Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH LEUKIMIA

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan


Medikal Bedah I (KMB) Dosen Sodikin, M.Kep., Ns. Sp. Kep.MB

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3 :

1. MOHAMAD RAFFI HANAN (108119066)


2. NANANG RAHMATULLOH (108119074)
3. KHARISMA WIJHATUL AMALINA (108119068)
4. DIYANASARI (108119044)
5. SYIFA DINIYYATUL ALIYYAH
(108119062)
6. SARTIKA DEWI (108119070)
7. NANCY WINDI PURBOASIH (108119059)
8. WILDA FEBRIANA
(108119077)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD

AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat Dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas dari Dosen Sodikin, M.Kep., Ns. Sp. Kep.MB makalah
yang berjudul Makalah Leukimia.

Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya


makalah ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulus
tulusnya Semoga amal baik dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Amin.

Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Cilacap, 18 Seotember 2020


 
 
 
Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan....................................................................................................................3

1. Tujuan Khusus...................................................................................................3

BAB II...............................................................................................................................4

PEMBAHASAN................................................................................................................4

A. DEFINISI...............................................................................................................4

B. ETIOLOGI.............................................................................................................6

C. PATOFISIOLOGI..................................................................................................8

D. PENATALAKSANAAN.......................................................................................9

E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT LEUKIMIA.....................10

F. ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................11

BAB III............................................................................................................................19

PENUTUP.......................................................................................................................19

A. KESIMPULAN....................................................................................................19

B. SARAN................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker bukanlah suatu penyakit yang ringan. Langkah awal dalam


pengobatan penyakit kanker adalah deteksi dengan benar bahwa gejala yang
muncul pada tubuh pasien adalah benar-benar sel kanker ganas. Deteksi ini
bisa dilakukan dengan pemeriksaan biopsy, sehingga langkah pengobatan
bisa dilakukan secara cepat dan tepat. Langkah berikutnya adalah terapi
pengobatan dengan cara konvensional. Namun pada kenyataannya
pengobatan dengan cara ini sering kali kanker belum bisa diatasi secara total.
Disinilah peran tanaman obat/herbal.

Peran utama herbal adalah meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan
melokalisir sel-sel kaker sehingga sel-sel kanker tidak mudah menyebar, dan
lebih mudah diangkat, juga tidak bersifat toksik sehingga lebih aman untuk
tubuh pasien. Contohnya adalah tanaman obat dari ekstrak keladi tikus
(Typhonium Flagelliforme). Dalam penggunaannya, tanaman obat ini bisa
dipakai bersamaan dengan pengobatan konvensional (pembedahan,
kemoterapi, radioterapi dan hormonterapi) atau setelah pengobatan
konvensional selesai dilakukan. Karena obat dari ekstrak keladi tikus dapat
membantu mengurangi efek pengobatan secara konvensional.

Jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia belum diketahui secara


pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah
satu penyebab kematian. Hanya beberapa penyakit kanker yang dapat diobati
secara memuaskan, terutama jika diobati saat masih stadium dini.

1
Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh jenis kanker, stadium
kanker, keadaan umum penderita, dan usaha penderita untuk sembuh.

Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan


sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang
dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya
menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui
jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang
belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada
penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan
membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi
penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut
mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang
ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ
di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian
permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi
didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang - kadang tidak
memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut
sehingga sulit diobati.

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang


sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow).
Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi
tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan
tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen
kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses
pembekuan darah).

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,


Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah
memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal.
Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya

2
atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan
tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi
kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon
kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak
terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini
bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang
dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala
seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

B. Rumusan Masalah

Dari penyusunan makalah ini, penulis akan membahas rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Apa itu Leukemia?

2. Apa penyebab Leukemia?

3. Apa saja tanda dan gejala Leukemia?

4. Bagaimana patofisiologi Leukemia?

5. Bagaimana penatalaksanaan Leukemia?

C. Tujuan

1. Tujuan Khusus

a. Dapat mengetahui tentang apa yang dimaksud  dengan Leukimia

3
b. Dapat mengetahui penyebab Leukimia.

c. Dapat mengetahui akibat dari penyait leukemia bagi penderitanya

d. Dapat memperoleh informasi mengenai cara mengobati leukemia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi


neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi
somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukimia.

Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker


pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat.
Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara
medis sudah memasuki stadium lanjut.

Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan


proliferasi klon yang abnormal dan sel bakal mengalami transformasi
leukimia, terjadi kelainan pada diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid
dan mieloid. . Penyakit Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak
dimasa kecilnya, sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya
telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau
abnormal. Normalnya, sel darah putih memproduksi ulang bila tubuh
memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia
akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan
bereproduksi kembali.

5
Pada penyakit Leukimia sel darah putih tidak merespon tanda/signal yang
diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal)
akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan didalam darah perifer
atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan
dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya,

Penyakit leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang


sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati,
maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari.
Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu
cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1
tahun.

Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa Leukimia mempengaruhi


limfosit atau sel limfoid, maka disebut Leukimia limfosit. Sedangkan
Leukimia yang mempengaruhi sel myeloid seperti neutrofil, basofil, dan
esinofil, disebut Leukimia mielositik. Dari klasifikasi ini, maka Leukimia
dibagi menjadi empat type yaitu :

1.  Leukemia Limfositik akut (LLA)

Merupakan tipe Leukimia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit


ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau
lebih.

2. Leukimia Mielositik akut (LMA)

Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini
dahulunya disebut Leukimia nonlimfositik akut.

3. Leukimia Limfositik Kronis (LLK)

6
Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55
tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, hampir tidak ada
pada anak-anak.

4. Leukimia Mielositik Kronis (LMK)

Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak,
namun sangat sedikit.

Pada umumnya gejala klisnis dari berbagai leukemia hampir sama hanya
berbeda apakah akut atau kronik. Juga gejala hematologis lain yang
bergantung pada morfologis selnya.

Perbedaan darah normal dengan darah leukemia

7
B. ETIOLOGI

Untuk penyebab sendiri sampai saat ini masih belum diketahui. Tetapi


kebanyakan telah ditemukan beberapa faktorpenyebabnya. Antara lain:

1.    Radiasi

                   Menurut data, LMA lebih disebabkan karena serangan radiasi.


Sedang LLK sendiri jarang mendapat laporan karena faktor radiasi. Widiw,
jadi ada kemungkinan pegawai radiologi bisa memiliki kemungkinan terkena
serangan Leukemia, penderita dengan radioterapi lebih sering menderita
leukimia, Sebenarnya untuk serangan Leukemia pada anak-anak sendiri
meningkat setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Semenjak
itu, mulai banyak laporan mengenai anak-anak yang menderita Leukemia ini.

2.        Faktor Leukemogenik

                   Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya


Racun lingkungan seperti benzena, Insektisida, obat-obatan terapi kaya
kemoterapi juga akan memungkinkan terjadinya Leukemia.

3.    Virus

                   Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV


itu T-cell Leukemia Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak
normalan perkembangan sel darah putih. Biasanya sih HTLV I atau II. Virus
lainnya antara lain retrovirus atau virus leukemia feline.

4.    Herediter        

8
            Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang memiliki
Sindrom Down lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak.
Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali lebih rentan dibanding yang normal. 

A. TANDA DAN GEJALA

1.      Anemia.

Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah
merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya
penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen
dalam tubuh).

2.      Perdarahan.

Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena
didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan
dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).

3.      Terserang Infeksi.

Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama
melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang
diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi
semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri,
bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar
cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.

9
4.      Nyeri Tulang dan Persendian.

Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow)
mendesak padat oleh sel darah putih.

5.      Nyeri Perut.

Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel
leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang
menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri.
Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.

6.      Pembengkakan Kelenjar Lympa.

Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa,


baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa
bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan
menyebabkan pembengkakan.

Kesulitan Bernafas (Dyspnea).

Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada,


apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

10
C. PATOFISIOLOGI

Poliferasi Sel Kanker

Sel Kanker bersaing dengan sel normal


untuk mendapatkan nutrisi

11
Sel normal digantikan dengan sel kanker

Infiltrasi Infiltrasi SSP Depresi sum-sum tulang Metabolisme


ekstra
medular

Meningitis Eritrosit Sel


Leukimia menurun kekurangan
Pembesaran, makanann
limfe, liver,
nodus limfe,
tulang

Leukosit
Menuru
Anemi Peningkatan tekanan
jaringan

Nyeri Tulang Faktor


tulang dan mengecil dan Infeksi
peembekuan
persendian lemah menurun

12
Demam

Fraktur
patologis
Pendarahan

Trombositopenia

D. PENATALAKSANAAN

1. Transfusi darah, biasa nya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan
tranfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan

13
heparin.

2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya).


Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.

3. Sitostatika. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi berasama-


sama dengan predison. Pada pemberian obat ini sering ditemukan efek
samping berupa alopesia (botak), stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder
atau kandidiasis.

4. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang suci
hama).

5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai


remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105 – 106).

E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT LEUKIMIA

Pencegahan Leukimia (Kanker Darah)

1. Olahraga yang teratur

Olahraga yang teratur akan membuat tubuh kita menjadi sehat. Sehat
berarti bebas dari penyakit kanker. Menurut American cancer society (ACS),
olahraga teratur terbukti mampu mengurangi risiko kanker. ACS
merekomendasikan minimal 30 menit perhari untuk berolahraga, bisa
dilakukan minimal 5 hari perminggu. Ada banyak yang bisa kita lakukan
untuk berolahraga seperti jalan cepat, jogging, latihan kekuatan atau
berenang. Olahraga adalah cara alami mencegah kanker.

14
2.    Diet

Penelitian juga mengatakan bahwa diet yang sehat juga dapat membantu
mencegah perkembangan kanker, termasuk kanker darah. Diet ini bisa
dilakukan dengan cara memperbanyak mengkonsumsi makanan seperti biji-
bijian, buah-buahan, sayuran serta meminimalkan konsumsi lemak. Hindari
juga makanan siap saji, karena ini juga berbahaya.

3.    Menghindari rokok dan alcohol

Selain olahraga dan diet, rokok juga harus dihindari,baik yang perokok
aktif maupum pasif. Rokok merupakan penyebab sebagian kanker yang
terjadi. Rokok selain dapat menyebabkan kanker darah juga dapat
menyebabkan kanker paru dan kanker leher rahim. Selain rokok, alcohol juga
harus dihindari karena alcohol sama berbahayanya dengan rokok.

4.    Deteksi dini

Untuk mencegah kanker darah juga bisa dilakukan dengan deteksi dini.
Hal ini bisa dilakukan sehingga bisa mencegah kanker lebih cepat.

5.    Konsumsi obat herbal

Selain cara-cara diatas, juga bisa untuk mencegah kanker darah dengan
mengkonsumsi obat herbal.

Pengobatan Leukimia

Pengobatan Leukemia sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1.    Kemoterapi dengan obat

15
Penggunaan ini bersifat menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker
patologis yang menyerang akan tubuh. Nah kalau tadi penggunaan
kemoterapi dapat mengakibatkan kanker baru memang benar. Biasanya
penggunaan obat ini ditambahkan dengan obat penghambat munculnya
penyakit baru. Biasanya obat yang digunakan adalah hydrea / hydroksiurea,
mercapto purinetol dan myleran. Rosy Periwinkle di hutan madagaskar sering
juga digunakan untuk penyembuhan Leukemia ini. Sayangnya tumbuhan ini
terancam punah.

2.    Transplantasi Sumsung tulang belakang

Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau


saudara dekat. Keuntungannya adalah sisem imun tidak akan aktif untuk
membunuh sel hasil transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan
berfungsi dalam waktu yang sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik
dalam waktu yang singkat.

3.    Radioterapi

Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

4.    Terapi terfokus

Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.

5.    Terapi biologis

Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-


sel kanker.

16
F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d inadekuat pertahanan sekunder atau


penurunan respon kekebalan.

b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrient ke sel.

c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan metabolisem,


suplai O2 ke jaringan terganggu.

e. Cemas berhubungan dengan ancaman, kematian dan perubahan status


kesehatan, krisis situasional.

f. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik b.d kompleksitas


program pengobatan.

1) DIAGNOSA 1

Resiko tinggi terhadap infeksi b/d inadekuat pertahanan sekunder atau


penurunan respon kekebalan.

17
Tujuan :

 Terbebas dari tanda dan gejala infeksi

 Menunjukkan higiene pribadi yang adekuat

 Mengindikasikan status gastrointestinal, pernafasan, dan


imundalam batas normal

 Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi

 Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur


pernafasan dan pemantauan

Intervensi :

a. Istirahatkan klien pada ruangan khusus/ isolasi

Rasional : dengan mengistirahatkan pada ruangan isolasi dapat


menghindari terkontaminasi dengan klien sehingga infeksi dapat
dicegah.

b. Anjurkan klien atau orang tua untuk memelihara kebersihan diridan


lingkungan klien

Rasional : dengan memelihara kebersihan diri dan lingkungan dapat


menghambat perkembang biakan kuman.

c. Laporkan segera adanya tanda-tanda infeksi

18
Rasional : hindari keterlambatan pengobatan.

d. Tindakan kepatuhan terhadap therapi AB

Rasional : untuk mencegah dan pengobatan infeksi.

2) DIAGNOSA 2

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrient ke sel.

Tujuan : Perfusi jaringan dengan komponen seluler dapat teratasi

Intervensi :

a. Awasi TTV , kaji pengisian kapiler.

Rasional : memberikan informasi dengan derajat/


keadekuatanperfusi jaringan dan membantumenetukan kebutuhan
intervensi

b. Tinggikan kepala sesuai toleransi

Rasional : meningkatkan espansi paru dan memaksimalkan


oksigennasi untuk kebutuhan seluler

c. Kaji untuk respon melambat, mudah terangsang

19
Rasional : Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena
hipoksia.

d. awasi upaya pernapasan, auskultasi bunyi nafas.

Rasional : dispneu karena regangan jantung lama/peningkatan


kompensasi curah jantung

3) DIAGNOSA 3

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

Intervensi :

a. Observasi dan catat masukan makanan klien

Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan


konsumsimakanan.

b. Timbang berat badan setiap hari.

Rasional : mengawasi penurunan berat badan.

c. Berikan makanan sedikit tapi sering.

20
Rasional : makanan sedikit dapat meningkatkan pemasukan
dengan mencegah distensi lambung.

d. Berikan penyuluhan pada orang tua klien pentingnya nutrisi


yangadekuat.

Rasional : menambah pengetahuan klien dan orang tua tentang


pentingnya makanan bagi tubuh dalam membantu proses
penyembuhan.

e. Tingkatkan masukan cairan diatas kebutuhan minuman

Rasional : guna mengkompensasi tambahan kebutuhan cairan.

f. Dorong anak untuk minum.

Rasional : meningkatkan kepatuhan.

g. Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi

Rasional : menghindari keterlambatan therapi rehidrasi.

h. Tekankan pentingnya menghindari panas yang berlebihan.

Rasional : menghindari penyebab kehilangan cairan.

4) DIAGNOSA 4

21
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan metabolisem,
suplai O2 ke

jaringan terganggu.

Tujuan : Kebutuhan aktivitas klien terpenuhi

Intervensi :

a. Kaji respon individu

Rasional : menentukan derajat ( berlanjutnya/perbaikan dari efek


ketidakmmapuan)

b. Meningkatkan aktivitas klien secara bertahap

Rasional : meningkatkan rasa membaik/meningkatkan kesehatan

c. Rencana periode istirahat adekuat

Rasional : mencegah kelelahan berlebih dan menyimpan energy


untuk penyembuhan

5) DIAGNOSA 5

Cemas berhubungan dengan ancaman, kematian dan perubahan status


kesehatan, krisis situasional

22
Tujuan : Diharapkan klien dan keluarga tidak cemas

Intervensi :

a. Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.

Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan empati terhadap


perawatan dan pengobatan.

c. Berikan support mental .

Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri dan semangat untuk


pengobatan

d. Anjurkan klien dan keluarga untuk berdoa.

Rasional : agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada


tuhan YME

6) DIAGNOSA 6

Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik b.d kompleksitas


program pengobatan.

23
Batasan Karakteristik :

Subjektif:

a. Pengungkapan secara verbal keinginan untuk mengelola


pengobatan penyakit untuk mencegah gejala sisa.

b. Pengungkapan secara verbal kesulitan pengaturan atau integrasi dari


salahsatu atau lebih efek atau pencegahan komplikasi.

c. Pengungkapan secara verbal bahwa keluarga tidak dapat bertindak


untuk mengurangi factor resiko dan gejala sisa

Objektif:

a. Percepatan gejala-gejala penyakit dari anggota keluarga.

b. Aktivitas keluarga yang tidak tepat dalam mencapai tujuan


programpengobatan untuk pencegahan

c. Kurangnya perhatian terhadap penyakit atau gejala sisa

Tujuan/Kriteria Hasil Keluarga akan:

a. Menunjukkan keinginan untuk mengelola regimen atau program


terapeutik.

b. Mengidentifikasi factor-faktor pengganggu program terapeutik.

24
c. Mengatur kegiatan yang biasa dibutuhkan ke dalam program
pengobatananggota keluarga, misalnya diet, aktivitas sekolah.

d. Mengalami penurunan gejala sakit diantara anggota keluarga.

Intervensi:

a. Kaji status koping dan proses keluarga saat ini.

b. Kaji tingkat pemahaman anggota keluarga pada penyakit,


komplikasi, dan penanganan yang disarankan.

c. Kaji kesiapan anggota keluarga untuk mempelajarinya.

d. Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam


perawatan pasien.

e. Tentukan sumber pemberi perawatan utama secara fisik, emosional,


dan pen didikan.

f. Tentukan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga, dengan cara


yangsesuai dengan usia dan penyakit.

Pendidikan untuk pasien dan keluarga:

a. Berikan keterampilan yang dibutuhkan untuk terapi pasien kepada


pemberi perawatan.

b. Ajarkan strategi untuk mempertahankan/memperbaiki kesehatan


pasien.

25
c. Memudahkan pemahaman keluarga dalam aspek penyakit secara
medis.

d. Bantu pemberi perawatan utama untuk mendapatka persediaan


perawatan yang dibutuhkan.

26
- CONTOH PENGIDAP LEUKEMIA :

27
28
29
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan


olehsel darah putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada.
Leukemiaakut pada anak adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel
darah putiholeh sumsum tulang anak maupun gangguan pematangan sel-
sel tersebutselanjutnya. Gangguan ini sekitar 25-30% jumlahnya dari
seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak. Leukemia terdiri dari dua
tipe besar, yakni acute lymphoblastic leukemia Dan acute myeloid leukemia.
Jumlah penderita acute lymphoblastic leukemia umumnya lebih banyak
dibandingkan jenis acute myeloid leukemia. Penyebab utama penyakit
kelainan darah ini sampai sekarang belumdiketahui secara pasti, dan masih
terus diteliti. Namun, faktor genetik berperancukup penting pada beberapa
penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain, adahubungannya dengan faktor
keturunan, selain tentunya banyak faktor penyebablain yang bervariasi sesuai
kasus per kasus dan jenis subtipe yang didapat.

Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk


menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang
normal.Terapi yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat
melalui infus),obat-obatan, ataupun terapi radiasi. Untuk kasus-kasus
tertentu, dapat jugadilakukan transplantasi sumsum tulang
belakang.Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung
waktupenemuan pertama penyakit si penderita. Apakah dalam stadium awal
atau sudahlanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi yang
dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun

30
kemungkinan penyebab yangbisa diperkirakan.

B. SARAN

Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik


untuk pasien leukemia agar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.

31
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, R. (1998). Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Percetakan Informedika.

Hasan, R. (1997). Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta : Percetakan Informedika.

Ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit. (ed 2). Jakarta : EGC.

Saripudin. Yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (Ed. 2nd). Jakarta :
CV. Sagung

Seto.

Hidayat, alimul azis. (2006). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba
Medika

https://www.academia.edu/11538784/Makalah_Leukemia

http://suryadun.blogspot.com/2013/09/makalah-leukimia.html

32

Anda mungkin juga menyukai