnal) : Cohort Case-control
Cross-sectional Case series
Report
Lainnya : …
(I, II, III, IV)
18. Level of Ev
idence2 :
Kelengkapan penulis ( Lengkap / Tidak lengkap )
an3 (khusus jurnal)
:
PICO framework (khu Population
sus jurnal peneliti :
an analitik) :
Intervention/Expo
se :
Comparasion
:
Outcome
:
Alamat web resmi (k https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6
husus artikel darin 140092/
g) :
Alasan pemilihan pu

32
staka ini (jelaska Terdapat informasi mengenai perbedaan laju pertumbuhan pada
n) : benign dan malignant yang berpengaruh terhadap karakteristik Layak
dari suatu benjolan

Kesimpulan kelayakan sumber pustaka4 : Layak

33

Anda mungkin juga menyukai