“Mimisan Berulang”
OLEH
KELOMPOK 5
Aditya Dwi Putra Wibowo 20201880034
Jerlia Wardayani 20211880018
Rizki Amalia Putri 20211880025
Angeline Mutiah Brahmi 20211880034
Haykal Ade Dayanegara 20211880043
Ayu Kurnia Ramadhani 20211880054
Gusti Ratu Azzahra 20211880071
Khairunnisa Nur Rahmadhani 20211880079
Marshanda Dewi Aprilina 20211880085
Fida Sabila 202118800102
1
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Dosen Tutor
2
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN………………………………...……………………..5
1.1 Skenario…………………………………………………....…………5
1.2 Anamnesis.…………………………………………….……………..5
limfopoiesis………………………………………….…………………...10
……………………………………………………………….…………..14
leukimia...……………………..………………...……...………………..23
3
2.4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Patofisiologi dan
……………………………30
dengan skenario……………………………………………….……………50
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………..…...55
BAB V KESIMPULAN………………………………………...…………….....59
REFERENSI…………………………………………………………………….60
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Isi Skenario: Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke UGD
RS dengan keluhan mimisan dan demam. Pasien sebulan ini tampak semakin pucat,
demam hilang timbul, dan beberapa kali mimisan dengan atau tanpa disertai
demam.
1.2 Anamnesis
1. Laki-laki 4 tahun
5. Mimisan tiba-tiba
10. Demam naik turn, stabil, seminggu ini demam semakin tinggi
5
13. BB menurun
17. ASI
18. Bisa duduk usia 6 bulan, berkata-kata 8 bulan, berdiri 1 tahun. Pasien sudah
21. Suka makan jajan berpengawet, makan 1 hari 3s, makan mie instan 2
bungkuss sehari kadang mie instan tidak di masak dan dicampur dengan
bumbunya
KU : lemas
Tanda-Tanda Vital
TD: 90/50mmHg
6
RR: 24x/mnt
N: 120x/mnt
T: 38,5
BB: 13Kg
TB: 90 Cm
Kepala Leher
1. Anemis (+)
2. Icterus (-)
3. Cyanosis (-)
4. KGB (-)
5. Gum Hipertrofi
6. Hematin (+)
7. Lingkar kepala: 51 cm
8. Meatus nasi eksterna dextra dan sinistra ada sisa darah kering
Thorax
Paru : DBN
Jantung : DBN
Abdomen
7
Bising usus : normal
Esktremitas
Pemeriksaan Penunjang
2. Trombosit : 45.000
3. Leu :75.000
4. Eri : 38x10 6
5. MCV 84 fl
6. MCH 30 fl
7. MCHC 30%
8. HCT: 35%
Diff count
1. Eu : 0%
2. Neu : 1,2%
3. Lim : 83,6%
8
4. Mono : 15,1%
Urin
Mikrohematuri : 5-10/lp
PT/APTT : DBN
BT/CT : DBN
HDT : Kesan leukosit meningkat, sel target (+), limfoblast (+) 65%
SGOT/SGPT : 75/60
limfopoiesis
leukimia
klasifikasi leukimia
9
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Bioetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
tulang normal sekitar 20% nya terdiri dari limfosit yang sedang berkembang. Setelah
maturasi, limfosit masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar dalam interval waktu
yang berbeda tergantung pada sifat sel. Setelah itu berkumpul di kelenjar limfatik.
2.1.2 Kelainan
perkembangan dan seleksi sel B yang normal. Tidak adanya sel B bawaan selama
penurunan besar dalam jumlah dan keragaman timosit, kerusakan signifikan pada
kompartemen DC dan sel T limpa, tidak adanya organogenesis patch Peyer dan
10
penurunan ekspresi kemokin. Meskipun penting untuk perkembangan sistem
kekebalan tubuh yang normal, sel B juga penting untuk pemeliharaannya (LeBien and
Tedder, 2008).
kelenjar limfe, lien, timus, tonsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid di dalam
tubuh, seperti sumsum tulang dan plak Peyer yang terdapat di bawah epitel dinding
3. Pada tahap selanjutnya, sel limfosit kecil akan berkembang menjadi limfosit B
dan limfosit T.
11
Gambar 1.1 Limfopoiesis
sejumlah kecil limfosit yang diangkut dalam darah untuk sementara waktu. Limfosit
Tahapan sintesis limfosit di sumsum tulang dimulai dari Limfoblas, prolimfosit, dan
limfosit.
A. Limfoblas
merupakan sel muda dengan ukuran yang besar. Normalnya sel ini hanya ditemukan
mm, bentuk bulat, kadang-kadang oval, warna sitoplasma biru, biasanya gelap, lebih
gelap dari promieloblas, granularitas tidak ada. Bentuk inti bulat, tipe kromatin
12
homogen, nucleolus terlihat, ukuran kecil atau sedang, lebih terang daripada
b. Prolimfosit
hanya terdapat pada sumsum tulang saja. Ciri-ciri prolimfosit adalah sebagai
biru gelap, nukleolus hampir tak tampak, ukuran sedang atau besar; lebih terang
13
Gambar 1.3 Prolimfosit
c. Limfosit
Limfosit merupakan sel matur yang normalnya berada di peredaran darah dan
keberadaan di sumsum tulang lebih sedikit. Limfosit memiliki ciri khas yaitu
ukuran sama/hampir sama dengan eritrosit nositik, berbentuk bulat, dan berwarna
bentuk bulat, kadang-kadang oval, warna sitoplasma biru, granularitas tidak ada.
Bentuk inti bulat atau agak oval, tipe kromatin homogen, padat, nukleolus tidak
inti/sitoplasma tinggi atau sangat tinggi. Distribusi darah 20 - 40% dan sumsum
tulang 5 - 20%.
14
Gambar 1.4 Limfosit
Klasisifikasi
Akut
Adanya anemia akan menyebabkan pasien mudah lelah dan pada kasus
rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi oportunis dari flora bakteri normal
yang ada di dalam tubuh manusia. Selain itu sel-sel blast yang terbentuk juga
15
punya kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang dan berinfiltrasi ke
organ-organ lain seperti kulit, tulang, jaringan lunak dan sistem syaraf pusat
sel prekursor limfoid. Lebih dari 80% kasus, sel-sel ganas berasal dari limfosit
leukemia yang paling banyak pada anak-anak. Walaupun demikian, 20% dari
kasus LLA adalah dewasa. Jika tidak diobati, leukemia ini bersifat fatal
1) L1: ALL dengan sel limfoblast kecil-kecil dan merupakan 84% dari
ALL
(MDS) primer adalah suatu sindrom yang di tandai oleh displasi dari sistem
16
disebut SDM sekunder, misalnya defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam
MDS pada umumnya terjadi pada usia lanjut dengan rerata umur 60-
Kronik
neoplastik dalam darah, sumsum tulang, limfonodi, limpa, hati dan organ lain.
neoplasma sel T. Pada hapusan darah tepi dari pasien LLK ditemukan sel
17
limfosit kecil yang bervariasi. Gejala awal penyakit ini tidak diketahui dan
terapi kuratif.
yang selalu sarna pada pasien LGK, yaitu 22q-atau hilangnya sebagian lengan
panjang dari kroresom 22, yang saat ini kita kenal sebagai kromosom Philade
ternyata didapetkan adanya gabungan antara gen yang ada di lengan panjang
kromosom 9 (9q34), yakni ABL (Abelson) dengan ger BCR (break cluster
18
kedua gen ini sering ditulis sebagai BCR-ABL, diduga kuat sebagai penyebab
gangguan diferensiasi, sehingga pada apusan darah tepi kita dapat dengan
Etiologi
Penyebab dari penyakit leukemia tidak diketahui secara pasti. Faktor yang diduga
3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan
Nagasak di Jepang.
frekuensi leukemia :
1) Racun lingkungan seperti benzena : paparan pada tingkat-tingkat yang tinggi dari
19
Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen alkylating dihubungkan dengan
20
2.4.2 Patofisiologi dari Acute Lymphoblastic Leukemia
Banding
Anamnesis : untuk mengetahui tanda dan gejala yang dialami pasien leukemia
1. Laki-laki 4 tahun
5. Mimisan tiba-tiba
21
10. Demam naik turn, stabil, seminggu ini demam semakin tinggi
13. BB menurun
17. ASI
18. Bisa duduk usia 6 bulan, berkata-kata 8 bulan, berdiri 1 tahun. Pasien sudah
21. Suka makan jajan berpengawet, makan 1 hari 3s, makan mie instan 2 bungkus
sehari kadang mie instan tidak di masak dan dicampur dengan bumbunya
Pemeriksaan Fisik :
1. KU : lemas
2. TTV
TD : 90/50mmHg
22
RR : 24x/mnt
N : 120x/mnt
T : 38,5
BB : 13Kg
TB : 90 Cm
Lingkar kepala : 51 cm
3. Kepala leher : anemis (+), icterus (-), cyanosis (-), KGB (-), gum hipertrofi,
hematin (+)
Meatus nasi eksterna dextra dan sinistra ada sisa darah kering
4. Thorax
Paru : DBN
Jantung : DBN
5. Abdomen :
Pemeriksaan Penunjang :
Trombosit : 45.000
Leu :75.000
Eri : 38x10 6
23
MCV 84 fl
MCH 30 fl
MCHC 30%
HCT: 35%
2. Diff count
Eu : 0%
Neu : 1,2%
Lim : 83,6%
Mono : 15,1%
3. Urin
Mikrohematuri : 5-10/lp
PT/APTT : DBN
BT/CT : DBN
HDT : Kesan leukosit meningkat, sel target (+), limfoblast (+) 65%
SGOT/SGPT : 75/60
Diagnosis Banding :
Aplastik
24
Definisi Leukemia Penyakit Penyakit Kondisi Penyakit Anemia
kematian. tidak
25
dijumpai
adanya
keganasan
sistem
hematopoieti
k ataupun
metastasis
keganasan
ke sumsum
tulang.
Anemia √ √ √
Demam √ √ √ √
Nyeri otot √ √ √ √ √
Mudah √ √ √
memar
Hepatomegal √ √ √ √
y,
splenomegaly
Limfadenopat √ √
26
i
Perdarahan √ √ √
gusi
Petekhiae, √ √ √
echimosis
Mimisan √ √ √ √ √
Mual, muntah √ √ √ √
Sesak √ √ √ √
DBD >75%)
tetapi
tidak ada
perbaikan
respons.
Tabel 1.1
27
2. Terapi suportif: untuk mengatasi kegagalan sumsum tulang, baik karena
proses leukemia sendiri atau sebagai akibat terapi.
28
Terapi Suportif
Terapi suportif pada penderita leukemia tidak kalah pentingnya dengan terapi spesifik
karena akan menentukan angka keberhasilan terapi. Kemoterapi intensif harus
ditunjang oleh terapi suportif yang intensif pula, kalau tidak maka penderita dapat
meninggal karena efek samping obat, suatu kematian iauogenik. Terapi suportif
berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh penyakit leukemia itu
sendiri dan juga untuk mengatasi efek samping obat. Terapi suportif yang diberikan
adalah:
1. Terapi untuk mengatasi anemia: transfusi PRC untuk mempertahankan hemoglobin
sekitar 9-10 g/dl. Untuk calon transplantasi sumsum tulang, transfusi darah sebaiknya
dihindari.
2. Terapi untuk mengatasi infeksi, sama seperti kasus anemia aplastik rerdiri atas:
antibiotika adekuat
transfusi konsentrat granulosit
perawaran khusus (isolasi)
hemopoietic grrwth factor (G-CSF atau GM-CSF)
3. Terapi untuk mengatasi perdarahan terdiri atas:
transfusi konsentrat trombosit untuk mempertahankan trombosit minimal
10x106/ml, idealnya di atas 20x106/ml.
pada M3 diberikan heparin untuk mengatasi DIC
4. Tenpi untuk mengatasi hal-hal lain, yaitu:
pengelolaan leukostasis: dilakukan dengan hidrasi intravenous dan
leukapheresis. Segera lakukan induksi remisi untuk menurunkan jumlah
leukosit.
pengelolaan sindrom lisis tumor: dengan hidrasi yang cukup, pemberian
alopurinol dan alkalinisasi urine.
2.8 Kedokteran Islam Transfusi Darah
Transfusi darah merupakan salah satu bentuk upaya penyembuhan manusia ketika
diserang penyakit karena manusia tidak boleh berputus asa pada penyakit yang
menurut kesepakatan para ahli fikih148 termasuk dalam kerangka tujuan syariat
Islam, yaitu menghindarkan salah satu bentuk kemudaratan yang akan menimpa diri
seseorang. Sebagai sesuatu hal yang tidak dikenal dalam kajian klasik Islam
pembahasan tentang transfusi darah dapat ditemukan landasan ushul fiqhnya dari
29
kesimpulan dibolehkan dilaksanakannya namun berbeda pendapat pada kasus-kasus
yang muncul.
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
30
Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
Artinya:” Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ziyad bin 'Ilaqah dari Usamah bin Syarik ia
berkata, "Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para
sahabatnya, dan seolah-olah di atas kepala mereka terdapat burung. Aku kemudian
mengucapkan salam dan duduk, lalu ada seorang Arab badui datang dari arah ini dan
ini, mereka lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah boleh kami berobat?" Beliau
penyakit melainkan menciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu pikun."
31
BAB III
32
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang anak usia 4 tahun dibawa orang tuanya ke UGD RS dengan keluhan
mimsan dan demam. Pasien sebulan ini tampak semakin pucat, demam hilang timbul,
dengan beberapa kali mimisan dengan atau tanpa disertai demam. Keluhan tersebut
dirasakan sudah selama 1 bulan terakhir ini. Frekuensi mimisan bisa sekali tiap satu
hingga dua minggu, pada 1 hari pasien bisa mimisan sebanyak 2-3 kali dan
menghabiskan 1 lembar tissue tiap mimisan terjadi. Untuk demam yang dirasakan
pasien sendiri dirasa muncul tiba-tiba dan naik turun suhunya tidak menentu. Selama
sebulan ini dirasakan nafsu makan turun dan berat badan juga menurun, Pada kulitnya
juga terdapat memar. Selain itu pasien mengalami mual muntah yang makin
memberat dalam 1 minggu dan nyeri perut kanan atas. Pasien menyangkal jika pernah
jatuh maupun terbentur, begitupun dengan riwayat pilek atau pusing. Tante dari ibu
pasien meninggal akibat gangguan darah. Sebelumnya sudah pernah ke dokter dan
disuruh melakukan tes lab. Riwayat persalinan dan imunisasi semuanya normal dan
sesuai. Pada pemeriksaan fisik dan penunjang ditemukan dengan adanya gum
hipertofi, anemia, meatus nasi externa ada sisa darah kering, hepatomegaly, lien
teraba schuffner +2, akral pucat dan terdapat ekimosis, hemoglobinnya rendah,
leukosit yang meningkat, trombosit rendah, eritrosit rendah, pada diff count banyak
ditemukan sel limfosit, pada hapusan darah tepi didapatkan hasil adanya limfoblas,
dan pada aspirasi bone marrow didapati hasil >75%.
34
Sehingga berdasarkan data dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang
disimpulkan bahwa anak ini menderita penyakit Leukemia Limfoblas Akut.
Diagnosis banding pada skenario ini diantaranya DBD, Hemofilia, Thalasemia,
Sepsis, dan Anemia Aplastik Yang menjadi pembeda pada 5 diagnosis banding ini
terdapat pada adanya keluhan perdarahan, lalu adanya gum hipertrofi, keluhan perut
membesar, hasil pemeriksaan aspiration bone marrow, dan hasil pemeriksaan hapusan
darah tepi.
BAB V
KESIMPULAN
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke UGD rumah
sakit dengan keluhan mimisan dan demam. Pasien sebulan ini tampak semakin pucat,
demam hilang timbul, dan beberapa kali mimisan dengan atau tanpa disertai demam.
Leukemia. ALL merupakan salah satu jenis leukemia (kanker sel darah putih yang
pada umumnya terjadi pada anak-anak. ALL dapat terjadi karena faktor risiko pasien
yang sering mengkonsumsi makanan kemasan dan makan mie instan dua kali sehari
yang mengandung bahan pengawet sehingga menyebabkan mutasi somatic sel induk
didapatkan sel limfosit yang dominan dan jumlahnya sangat banyak. Terapi yang
dapat diberikan adalah terapi spesifik berupa kemoterapi yang terdiri dari fase induksi
remisi dan postremisi, lalu terapi suportif yang bertujuan untuk mengatasi gejala-
35
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.1186/1742-4755-10-19.5
Guyton, A. C., Hall, J. E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta:
EGC
Liwang, F., Yuswar, W. P., Wijaya, E., Sanjaya, N. P., (2020). KAPITA SELEKTA
Kemenkes RI. (2014). Buku Saku Bidan/Perawt dan Kader Kesehatan Untuk
RI.
36
Nursucahyo, E. (2021). TORCH Pada Kehamilan (pp. 1–37). Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
PPT dr. Ninuk Dwi Ariningtyas, Sp. OG, FICS. Anatomi dan Fisiologi Kehamilan.
https://www.google.com/search?
q=Modul+Askeb+Kebidanan+Kehamilan+Akademi+Kebidanan+Mitra+Husa
da&oq=Modul+Askeb+Kebidanan+Kehamilan+Akademi+Kebidanan+Mitra+
Husada&aqs=chrome..69i57.2368j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://repository.ump.ac.id/912/3/Dewi%20Yulianingtiyas%20BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7372/3/BAB%20II.pdf
Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th ed. Philadelphia
(PA): Elsevier, Inc.; 2016.
LeBien, T. W., & Tedder, T. F. (2008). B lymphocytes: how they develop and
function. Blood, 112(5), 1570–1580. https://doi.org/10.1182/blood-2008-02-
078071
The Calgary Guide (2020). PATHOPHYSIOLOGY BEHIND THE LEUKEMIAS.
https://calgaryguide.ucalgary.ca/pathophysiology-behind-the-leukemias/.
The Calgary Guide (2019). ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA.
https://calgaryguide.ucalgary.ca/acute-lymphoblastic-leukemia/
37
38